BANJAR
KOTA BANJAR
MARANATHA BANDUNG
2022
LEMBAR PERSETUJUAN
BANJAR
PEMBIMBING,
NIP. 19880621201932017
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Hari / Tanggal :
Waktu :
MENGESAHKAN,
Kota Banjar
NIP. 196103241988031002
iii
SURAT PERNYATAAN
Agatha Donabella
NRP : 2095023
2095031
Menyatakan bahwa karya tulis ini adalah hasil karya sendiri, bukan
Apabila di kemudian hari diketahui bahwa pernyataan ini tidak benar, maka
iv
ABSTRAK
Gigi dan mulut merupakan bagian penting dalam tubuh yang perlu dirawat
sejak dini. Usia dini merupakan usia emas seseorang, sehingga sangatlah penting
mengarjarkan perawatan gigi yang baik dan benar sejak dini agar menjadi pola
kebiasaan hidup yang baik pada anak. Kondisi kesehatan gigi pada anak dapat
berdampak pada kesehatan umum anak. Kerusakan pada gigi anak dapat
mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang akan
mempengaruhi status gizi anak.
Masalah gizi disebabkan oleh banyak faktor yang saling terkait baik secara
langsung maupun tidak langsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara status kesehatan gigi dan mulut dengan status gizi anak di PAUD
Desa Neglasari Kota Banjar.
Penelitian ini dilakukan dengan desain cross sectional. Subyek penelitian ini
berjumlah 56 siswa PAUD di Desa Neglasari Kota Banjar yang berusia diatas 5
tahun dan dilakukan pemeriksaan gigi dan mulut serta pemeriksaan tinggi dan berat
badan. Hasil pemeriksaan kemudian dianalisa sesuai indeks def-t dan indeks IMT.
Dari hasil analisis diketahui bahwa status kesehatan gigi memengaruhi status gizi
seseorang.
Simpulan dari penelitian ini, terdapat hubungan antara status kesehatan gigi
dan mulut dengan status gizi pada anak PAUD di Desa Neglasari Kota Banjar.
Kata Kunci : Kesehatan gigi dan mulut, Status gizi anak, Tingkat def-t
v
ABSTRACT
Teeth and mouth are important parts of the body that need to be treated early
on. Early age is a person's golden age, so it is very important to teach good and
correct dental care from an early age so that it becomes a pattern of good living
habits in children. Dental health conditions in children can have an impact on the
general health of children. Damage to children's teeth can cause growth and
development disorders that will affect the nutritional status of children.
Nutritional problems are caused by many interrelated factors, either directly
or indirectly. This study aims to determine the relationship between dental and oral
health status with the nutritional status of children in PAUD Neglasari Village,
Banjar City.
This research was conducted with a cross sectional design. The subjects of
this study were 56 PAUD students aged over 5 years and were examined for teeth
and mouth as well as height and weight checks. The results of the examination were
then analyzed according to the def-t index and BMI index. From the results of the
analysis, it is known that dental health status affects a person's nutritional status.
The conclusion of this study, there is a relationship between dental and oral
health status with nutritional status in PAUD children.
Keyword : Dental and oral health, Child nutritional status, Def-t . level
vi
PRAKATA
Penulis memanjarkan Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berjudul “Hubungan Antara Kesehatan Gigi dan Mulut Anak dengan Status
Gizi Anak di PAUD Desa Neglasari Kota Banjar” yang disusun sebagai salah
selesai tanpa adanya bantuan dan dukungan baik secara langsung maupun tidak
terimakasih kepada :
2. Dr. H. Andi Bastian., M.M., selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjar
3. Dr. Hj. Sari Wahyuningrum, dr., selaku Kepala BLUD UPTD Puskesmas
vii
viii
Maranatha Bandung
7. Natalia Puri, drg., MPd.Ked., selaku pengampu bagian Ilmu Kesehatan Gigi
8. Staff BLUD UPTD Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar yang telah banyak
dengan baik
10. Seluruh sejawat dokter gigi muda Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Kristen
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pengetahuan ilmu kedokteran gigi, semua pihak yang membaca, dan juga
kepada masyarakat
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN……………….…………………………………….ii
SURAT PENGESAHAN…………………..……………………………………iii
LEMBAR PERNYATAAN………………......…………………………………iv
ABSTRAK……………………………...………………………………………...v
ABSTRACT…………………………………...…………………………………vi
PRAKATA……………………………...……………………………………….vii
DAFTAR ISI……………………………………………………...……………...ix
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….....xi
