Dosen Pembimbing :
Siti Wahyuni., drg.,MDSc
NIP. 197906152006042001
Mahasiswa :
Chairunnisa Citra Djuanda (220631179)
Triska Fitriana (220631189)
DEPARTEMEN PROSTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2024
ral
Diagnosi
s
Oral
Diagnosis
IDENTITAS PASIEN
2.Pemeriksaan Umum
Penyakit Sistemik : Tidak Ada
Kebiasaan Buruk : Tidak Ada
Pernah Memakai GT : Tidak Pernah
Sikap Mental Pasien : Filosofis
Oral diagnosis
3. Pemeriksaan lokal
1. Pemeriksaan ekstra oral
Bentuk wajah
• Depan : Square
• Samping : Cembung
• Bibir : Normal
• Mata : Pupil Bergerak
• TMJ : Normal
Oral Diagnosis
Pemeriksaan Lokal
Pemeriksaan Intra Oral (RA)
• Mukosa Linggir Alveolaris
• Linggir
Alveolaris : Ovoid
Maksila kanan : Ovoid
Maksila kiri : Ovoid
Maksila anterior
• Lengkung
Maksila : U-shaped
Oral Diagnosis
Pemeriksaan Lokal
Pemeriksaan Intra Oral (RB)
• Mukosa Linggir Alveolaris
• Linggir
Alveolaris : Knife Edge
Mandibula kanan : Tapered
Mandibula kiri : Ovoid
Mand. anterior
• Lengkung
Mandibula : U-shaped
Oral Diagnosis
Pemeriksaan Lokal
Pemeriksaan Intraoral
• Relasi Rahang : Normal
• Ruang antar linggir : Cukup
• Palatum : Sedang (U-shaped)
• Torus Palatinus : sedang
• PPS : Sedang
• Lidah : Normal
• Konsistensi Saliva : Normal
• Vestibulum : RA : Dangkal pada
posterior kiri
RB : Sedang
Oral Diagnosis
Diagnosis :
Edentulus Penuh Rahang Atas dan rahang Bawah
Oral Diagnosis
Oral Diagnosis
Rencana
Perawata
n
Rencana Perawatan
1. Persiapan Perawatan
2. Teknik Pencetakan
• RA & RB : Teknik Mukokompresi
Jaringan lunak dibawah penekanan yang disesuaikan dengan kompresibilitas jaringan
lunak sehingga hasil cetakan tergambar secara detail hasil cetakan lebih akurat
hasil akhir gigi tiruan bersifat lebih cekat
Bahan cetak : Regular Body
PENENTUAN HUBUNGAN RAHANG
VERTIKAL (Metode Niswonger)
Prosedur Kerja :
• Pasien duduk dengan posisi tegak, kepala diatur dimana garis imajiner tragus-alanasi sejajar
lantai
• Masukkan oklusal rim ke dalam mulut pasien (sebelumnya diukur 2 mm dari dataran oklusal
rim anterior rahang atas kemudian dibuat tanda)
• Tentukan dua titik pada wajah pasien sejajar median line yaitu di bawah hidung dan pada
dagu
• Instruksikan pasien untuk membiarkan mandibula dalam keadaan istirahat, kemudian ukur
kedua titik dan catat sebagai X
• Instruksikan pasien untuk mengontakkan oklusal rim sambil menelan ludah, ukur kedua titik
dan catat sebagai Y
• Bila selisih X-Y (free way space) = 2-4mm maka telah diperoleh VD yang benar.
• Lakukan sebanyak 3 kali dan diambil nilai rata-ratanya.
