Anda di halaman 1dari 68

KLINIK INTEGRASI (HOLISTIK)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS HASANUDDIN

LAPORAN KASUS
HOLISTIK
Nama : Nurunnisa Yustikarini
NIM : J014201049

Pembimbing : drg. Irfan Sugianto.,DDS.,M.Med.,Ph.d


IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Anugrawati Datu Mikan
No.Rekam Medik : 00 06 24 17
Tempat/Tanggal Lahir : 06 Juni 1982
Umur Pasien : 39 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Rappocini
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Status Pernikahan : Menikah
Agama : Kristen
PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
Pasien datang dengan keluhan nyeri sendi rahang kiri sejak ± 3 bulan
lalu. Pasien merasakan mulai sakit pada daerah tersebut karena
kebiasaan makan sebelah kiri akibat terdapat gigi tumbuh miring paling
sebelah kanan. Awalnya pasien memeriksakan kondisinya ke klinik
Inggit dan langsung diarahkan ke RSGMP Unhas untuk pemeriksaan
lebih lanjut. Tidak ada riwayat alergi obat dan makanan. Bukaan mulut
normal tanpa rasa sakit ketika membuka dan menutup. Saat ini pasien
tidak dalam keadaan batuk, flu, demam dan diare
PEMERIKSAAN
OBJEKTIF
Ekstra Oral
- Simetris wajah
- Deviasi (+) saat membuka dan menutup
mulut
- Kliking (+) pada condyle sinistra
- Nyeri palpasi (-) a.r periauricular sinistra
- Bukaan mulut ± 27 mm
PEMERIKSAAN OBJEKTIF
Intra Oral
PERAWATAN YANG TELAH DILAKUKAN
Kunjungan pertama(10/03/22)
S Pasien datang dengan keluhan nyeri sendi rahang kiri sejak ± 3 bulan lalu.
Pasien merasakan mulai sakit pada daerah tersebut karena kebiasaan makan
sebelah kiri akibat terdapat gigi tumbuh miring paling sebelah kanan.
O EO : Temporo mandibular disorder sinistra e.c bad habbit
- Simetris wajah A
- Deviasi (+) saat membuka dan menutup mulut
- Kliking (+) pada condyle sinistra * Pro OPG x- ray
- Nyeri palpasi (-) a.r periauricular sinistra
* Pro odontektomi gigi 48
- Bukaan mulut ± 27 mm
P * Pro konsul TS Prostondonti
IO :
- Erupsi sempurna gigi 18,28,38
- Partial erupted gigi 48
- Edentulous regio gigi 24, 26, 46
- Karies media 18, 36,37,38
- Kalkulus (+)
- OH Sedang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RUJUKAN MEDIS
1) Transfer of patientKonsultasi penderita untuk keperluan diagnosis, pengobatan,
tindakanoperatif dan lain-lain.
2) Transfer of specimenPengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lebihlengkap.
3) 3) Transfer of knowledge / personal.Pengiriman tenaga yang lebih kompeten atau
ahli untuk meningkatkan mutu layanan setempat
Planning
Diagnosis Rencana Perawatan

48 Impaksi Kelas II Posisi B Odontektomi


Mesioangula

18 Nekrosis Pulpa Ekstraksi

Kalkulus (+) RA RB Scalling

28,36,37,38,47 Pulpitis Restorasi direct komposit


reversible
26, 46 Missing teeth Gigi Tiruan Jembatan
Perawatan 1
ODONTEKTOMI
48
DEFENISI
Impaksi adalah keadaan ketika suatu gigi yang gagal mengalami erupsi secara sempurna atau sebagian pada
posisi yang tepat ke dalam lengkung gigi

Klasifikasi Archer (1975) dan Kruger (1984), berdasarkan Angulasi

1. Mesioangular , 2. Distoangular, 3. Vertical ,


4. Horizontal, 5. Buccoangular ,6. Linguoangular
7.Inverted
Klasifikasi Pell and Gregory(1933), berdasarkan hubungan
dengan oklusal plane molar kedua
4