DAFTAR TABEL……………………………………………………………….xii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………...xiii
2.1 Paud……………………………………………………………………...6
ix
x
4.3 Pembahasan…………………………………………………………….23
5.1 Kesimpulan……………………..……………………………………...27
5.2 Saran……………………………………………………………………27
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...29
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1………………………………………………………………………….10
Tabel 2.2………………………………………………………………………….10
Tabel 2.3………………………………………………………………………….14
Tabel 4.1………………………………………………………………………….19
Tabel 4.2………………………………………………………………………….20
Tabel 4.3………………………………………………………………………….20
Tabel 4.4………………………………………………………………………….21
Tabel 4.5………………………………………………………………………….21
Tabel 4.6………………………………………………………………………….22
Tabel 4.7………………………………………………………………………….23
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1………………………………………………………………………..31
Lampiran 2………………………………………………………………………..32
Lampiran 3………………………………………………………………………..33
Lampiran 4………………………………….…………………………………….34
Lampiran 5………………………………………………………………………..35
Lampiran 6………………………………………………………………………..36
Lampiran 7………………………………………………………………………..37
Lampiran 8……………………………………………………………………….38
Lampiran 9……………………………………………………………………….39
Lampiran 10……………………………………………………………………...41
Lampiran 11……………………………………………………………………...42
Lampiran 12……………………………………………………………………...43
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang ikut
terdapat masalah kesehatan gigi yang menjadi masalah utama yaitu karies gigi. 1
proporsi gigi karies pada kelompok anak-anak usia dini adalah 51.2%.
Prevalensi karies aktif di Provinsi Jawa Barat setiap tahunnya mencapai 50.4%
namun hanya 5.2% masyarakat yang sadar akan dampak dari karies gigi dan
Penyakit karies gigi atau gigi berlubang sering terjadi pada anak anak akibat
kurangnya perhatian dari orang tua dan berhubungan dengan status gizi anak
yang buruk.3 Kesehatan gigi dan mulut yang tidak dipelihara sejak usia dini
keadaan gigi dan mulut yang sakit maka proses nutrisi mengalami gangguan
1
2
yang dilakukan Aluckal dkk, menyebutkan bahwa anak-anak dengan gizi lebih
dan gizi kurang memiliki permukaan gigi yang lebih rusak dibadingkan dengan
anak-anak dengan gizi normal.3 Pilihan jenis makanan, jumlah makanan yang
dikonsumsi dan interval antara waktu makan adalah pola yang memengaruhi
hubungan status kesehatan gigi dan mulut dengan status gizi pada anak di
gigi dan mulut anak terhadap status gizi anak di PAUD Desa Neglasari Kota
Banjar.
kesehatan gigi dan mulut anak terhadap status gizi anak di PAUD Desa
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai hubungan antara kesehatan
gigi dan mulut anak terhadap status gizi anak di PAUD Desa Neglasari Kota
Banjar.
Manfaat dari penelitian ini agar penelitian ini dapat digunakan sebagai
Manfaat dari penelitian ini bagi Dinas Kesehatan adalah sebagai data awal
untuk pengembangan kesehatan gigi mulut dan status gizi pada anak-anak
Manfaat dari penelitian ini bagi puskesmas adalah sebagai informasi dan
kesehatan gigi dan status gizi anak - anak PAUD di wilayah kerja Puskesmas
Manfaat dari penelitian ini bagi sekolah adalah untuk memberikan informasi
mengenai status kesehatan gigi dan status gizi peserta didik sehingga sekolah
4
dapat lebih memperhatikan status kesehatan gigi dan status gizi peserta didik
bersangkutan.
Keterangan :
Variabel diteliti
Variable tidak diteliti
Hipotesis penelitian ini adalah adanya hubungan antara status kesehatan gigi
mulut anak dengan status gizi di PAUD Desa Neglasari Kota Banjar.
sectional, dimana variabel bebas dan terikat diteliti pada saat yang bersamaan.
5
Populasi penelitian ini ialah siswa-siswi di 4 PAUD Desa Neglasari Kota Banjar
mulut berdasarkan komponen indeks def-t, dan pemeriksaan berat serta tinggi
badan. Seluruh data penelitian dibuat tabel distribusi data menggunakan excel
dan seluruh data dianalisis dengan uji statistika menggunakan uji chi square
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PAUD
PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan dengan melalui pemberian
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut.6
Gigi dan mulut merupakan bagian penting dalam tubuh yang perlu dirawat
sejak dini. Merawat kesehatan gigi dan mulut anak sejak dini merupakan cara
terbaik untuk menjaga mulut dan gigi anak agar tetap sehat. Dari usia bayi hingga
5 tahun, penting untuk mengarjarkan perawatan gigi yang baik dan benar agar
tidak terjadi kerusakan dan membuat pola kebiasaan hidup yang baik pada anak.
