Anda di halaman 1dari 13

BAB III

PEMBAHASAN

Skenario

Bintang mahasiswa co ass bagian prostodonsia, mengerjakan kasus GTSL

resin akrilik pada rahang atas dan bawah. Dari analisis model studi gigi yang

tinggal 15 13 12 11 21 22 23 24 25 37 34 32 31 41 42 43 44 45 46 dan gigi 15 &

37 mring ke mesial 6 derajat, gigi 46 miring ke lingual 5 derajat, tinggi linggar

sisa normal. Bintang diintruksikan pembimbing untuk melakukan pencetakan

akhir dan melakukan survey model untuk mendapatkan desain gigi tiruan yang

baik. Bintang menjelaskan kepada pasien tahapan kerja selanjutnya untuk

pembuatan gigi tiruan sampai bisa dipakai pasien dengan melakukan beberapa

pemeriksaan agar pasien nyaman memakai gigi tiruan. Pada saat yang bersamaan

Bintang juga mengerjakan pasien laki-laki usia 43 tahun dengan keluhan gigi

tiruan sebagian rahang atas longgar, pemeriksaan intra oral adaptasi basis dengan

mukosa kurang, oklusi dan estetis baik.

3.1 Terminologi

1. Survey Model : Prosedur membatasi kontur dan posisi gigi penyangga serta

jaringan yang berhubungan sebelum merancang gigi tiruan.

3.2 Skema Kasus

Pasien dari Bagian

Pemeriksaan :
1.Anamnesa
2.Objektif

1
Diagnosa

Rencana Perawatan Prognosa

RP RP Akhir : Mencetak
Awal Pembuatan GTSL Anatomis : Model
Berbasis Akrilik Studi
Membuat sendok
cetak fisiologis
Insersi

Membentuk tepi
Acc Polis sendok

Mencetak fisiologis
Processing Akhir

3.3 Analisis Masalah

3.3.1 Pemeriksaan yang dilakukan oleh drg terhadap kasus

PASIEN ke-I

a. Pemeriksaan Subjektif, meliputi

1. Data Rutin Pasien

− Nama :-

− Alamat dan No.Telp :-

− Umur :-

− Jenis Kelamin :-

b. Pemeriksaan Objektif, terdiri dari

2
1.Pemeriksaan Intraoral

18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28

48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38

− Gigi yang tinggal adalah gigi 15, 13, 12, 11, 21, 22, 23, 24,
25, 37, 34, 32, 31, 41, 42, 43, 44, 45, 46

− Gigi 15 & 37 miring ke mesial 6 derajat

− Gigi 46 miring ke lingual 5 derajat

− Tinggi linggar sisa normal


2. Pemeriksaan Ekstraoral : -

Keterangan :

Rahang atas:

1. Klas I modifikasi I Kennedy

Rahang bawah:

1. Klas II modifikasi II Kennedy

3.4 Kunjungan Tahap Pembuatan GTSL

3.4.1 Kunjungan Pertama

1. Anamnesa

2. Membuat Studi Model

3
a.Alat : Sendok cetak stock tray

b.Bahan Cetak : Hyidrokoloid Irreversible

c.Metode Mencetak : Mucostatik

d.Perluasan Basis : RA → Menutupi Hamular Notch

RB → 2/3 dan atas tepi retromolar pad

RA : Penekanan dari posterior ke anterior

RB : Waktu mencetak pasien dianjurkan mengangkat dan menjulurkan

lidah ke depan

Posisi operator : RB : di kanan depan pasien

Posisi pasien : RB : pasien duduk tegak dan bidang oklusal sejajar lantai

posisi mulut setinggi siku operator.

d.Cara mencetak

Mula-mula dibuat adonan sesuai dengan perbandingan P/W yaitu 3:1,

setelah dicapai konsistensi yang tepat dimasukkan ke dalam sendok cetak

dengan merata, kemudian dimasukkan ke dalam mulut pasien dan tekan

posisi ke atas atau ke bawah sesuai dengan rahang yang dicetak. Di

samping itu dilakukan muscle trimming agar bahan cetak mencapai lipatan

mukosa. Posisi dipertahankan sampai setting, kemudian sendok

dikeluarkan dari mulut dan dibersihkan dari saliva. Hasil cetakan diisi

dengan stone gips dan di-boxing.

Setelah didapatkan model study maka dilanjutkan tahap labor dimana

nanti akan didapatkan sendok cetak fisiologis.

4
3.4.2 Kunjungan Kedua

1. Membuat work model

a.Alat : sendok cetak custom tray

b.Bahan cetak : Hydrokoloid irreversible/ alginate(daerah bergigi) dengan

teknik single impression untuk RA

Alginate dan Mediumbody(daerah edentolus) dengan teknik double

impression untuk RB

d.Cara mencetak

Rahang Atas :

Bahan cetak diaduk, setelah mencapai konsistensi tertentu dimasukkan ke

dalam sendok cetak. Posisi operator di samping kanan belakang.

