Anda di halaman 1dari 6

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI


UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
2021

BLOK : 1 (Promotif dan Preventif Kesehatan)


MODUL : 2 (Pencegahan Maloklusi)
TEMA : Persiapan Perawatan Orthodonti

SKENARIO :

Subjektif
Keluhan utama:
Ingin merapikan gigi
Anamnesis:
Pasien laki-laki berumur 12 tahun 7 bulan dengan keluhan gigi depan atas semakin hari semakin
ke depan sulit menutup mulut,dan ingin dirapikan. Pasien merasa kesulitan menelan sehingga
harus menjulurkan lidahnya setiap kali hendak menelan. Mulut sering terasa kering dan mudah
berdarah. Bibir inkompeten.
Objektif
Gigi tetap 42,41,31,32 sedikit labioversi. Spacing diantara 11-21, 42-41-31-32 juga sedikit
labioversi dengan teraan pada lidah. Relasi Molar pertama normoklusi. Anterior overjet 5 mm,
overbite 4mm. Gigi 16,26,36 dan 46 fissure dalam.
Ekstra Oral
Wajah Leptoproshopic, Profil cembung. Bibir kering inkompeten.
Intra oral
Korkhahaus PHI >42%. Lidah menutup Sebagian oklusal gigi rahang bawah. Blanch test ++. T3-T3
spacing 42,41,31,32. Relasi C kelas II, Rasio 12 Bolton kurang dari 91,3%, Howes 33%.
Hasil Analisa : mengindikasikan untuk ekstraksi gigi 14 dan 24
Pertanyaan:
1. Apakah diagnosis kasus tersebut?
2. Rencana perawatan yang dilakukan sesuai indikasi kasus tersebut?
3. Apakah Etiologi kasus di atas?
4. Bagaimana prosedur perawatan kasus tersebut?

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan mengenai Palatal high indeks dan Facial Indeks
2. Menjelaskan cara menentukan profil wajah
3. Menjelaskan mengenai prosedur penanganan tongue thrusting Compleks dan membuat
gambar alatnya
4. Menjelaskan maksud dari Analisa Bolton dan Howes dan cara menganalisanya
5. Menjelaskan cara pencetakan rahang atas dan bawah yang tepat (posisi pasien dan
operator)
6. Menjelaskan syarat sendok cetak dan adukan bahan cetak yang baik
7. Menjelaskan syarat hasil cetakan yang baik? (bagian mana saja yang harus tercetak)
8. Menjelaskan perbedaan pencetakan rahang untuk ortodonti dan prostodonti
9. Menjelaskan tujuan gigitan lilin , cara melakukan gigitan lilin dan syarat2nya
10. Menjelaskan definisi bedah dentoalveolar
11. Menyebutkan macam macam bedah dentoalveolar
12. Menjelaskan Indikasi dan kontraindikasi ektraksi gigi
13. Menjelaskan persiapan preoperative bedah dentoalveolar
14. Menjelaskan protokol tindakan asepsis dan antisepsis
15. Menjelaskan prosedur ekstraksi gigi
16. Menjelaskan tindakan anestesi (blok, infiltrasi, intralogamen, perisemental)
17. Menjelaskan edukasi post ekstraksi gigi
18. Menjelaskan pengertian Pit dan fissure Sealant dan tipe bentuk bentuk fissure
19. Menjelaskan kegunaan pit dan fissure sealant
20. Menjelaskan Prosedur Aplikasi Pit dan fisure sealant dengan bahan Glass Ionomer cement
dan resin Komposit
21. Menjelaskan evaluasi kualitas sealant, follow up dan review

DAFTAR PUSTAKA
1. Profitt.W, Et.al,2005. Contemporary Orthodontics. 4thed. St.Louis: Elsevier Mosby.
2. Rakossi.T. Et.Al, 2009. Orthodontic Diagnosis.Color Atlas of Dental Medicine
3. Hupp JR, Ellis E, Tucker MR. 2019. Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery. 7th ed.
Missouri: Elsevier Mosby.
4. Peterson, LJ. et al. 2013, Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery. 6th ed. St. Louis:
Mosby
5. Hiremath, Textbook of preventive and community dentirtry. second edition, 2011.
6. ElsevierLimeback, Hardy. 2012. Comprehensive Preventive Dentistry. Blackwell
Publishing.
7. Naaman R, Housseiny A. The Use of Pit and Fissure Sealants—A Literature Review.
Pediatric Dentistry Department, Faculty of Dentistry, King Abdulaziz
University,21589 Jeddah, Saudi Arabia; 2017
8. Cvik B, Moritz A. Review: Pit and Fissure Sealants—A Comprehensive Review.
Department of Conservative Dentistry & Periodontology, School of Dentistry,
Medical University of Vienna, A-1090 Vienna, Austria; 2018
Analisis Bolton hal 224

Analisis Bolton digunakan untuk menentukan pengaruh perbedaan rasio mesiodistal gigi rahang atas
dan rahang bawah. Pada analisis ini, overall rasio dihitung dari 12 gigi RB terhadap 12 gigi RA. Rasio
yang diperoleh akan membantu dalam mempertimbangkan overjet dan overbite yang mungkin
terjadi. Rasio anterior dihitung untuk membantu mengevaluasi rasio 6 gigi rahang atas dan 6 gigi
rahang bawah.