Pada anak-anak upaya untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut perlu
didasari oleh sikap dan peran aktif orang tua dalam menjaga kesehatan gigi dan
mulut anaknya, dimulai dari memperhatikan tumbuh kembang gigi susu yang
6
7
susu yang akan digantikan oleh gigi permanen sehingga tidak memerlukan
perhatian khusus dari orang tua justru akan membuat berbagai masalah kesehatan
gigi dan mulut yang baru. Tanpa disadari, acuhnya orang tua terhadap gigi anak
yang rusak dapat berdampak pada berbagai hal seperti karies pada gigi yang lebih
Merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi yang timbul akibat
adanya interaksi antara gigi, mikroorganisme, substrat serta lama waktu interaksi
dari proses tersebut. Karies gigi merupakan hasil kumulatif antara kalrutan
Faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan gigi karies antara lain usia, jenis
3-4 tahun sebesar 36.4% sedangkan pada anak-anak kelompok usia 5-9 tahun
sebesar 54%.2 Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata anak di Indonesia mengalami
gigi berlubang sejak usia dini dan akan berdampak buruk apabila tidak segera
diatasi. Karies gigi pada anak apabila dibiarkan begitu saja akan mengakibatkan
berbagai masalah kesehatan lainnya mulai dari rasa nyeri, malas beraktifitas,
malas untuk makan yang membuat menurunnya selera makan serta menyulitkan
1. Kebiasaan makan
siap saji lebih banyak mengalami karies dibandingkan anak-anak yang tidak
yang sering mengonsumsi makanan ringan di antara waktu makan juga lebih
biasanya tidak menyukai kegiatan menyikat gigi. Oleh karena itu, orang tua
perlu memperkenalkan dan mengajari gosok gigi pada anak sejak usia dini.
Lalu, setelah gigi anak mulai tumbuh pada usia 6 bulan orang tua dapat
silicone finger brush. Terakhir, saat anak sudah mulai bisa meniru orang
tua, bantu anak untuk memegang sikat gigi kecilnya dan mengarahkan untuk
Kebiasaan menyikat gigi dua kali sehari yaitu pagi setelah makan
dan malam sebelum tidur jarang dilakukan oleh anak-anak, rata-rata mereka
menyikat gigi pagi hari dan sore hari. Hal ini akan meningkatkan risiko
terjadinya karies gigi.13 Cara menyikat gigi adalah suatu teknik atau cara
gigi yang baik yaitu dengan melakukan gerakan yang pendek dan lembut
serta dengan tekanan yang ringan, dan memusatkan pada daerah yang sering
terdapat plak, yaitu di tepi gusi, permukaan kunyah gigi dimana terdapat
fissure atau celah-celah yang sangat kecil dan sikat gigi yang paling
belakang.10,13
terjadinya penyakit gigi dan mulut termasuk pravelensi karies gigi. Pada anak-
anak, indeks yang digunakan untuk mengukur tingkat kejadian karies pada
seseorang adalah indeks def-t yang diperkenalkan oleh Klein, dkk pada tahun
1938. Indeks def-t terdiri dari d atau decayed, e atau extraction due to caries, f
atau filled due to caries. Indeks def-t seseorang dinilai dengan menjumlahkan
jumlah gigi mengalami (d-t) + (e-t) + (f-t), sedangkan untuk menilai indeks def-
10
t pada suatu populasi dengan menjumlahkan nilai (d-t) + (e-t) + (f-t) keseluruhan
0–2 Rendah
3–5 Sedang
≥6 Tinggi
Gigi dan mulut memegang peranan penting pada anak-anak yang sedang
makanan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menghasilkan energi maupun untuk
yang vital bagi setiap organisme manusia. Melalui mulut yang merupakan pintu
berupa struktur fisik dan tingkat pertumbuhan sel otak semasa dalam kandungan
dan faktor eksternal yaitu kualitas gizi yang diterima oleh anak serta status
kesehatan anak seperti ada atau tidaknya penyakit seperti karies gigi. 5,14
akan berlanjut menjadi lebih parah dan menjadi sumber fokal infeksi di rongga
mulut dan meyebabkan rasa nyeri. Pada anak-anak usia dini keadaan ini tentu saja
akan menggangu konsentrasi dalam belajar, memengaruhi asupan gizi dan dapat
penggantinya.4,15
nutrisi, dan penyakit seperti karies gigi dapat menyebabkan anak-anak menjadi
malas untuk bersekolah, malas untuk makan karena merasakan nyeri saat
keparahan karies yang lebih tinggi dibandingkan anak dengan status gizi normal.