• Posisi A : Bagian tertinggi dari molar ketiga bawah impaksi sama dengan oklusal plane gigi molar kedua bawah.
• Posisi B : Bagian tertinggi dari molar ketiga bawah impaksi
terletak di bawah oklusal plane molar kedua bawah, dan di atas cervical line molar kedua bawah.
• Posisi C : Molar ketiga bawah impaksi terletak dibawah garis servikal gigi molar kedua bawah
Penatalaksanaan Gigi Impaksi
Penatalaksanaan bedah bertujuan:
Mengambil gigi impaksi dari dalam socketnya Metode Odontektomi
sebab gigi tersebut dipandang merugikan 1.In Toto: tulang sekitar gigi impaksi dieksisi
bila tidak dikeluarkan dari dalam untuk mengeluarkan gigi impaksi secara utuh.
socketnya. 2. Separasi/ Sectioning if the tooth: Gigi
impaksi dibelah-belah sehingga dapat
Odontektomi yaitu pengangkatan gigi impaksi dikeluarkan sebagian-sebagian dengan mudah.
dengan pembedahan
Prosedur Odontektomi
1. Persiapan sebelum melakukan
pembedahan seperti sterilisasi alat
2. Desinfeksi daerah operasi
3.Anestesi blok nervus alveolaris inferior
dan nervus lingualis serta anestesi infiltrasi
nervus bukalis
4. Pembuatan flap jaringan lunak
Jenis flap yang biasa digunakan, yaitu :
• Desain envelope
• Flap triangular, sebuah desain
envelope dengan insisi vertikal
5. Menyingkap flap dengan rasparatorium
5.Ketika pengangkatan impaksi vertikal, tulang pada aspek oklusal, bukal, dan distal dari
mahkota diangkat untuk membuka mahkota gigi sampai garis servikal. Gigi diseparasi menjadi
bagian mesial dan distal
6.Aspek distal mahkota kemudian dielevasi terlebih dahulu menggunakan elevator cryer.
7.kemudian, elevator lurus yang kecil diinsersi ke dalam aspek mesial molar ketiga, dan gigi
dilepaskan dengan gerakan rotasi dan elevator dengan gerakan mengungkit.
9. Menghaluskan tulang yang tajam menggunakan bone file
10. Irigasi daerah operasi
11. Posisi flap dikembalikan dan dijahit dengan 3-0 atau 4-0 chromic atau
sutera hitam
12. Perawatan pasca bedah : antibiotika, analgetika, antiinflamasi
13. Mengevaluasi perdarahan setelah pembedahan sebelum memulangkan
pasien
Instruksi Pasca Bedah
1. Pasien diinstruksikan menggigit tampon yang ditempatkan di atas luka selama 30-
45 menit
2. Jangan terlalu banyak berkumur
3. Hindari makan makanan yang panas
4. Minum obat secara teratur sesuai resep
5. Pasien dianjurkan untuk diet makanan lunak
6. Penyikatan pada daerah bekas pembedahan dilakukan secara hati-hati
7. Pasien diberitahu untuk datang kontrol seminggu kemudian
Perawatan 2
SCALLING RA &
RB
DEFINISI SCALING (PROSEDUR NON-BEDAH)
Proses penghapusan plak dan kalkulus yang
berada pada permukaan gigi baik supragingiva
dan subgingiva

ROOT PLANNING (PROSEDUR NON-


BEDAH)
Proses dimana sisa kalkulus tertanam dan
bagian sementum dikeluarkan dari akar
menghasilkan permukaan yang halus, keras,
dan bersih.
ALAT DAN BAHAN
Alat Pelindung
Povidone Iodine Tampon Cotton Pellet Syringe Irigasi
Diri

Alat Polish Pinset Kaca Mulut Sonde


ALAT DAN BAHAN
Hoe Chisel Sickle Kuret
AKSESIBILITAS
Posisi operator
Anterior RA & RB (labial)

• Lengan bawah sejajar dengan lantai.


