A. TUJUAN
Setelah melakukan Clinical skil lab ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Melakukan persiapan alat dan bahan sebelum tindakan pencetakan gigi
2. Memilih dan mencobakan sendok cetak ke dalam mulut
3. Memberikan instruksi kepada pasien sebelum pencetakan
4. Melakukan pengadukan bahan cetak alginat dengan baik
5. Memasukkan sendok cetak yang terisi bahan cetak ke dalam mulut pasien
6. Mengeluarkan sendok cetak yang terisi bahan cetak dari dalam mulut pasien
7. Menganalisa hasil cetakan yang baik dan dapat menjelaskan sebab jika terjadi
kegagalan dalam pencetakan
B. PENDAHULUAN
Mencetak rahang merupakan suatu prosedur rutin yang dilakukan diawal proses
pembuatan gigitiruan, tujuan untuk mendapatkan model negatif dari seluruh
pendukung gigitiruan, dan setelah dicor menggunakan dental stone akan didapatkan
bentuk positif dari rahang yang lazim disebut model rahang. Cetakan rahang nantinya
akan digunakan oleh dokter gigi untuk menganalisa dan merencanakan perawatan
gigitiruan.
Hasil cetakan rahang harus memberikan kekokohan, kemantapan, dan dukungan pada
gigitiruan, oleh karena itu rahang harus dicetak seakurat mungkin sehingga
didapatkan kestabilan landasan gigitiruan dapat mempertahankan kesehatan jaringan
pendukungnya.
Jenis-jenis cetakan pada pembuatan gigitiruan adalah :
1. Cetakan awal atau cetakan anatomis
Hasil cetakan yang lazim disebut studi model atau model diagnostik, dimana
seorang dokter dapat mempelajari, menganalisa jenis atau desain gigitiruan yang
sesuai serta membuat sendok cetak individuil
2. Cetakan akhir atau cetakan fisiologis
Hasil cetakan ini lazim disebut model kerja, dimana dokter gigi atau teknisi gigi
membuat gigitiruan diatasnya.
SENDOK CETAK
Sendok cetak digunakan sebagai wadah penempatan bahan yang digunakan agar
cetakan dapat berkontak rapat dengan jaringan mulut yang diinginkan. Sendok cetak
yang digunakan adalah wadah yang kaku untuk membawa bahan cetak ke dalam
mulut, menahannya pada posisinya selama waktu pengerasan dan menyokong bahan
cetak saat dikeluarkan dari mulut dan waktu pengisian model. Fungsi Sendok cetak
Sebagai Alat pembawa bahan cetak ke dalam mulut sehingga distribusi bahan cetak
dengan ketebalan yang sama ke seluruh permukaan jaringan pendukung. Untuk
menghasilkan cetakan yang memuas-kan dan mencegah bervariasinya penyebaran
tekanan maka diperlukan ketebalan yang merata dari bahan cetak yang menutupi
seluruh permukaan fitting, dan sayap sendok cetak harus sampai pada posisi
fungsional sulkus dan frenulum dan tidak menyebabkannya berpindah.
Ukuran
Pemilihan ukuran yang digunakan harus berdasarkan pemilihan sendok yang memberi
ruang yang sedapat mungkin merata terhadap jaringan yang akan dicetak dan yang
menutupi daerah jaringan yang diperlukan seluas mungkin. Bila ragu memilih sendok
yang sesuai, maka paling sering dianjurkan hasil yang terbaik dapat diperoleh dengan
memilih sendok yang sedikit oversize daripada yang undersize. sendok memiliki
sayap yang kependekan daripada yang diperlukan dapat memberi dukungan pada
bahan cetak pada kondisi klinik yang ada atausendok terlalu besar dan menyebabkan
distorsi pada pipi dan bibir, sehingga menyebabkan perubahan bentuk sulkus
fungsional.
Gambar 1 : Stock tray dari logam Gambar 2 : Stock tray dari plastik
Klasifikasi bahan cetak digunakan pada bidang kedokteran gigi antara lain :
1. Bahan yang kaku.
a. Plaster of paris.
b. Paste oxide metalic.