PENENTUAN HUBUNGAN RAHANG
VERTIKAL (Metode Niswonger)
PENENTUAN HUBUNGAN RAHANG
VERTIKAL (Metode Fonetik)
• Pasien didudukkan dengan kepala diatur sedemikian
rupa sehingga garis imajiner tragus-alanasi
sejajar lantai
• Buat tanda titik pada midline, satu diatas bibir atas
dan satu pada dagu pasien
• Pasien dianjurkan untuk membiarkan mandibula
dalam keadaan istirahat, selanjutnya ukur kedua
titik tersebut dan catat hasilnya sebagai X mm
• Pasien diinstruksikan untuk menghitung 11-19
(untuk melihat pengucapan huruf s, i, ch, sy)
• Ukur kembali jarak kedua titik tersebut dan catat
hasilnya sebagai Y mm
• Selisih X-Y = 1-1,5 mm, closest speaking space
yang normal
PENENTUAN HUBUNGAN RAHANG
HORIZONTAL (Relasi Sentrik)
Prosedur Kerja :
• Pasien didudukkan dengan bagian atas badan pasien tegak dan tidak bersandar
• Pasien disuruh berlatih menelan beberapa kali atau menempatkan ujung lidah pada bagian
belakang palatum kemudian mengatupkan mulut dan oklusal rim bersamaan dengan lidah
tetap pada kedudukan tersebut
• Mula - mula pasien boleh dibantu dokter gigi dengan cara menekan dagu perlahan untuk
mendapatkan kedudukan paling belakang, namun bila pencatatan terakhir dilakukan, pasien
jangan disentuh
• Pasien disuruh menelan sendiri dengan mempertahankan oklusal rim tetap berkontak
• Oklusal rim ditandai dari rahang atas ke rahang bawah untuk memastikan bawah oklusal rim
berkontak pada kedudukan ini setiap saat
• Relasi sentrik sudah benar bila 2 garis yang dibuat pada oklusal rim tersebut harus bertemu
dalam hubungan yang sama setiap penelanan
KONSEP OKLUSI
BILATERAL BALANCED OCCLUSION
• Bilateral Balanced Occlusion (Oklusi Seimbang) adalah kontak oklusal gigi anterior
dan posterior secara simultan dan bilateral pada posisi sentrik dan eksentrik.
• Bilateral Balance Occlusion bertujuan agar gigi tiruan menjadi retentif dan stabil.
Oklusi ini merupakan jenis oklusi yang menghasilkan efisiensi mastikasi yang paling
besar.
PEMILIHAN ANASIR GIGI ANTERIOR
• Panjang gigi => posisi istirahat (1 -1,5 mm) dan garis tawa (terlihat 2/3 panjang
gigi anterior atas)
1. UKURAN GIGI • Lebar gigi => indeks nasal (lebar dasar hidung = puncak kaninus RA) dan
sudut mulut (tepi distal kaninus atas saat istirahat)
• Usia 65 tahun
3. WARNA GIGI :
• Warna kulit sawo matang
SHADE A3
• Warna rambut putih (uban) dan pupil hitam
• Estetis
4. BAHAN ANASIR GIGI • Natural mirip dengan gigi asli
TIRUAN : AKRILIK • Lebih terjangkau dibandingkan poselen
• Tahan terhadap fraktur
PEMILIHAN ANASIR GIGI POSTERIOR
• Mesiodistal => Jarak dari distal kaninus sampai retromolar pad
• Okluso gingival => Ditentukan berdasarkan jarak antar linggir. Dataran oklusal terletak
ditengah jarak interoklusal. Pada premolar pertama atas, disusun setinggi gigi kaninus untuk
1. UKURAN GIGI mempertahankan estetis
• Bukolingual/palatal => Ruangan bukolingual dibatasi oleh pipi dan lidah, juga dibatasi oleh
daya tahan linggir menerima tekanan. Lebar bukolingual harus lebih kecil dari gigi asli untuk
mengurangi tekanan kunyah.
• Gigi Anatomis pada RA dan RB lebih baik dalam mengunyah makanan dan memberikan
2. BENTUK GIGI
efisiensi pengunyahan yang baik dan menghasilkan estetis yang baik.
