Pasien duduk dalam posisi tegak dengan sandaran kepala sejajar dengan tubuh
pasien dan lap dada terpasang.
RA: operator berdiri sedikit di belakang dan sisi kanan penderita dan tinggi mulut pasien sejajar dg
siku operator
RB: operator berdiri di depan dan sisi kanan penderita dan tinggi mulut pasien sejajar dengan bahu
operator.
Manipulasi material cetak alginat dengan cara mencampur bubuk alginat tersebut ke dalam
mangkuk karet berisi air (takaran bubuk dan liquid sesuai ketentuan pabrik).
Mengaduk adonan alginat menggunakan spatula cetak dalam bentuk angka 8 (delapan)
sambil menekan bahan cetak ke tepi mangkuk karet (teknik vigourous eight - hand mixing)
hingga adonan alginat homogen dan bertekstur halus.
Memperhatikan working time dan setting time bahan cetak (sesuai aturan pabrik). Pada
bahan cetak alginat tipe normal setting, umumnya memiliki working time 1-2 menit dan
setting time 2-4 menit.
RA: adonan alginat diletakkan di bagian palatum/posterior dan diratakan ke bagian anterior
RB: adonan alginat diletakkan di bagian anterior kemudian diratakan ke bagian posterior.
Posisi operator saat mencetak: RA: berdiri sedikit di belakang dan sisi
kanan penderita sehingga operator dapat mengontrol sendok cetak dan
menempatkannya tepat di bagian tengah rongga mulut dan tangkai sendok cetak
segaris dengan hidung pasien atau garis median wajah. RB: operator berdiri
di depan dan sisi kanan penderita
RA: Meminta pasien untuk bernafas melalui hidung dan menundukkan kepala (bila perlu, untuk
mengurangi refleks muntah (gag) terutama pada pasien yang disphagia). Pada pasien dengan refleks
muntah yang tinggi, menginstruksikan pasien untuk menarik nafas panjang dan menahannya, lalu
memasukkan sendok cetak ke rongga mulut pasien dan meminta pasien untuk menghembuskan
nafas/bernafas melalui hidung
RB: Meminta pasien untuk mengangkat lidahnya dan menyentuhkan ujung lidah pada palatum
sesaat setelah sendok cetak dimasukkan dalam mulut. Kemudian pasien diminta untuk menjulurkan
lidahnya. Hal ini dilakukan agar didapatkan hasil cetakan yang meluas di daerah lingual hingga ke
retromylohyoid ridge dan menentukan posisi frenulum lingualis pasien
EVALUASI DETAIL HASIL CETAKAN AKURAT, TIDAK ROBEK, MENCAKUP ANATOMICAL LANDMARK
Amati hasil cetakan anatomis, lihat adanya porositas, robekan dan detail cetakan (terutama
pada denture-bearing area). Detail hasil cetakan haruslah akurat dan tidak robek. Apabila
kurang baik, ulang kembali tahapan tersebut di atas.
Persiapan: melakukan prosedur survey pada model studi untuk identifikasi undercut yang
harus ditutup (block out) menggunakan malam merah.
Area yang dilakukan block out yaitu: RA: frenulum, rugae, bagian residual alveolar ridge yang
flabby, permukaan bukal tuberositas maksila. RB: ridge mylohyoid, frenulum, bagian lingual
mandibula yang berhadapan dengan retromylohyoid space.
Menggambar outline untuk sendok cetak individual pada model studi, menggunakan pensil
merah dan biru. Garis merah digambar tepat pada batas kedalaman vestibulum dan
mengelilingi model studi, garis biru digambar digambar 2-3 mm di atasnya.
Memberi penanda pada area relief yaitu papilla insisivus dan sutura mid palatina dan
menggambar bentukan kupu-kupu di area posterior palatal seal.
Membuat bentukan groove (dikerok) dengan menggunakan pisau model pada sepanjang
outline tepi sendok cetak individual.
Merendam model studi dalam mangkuk berisi air selama 5 menit kemudian dikeringkan dan
diulasi oleh bahan separasi (vaseline).
Mengaplikasikan selapis malam merah pada area relief.
Mengaplikasikan selapis malam merah pada outline sendok cetak
individual yang berfungsi sebagai spacer.
Membuat 2-4 bentukan tissue stop pada spacer malam (di regio caninus dan molar) dengan
pisau model, agar bagian dari sendok cetak individual menyentuh residual ridge di area
tersebut. Ukuran tissue stop 2 mm x 4 mm berbentuk persegi panjang (mengikuti desain
spacer malam menurut J.J. Sharry). Desain spacer malam oleh J.J .Sharry
Mengaplikasikan bahan separasi (Cold Mould Seal/CMS) pada seluruh permukaan spacer
malam dan model studi.
Manipulasi resin akrilik auto-polimerisasi hingga mencapai dough stage dan mengaplikasikan
adonan menutupi outline sendok cetak individual yang meluas hingga mencapai batas
kedalaman vestibulum.
Membuat bentukan pegangan/handle sendok cetak individual yang diposisikan sejajar
dengan sumbu gigi yang akan digantikan, tidak mengganggu pergerakan bibir dan lidah,
memiliki dimensi lebar 8 mm x tinggi 8 mm dengan ketebalan 3-4 mm, jarak vertikal antara
sulkus menuju handle adalah 2 cm. Untuk sendok cetak individual RB, dibuat bentukan 2
buah handle di regio posterior yg berfungsi sbg finger rest
Permukaan sendok cetak individual dihaluskan menggunakan stone hijau dan stone merah
muda