2. Bahan termoplastik
a. Modelling plastik.
b. Resin
3. Bahan cetak elastik
a. Reversible hidrokoloid
b. Irreversible hidrokoloid
4. Bahan cetak mercaptan rubber-based
a. Bahan cetak silikon
b. Polyeter.
D. PROSEDUR KERJA
Pencetakan Rahang Atas
1. Dengan menggunakan spatula, isi sendok cetak dengan bahan cetak. Caranya spatula yang terisi
bahan cetak digeserkan pada tepi sayap bukal, labial dan posterior sendok cetak.
2. Dengan mengunakan jari telunjuk yang telah dibasahi, permukaan bahan cetak pada sendok cetak
dirapikan dan dihaluskan.
3. Bila perlu ambil sedikit bahan cetak yang telah diaduk dengan telunjuk, kemudian isi daerah
undercut rahang (umumnya di daerah tuber maksilaris) atau pada daerah palatum yang dalam.
4. Dengan menggunakan mirror mulut penderita dibuka keluar, sendok bagian kiri
dimasukkan terlebih dahulu sambil diputar ke arah sisi kanan.
5. Sendok cetak dimasukkan seluruhnyasehingga tepi posterior cendok cetak menutupi
tuber maksilaris. Perhatikan garis tengah pegangan sendok harus berimpit dengan
midline wajah.
6. Angkat bibir atas penderita, kemudian tekan sendok cetak dengan menggunakan jari telunjuk dan
jari manis tangan kanan mulai dari arah posterior lalu mengarah ke anterior sehingga seluruh bagian
rahang tertutup oleh sendok cetak.
8. Sendok cetak kemudian difiksasi dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah
tangan kanan operator. Fiksasi dilakukan selama kira-kira 2-3 menit.
9. Periksa cetakan apakah cetakan sudah memenuhi persyaratan sebagai cetakan yang
baik
Pencetakan Rahang Bawah
Prosedur ke 1 hingga ke 2 sama dengan pencetakan pada rahang atas
3. Masukkan sendok cetak dengan cara membuka mulutpenderita menggunakan jari telunjuk
kiri. Titik tengah sayap bukal kiri sendok cetak merupakan titik tumpu untuk menggeser
sudut mulut kiri penderita dan memutar sendok cetak sehingga sisi kanan
posterior sendok cetak masuk dalam mulut.
4. Masukkan sendok cetak hingga bagian posterior menutupi retromolar pad dan garis tengah
pegangan sendok cetak berimpit dengan garis tengah rahang bawah
5. Bibir bawah penderita ditarik ke depan dan ke bawah dengan menggunakan jari telunjuk dan ibu
jari tangan kiri operator, kemudian dengan jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan operator
sendok cetak ditekanmulai dari arah posterior kiri ke anterior dan berakhir diposterior
rahang bawah kanan.
E. METODE PEMBELAJARAN
Metode yang digunakan adalah Clinical Skills Laboratory. Kelompok CSL terdiri atas
8 kelompok yang terdiri dari 10-12 mahasiswa yang bertindak sebagai dokter, asisten
dan pasien secara bergantian. Tiap kelompok akan dibimbing oleh 1 (satu) orang
instruktur. Instruktur bertugas melakukan ceklist prosedur CSL yang dilakukan oleh
dokter dan pada akhir prosedur CSL, instruktur akan memberikan feedback kepada
mahasiswa
DAFTAR CHECKLIST
Skor
No Aspek Penilaian
0 1 2
A Persiapan
Alat & Bahan
1 Mempersiapkan semua alat yang dibutuhkan
a. Diagnostik (kaca mulut)
b. Sendok cetak
c. Rubber bowl
d. Spatel
e. Celemek
2 Mempersiapkan semua bahan yang dibutuhkan
a. Alginat
b. Air
3 Mempersiapkan Pasien
- Dudukkan pasien di dental unit
B Prosedur
Tiap kelompok terdiri dari 3 orang yang akan bertindak sebagai
Dokter, perawat dan pasien
Dokter menggunakan jas kerja dan menggunakan masker
4
(surgical mask)
Dokter menyapa pasien (menyebut nama pasien) dan
5
mempersilahkan pasien duduk di kursi unit
6 Dokter menggunakan sarung tangan (gloved hand)
Dokter memberikan penjelasan kepada pasien tentang prosedur
7
mencetak
8 Dokter mengatur posisi pasien
9 Dokter melakukan pemilihan sendok cetak dan mencobakan
10 Dokter memasukkan sendok cetak yang terisi bahan cetak
11 Dokter memeriksa dengan menggunakan kaca mulut
Dokter mengeluarkan sendok cetak berisi bahan cetak yang telah
12
mengeras
13 Dokter membersihkan dibawah air mengalir
Keterangan :
Jumlah Skor
Nilai = x 100% =
( 32 ) Jumlah Skor Total
Komentar/feedback :
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
Makassar, 2016
Instruktur Mahasiswa
(......................................................) (......................................................)