Masukkan sendok cetak dan bahan cetak ke dalam mulut, sehingga garis

tengah sendok cetak berimpit dengan garis median wajah. Setelah

posisinya benar sendok cetak ditekan ke atas. Sebelumnya bibir dan pipi

penderita diangkat dengan jari telunjuk kiri, sedang jari manis, tengah dan

kelingking turut menekan sendok dari posterior ke anterior. Pasien disuruh

mengucapkan huruf U dan dibantu dengan trimming.

Rahang Bawah :

Bahan cetak diaduk, setelah mencapai konsistensi tertentu dimasukkan ke

dalam sendok cetak. Pasien dianjurkan untuk membuang air ludah. Posisi

operator di samping kanan depan. Masukkan sendok cetak dan bahan

cetak ke dalam mulut, kemudian sendok ditekan ke processus alveolaris.

Pasien diinstruksikan untuk menjulur lidah dan mengucapkan huruf U.

5
dilakukan muscle trimming supaya bahan mencapai lipatan mucobuccal.

Posisi dipertahankan sampai setting.

3. Pembuatan cangkolan yang akan digunakan untuk retensi gigi

tiruan dengan melakukan survey model di labor dengan terlebih

dahulu pada gigi yang akan dipakai sebagai tempat cangkolan

berada nantinya.

4. Pembuatan basis gigi tiruan dengan menggunakan malam merah

yang dibuat sesuai dengan desain gigi tiruan.

5. Proses flasking, wax elimination, packing, processing deflasking,

finishing, polishing.

3.4.3.Kunjungan Ketiga

1. Try – in basis gigi tiruan akrilik dengan cangkolannya.

2. Pembuatan gigitan kerja yang digunakan untuk menetapkan

hubungan yang tepat dari model RA dan RB sebelum dipasang di

articulator dengan cara : pada basis gigi tiruan yang telah kita buat

tadi ditambahkan dua lapis malam merah dimana ukurannya kita

sesuaikan dengan lengkung gigi pasien. Malam merah dilunakkan

kemudian pasien diminta mengigit malam tersebut.

3. Pemasangan model RA dan RB pada articulator dengan

memperhatikan relasi gigitan kerja yang telah kita dapatkan tadi.

4. Penyusunan gigi tiruan dimana pada kasus ini akan dipasang gigi

posterior maka perlu diperhatikan bentuk dan ukuran gigi yang

6
akan dipasang. Posisi gigi ditentukan oleh kebutuhan untuk

mendapatkan oklusi yang memuaskan dengan gigi asli atau gigi

tiruan antagonis untuk mendapatkan derajat oklusi yang seimbang.

Malam dibentuk sesuai dengan kontur alami prosesus alveolar dan

tepi gingival.

5. Proses flasking

- Pada tahap flasking :


 Rubber bowl dan spatel
 Sepasang kuvet
 Pisau gips

, wax elimination, packing, processing deflasking, finishing,

polishing.

3.4.4. Kunjungan Keempat

Dilakukan insersi yaitu pemasangan GTSL dalam mulut pasien. Hal-hal yang

perlu diperhatikan antara lain :

1. Part of insertion and part of removement

Hambatan pada permukaan gigi atau jaringan yang dijumpai pada

saat pemasangan dan pengeluaran gigi tiruan.

2. Retensi

Yaitu kemampuan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan untuk melawan

gaya pemindah yang cenderung memindahkan gigi tiruan ke arah

oklusal. Retensi untuk gigi tiruan ujung bebas bisa didapatkan

dengan cara :

7
a.Retensi fisiologis, diperoleh dari relasi yang erat antara basis gigi

tiruan dengan membarana mukosa di bawahnya.

b.Retensi mekanik, diperoleh dari bagian gigi tiruan yang

bergesekan dengan struktur anatomi.

3. Stabilisasi

Yaitu perlawanan atau ketahanan GTSL terhadap gaya yang

menyebabkan perpindahan tempat/gaya horizontal. Pemeriksaan

stabilisasi gigi tiruan dengan cara menekan bagian depan dan

belakang gigi tiruan secara bergantian. Gigi tiruan tidak boleh

menunjukkan pergeseran pada saat tes ini.

4. Oklusi

Yaitu pemeriksaan aspek oklusi pada saat posisi sentrik, lateral,

dan anteroposterior. Caranya dengan memakai kertas artikulasi

yang diletakkan di bawah gigi atas dan bawah, kemudian pasien

diminta melakukan gerakan mengunyah. Setelah itu kertas

artikulasi pasien diminta melakukan gerakan mengunyah. Setelah

itu kertas artikulasi diangkat dan dilakukan pemeriksaan oklusal

gigi.