Posterior RA & RB
• Badan dalam keadaan stabil. palatal (kanan) dan
bukal (kiri)
• Paha sejajar dengan lantai.
Posterior RA & RB
• Sudut pinggul 90 derajat. bukal (kanan) dan
palatal (kiri)
• Saat bekerja dari posisi jam 9-12:00, rentangkan kaki
dan pisahkan sehingga kaki dan alas kursi membentuk
segitiga yang menciptakan posisi stabil.

• Hindari posisi kaki di bawah bagian belakang kursi


pasien. Anterior RB lingual
& RA palatal dan
• Punggung tegak dan kepala tegak. labial
AKSESIBILITAS
Posisi pasien

• Pasien harus dalam posisi terlentang dan


ditempatkan sedemikian rupa sehingga mulut dekat
dengan siku dokter yang sedang beristirahat.

• Badan: Tumit pasien harus sedikit lebih tinggi dari


ujung hidungnya.

• Kepala: Bagian depan kepala pasien harus rata


dengan tepi atas sandaran kepala.
• Untuk area mandibula — posisi dagu ke bawah.
• Area maksila — posisi dagu ke atas.

• Sandaran kepala: Jika sandaran kepala dapat


disesuaikan, harus dinaikkan atau diturunkan,
sehingga leher dan kepala pasien sejajar dengan
batang tubuh
VISIBILITAS

Direct Vision & Direct


Illumination Indirect Vision Indirect Illumination

Indirect vision & Indirect Retraksi labial dengan


Retraksi bukal
Illumination tangan non-operative
INTSTRUMENTASI
Instrumen grasp

Standar pen grasp Modified pen grasp Palm & thumb grasp

PALING EFEKTIF
INTSTRUMENTASI
Intra oral finger rest

Conventional finger rest Cross-arch finger rest

Opposite-arch finger rest Finger-on-finger rest


INTSTRUMENTASI
Extra oral finger rest

Extraoral palm-up fulcrum Extraoral palm-down fulcrum


INTSTRUMENTASI
Aktivasi Instrumen (Adaptasi)

Benar Salah

Cutting Edge Adaptasi blade


INTSTRUMENTASI
Aktivasi Instrumen

Basic Stroke Direction


Angulasi
PROSEDUR

Pesiapan alat dan bahan Menggunakan APD Pengaturan posisi kerja

Menggunakan hand
Desinfeksi area kerja Eksplorasi kalkulus
scaler (sickle) untuk
supragingiva
PROSEDUR

Menggunakan kuret Eksplorasi Kembali


Irigasi
gracey untuk subgingiva (sonde halfmoon)

Polishing
EVALUASI INTRUKSI PASCA
Kehalusan dan respon jaringan di evaluasi PERAWATAN
Menjaga kebersihan mulut dengan tetap
Evaluasi klinis tidak boleh dilakukan lebih awal menggosok gigi
dari 2 minggu pasca operasi

Re-epitelisasi luka yang dibuat selama Hindari berkumur keras


instrumentasi membutuhkan waktu 1 hingga 2
minggu. Hindari makan dan minum yang panas

Perubahan klinis yang positif setelah


instrumentasi sering berlanjut selama Hindari merokok
berminggu-minggu atau berbulan-bulan

Periode evaluasi yang lebih lama diindikasikan


untuk memutuskan apakah akan melakukan
intervensi untuk instrumentasi lebih lanjut atau
operasi.
PERAWATAN 3
EKSTRAKSI 18
EKSTRAKSI GIGI 18

1 Ekstraksi merupakan prosedur yang


dilakukan untuk menghilangkan gigi dengan
trauma seminimal mungkin terhadap jaringan
2 pendukung gigi sehingga bekas pencabutan
dapat sembuh dengan sempurna dan tidak
menimbulkan komplikasi.