NIM.
PROSEDUR LAB
TUJUAN
PENDAHULUAN
Sendok cetak individuil atau special tray merupakan sendok cetak yang khas atau dibuat
hanya untuk perseorangan dan tdk digunakan untuk orang lain, sendok cetak ini dibuat
dengan tujuan sebagai alat yang digunakan untuk membawa bahan cetak ke mulut pasien
dengan desain tertentu sehingga dapat mencetak bagian yang diinginkan dengan detai.
Sendok cetak ini digunakan pada pencetakan fungsional sehingga detail-detail bagian
anatomis mulut saat berfungsi dapat direkam dengan cara mengurangi memberikan
compound pada tepi sendok cetak yang sebelumnya telah dikurangi sekitar 2 mm dari
dasar vestibulum.
Sendok cetak individuil ini dapat terbuat dari shellac ataupun yang paling dianjurkan
adalah yang terbuat dari akrilik.
ALAT BAHAN
PROSEDUR KERJA
NAMA :
NIM :
HARI/TANGGAL :
TOTAL
Skoring
1 = Sangat kurang
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat baik
Makassar, 2016
Instruktur
( )
A. TUJUAN
Setelah melakukan clinical skill lab mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menempatkan bahan kompond pada sendok cetak individuil
2. Memasukkan sendok cetak yang telah diberi bahan cetak kompound
3. Melakukan musle trimming setiap regionya
4. Mengeluarkan sendok cetak dari dalam mulut
5. Menganalisa hasil cetakan yang dihasilkan
B. PENDAHULUAN
Border molding adalah suatu cara pencetakan untuk mendapatkan gambaran rongga
mulut dalam keadaan fisiologis, pada pencetakan ini ingin didapatkan gambaran
aktivitas otot-otot yang terlibat pada saat fisiologis sehingga nantinya gigitiruan yang
didapatkan lebih adaptif terhadap jaringan lunak rongga mulut.
Pencetakan fisiologis ini menggunakan sendok cetak individuil yang diperoleh dari
pencetakan anatomis, tepi sendok cetak individuil harus memiliki jarak atau space
dengan dasar vestibulum kira-kira 2 mmn yang nantinya akan ditempati bahan cetak.
C. ALAT BAHAN
1. Diagnostik set (kaca mulut 2, nier beken 1, tempat kapas kecil 1, tampon)
2. Handuk kecil putih, celemek (clispasuble)
3. Sarung tangan
4. Masker
5. Sendok individuil
Fakultas Kedoteran Gigi Universitas Hasanuddin Page 12
Modul Penuntun Clinical Skill Lab
Blok Stomatognatik 2 Semester Awal 2018-2019
6. Green stik
7. Vaselin
8. Gunting
9. Pensil anilin
10. Pisau malam
11. Bahan cetak elastomer
12. Glass plate
13. Semen spatel
D. PROSEDUR KERJA
1. Tiap kelompok terdiri dari 3 orang yang akan bertindak sebagai Dokter, asisten
dan pasien
2. Dokter menggunakan jas kerja dan menggunakan masker (surgical mask)
3. Dokter menyapa pasien (menyebut nama pasien) dan mempersilahkan pasien
duduk di kursi unit
C. Tepi sayap bukal di sebelah posterior palatal (Post Dam) dibentuk dengan
1. Temper Green stick, kemudian panaskan dengan lampu spirtus, temper
kembali sedikit kemudian masukkan ke dalam mulut sambil ditekan.