Status gizi pada awal kehidupan akan berpengaruh pada pembentukan dan
pertumbuhan gigi, jika terdapat gangguan gizi maka kerentanan akan terjadinya
karies meningkat.14,15
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi. Keadaan gizi seseorang dapat dikatakan baik bila
internal berupa struktur fisik, tingkat pertumbuhan sel otak semasa dalam
kandungan. Sedangkan, faktor eksternal antara lain kualitas gizi yang diterima
anak, status kesehatan yaitu ada tidaknya penyakit yang diderita anak seperti
karies gigi, pola asuh, sistem budaya yang digunakan dalam proses merawat serta
Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih
pencernaan, seperti gigi geligi yang tidak baik, kelainan struktur saluran cerna
1. Tidak Langsung
a. Pendapatan
b. Pekerjaan
pengolaan makanan.16,17
keluarganya.16,17
2. Langsung
penyakit infeksi.16
14
Anak di Indonesia mengacu pada WHO Child Growth Standards untuk anak usia
0-5 tahun dan The WHO Reference 2007 untuk anak 5 (lima) sampai dengan 18
(delapan belas) tahun. Standar Antropometri Anak didasarkan pada parameter berat
badan dan panjang/tinggi badan yang terdiri atas 4 (empat) indeks, meliputi : 18
Grafik IMT/U dan grafik BB/PB atau BB/TB cenderung menunjukkan hasil
yang sama. Namun indeks IMT/U lebih sensitif untuk penapisan anak gizi lebih dan
obesitas. Anak dengan ambang batas IMT/U >+1SD berisiko gizi lebih sehingga
perlu ditangani lebih lanjut untuk mencegah terjadinya gizi lebih dan obesitas. 18
1. Alat tulis
2. Senter
1. Handschoen
2. Stik Eskrim
Populasi dari penelitian ini adalah siswa-siswi PAUD Surya Pelangi, PAUD
purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dari siswa siswi PAUD Surya
15
16
Neglasari Kota Banjar yang berusia diatas 5 tahun dengan jumlah responden
56 siswa
diatas 5 tahun.
diatas 5 tahun.
5 tahun.
diatas 5 tahun.
pemeriksaan rongga mulut dengan menggunakan indeks def-t, tinggi badan dan
Populasi pada penelitian ini adalah siswa PAUD Surya Pelangi, PAUD
kriteria sampel yaitu siswa laki-laki dan perempuan berusia diatas 5 tahun.
statistik SPSS 26. Variabel bebas adalah kesehatan gigi siswa dan variabel
siswa berjenis kelamin laki laki atau 55% dan 25 siswa berjenis kelamin
perempuan atau 45% yang tercermin pada tabel 4.1 seperti dibawah ini
Laki-laki 31 55%
Perempuan 25 45%
Total 56 100%
19
20
subyek terdiri dari anak PAUD dengan rentang usia 5 – 7 tahun yang terdiri
dari 25 subyek berusia 5 tahun atau 45%, 29 subyek berusia 6 tahun atau 52%
5 tahun 25 45%
6 tahun 29 52%
7 tahun 2 3%
Total 56 100%
Tabel 4.3 menjelaskan hasil skoring indeks def-t data yang diperoleh,
dengan menjumlahkan nilai d atau decay, e atau extraction dan f atau filled pada
gigi yang rendah, sebanyak 5 (9%) subyek yang memiliki tingkat kesehatan gigi
yang sedang, dan sebanyak 43 (77%) subyek yang memiliki tingkat kesehatan
gigi tinggi.
