Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

TEKNIK EKSTRAKSI GIGI

D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
SRI WAHYUNI S
( PO714161171039 )

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT ,yang telah memberikan
kesehatan,nikmat, dan karunia-Nya sehingga saya bias menyelesaikan tugas Makalah ini Yaitu
EKSTRAKSI Gigi, Posisi Pasien,operator dan Kursi Pada saat pencabutan.Tepat pada waktunya.
DAFTAR ISI
Kata pengantar ...........................................................................................................
Daftar isi.....................................................................................................................
BAB 1 Pendahuluan
a. Latar belakang ................................................................................................
b. Rumusan masalah ..........................................................................................
c. Tujuan ............................................................................................................
BAB 2 Pembahasan
A. Pengertian ektraksi .........................................................................................
B. Posisi pasien saat ektraksi ..............................................................................
C. Posisi operator saat ekstraksi .........................................................................
D. Posisi kursi saat ekstraksi...............................................................................
BAB 3 Penutup
A. Kesmipulan ....................................................................................................
B. Saran ..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekstraksi Gigi
Ekstraksi gigi adalah suatu proses pengeluaran gigi dari alveolus, dimana gigi tersebut
sudah tidak dapat dilakukan perawatan lagi. Pencabutan gigi juga merupakan tindakan
pembedahan yang melibatkan jaringan keras dan jaringan lunak dari rongga mulut. Defenisi
pencabutan yang ideal adalah pencabutan gigi secara utuh atau akar gigi dengan trauma
seminimal mungkin terhadap jaringan pendukung gigi sehingga bekas pencabutan dapat
sembuh dengan sempurna dan tidak menimbulkan komplikasi.
B. Posisi Pasien
Untuk menghantarkan tekanan terkontrol yang memadai, pasien dan operator
menempati posisi tertentu. Secara umum kenyamanan pasien dikorbankan untuk mendapat
jalan masuk dan control. Pencabutan gigi atas sebaiknya dilakukan pada posisi pasien
relative lebih tinggi ( di atas dataran siku ), dan duduk pada kursi setengah menyandar.
Pencabutan gigi bawah dipermudah dengan penempatan pasien relative lebih rendah (
dibawah dataran siku ) dan posisi kursi tegak. Mengubah kedudukan kepala pasien kea rah
atau menjauh operator sering diperlukan untuk meningkatkan visualisasi dan memudahkan
dilakukannya tekanan terkontrol. Secara umum biasanya alat-alat yang digunakan untuk
pencabutan didesain untuk operator yang bekerja di kanan depan pasien untuk orang yang
tidak kidal dan kiri depan pasien untuk yang bertangan kidal. Dengan posisi kepala pasien
yang tepat, ahli bedah mulut dapat mempertahankan letak siku yang dekat dengan tubuh
dan pergelangan tangan lurus. Hubungan antara pergelangan tangan yang lurus antara letak
siku yang dekat merupakan persyaratan untuk menghantarkan tekanan.

Adapun posisi pasien saat pencabutan :


a) Kepala penderita setinggi operator
b) Siku operator setinggi bahu penderita
c) Penderita menghadap kedepan waktu pencabutan gigi depan RA dan RB
d) Penderita menghadap kekiri wakti pencabutan gigi samping kanan atas
e) Penderita menghadap kekanan waktu pencabutan gigi samping kiri atas

1. Rahang Atas
 Untuk pasien harus sejajar dengan bahu operator
 Sudut dental unit harus dengan lantai membentuk sudut 120o
 Permukaan gigi RA membentuk sudut 450 terhadap bidang datar (lantai) ketika
membuka mulut
 Punggung-kepala satu garis lurus
 Sudut lebih dari 110 terhadap lantai
 Mulut pasien kira-kira setinggi bahu operator

2. Rahang Bawah
 Posisi kursi diturunkan sehingga sudut antara dental unti dengan lantai 110o
 Bidang oklusal RB harus parallel terhadap lantai ketika membuka mulut.
 Mulut pasien setinggi siku tangan operator
 Kepala – Punggung satu garis lurus.