2. Pada bagian posterior palatal diberikan tanda dengan pensil anilin
3. Bahan yang ditambahkan akan menyebar ke kiri kanan garis getar dan
membentuk suatu tanggul sepanjang tepi distal cetakan yang digunakan
untuk pembentukan Post-Dam
4. Sambil menahan sendok cetak rapat pada palatum, pasien diminta buka
mulut selebar-lebarnya dan ucapkan ”Ah” yang panjang
B. Border molding dilakukan juga pada daerah retromolar pad dan daerah
sayap bukal (Buccal Shelf) untuk mendapatkan cetakan support dan
retensi maksimal. Makin besar sayap ke vestibulum makin besar
dukungan
D. Ujung distal dari sayap lingual harus meluas sampai kira-kira 1 cm di sebelah
distal ujung krista milohioid.
1. Teteskan Greenstick di ujung distal sayap, panaskan, dan masukkan
sendok cetak ke dalam mulut, lalu. Pasien diminta menjulurkan lidahnya,
dan diminta untuk menutup mulut saat sendok cetak ditekan ke bawah.
Kontraksi yang dihasilkan oleh otot, dapat membatasi ruangan yang
tersedia bagi tepi cetakan di daerah fossa retromilohioid.
2. Green stick yang membentuk bagian posterior fossa retromilohioid
dipanaskan, dan pasien diminta untuk membuka mulutnya lebar-lebar.
Jika berlebih, sendok cetak diperbaiki seperlunya.
E. METODE PEMBELAJARAN
Metode yang digunakan adalah Clinical Skills Laboratory. Kelompok CSL terdiri
atas 7 kelompok yang terdiri dari 13-14 mahasiswa yang bertindak sebagai dokter
dan pasien secara bergantian. Tiap kelompok akan dibimbing oleh 1 (satu) orang
instruktur. Instruktur bertugas melakukan ceklist prosedur CSL yang dilakukan oleh
dokter dan pada akhir prosedur CSL, instruktur akan memberikan feedback kepada
mahasiswa
DAFTAR CHECKLIST
Skor
No Aspek Penilaian
0 1 2
A Persiapan
Alat & Bahan
1 Mempersiapkan semua alat yang dibutuhkan
a. Diagnostik (kaca mulut)
b. Sendok cetak individuil
c. Glass plate
d. Semen Spatel
e. Bunsen
f. Celemek
2 Mempersiapkan semua bahan yang dibutuhkan
a. Green stik
b. Vaselin
3 Mempersiapkan Pasien
- Dudukkan pasien di dental unit
Prosedur
B Tiap kelompok terdiri dari 3 orang yang akan bertindak sebagai
Dokter, perawat dan pasien
Keterangan :
Jumlah Skor
Nilai = x 100% =
Jumlah Skor Total (34)
Komentar/feedback :
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
Makassar, 2016
Instruktur Mahasiswa
(......................................................) (......................................................)
NIM
PROSEDUR LAB
PEMBUATAN BASIS MALAM & GALENGAN GIGIT
TUJUAN
Setelah melakukan prosedur lab ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Melakukan persiapan alat dan bahan pembuatan basis malam dan galengan gigit
2. Mengetahui batas-batas basis gigitiruan
3. Membuat basis dari bahan malam
4. Membuat galengan gigit
PENDAHULUAN
PROSEDUR KERJA
1. Lunakkan selembar malam merah (wax) di api bunsen (malam tidak boleh berkontak
langsung dengan api).
2. Malam yang sudah lunak diletakkan di atas model kerja sambil ditekan pelan-pelan
sesuai dengan permukaan (fitting surface).
3. Kelebihan malam dipotong dengan menggunakan pisau malam sesuai dengan batas-
batas basis.