Rendah 8 14%
Sedang 5 9%
Tinggi 43 77%
21
Total 56 100%
Tabel 4.4 menjelaskan hasil skoring indeks IMT dengan membagi berat
badan dibagi tinggi badan (m2) ditemukan sebanyak 14 (25%) subyek yang
tingkat gizi baik, sebanyak 7 (12,5%) subyek yang memiliki tingkat gizi lebih
Obesitas 0 0%
Total 56 100%
Tabel 4.5 menjelaskan hasil skoring def-t dengan nilai indeks rendah
terhadap indeks gizi subyek yang dinilai berdasarkan indeks IMT. Dari 8 subyek
yang memiliki skor def-t per individu rendah atau yang memiliki 0 hingga 2
gigi karies, 7 subyek memiliki nilai IMT gizi baik atau sekitar 87,5%, 1 subyek
Gizi kurang 0 0%
Total 8 100%
Tabel 4.6 menjelaskan hasil skoring def-t dengan nilai indeks sedang
terhadap indeks gizi subyek yang dinilai berdasarkan indeks IMT. Dari 5 subyek
yang memiliki skor def-t per individu sedang atau yang memiliki lebih dari 3
hingga 5 gigi karies, 2 subyek memiliki nilai IMT gizi kurang sekitar 40%, 2
subyek memiliki nilai IMT gizi baik atau sekitar 40% dan 1 subyek memiliki
Total 5 100%
Tabel 4.7 menjelaskan hasil skoring def-t dengan nilai indeks tinggi
terhadap indeks gizi subyek yang dinilai berdasarkan indeks IMT. Dari 43
subyek yang memiliki skor def-t per individu tinggi atau yang memiliki jumlah
karies lebih dari 6 gigi per individu, 12 subyek memiliki nilai IMT gizi kurang
sekitar 28%, 26 subyek memiliki nilai IMT gizi baik atau sekitar 60% dan 5
Total 43 100%
4.3 Pembahasan
Indeks def-t merupakan representasi dari tingkat kesehatan gigi dan mulut
indeks def-t pada subyek di PAUD Surya Pelangi, PAUD Purbasari 2, PAUD
Cempaka dan PAUD Baabusaalam, terdapat 43 anak dari 56 anak yang termasuk
kedalam indeks def-t tinggi atau sekitar 77%. Dari 56 anak yang menjadi subyek
dalam penelitian ini, rata-rata indeks def-t subyek adalah 7,10 atau rata-rata pada
satu anak terdapat 7 gigi berlubang. Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa anak-anak
di Indonesia memiliki rata-rata gigi berlubang yang berjumlah 8 gigi atau berada
dalam kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesehatan gigi
dan mulut pada anak-anak usia dini sangatlah buruk, padahal anak-anak usia dini
dengan pesatnya.20 Kesehatan gigi dan mulut yang buruk dapat memengaruhi
24
langsung.4,5
Pada anak-anak dengan indeks def-t tinggi, dari total 43 subyek, 28% atau
sekitar 12 subyek memiliki indeks IMT gizi kurang, 26 subyek atau 60% memiliki
indeks IMT gizi baik dan 5 subyek atau 12% memiliki indeks IMT gizi lebih. Hal
ini sesuai dengan penelitian Aluckal dkk, menyebutkan bahwa anak-anak dengan
gizi lebih dan gizi kurang memiliki permukaan gigi yang lebih rusak dibadingkan
dengan anak-anak dengan gizi normal. Hal ini disebabkan oleh gigi yang dilindungi
oleh suatu sistem imun di dalam rongga mulut, dimana komponen- komponen yang
dihasilkan oleh kelenjar ludah merupakan hal yang sangat berperan di dalam sistem
imun dalam rongga mulut.4 Karies pada anak yang kekurangan gizi jumlahnya akan
menyebabkan aliran saliva menurun dan mengurangi buffer saliva yang akhirnya
dapat meningkatkan resiko terjadi karies. Gigi yang tidak terbentuk dengan baik,
tanggal, atau sakit akibat adanya karies dapat menyebabkan konsumsi makanan
yang tidak adekuat, karena anak yang kehilangan beberapa giginya tidak dapat
makan dengan baik dan sering kali sampai tidak bisa makan kecuali makanan yang
lunak, selanjutnya diikuti dengan gangguan pencernaan dan kondisi kesehatan yang
kurang sempurna, hal itu berimplikasi pada menurunnya status gizi anak. Sehingga,
Karies gigi menjadi penyebab penyakit pada rongga mulut dengan angka
kejadian tinggi di seluruh dunia, menyerang pada 90% anak sekolah. 21 Etiologi dan
kebersihan rongga mulut, nutrisi, saliva dan flora normal yang berperan penting
pada awal kejadian hingga berkembangnya penyakit ini.22 Hubungan antara status
rongga mulut dan IMT masih menimbulkan kontroversi. Hal ini menjadi perdebatan
di kalangan peneliti yang berfokus pada subyek penelitian yaitu anak sekolah.