Ketidakharmonisan antara lebar atas dan bawah gigi dapat diperbaiki dengan pencabutan,
interdental stripping, dan pada lasis ekstrem dengan meningkatkan ukuran mesiodistal gigi

Hasil rasio anterior > 77.2 kelainan ukuran gigi RB, < 77.2 kelainan ukuran gigi RA

Mandibula 6 (gigi 33-43)  PLG

Maksila 6 (gigi 13-23)  PLG


Hasil overall rasio >91.3 terdapat kesalahan pada 12 gigi RB, <91.3 kesalahan pada 12 gigi RA

Mandibula 12 dan maksila 12  ALD Total

Analisis Howes

1. Indeks howes
Gigi berjejal umumnya lebih banyak diakibatkan karena kekurangan lebar basis apical.
Howes juga menemukan bahwa ada hubungan yang erat antara panjang lengkung gigi
(jumlah lebar mesiodistal gigi 16 sampai 26) dengan lebar basis apikal (lebar basis apikal),
sehingga ia membuat suatu rumusan untuk mengukur Indeks Howes

Basis apical (ujung apical gigi 14 dan 24) / fossa canina terdalam  diukur dengan jangka dr
depan jarak 14-24
Jm mesiodistal 16-26  ALD total
Cara pencetakan RA dan RB yang tepat (posisi pasien dan operator)

1. Masukan air dan bubuk alginate kedalam rubber bowl dengan perbandingan yang sudah
ditentukan oleh pabrik untuk rahang atas dan rahang bawah
2. Mula-mula diaduk perlahan, setelah air dan bubuk menyatu, aduk lebih keras sambil
menekan nekan spatula pada rubber bowl hingga rata dan homogen
3. Kurangnya waktu pengadukan akan menghasilkan massa yang kasar, lama waktu
pengadukan tergantung dari jenis alginate yang digunakan : slow, normal atau fast setting
4. Setelah homogen, ambil adukan dari rubber bowl kemudian masukkan kedalam sendok
cetak sambil ditekan-tekan hingga sendok cetak terisi alginate secara merata
5. Pengerasan bahan diperiksa dari sisa adukan, bila sudah mengeras maka keluarkan sendok
cetak dengan Gerakan sebaliknya
6. Cetakan kemudian dicuci dibawah kran air, cetakan harus segera di cor

Posisi pasien saat dilakukan pencetakan

a. Rahang bawah
1. Sudut mulut sebelah kiri didorong oleh sendok cetak, telunjuk operator menarik
sudut mulut pasien sebelah kanan
2. Sesuaikan garis median sendok cetak dengan garis median pasien
3. Tekan sendok cetak yang sudah berisi bahan cetak sedalam mungkin
b. Rahang atas
1. Pasien didukkan dengan bagian oklusal rahang sejajar lantai
2. Tinggi mulut pasien, kurang lebih setinggi sikut operator
3. Operator mencetak dari samping kanan belakang pasien
4. Khusus rahang atas, bagian depan sendok cetak rahang atas ditaruh alginate lebih
banyak

Posisi operator

a. Rahang bawah : berdiri didepan kanan pasien


b. Rahang atas : awalnya berdiir di depan kanan pasien, setelah posisi sendok cetak baik
berpindah ke samping kanan belakang pasien tanpa melepaskan tangan dari sendok cetak

Cara menahan posisi sendok cetak selama menunggu bahan cetak mengeras

a. Rahang bawah : jari telunjuk dari jari tengah menahan sendok cetak pada sisi kiri dan kanan
sambil ibu jari menahan dagu sebagai tumpuan
b. Rahang atas : jari telunjuk dan jari tengah menahan sendok cetak pada sisi kiri dan kanan,
tangan operator menahan kepala bagian belakang pasien

Syarat pencetakan yang baik

1. Bahan cetak didukung oleh sendok cetak


2. Bahan cetak tidak boleh terlepas dari sendok cetak
3. Hasil cetakan bebas dari gelembung udara
4. Semua bagian anatomi gigi dan rahang tercetak dengan baik

Syarat sendok cetak

a. Rahang atas:
1. Batas sendok cetak berjarak minimal 4mm dan maksimal 6mm dari gigi atau jaringan
penyangga
2. Panjang sendok cetak di daerah posterior mencapai AH line
b. Rahang bawah :
1. Sendok cetak harus sesuai dengan panjang lengkung rahang dan lidah harus dapat
bergerak dengan leluasa
2. Pinggiran sendok cetak berjarak minimal 4mm dan maksimal 6mm dari gigi atau jaringan
penyangga
3. Pada daerah posterior harus mencakup molar terakhir atau retromolar pads

Penyesuaian sendok cetak :

- Jika kurang panjang didaerah posterior dapat ditambah dengan lilin, begitu pulapada bagian
palatum yg dalam. Setelah penambahan lilin harus dilubangi sebagai retensi bahan cetak

• Suatu cetakan harus meliputi:

– Semua gigi harus tercetak dengan jelas antara lain, batas gusi dengan gigi, bagian
gerong

– Linggir

– Perlekatan otot (membulat). Perlekatan otot yang harus tercetak: frenulum labial,
frenulum lingual, dan frenulum bukalis

• Harus memenuhi faktor fisik:

– Tidak boleh bolong (porus) besar, sobek, dan lipatan bahan cetak

– Bagian sendok cetak tidak boleh kelihatan (kandas)

– Semua bagian yang dicetak harus didukung oleh sendok cetak

– Bila ada sebagian bahan cetak yang dimasukkan lebih dulu harus bersatu dengan
alginat yang ada pada sendok cetak

– Bagian anatomi harus tercetak dengan baik

Anda mungkin juga menyukai