C. Posisi Operator
1. Gigi Rahang Atas:
1) Operator berada di depan kanan pasien (arah jam 8)
2) Posisi jari tangan operator
3) Tangan kanan memegang tang
4) Tangan kiri, 2 jari fiksasi tulang alveolar dan 3 jari lain fiksasi tulang rahang.
1) Gambar. Posisi operator
 Gigi posterior kiri -> ibu jari di palatinal, telunjuk di bukal, 3 jari lainnya
berada diluar mulut
 Gigi anterior -> ibu jari dipalatinal, telunjuk di labial
 Gigi posterior kanan -> ibu jari di bukal, telunjuk di palatal
2. Gigi Rahang Bawah:
1) Posterior kanan: operator berada di belakang kanan pasien (arah jam 10). Posisi
jari tangan yaitu ibu jari dilingual, telunjuk di bukal dan ketiga gigi lainnya berada
di dagu untuk menghindari dislokasi mandibular
2) Posterior kiri dan anterior
Operator berada di depan kanan pasien (arah jam 8), telunjuk berada di labial /
bukal dan jari tengah di lingual sedangkan ibu jari di bawah dagu atau ibu jari di
labial dan jari telunjuk di lingual dan ketiga jari lainnya dibawah dagu.
3) Fungsi tangan kiri operator
 Selama aplikasi tang
 Menarik pipi, bibir, dan lidah
 Menuntun bilah tang ke dalam gigi yang akan dicabut
 Fiksasi kepala pasien selama kerja pada gigi RA dan menstabilkan
mandibula selama bekerja pada gigi RB
 Selama luksasi gigi
 Menstabilkan kepala (RA) atau mandibula (RB)
 Mendukung kortikal plates buccal dan lingual
 Memperkirakan besarnya tekanan yang dilakukan dan besarnya
pelebaran tulang alveolar
 Mengangkat tambalan yang pecah. Fragmen gigi atau keseluruhan
gigi sebelum masuk ke dalam oropharing.

 Indikasi dan Kontraindikasi Pencabutan Gigi dengan Pembedahan

Indikasi :

1. Gigi RA dan RB dengan morfologi akar yang tidak biasa


2. Gigi dengan akar hipersementosis
3. Dilaserasi akar
4. Gigi dengan akar ankilosis atau abnormal
5. Gigi impaksi dan semi impaksi
6. Ujung akar gigi yang fraktur yang tertinggal dalam tulang
7. Gigi yang tertanam dalam sinus
8. Akar gigi dengan lesi periapical
9. Gigi yang berada di bawah batas gusi
10. Gigi yang berdifusi dengan akar gigi sebelahnya.

Kontraindikasi :

Fraktur ujung akar asimtomatik, dengan pulpa vital, terletak dalam soket, terutama
pada pasien yang berusia lanjut. Pencabutan ujung akar dapat dipertimbangkan ketika:

 Terdapat risiko komplikasi local yang serius seperti masuknya ujung akar ke
dalaml, or nervus lingual. sinus maksilaris atau injuri pada nervus alveolar
inferior, nervus mentalis.
 Banyak tulang alveolar yang harus dibuang
 Terdapat penyakit sistemik yang serius.

 Instruksi post operatif


 Istirahat

Pasien harus beristirahat, tidak bekerja selama 1-2 hari, tergantung


keparahan luka dan kondisi fisi pasien

 Analgesia

Konsumsi analgesia setiap 4 jam jika rasa sakit masih ada.

 Edema

Kompres dingin pada bagian luar (ekstra oral) kula selama 10-15 menit
dan diulang setiap ½ jam untuk 4-6 jam.

 Antibiotic

Berikan pada pasien dengan risiko kontaminasi bakteri.

 Diet: Minum dingin dan makan-makanan yang lunak.


 Oral hygiene
 Berkumur dilarang 24 jam pertama
 Setelah itu, mulut dapat dibilas dengan air hangat 3x sehari untuk 3-4 hari
 Dapat menyikat gigi tetapi hindari daerah baru saja di cabut
 Pencabutan benang suturing: Dilakukan 1 minggu setelahnya
BAB 3
PENUTUP
a. Kesimpulan
Ekstraksi gigi adalah suatu proses pengeluaran gigi dari alveolus, dimana
gigi tersebut sudah tidak dapat dilakukan perawatan lagi. Pencabutan gigi juga
merupakan tindakan pembedahan yang melibatkan jaringan keras dan jaringan
lunak dari rongga mulut.
Untuk menghantarkan tekanan terkontrol yang memadai, pasien dan
operator menempati posisi tertentu. Secara umum kenyamanan pasien dikorbankan
untuk mendapat jalan masuk dan control. Pencabutan gigi atas sebaiknya dilakukan
pada posisi pasien relative lebih tinggi ( di atas dataran siku ), dan duduk pada kursi
setengah menyandar. Pencabutan gigi bawah dipermudah dengan penempatan
pasien relative lebih rendah ( dibawah dataran siku ) dan posisi kursi tegak.
Mengubah kedudukan kepala pasien kea rah atau menjauh operator sering
diperlukan untuk meningkatkan visualisasi dan memudahkan dilakukannya
tekanan terkontrol

b. Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/7517219/TEKNIK_CABUT

https://dokumen.tips/documents/posisi-pencabutan-5640c6d32bcd2.html

Anda mungkin juga menyukai