memiliki nilai lesi karies yang rendah, sedangkan pada IMT gizi berlebih
menunjukkan nilai lesi karies yang tinggi.24 Hal ini sejalan dengan review artikel
yang dilakukan oleh Paisi, dkk di India dan Hooley, dkk di Amerika Serikat dan
Eropa menunjukkan hubungan positif antara nilai IMT yang akan menentukan
status gizi seseorang dengan karies.25,26 Aktivitas fisik yang rendah menjadi salah
satu faktor yang dapat meningkatkan kenaikan IMT yang akan berpengaruh
terhadap status gizi seseorang. Apabila hal ini dihubungkan dengan peningkatan
konsumsi makanan manis dan level karies yang terjadi di negara berkembang maka
terlihat bahwa pada anak-anak dengan gizi berlebih, berat badan biasanya
berhubungan dengan pola makan, berat badan yang tinggi dapat menyebabkan
yang tinggi. Pola makan anak yang buruk juga menjadi salah satu faktor timbulnya
karies gigi pada anak. Konsumsi makanan minuman yang mengandung bahan
kariogenik menyebabkan gigi mudah mengalami karies, Selain itu pada anak-anak
dengan gizi lebih jumlah makanan yang dikonsumsi dan interval antara waktu
26
makan adalah pola yang memengaruhi hubungan antara karies gigi dengan status
Adanya hubungan yang ditemukan antara indeks def-t pada siswa PAUD
dengan status gizi berdasarkan indeks IMT pada penelitian ini berkolerasi dalam
A. Kesimpulan
menunjukan bahwa ada hubungan antara status kesehatan gigi dan mulut dengan
status gizi anak PAUD Surya Pelangi, PAUD Purbasari 2, PAUD Cempaka dan
B. Saran
1. Dianjurkan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut anak dengan baik, bisa
melalui cara menyikat gigi yang benar dan baik, asupan gizi anak, cara
2. Untuk peneliti, diharapkan dapat mendapatkan sampel yang lebih luas dan
3. Bagi pihak sekolah disarankan untuk menambahkan edukasi bagi anak anak
mulut dan gigi, akibat dari rongga mulut yang tidak sehat, konsumsi yang
27
28
baik untuk anak terhadap ibu untuk dapat bisa menjaga kesehatan gigi dan
untuk menangani masalah gigi dan mulut anak yang dilakukan di PAUD
DAFTAR PUSTAKA
from Sobral - Ceará. RGO - Rev. Gaúcha Odontol. 67, 1–7 (2019).
Kesehatan. RI 1, 1 (2019).
3. Aluckal, E. et al. Association between body mass index and dental caries
5. Hendarto, A. Nutrisi dan Kesehatan Gigi-Mulut pada Anak. Sari Pediatr. 17,
71 (2016).
29
30
habits and their relationship to oral health. Nutrients 12, 1–8 (2020).
11. Mulyati, S. & Amita, N. Praktek Merawat Gigi Pada Anak. Inov. dan
13. Winarto Putri, W. & Nina, N. Hubungan Antara Frekuensi Menyikat Gigi,
14. Dimitrova, D. Nutrition And Oral Health In Childhood. J. Med. Dent. Pract.
5, 908–910 (2018).
15. Hancock, S., Schofield, G. & Zinn, C. Healthy Food, Healthy Teeth: A
16. Suryani, L., Payung, S. & Pekanbaru, N. Faktor Yang Mempengaruhi Status
17. Fitri Kartika, R., Fatimah, S. & Rahfiludin Zen, M. Analisis FAktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Status Gizi Balita Suku Anak Dalam (SAD) (Studi di
19. Ghozali, I. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23.
31
20. Rahmi, P. Peran Nutrisi Terhadap Tumbuh Kembang Anak Usia Dini. J. Ar-
Raniry 5, (2019).