4. Buat galengan gigit dengan melipat modelling wax dengan ketebalan 1x1 cm atau
malam dicairkan kemudian dimasukkan ke dalam cetakan galengan gigit dan
dikeluarkan setelah dingin
5. Galengan gigit dilekatkan ke basis dan difiksasi
NAMA :
NIM :
HARI/TANGGAL :
TOTAL
Skoring
1 = Sangat kurang
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat baik
Makassar, 2016
Instruktur
( )
A. TUJUAN
Setelah melakukan csl ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Mampu menentukan titik panduan untuk kesejajaran
3. Mengetahui bidang orientasi untuk panduan kesejajaran
4. Mengetahui dan dapat melakukan prosedur penentuan kesejajaran galengan gigit
atas
5. Membedakan cara penentuan kesejajaran pada pasien full edentulous dan
edentulous parsial
B. PENGANTAR
Prosedur kesejajaran galengan gigit atas merupakan suatu rangkaian prosedur pada
pembuatan gigitiruan penuh atau parsial dengan kehilangan banyak gigi anterior
maupun posterior. Prosedur ini menggunakan bidang chamfer sebagai panduan
kesejajaran. Bidang chamfer merupakan suatu bidang yang terbentuk bila menarik
garis dari ala nasi ke titik tengah tragus. Bidang chamfer merupakan proyeksi plane
pada artikulator dan nantinya akan digunakan sebagai panduan penyusunan gigi-gigi
anterior-posterior rahang atas.
Kesejajaran :
E. METODE PEMBELAJARAN
Metode yang digunakan adalah Clinical Skills Laboratory. Kelompok CSL terdiri
atas 8 kelompok yang terdiri dari 10-12 mahasiswa yang bertindak sebagai
dokter, asisten dan pasien secara bergantian. Tiap kelompok akan dibimbing oleh
1 (satu) orang instruktur. Instruktur bertugas melakukan ceklist prosedur CSL
yang dilakukan oleh dokter dan pada akhir prosedur CSL, instruktur akan
memberikan feedback kepada mahasiswa
DAFTAR CHECKLIST
Skor
No Aspek Penilaian
0 1 2
A Persiapan
Alat & Bahan
1 Mempersiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan
a. Diagnostik (kaca mulut)
b. Fox plane
c. Benang
d. Gunting
e. Plaster
2 Mempersiapkan Pasien
- Dudukkan pasien di dental unit
B Prosedur
Tiap kelompok terdiri dari 3 orang yang akan bertindak sebagai
Dokter, perawat dan pasien
Keterangan :
Jumlah Skor
Nilai = x 100% =
Jumlah Skor Total (28)
Komentar/feedback :
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
Makassar, 2016
Instruktur Mahasiswa
(......................................................) (......................................................)
NIM
PROSEDUR LAB
PENANAMAN DI ARTIKULATOR
A. TUJUAN
Setelah melakukan kegiatan laboratorium ini diharapkan mahasiswa mampu :
1. Mengetahui fungsi artikulator
2. Mengenal jenis artikulator
3. Menanam model dengan galengan gigit di artikulator
B. PENDAHULUAN
Artikulator adalah suatu alat mekanis yang mewakili sendi rahang dan bagian-bagiannya,
dimana model rahang atas dan rahang bawah dicekatkan. Terdapat beberapa macam
artikulator berdasarkan tingkat kemampuannya yaitu :
1. Artikulator yang hanya dapat meniru satu posisi hubungan rahang saja
2. Artikulator yang sepenuhnya bisa disesuaikan dan dapat meniru semua posisi dan
gerakan mandibula
3. Artikulator yang hanya dapat meniru dua atau lebih posisi dan gerakan tertentu dari
mandibula.
NAMA :
NIM :
HARI/TANGGAL :
TOTAL
Skoring
1 = Sangat kurang
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat baik
Makassar, 2016
Instruktur
( )
B. PENGANTAR
Prosedur penentuan dimensi vertikal dilakukan pada pasien yang telah kehilangan gigi
rahang atas maupun rahang bawah atau pada pasien yang kehilangan banyak gigi
dimana gigi yang sisa tidak beroklusi, Hubungan rahang disebut juga dengan relasi
vertikal/dimensi vertikal.