• Usia 65 tahun
3. WARNA GIGI :
• Warna kulit sawo matang
SHADE A3
• Warna rambut putih (uban) dan pupil hitam
• Estetis
4.BAHAN ANASIR
• Natural mirip dengan gigi asli
GIGI TIRUAN :
• Lebih terjangkau dibandingkan poselen
AKRILIK
• Tahan terhadap fraktur
Pencetakan
Anatomis
cet ak an An at omis
Pen
Alat dan Bahan Prosedur Kerja :
11 • Sendok cetak
berlubang
•
•
Try in sendok cetak ke dalam mulut pasien untuk
mendapatkan sendok cetak yang sesuai dengan pasien
Aduk bahan cetak hingga homogen dan masukkan
2
• Rubber bowl
bahan cetak ke sendok cetak secukupnya
• Spatula
• Bahan cetak
• Perhatikan posisi operator
• Rahang Atas: Operator berdiri di sebelah kanan
3
Alginate
belakang pasien
• Rahang Bawah: Operator berdiri di sebelah kanan
depan pasien
• Masukkan sendok cetak ke mulut pasien dan beri
sedikit penekanan
• Tunggu sampai bahan cetak mengeras, dan jika sudah
mengeras keluarkan dari mulut pasien
• Hasil cetakan dicuci dibawah air mengalir dan evaluasi
hasil cetakan
Pencetakan Anatomis
Evaluasi:
Hasil cetakan tidak
boleh poreus,
robek atau terlipat.
Hasil cetakan harus
mencakup batas anatomis
Tepi cetakan harus bulat
Tepi sendok cetak tidak boleh terlihat
Semua bagian ridge dan daerah
jaringan lunak sampai
batas mukosa bergerak dan tidak
bergerak tercatat dengan baik.
Model Anatomis Prosedur Kerja :
1. Campurkan bubuk dental stone dengan air, aduk
hingga homogen
2. Setelah homogen, Masukkan campuran ke dalam
cetakan anatomis
Alat dan Bahan :
• Dental Stone dan 3. Letakkan cetakan di atas vibrator supaya
Plaster of Paris gelembung udara yang terperangkap dapat
• Rubber Bowl hilang sehingga hasil tidak poreus
• Spatula 4. Tunggu sampai stone mengeras/setting, Setelah
• Cetakan anatomis setting, hasil cetakan dikeluarkan dan didapatkan
• Air model anatomis. Kemudian model anatomis
ditanam dalam basis
5. Trimming hasil model untuk didapatkan
model studi ideal
Model Anatomis
Evaluasi :
1. Model anatomis mencakup seluruh cetakan.
2. Hasil cetakan tidak poreus.
Sendok Cetak
Fisiologis
Sendok Cetak Fisiologis
Bibir atas ditarik ke arah luar, bawah dan dalam, diminta mengucapkan ‘ah’,
arah luar, bawah dan dalam. lalu pipi ditarik ke depan dan sementara operator menutup
belakang untuk mensimulasi hidung pasien. Kemudian
pergerakan frenulum bukalis
mandibular digerakkan ke kiri
dan ke kanan, lalu membuka
lebar.
Border Molding
• Regio labial : Bibir bawah ditarik ke luar, ke atas dan ke dalam.
• Regio bukal : Pipi ditarik ke arah luar, atas dan
dalam.
Kemudian pipi ditarik ke depan dan belakang
untuk mensimulasi pergerakan frenulum
bukalis.
• Regio lingual : Pasien diminta menggerakkan lidah ke kiri dan
ke kanan, lidah diangkat sampai menyentuh
anterior dari palatum.
• Regio posterior : Pasien diminta melakukan gerakan membuka,
menutup, lalu menggerakkan mandibula ke kiri dan ke kanan.
Pencetakan Fisiologis
Prosedur Pencetakan Fisiologis
• Bahan cetak diletakkan merata pada seluruh permukaan sendok cetak
• Masukkan ke dalam mulut pasien; pada RA dan RB menggunakan teknik mukokompresi.