21. Lesmana, D. et al. Hubungan Indeks Massa Tubuh terhadap Karies Gigi pada
Anak : Sebuah Tinjauan Pustaka The Correlation Between Body Mass Index
22. Rachmawati, E. Korelasi Indeks Masa Tubuh (Bmi) Dan Indeks Karies (Def-
Relationship between body mass index and dental caries among adolescent
las caries dentales entre los adolescentes en el sur de la India. West Indian
25. Paisi, M. et al. Body mass index and dental caries in young people: A
26. Hooley, M., Skouteris, H., Boganin, C., Satur, J. & Kilpatrick, N. Body mass
31
LAMPIRAN 2 “Permohonan Penelitian”
32
LAMPIRAN 3 “Surat Ijin Penelitian”
33
LAMPIRAN 4 “Surat Ijin Penelitian”
34
LAMPIRAN 5 “Surat Ijin Penelitian”
35
LAMPIRAN 6 “Surat Ijin Penelitian”
36
LAMPIRAN 7 “Informed Consent”
37
LAMPIRAN 8 “Hasil Penelitian”
JK def kategori IMT IMT SD
No Nama Usia def-t
L P d e f individu BB TB TB (m) (bb/tb) IMT/U
1 AN 6 th 6 bl ✓ 7 10 0 17 tinggi 14 107 1.07 13.0841 gizi kurang
2 AS 5 th 4 bl ✓ 7 0 0 7 tinggi 11 106 1.06 10.3774 gizi kurang
3 AZ 5 th 2 bl ✓ 3 7 0 10 tinggi 18 111 1.11 16.2162 gizi normal
4 AY 5 th 7 bl ✓ 6 0 0 6 tinggi 14 108 1.08 13.0233 gizi kurang
5 DA 6 th 7 bl ✓ 6 0 0 6 tinggi 15 115 1.15 13.0435 gizi kurang
6 FJ 6 th 3 bl ✓ 6 8 0 14 tinggi 20 116 1.16 17.2414 gizi lebih
7 FF 6 th 7 bl ✓ 3 9 0 12 tinggi 17 116 1.16 14.6552 gizi normal
8 HA 5 th 6 bl ✓ 5 4 0 9 tinggi 15 109 1.09 13.7615 gizi kurang
9 KA 6 th 4 bl ✓ 5 4 0 9 tinggi 16 114 1.14 14.0351 gizi normal
10 MA 6 th 1 bl ✓ 0 3 0 3 sedang 15 100 1 15 gizi normal
11 RP 5 th 4 bl ✓ 0 0 0 0 rendah 16 101 1.01 15.8416 gizi normal
12 AJ 6 th 2 bl ✓ 8 0 0 8 tinggi 11 105 1.05 10.4762 gizi kurang
13 AR 5 th 6 bl ✓ 5 0 0 5 sedang 14 103 1.03 13.5922 gizi kurang
14 AZ 5 th ✓ 8 2 0 10 tinggi 14 102 1.02 13.7255 gizi kurang
15 AQ 5 th 1 bl ✓ 7 3 0 10 tinggi 15 105 1.05 14.3541 gizi kurang
16 ER 5 th ✓ 6 2 0 8 tinggi 15 112 1.12 13.4529 gizi kurang
17 FZ 5h 5 bl ✓ 0 9 0 9 tinggi 15 107 1.07 14.0187 gizi kurang
18 HL 6 th 5 bl ✓ 8 2 0 10 tinggi 19 116 1.16 16.3793 gizi normal
19 KH 6 th 1 bl ✓ 6 2 0 8 tinggi 15 106 1.06 14.1509 gizi normal
20 HZ 5 th ✓ 3 9 0 12 tinggi 22 111 1.11 19.8198 gizi lebih
21 NZ 6 th 10 bl ✓ 4 1 0 5 sedang 16 107 1.07 15.0235 gizi normal
22 NR 5 th 2 bl ✓ 7 2 0 9 tinggi 17 110 1.1 15.5251 gizi normal
23 NY 5 th 4 bl ✓ 3 6 0 9 tinggi 14 107 1.07 13.1455 gizi normal
24 NE 5 th 5 bl ✓ 3 0 0 3 sedang 17 100 1 17 gizi lebih
25 RS 5 th 10 bl ✓ 6 2 0 8 tinggi 17 112 1.12 15.1786 gizi normal
26 RK 5 th 4 bl ✓ 2 0 0 2 rendah 15 104 1.04 14.4231 gizi normal
27 SF 5 th 6 bl ✓ 1 13 0 14 tinggi 16 107 1.07 14.9533 gizi normal
28 YM 6 th 3 bl ✓ 8 0 0 8 tinggi 15 105 1.05 14.2857 gizi normal
29 AN 6 th 1 bl ✓ 6 0 0 6 tinggi 22 114 1.14 19.2982 gizi lebih