Ekstraksi Gigi

3 Close Method Open Method


INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
INDIKASI KONTRAINDIKASI

Systemik
• Karies yang parah dan terjadi penyakit • Kecemasan yang berlebihan
pulpa • Pasien dengan hemophilia
• Penyakit periodontal • Diabetes yang tidak terkontrol
• Gigi malposisi dan erupsi berlebihan yang • Hipertensi berat
menganggu oklusi • Penyakit jantung
• Gigi impaksi • Pasien yang mengonsumsi obat-
• Persistensi gigi obatan tertentu
• Gigi yang berada di garis fraktur Lokal
• Gigi dengan fraktur akar • Sedang terjadi inflamasi atau infeksi
• Orthodontic purpose akut
• Prosthetic purpose • Perikoronitis akut
• Supernumerary teeth • Terapi radiasi yang melibatkan rahang
ALAT DAN BAHAN

ALAT BAHAN
• Alat oral diagnostic
• Nierbeken
• Bone file • Syringe anestesi lokal
• Desmotome • Larutan anastetikum
• kaca mulut • Povidone Iodine
• Tang Ekstraksi (disesuaikan • Tampon
dengan gigi yang akan • Cotton pellet
diekstraksi). • Larutan saline
• Pinset bedah atau pinset jaringan. • Larutan desinfeksi
• Elevator • Alat Pelindung Diri
• Needle holder.
Alat yang digunakan untuk Ekstraksi Sederhana Tang Ekstraksi 18
ALAT LAINNYA

Elevator

Needle holder

Desmotome
POSISI DENTAL UNIT

120o
110o

Rahang Atas Rahang Bawah


POSISI OPERATOR

Rahang atas dan Rahang bawah


Rahang bawah (kiri) (kanan)
CARA MEMEGANG TANG

Rahang Atas

Rahang Bawah
CARA MEMEGANG ELEVATOR
PROSEDUR EKSTRAKSI 18

1. Cuci tangan sesuai WHO


2. Menggunakan APD
3. Disifeksi daerah kerja dengan menggunakan povidone iodine
4. Melakukan anastesi kemudian memeriksa apakah anastesi sudah bekerja
5. Melepaskan perlekatan gigi dengan menggunakan desmotome
6. Menggerakkan gigi dengan elevator
7. Mencengkram gigi dengan tang ekstraksi hingga ke bawah gingiva pada daerah
CEJ atau lebih dalam hingga ke daerah furkasi menggunakan tang yang sesuai
dengan gigi yang akan diekstraksi.

Sumber: Fragiskos. Oral Surgery. 3rd ed. Berlin: Springer.


PROSEDUR
PROSEDUR EKSTRAKSI 18

8. Melakukan gerakan luksasi hingga gigi benar benar mobile


9. Melepaskan gigi dari soket
10.Irigasi dengan larutan saline
11.Memeriksa socket dari tulang yang tajam dan sisa akar
12.Bila socket bekas pencabutan cukup besar, dapat dilanjutkan dengan suturing
13.Menggigitkan tampon yang telah diolesi povidone iodine pada daerah ekstraksi
14.Menuliskan resep
15.Memberikan instruksi pasca pencabutan

Sumber: Fragiskos. Oral Surgery. 3rd ed. Berlin: Springer.