Tunggu hingga bahan cetak mengeras
• Setelah bahan cetak mengeras keluarkan sendok cetak dari rongga mulut dan evaluasi hasil
cetakan
RA :
- Satu jari menekan palatum dan jari lainnya menekan daerah linggir
- Mulut pasien membentuk huruf O agar cetakan membulat
RB :
- Pasien diinstruksikan untuk menjulurkan lidah kearah sendok cetak untuk mendapatkan
sulkus lingual
- Pasien diinstruksikan untuk mengangkat lidah ke atas, kiri dan kanan untuk membebaskan
frenulum lingual serta mendapatkan daerah lingual
- Pasien diintruksikan buka tutup mulut dan menggerakkan mandibular
- Pastikan daerah yang diperluas pada retromylohyoid tercetak dengan baik
Pencetakan Fisiologis
Evaluasi :
• Stopper terlihat membayang
• Bahan cetak di atas compound green kerr harus setipis
mungkin dan tidak boleh melebihi 1 mm
• Mencakup seluruh jaringan pendukung gigi tiruan lengkap
Rahang Atas
1. Permukaan Labial
• Lempengan malam selebar dan sepanjang basis gigi tiruan pada permukaan labial dan bukal
dilunakkan menggunakan lampu spiritus dan kemudian dilekatkan pada basis
malam yang sudah ada.
• Setelah malam mengeras, bentuk bagian servikal masing-masing anasir gigi tiruan.
• Kemudian dari sekitar garis servikal masing-masing anasir gigi tiruan potong malam tersebut
sehingga membentuk sudut 45⁰.
• Bentuk tonjolan alur akar masing-masing anasir gigi tiruan
Modelir Malam
2. Permukaan Palatal
• Tinggi malam di daerah servikal terletak pada atau sedikit dibawah keliling terbesar
permukaan palatal gigi posterior. Pada gigi anterior, malam dibuat sedikit menutup
permukaan palatal gigi anterior di daerah servikal.
• Pembentukan rugae palatine dengan cara buat tanda dengan pensil biru pada rugae
palatine model edentulus rahang atas yang lain, dengan berpedoman kepada
bentuk tersebut, tetesi malam sedikit demi sedikit di daerah rugae palatine basis
malam
dibentuk sesuai yang diinginkan.
• Malam harus dibentuk hingga berbentuk konvek pada flange gigi tiruan
Modelir Malam
Rahang Bawah
• Modelir malam pada basis gigi tiruan lengkap rahang bawah,
prosedur dan caranya sama dengan rahang atas.
• Perbedaannya adalah pada kontur permukaan lingual rahang
bawah terutama didaerah posterior. Permukaan lingual harus
dimodelir sedemikian rupa sehingga memberi ruang terhadap
lidah untuk membantu memberikan tambahan retensi dan
stabilitas terhadap basis gigi tiruan lengkap rahang bawah.
Pasang
Percobaan
(Try In)
Pasang Percobaan
1. Pemeriksaan dan
penyempurnaan pencatatan
hubungan rahang vertikal
dimensi dan relasi sentrik
2. Pemeriksaan relasi sentrik,
penyesuaian model dan
articulator, serta posterior
palatal seal, relasi sentrik,
kesalahan remounting,
pemeriksaan PPS
3. Menciptakan estetik dan fonetik
Prose
Laboratoriu
s
m
Proses Laboratorium
• Flasking => Proses penanaman model malam dalam
flask/kuvet untuk membuat sectional mold
• Molding => Proses pembuatan cetakan atau
mempersiapkan ruang untuk pengisian akrilik
• Packing => Proses mencampur monomer & polimer
resin akrilik
• Curing => Pemerataan tekanan pada ruangan mold →
proses pembentukan ikatan yang lebih baik antara
anasir
& resin akrilik
• Cooling => Proses pendinginan yang cepat dapat
menyebabkan pembengkokan pada basis GT
karena adanya kontraksi termal
• Finishing & Polishing => Triming, sand paper finishing,
pumice wash
Remounting &
Selective Grinding
Remounting
Fungsi: Tipe Remounting
• Untuk mengetahui ada tidaknya perubahan- • Remounting lab ➔ selective grinding
perubahan oklusi di luar mulut pasien. • Remounting klinik ➔ kesalahan oklusi
• Melihat adanya kesalahan laboran selama
dikoreksi setelah dilakukan catatan
packing dan pemrosesan akrilik
interoklusal yang baru