30 AD 6 th 7 bl ✓ 6 0 0 6 tinggi 19 111 1.11 17.1171 gizi normal
31 DZ 6 th 6 bl ✓ 7 0 0 7 tinggi 15 109 1.09 13.8249 gizi kurang
32 IL 6 th 1 bl ✓ 5 4 0 9 tinggi 18 110 1.1 16.3636 gizi normal
33 KM 6 th 8 bl ✓ 1 0 0 1 rendah 22 122 1.22 18.107 gizi normal
34 AK 7 th ✓ 5 1 0 6 tinggi 20 119 1.19 16.8776 gizi normal
35 IK 7 th ✓ 2 0 0 2 rendah 24 121 1.21 19.8347 gizi normal
36 AMR 6 th 8 bl ✓ 7 1 0 8 tinggi 16 111 1.11 14.4796 gizi normal
37 RMD 6 th 4 bl ✓ 4 2 0 6 tinggi 24 123 1.23 19.5122 gizi lebih
38 ADS 6 th 1 bl ✓ 0 10 0 10 tinggi 16 107 1.07 14.9533 gizi normal
39 AFN 6 th 4 bl ✓ 1 5 0 6 tinggi 18 113 1.13 15.9292 gizi normal
40 AZI 5 th 5 bl ✓ 6 3 0 9 tinggi 19 110 1.1 17.3516 gizi lebih
41 AZP 5 th 7 bl ✓ 2 0 0 2 rendah 35 120 1.2 29.2887 gizi lebih
42 HNF 6 th 2 bl ✓ 2 0 0 2 rendah 20 114 1.14 17.6211 gizi normal
43 KNY 5 th 2 bl ✓ 2 3 0 5 sedang 15 106 1.06 14.1509 gizi kurang
44 NRP 6 th 7 bl ✓ 0 1 0 1 rendah 20 116 1.16 17.2414 gizi normal
45 NSH 6 th 2 bl ✓ 5 2 0 7 tinggi 20 107 1.07 18.7793 gizi normal
46 NT 6 th 2 bl ✓ 4 5 0 9 tinggi 15 107 1.07 14.0187 gizi normal
47 ADH 6 th 4 bl ✓ 2 4 0 6 tinggi 18 102 1.02 17.9412 gizi normal
48 ANJ 6 th 4 bl ✓ 6 0 0 6 tinggi 17 106 1.06 15.6604 gizi normal
49 VN 5 th 5 bl ✓ 6 0 0 6 tinggi 16 106 1.06 14.6226 gizi normal
50 HY 5 th 6 bl ✓ 2 0 0 2 rendah 20 109 1.09 17.8899 gizi normal
51 FK 6 th 5 bl ✓ 0 10 0 0 tinggi 15 99 0.99 15.1515 gizi kurang
52 IQ 6 th 2 bl ✓ 3 4 0 7 tinggi 18 111 1.11 15.8559 gizi normal
53 SK 6 th 8 bl ✓ 2 7 0 9 tinggi 17 110 1.1 15.4545 gizi normal
54 YN 5 th 4 bl ✓ 6 0 0 6 tinggi 15 105 1.05 14.2857 gizi normal
55 SD 5 th 4 bl ✓ 5 3 0 8 tinggi 17 105 1.05 16.4762 gizi normal
56 SJ 5 th 2 bl ✓ 12 3 0 15 tinggi 15 106 1.06 13.9623 gizi normal
Jumlah def-t 242 166 0 398
Indeks def-t 7.107142857 sangat tinggi
38
LAMPIRAN 9 “Standart IMT”
39
40
LAMPIRAN 10 “Hasil Uji Statistik”
ANALISIS BIVARIAT
Analisis data pada penelitian ini di lakukan dengan menggunakan analisis bivariat.
antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan melihat = 0,05 atau CI 95%.
Hasil uji statistik Jika nilai p value < 0,05 maka terdapat hubungan yang signifikan
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 208.604a 168 .018
Likelihood Ratio 172.382 168 .392
Linear-by-Linear 17.029 1 .000
Association
N of Valid Cases 86
a. 195 cells (100.0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is .01.
Asymptotic Significance (2-sided), diperoleh hasil bahwa nilai chi-square 0.018 <
0,05 sehingga dapat disimpulkan Kesehatan gigi berpengaruh terhadap tingkat gizi
41
LAMPIRAN 11
RIWAYAT HIDUP
42
LAMPIRAN 12
RIWAYAT HIDUP
- NRP : 2095031
- Riwayat :
Maranatha (2016-2020)
Sekarang)
43