INSTRUKSI PASCA PENCABUTAN
1. Pasien diinstruksikan untuk mengigit tampon kurang lebih 30- 45 menit untuk mencegah terjadinya
pendarahan
2. Pasien diinstruksikan untuk beristirahat dan tidak melakukan pekerjaan selama 1-2 hari, tergantung
pada kondisi pasien
3. Pasien diinstuksikan untuk mengonsumsi makanan lunak dan minum air dingin
4. Pasien diinstruksikan untuk tidak berkumur pada hari pertama setelah pencabutan. Pasien
diperbolehkan untuk menyikat gigi, tetapi menghindari daerah luka bekas pencabutan
5. Pasien diinstruksikan untuk mengompres bekas luka dengan kompres es selama 10-15 menit
6. Pasien diinstruksikan untuk meminum obat yang telah diresepkan
7. Memberitahukan pasien untuk kontrol satu minggu kemudian untuk membuka jahitan atau
menghubungi operator saat ada keluhan.
Sumber: Fragiskos. Oral Surgery. 3rd ed. Berlin: Springer.
PERAWATAN 4
RESTORASI DIRECT
COMPOSITE
Gigi 28,37,36,47
PREPARASI KELAS I
1. Siapkan alat dan bahan, hand hygiene 6 langkah
lalu gunakan APD
2. Instruksikan pasien untuk duduk di dental unit, lalu
berkumur dengan larutan yang mengandung
povidone iodine
3. Membuat outline form, bentuk outline preparasi
oklusal mengikuti bentuk fissure gigi molar
4. Bagian oklusal dibuka dari arah oklusal, lalu
meluas ke distal untuk menghilangkan jaringan
nekrotik/karies dengan menggunakan round bur
5. Membentuk desain preparasi boks pada
permukaan proksimal (distal) dengan cara
menggerakan fissure bur ke arah bukal dan lingual
ALAT & BAHAN

Cotton roll

Composite Resin Bonding Agent Etsa


RESTORASI KOMPOSIT
1. Pemilihan warna komposit sesuai warna gigi pasien
2. Isolasi gigi dengan cotton roll lalu keringkan
3. Etsa menggunakan asam fosfat 37% dengan mikrobrush
selama -+15 detik
4. Bilas dan semprot ringan dengan water syringe
5. Lalu aplikasikan bonding dengan mikrobrush pada kavitas dan
dilakukan curing dengan light cure unit selama -+10detik
6. Lalu ditumpat menggunakan resin komposit dengan teknik
incremental (selapis demi selapis) lalu di curing selama -+10-
20detik/sesuai instruksi pabrik sampai sesuai dengan bentuk
dan ukuran gigi
7. Lakukan finishing dengan finishing bur untuk membuang
kelebihan komposit dan membentuk gigi sesuai anatomi
8. Cek oklusi dengan artikulating paper, jika ada bagian yang
berwarna hitam lebih tebal, maka dilakukan reduksi dengan
finishing bur
9. Lalu lakukan polishing untuk mengkilapkan gigi dengan
polishing bur
PERAWATAN 5
GIGI TIRUAN
JEMBATAN
Gigi Tiruan Jembatan

Gigi tiruan yang mengganti satu atau lebih gigi yang hilang, dan dilekatkan ke satu atau lebih gigi asli atau akar
gigi yang bertindak sebagai penyangga, dilekatkan secara permanen dengan semen serta didukung sepenuhnya
oleh satu atau beberapa gigi, akar gigi atau implant yang telah dipersiapkan

INDIKASI KONTRAINDIKASI

• Struktur jaringan gigi yang sehat • Hygiene mulut buruk


• Oral hygiene baik. • Gigi yang harus diganti banyak
• Mengganti hanya beberapa gigi yang hilang (1-4 • Alveolaris pendukung gigi kurang dari 2/3 akar gigi
gigi)
• Gigi abutment abnormal dan Jaringan periodonsium
• Processus alveolaris yang mendukung baik
tidak sehat
• Gigi abutment tidak malposisi dan mampu
• Oklusi abnormal
menerima tekanan pontic
• Kesehatan umum buruk
• Gigi abutment posisinya sedapat mungkin sejajar
dan masih vital
• Tidak terjalin kooperatif dari pasien dan operator
• Kesehatan umum pasien baik • Mempunyai bad habit