3.4.5. Kunjungan Kelima

Kontrol dilakukan untuk memperbaiki kesalahan yang mungkin terjadi. Tindakan

yang perlu dilakukan :

8
1. Pemeriksaan subjektif

Pasien ditanya apa ada keluhan rasa sakit atau rasa mengganjal saat

pemakaian gigi tiruan tersebut.

2. Pemeriksaan objektif

a. Melihat keadaan mulut dan jaringan mulut

b. Melihat keadaan GTSL baik pada plat dasar gigi tiruannya

maupun pada mukosa di bawahnya.

c. Melihat posisi cangkolan.

d. Melihat keadaan gigi abutment dan jaringan pendukungnya.

e. Memperhatikan oklusi, retensi, dan stabilisasi gigi tiruan.

3.5 Instruksi yang harus disampaikan kepada pasien

1. Mengenai cara pemakaian gigi tiruan tersebut, pasien diminta memakai

gigi tiruan tersebut terus menerus selama beberapa waktu agar pasien

terbiasa.

2. Kebersihan gigi tiruan dan rongga mulut harus selalu dijaga. Sebelum

dipakai sebaiknya gigi tiruan disikat sampai bersih.

3. Pada malam hari atau bila tidak digunakan, protesa dilepas dan direndam

dalam air dingin yang bersih agar gigi tiruan tersebut tidak berubah

ukurannya.

4.Jangan dipakai untuk makan makanan yang keras dan lengket.

9
5.Apabila timbul rasa sakit setelah pemasangan pasien harap segera kontrol.

6.Kontrol seminggu berikutnya setelah insersi.

PASIEN ke-II

3.6 Analisis Masalah

Pemeriksaan yang dilakukan oleh drg terhadap kasus

a.Pemeriksaan Subjektif, meliputi

1. Data Rutin Pasien

− Nama :-

− Alamat dan No.Telp :-

− Umur : 43 tahun

− Jenis Kelamin : Laki-laki

− Pekerjaan :-

2. Riwayat Kesehatan

− Keluhan tambahan : keluhan gigi tiruan sebagian rahang

atas longgar

b. Pemeriksaan Objektif, terdiri dari

1. Pemeriksaan Intraoral

Pemeriksaan intraoral adapatasi basis dengan mukosa kurang, oklusi

dan estetis baik.

2. Pemeriksaan Ekstraoral : -

10
c. Pemeriksaan Penunjang : -

3.7 Teknik yang Dilakukan Berdasarkan Kasus

Berdasarkan kasus dengan keluhan gigi tiruan sebagian rahang atas longgar

didapatkan Relining, untuk mengisi ruangan yang ada antara basis gigi tiruan

dengan permukaan jaringan yang telah berubah.

Pada proses relining menurut Kema, D (1969) Rudd,K (1981:403-411), Austin K


(1957:195) dan Gunadi (1994) menggunakan:

1. Alat–alat:
- spatula
- bowl
- articulator
- bur
- handpiece / lathe – mounted akrilik bur,
- fissure bur
- kuas
- pressure container.

2. Bahan–bahan:
- jelly petroleum
- zinc oxide eugenol pasta
- heat curing acrylic
- tissue conditioning
- hydocal
- pumice.

3.8 Prosedur Relining


Akan lebih baik jika prosedur relining dilakukan secara
konvensional/biasa/sederhana di lab :

11
1. Batas tepi gigi tiruan lama dikasarkan dengan trimmer
2. Semua undercut yang menggangu harus sudah dibuang, dan permukaan basis
gigi tiruan yang dipoles dilapisi dengan jelly petroleum untuk memudahkan
pembuangan kelebihan bahan cetak dan gunakan partial denture sebagai sendok
cetak, campurkan zinc oxide dan eugenol impression pasta sesuai dengan petunjuk
pabrik.
3. Taruhlah campuran bahan diatas permukaan jaringan basis partial denture yang
telah dikeringkan lalu masukan ke dalam mulut pasien, kerangka dipegang kuat
dengan menekan pada masing–masing rest sampai bahan cetak mengeras dan
usahakan pasien tidak boleh beroklusi dan bahan cetak berlebihan dibuang,
kemudian partial denture dikeluarkan dari mulut, protesa dirapikan/dibentuk
dengan scapel tajam seperti pada gambar 1 berikut:

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

4.2. Saran

12
Dalam merenncanakan perawatan pada GTSL harus dipersiapkan per-

elemen komponen dengan baik sesuai dengan indikasi,agar tidak terjadi kerugian

baik dari pasien maupun dokter.

13

Anda mungkin juga menyukai