Pengertian relasi vertikal : Jarak vertikal rahang atas dan rahang bawah yang dapat
memberikan ekspresi normal pada wajah seseorang. Hubungan vertikal dari rahang
bawah dan rahang atas yang ditentukan berdasarkan muskulus mandibula dan oklusal
stop dari gigi. Relasi vertikal pada pasien yang kehilangan gigi sebagian, adalah
merupakan hubungan antara satu gigi dengan yang lainnya secara vertikal pada saat
gigi beroklusi. Pada penderita yang sudah kehilangan gigi pada satu lengkung rahang
secara praktis sudah kehilangan relasi vertikal, keadaan ini harus ditentukan kembali
dengan berbagai cara agar sama dengan relasi vertikal saat gigi masih lengkap. Untuk
mengetahui apakah relasi vertikal sudah tepat, dapat diketahui dari fonetik dan estetik.
Gigitiruan harus dapat digunakan penderita dengan baik pada saat mengunyah,
berbicara tanpa kesukaran dan memberikan ekspresi wajah yang normal.
Pengukuran dimensi vertikal wajah pada pembuatan gigitiruan lengkap sampai saat
ini masih merupakan fenomena yang perlu penanganan khusus dikarenakan hal
tersebut akan berakibat fatal apabila terjadi kesalahan di dalam penanganannya.
Penetapan dimensi vertikal sangat penting dalam pembuatan gigitiruan lepas, tidak
hanya untuk mendapatkan keadaan oklusi yang harmonis, tetapi juga untuk
kenyamanan dan estetika pasien
Pada umumnya terdapat dua jenis dimensi vertikal yang dapat diukur, yaitu dimensi
vertikal oklusal (DVO) dan dimensi vertikal fisiologis/istirahat (DVF). DVO adalah
jarak vertikal rahang saat gigi-geligi beroklusi sedangkan DVF adalah jarak vertikal
saat otot-otot pembuka dan penutup mandibula dalam kondisi pada tonic contraction
(otot-otot penggerak mandibula dalam ketegangan atau tonus yang seimbang), dimana
gigi-geligi tidak saling kontak. Oleh karena itu DVF selalu lebih besar daripada DVO.
Selisih antara DVF dengan DVO disebut freeway space atau interocclusal gap atau
interocclusal clearance. Besar rata-rata freeway space yang dianggap normal adalah 2
sampai 4 mm.
Dimensi vertikal adalah jarak antara 2 tanda anatomis (biasanya 1 titik pada ujung
hidung dan titik lainnya pada dagu), dimana 1 titik pada daerah yang tidak bergerak
dan titik lainnya pada daerah anatomis yang dapat bergerak.
e. Penampilan (appearance)
Akibat terlalu terbukanya rahang bawah akan menyebabkan perpanjangan dari
wajah dan pada waktu posisi istirahat bibir akan terbuka, bila bibir dipaksa
menutup wajah akan tampak tegang
DAFTAR CHECKLIST
Skor
No Aspek Penilaian
0 1 2
A Persiapan
Alat & Bahan
1 Mempersiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan
a. Diagnostik (kaca mulut)
b. Caliper
c. Plester
d. Spidol
e. Alat tulis
2 Mempersiapkan Pasien
- Dudukkan pasien di dental unit
B Tiap kelompok terdiri dari 3 orang yang akan bertindak sebagai
Dokter, perawat dan pasien
3 Dokter menggunakan jas kerja, menggunakan masker (surgical
mask) dan hanskun
4 Dokter menyapa pasien (menyebut nama pasien) dan
mempersilahkan pasien duduk di kursi unit
5 Dokter memberikan penjelasan kepada pasien
6 Dokter mengatur posisi pasien
7 Dokter menentukan titik acuan pengukuran DV
8 Dokter memasang plester untuk memudahkan pengukuran
9 Dokter mengukur DV istirahat
10 Dokter mengukur DV oklusi
11 Dokter menentukan freeway space
C Manajemen pengukuran DV selesai
12 Memberikan penjelasan kepada pasien prosedur yang telah
dilakukan dan jadwal kunjungan berikutnya
D Prosedur pengukuran DV selesai
TOTAL
Keterangan :
Jumlah Skor
Nilai = x 100% =
Jumlah Skor Total (24)
Komentar/feedback :
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
Makassar, 2016
Instruktur Mahasiswa
(......................................................) (......................................................)
NIM
Notes :
Pengukuran DV istirahat
Pengukuran DV oklusi
Freeway space