3
DIAGNOSIS DAN RENCANA PERAWATAN
Diagnosis
RA : Edentulous Parsial, Klasifikasi Kennedy Kelas III
modifikasi 1
RB : Edentulous Parsial, Klasifikasi Kennedy Kelas III

Rencana Perawatan

Rencana perawatan yang akan dilakukan pada daerah


edentulous gigi 26 dan 46 yaitu dengan menggunakan
gigitiruan jembatan jenis fixed fixed bridge dengan gigi
penyangga pada gigi 25 dan 27 serta 35 dan 37 tipe retainer
mahkota penuh, dan tipe pontik modifikasi ridge lap.
Bahan yang digunakan metal-keramik
PEMILIHAN WARNA GIGI

HUE
Memilih warna dasar shade guide (Memilih A, B, C, D)

CHROMA
Memilih warna chroma sesuai dengan hue yang telah
dipilih dan intensitas atau saturasi dari hue.

VALUE
Tingat Kecerahan
Penentuan Warna Gigi
• Gigi pasien diamati pada posisi sejajar dengan mata pengamat, sehingga bagian retina yang paling sensitif terhadap warna dapat
bekerja maksimal
• Perbandingan warna dilakukan pada beberapa kondisi pencahyaan. Umumnya pasien diarahkan
untuk dilihat warna giginya ketempat dekat cahaya alami (seperti dekat jendela), setelah sebelumnya
menggunakan pencahayaan fluorescent
• Gigi yang akan dibandingkan warnanya haruslah dalam keadaan bersih
• Warna yang cerah dari dinding, pakaian, atau lipstik sebaiknya dihindari
• Pengukuran warna dilakukan secepat mungkin,warna dari shade guide disandingkan disebelah gigi tersebut atau asisten dokter gigi
dilakukan untuk mengkompensasi kemungkinan defek visual dari mata dokter gigi
• Pengambilan fotografi bila perlu, untuk laboratorium atau evaluasi keberhasilan perawatan

11
PREPARASI
KRITERIA IDEAL
1
Reduksi Akhiran preparasi chamfer

(A)Preparasi shoulder;
Konvergen total 6 derajat (taper) (B)Preparasi bevel shoulder;
(C) Preparasi chamfer Reduksi minimum 0,5mm
PERTIMBANGAN KHUSUS

Bevel cusp fungsional pada Bevel cusp nonfungsional, Pada gigi premolar, preparasi
sudut sekitar 135 derajat Molar rahang atas, setengah margin chamfer sedikit lebih
terhadap sumbu panjang gigi oklusal dari dinding bukal konservatif (<0.5mm) untuk
yang dipreparasi. direduksi menjadi sejajar dengan mempertahankan struktur gigi
kontur bukal dari gigi asli
ALAT DAN BAHAN
1

1) Coarse-grit round-end tapered diamond


2) Tapered fissure bur
3) Medium-grit short needle diamond
4) Coarse-grit tapered torpedo diamond
5) Fine-grit tapered torpedo diamond
6) Red utility wax
7) Handpiece

1 2 3 4 5 6 7
PROSEDUR
1

Saluran orientasi Reduksi oklusal dan Bevel cusp fungsional Evaluasi kecukupan oklusal clearance

Axial alignment groove Reduksi aksial Pembuatan margin preparasi


(chamfer) dan seating groove
HASIL PREPARASI
RETRAKSI GINGIVA
 Retraksi gngiva atau disebut juga dengan tissue dilatation adalah usaha pendorongan gingiva kearah
lateral dengan maksud agar tepi akhir preparasi gigi dapat tercetak dengan baik. Pendorongan gingival
ini bersifat reversible dan secara umum masa relaps terjadi selama 24-48 jam. Prosedur ini dapat
menyebabkan trauma pada gingiva jika dilakukan dengan tidak hati-hati.

 Tehnik retraksi gingiva ada dua, yaitu:


1. Tehnik dengan menggunakan bahan kimia
2. Tehnik Mekanik

Retraksi Gingiva bertujuan untuk:


 Membebaskan tepi preparasi mahkota dari jaringan lunak pada waktu preparasi dan pencetakan
 Melihat bentuk anatomis mahkota gigi
 Preparasi pundak servikal terlihat jelas

24
1
• Elastomer (addition silicone (polivinil siloxane))
=membuat cetakan lengkung yang telah dipreparasi
dengan teknik double impression
PENCETAKAN • Hidrokoloid (alginat)
=membuat cetakan lengkung rahang yang berlawanan
PROSEDUR Teknik double impression

• Evaluasi custom/stock tray pada mulut pasien untuk memastikan fit/tidaknya tray.
Modifikasi bila perlu.
• Campurkan material putty sampai homogen, kemudian letakkan pada sendok cetak
• Cetakkan pada mulut pasien
• Setelah setting, keluarkan dari mulut pasien
• Kurangi material pada cetakan bagian gigi yang dipreparasi
• Manipulasi material cetak light body, letakkan pada tray di area gigi (yang telah diasah
sebelumnya) dan letakan kembali pada mulut pasien
• Tunggu sampai setting dan keluarkan dari mulut pasien kemudian dievaluasi.
PENCATATAN HUBUNGAN INTEROKLUSAL
1

• Artikulator tipe simple hinge


• Penyesuaian akhir pada oklusi sentrik dan berbagai gerakan mandibula
dibuat di dalam mulut sebelum sementasi
PROVISORI
RESIN AKRILIK

1
DIRECT INDIRECT
• Cetak pra operatif pasien • Cetak alginat pra operatif (no. 1)
• Preparasi gigi • Cetak gigi yang dipreparasi dengan alginat (no. 2)
• Tuang resin akrilik self-cure ke dalam cetakan • Tuang (no. 2) dengan plester quick setting.
alginat pra operatif di area gigi yang dipreparasi • Tuangkan resin akrilik pada cetakan (no. 1)
• Pasang cetakan pada gigi yang telah dipreparasi • Tempatkan gips (no. 2) dalam cetakan (no. 1)
dan lepaskan setelah resin setting • Hapus resin yang berlebihan dari area embrasure.
• finishing dan polishing restorasi sementara. • Tunggu resin setting dan lepaskan gips setelah setting
• Finishing dan polishing restorasi sementara
TRY IN
01 Lepas restorasi sementara

02 Tempatkan casting pada gigi dengan tekanan ringan

03 Periksa oklusi dengan meminta pasien menggigit articulating paper

04 Evaluasi embrasures dan menilai titik recontouring proksimal apabila diperlukan

Lewatkan benang gigi melalui kontak untuk mengetahui kekencangan kontak dan
05
lokasinya

06 Sesuaikan area kontak sehingga casting dapat duduk secara pasif


SEMENTASI
01 Isolasi gigi yang telah dipreparasi

Aplikasikan lapisan tipis luting cement (GIC tipe 1) pada permukaan restorasi dan gigi
02
yang dipreparasi

03 Tempatkan restorasi dengan bantuan tekanan tangan

Instruksikan pasien untuk menggigit cotton roll kecil yang ditempatkan pada permukaan
04
oklusal restorasi

05 Bersihkan sisa semen yang menempel

06 Periksa kembali oklusi untuk keselarasan oklusi sentrik

07 Periksa sulkus gingiva dari sisa semen untuk menghindari iritasi pada jaringan pendukung
• Gunakan rasio powder-liquid yang tepat dari semen
luting.
• Aplikasikan resin dentin-desensitizer.
MENCEGAH NYERI PASCA • Hindari mengisi restorasi dengan semen secara
SEMENTASI berlebihan.
• Tempatkan restorasi dengan perlahan.
• Bersihkan kelebihan semen hanya setelah setting
sepenuhnya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai