Anda di halaman 1dari 33

Teknik Ekstraksi Gigi

Close Methode
Oleh:

Egy Permatasari Helmy 2041412045


Rika Irma Yanti 2041412041
Ekstraksi close
methode

Disebut juga simple technique, merupakan


teknik pencabutan gigi tanpa pembedahan,
hanya menggunakan prosedur pencabutan
dengan menggunakan tang, elevator maupun
kombinasi dari keduanya.
Indikasi Kontraindikasi
 Gigi karies dalam dengan patologi
pulpa dimana terapi endodontik tdk  Hipersementosis apical atau ankilosis
memungkinkan atau pasien tidak  Pasien dengan penyakit sistemik
mau. yang tidak terkontrol
 Gigi dengan patologi apikal  Rongga mulut yang terlalu kecil
 Periodontitis karena anatomi, patolgi, atau trauma
 Gigi malposisi dan erupsi yang menyluitkan close method
berlebihan
 Gigi impaksi
 Retained deciduous teeth
 Fraktur gigi yang tidak dapat
dirawat secara konservatif
 Tujuan ortodontik
 Tujuan prostetik
 Sebelum terapi radiasi
 Ekstraksi profilaksis
Instrument
A. Elevator
Indikasi Elevator Syarat Penggunaan
Elevator
 Untuk ekstraksi gigi yang tidak  Jangan menggunakan gigi yang
dapat dicabut dengan tang berdekatan sebagai titik fulrum
 Untuk mengeluarkan sisa akar   Jangan menggunakan dinding
 Untuk memecah gigi bukal dan lingual sebagai titik
 Untuk mengangkat tulang fulcrum
interradikuler (cryer).  Harus selalu menggunakan jari
 Untuk memisahkan gigi dengan tangan sebagai fiksasi untuk
gingiva sebelum penggunaan menjaga jika elevator meleset
dengan tang  Pada waktu membuang
interradikuler, jangan merusak
jaringan gigi lainnya.
Desain Elevator

Elevator Lurus Elevator bengkok

Bilah dari ujung ke tangkai


merupakan dataran miring dan Bilah membentuk sudut
memiliki lebar bervariasi antara terhadap tangkai dan
2-3,5 hingga 4 mm pegangan
Posisi Tangan dan Elevator Lurus

1. Elevator lurus dipegang pada tangan


yang dominan dan jari telunjuk diletakkan
dekat dengan bilah

4. Ketika instrumen digunakan


pada gigi maksila, posisi
elevator tegak lurus dengan
axis gigi
2. Elevator selalu diletakkan di bukal, tidak
di lingual atau palatal gigi, diantara gigi dan
5. Selama luksasi, gunakan
tulang alveolar
cotton roll atau kassa antara
3. Elevator diposisikan sehingga permukaan jari dan sisi lingual/palatal gigi
cekung (ventral) dari bilah berkontak pada untuk mencegah luka/trauma
mesial atau distal gigi yang akan diekstraksi, pada jari dan lidah apabila
sedangkan permukaan cembung (dorsal) elevator meleset saat
berkontak dengan jaringan keras mulut digunakan
Posisi Tangan dan Elevator Lurus
6. Selama luksasi, gigi di sebelahnya yang
masih sehat jangan digunakan sebagai titik
tumpu, sebaiknya titik tumpu menggunakan
alveolar ridge. Karena beresiko merusak
serabut ligamen periodontal gigi
sebelahnya.

7. Jika titik tumpu memiliki struktur yang


rapuh, tekanan yang diberikan pada
elevator sebaiknya kecil

8. Elevator lurus sebaiknya tidak digunakan


untuk mengekstraksi gigi dengan akar lebih
dari satu karena beresiko menyebabkan
fraktur akar jika tidak dilakukan pemisahan
akar sebelumnya (split)
Instrument
B. Tang pencabut gigi/Forcep
Forcep Maksila

Untuk gigi Anterior dan Premolar,


memiliki handle dan paruh yang lurus
untuk kuadran kanan dan kiri.

Untuk pencabutan gigi M1 dan M2, dimana


setiap paruh memiliki desain yang
berbeda :
-bagian lingual : kontur paruh membulat
-bagian bukal : kontur paruh meruncing ke
bifurkasi gigi

R L
Forcep Maksila

Untuk pencabutan akar gigi RA.


Untuk pencabutan gigi M3 Merupakan Bentuk: handle lurus dengan paruh
tang terpanjang dengan paruh panjang dan meruncing, takik
membengkok dan takik mencekung, mencekung, untuk kuadran kiri dan
untuk kuadran kiri dan kanan. kanan.
Forcep Mandibula

Untuk pencabutan gigi M1 dan


M2 RB.
Untuk pencabutan gigi anterior dan Bentuk: kedua sisi memiliki takik
premolar gigi RB. yang runcing (sesuai dengan
Bentuk: takik mencekung bentuk bifurkasi gigi M1 dan M2
RB)
Forcep Mandibula

Untuk pencabutan gigi M3 RB.


Untuk pencabutan ujung akar gigi
Bentuk: paruh sedikit lebih panjang
RB. Bentuk: paruh meruncing dan
dari tang M1 dan M2 RB, takiknya
berkontak ketika tang ditutup
mencekung .
Cara menggunakan forcep • Cara memegan forsep dengan teknik palm
and thumb grasp
• Tang dipegang oleh tangan yang dominan
kemudian beaknya dimasukkan dalam
soket gusi sedalam mungkin.
• Untuk gigi yang berakar satu , ujung
beaksnya harus sampai dibawah cervico
cemento enamel juntion
• Untuk gigi yang akarnya lebih dari satu,
ujung beaksnya dimasukkan sampai Tang RA
bifurkasi

Tang RB
2. Bahan

Kasa dan Povidon


tampon Iodin

NaCl 0.9%
Prosedur Kerja
Asepsis.

Operator memberi penjelasan


prosedur dan komlikasi yang Anastesi
mungkin terjadi kepada pasien

Ekstraksi

Pasien menyetujui informed


consent. Irigasi soket dengan NaCl.

Persiapan operator dan Instruksikan pasien


pasien menggigit tampon yang
sudah diberi povidone
iodine selama 30-45 menit.
Posisi Pasien
Rahang atas Rahang bawah
• Dataran oklusal Rb sejajar dg lantai
• Mulut pasien setinggi bahu operator.
Ketika membuka mulut.
• Dataran oklusal RA membentuk sudut • Kursi DU diposisikan lebih rendah dg
45 ° terhadap garis horizontal Ketika membentuk sudut 110° terhadap lantai
membuka mulut.
• Kursi DU membentuk sudut 120°
terhadap lantai.
Posisi Operator
Gigi anterior RB ;
Gigi RA dan Gigi 33-42 (right-
posterior RB handed) dan gigi
Operator berada di sisi 32-43 (left-handed)
depan-kanan pasien. Operator berada di sisi
(arah jam 6-9) depan-kanan atau
samping-kanan pasien
Untuk operator left-
handed : operator di sisi (arah jam 9-12)
kiri-depan pasien.

(arah jam 3-6)


Gerakan dalam
pencabutan Gigi Kombinasi: gabungan luksasi dan rotasi.

Luksasi : Gerakan arah labio-


lingual/ palato-labial/palato-
bukal/linguo-bukal.
Ekstraksi: gerakan
mencabut sejajar sumbu
gigi.

Rotasi: Gerakan memutar


sejajar sumbu gigi
Ekstraksi Gigi Menggunakan Tang Ekstraksi.
A. Ekstraksi gigi insisivus sentral RA

Luksasi ; labial – palatal


Takik tang berkontak dengan Cabut gigi ; Gerakan seperti menarik ke arah
gigi dan ditempatkan di garis oklusal dengan angulasi sedikit miring.
servikal gigi (akar bulat) Gerakan akhir pencabutan juga
dapat secara rotasi.
Ekstraksi Gigi Menggunakan Tang Ekstraksi.
B. Ekstraksi gigi insisivus lateral RA

Luksasi ; labial – palatal


Takik tang berkontak dengan gigi Cabut gigi ; Gerakan seperti menarik ke
dan ditempatkan di garis servikal arah oklusal dengan angulasi sedikit
gigi miring.
akar tipis dan ujung akar biasanya miring
ke distal : Gerakan rotasi tidak disarankan.
Ekstraksi Gigi Menggunakan Tang Ekstraksi.
C. Ekstraksi gigi insisivus Kaninus RA

Luksasi ; labial – palatal


Final movement : labial
akar flat dan ujung akar biasanya miring ke distal :
Gerakan rotasi tidak diperbolehkan.
Ekstraksi Gigi Menggunakan Tang Ekstraksi.
D. Ekstraksi gigi insisivus Premolar RA

P1 : akar g
anda
(bukal dan
palatal)
Gerakan ro
tasi:
tidak diper
bolehkan
P2 : akar t
luksasi : bukal – palatal – final; bukal unggal
Ekstraksi Gigi Menggunakan Tang Ekstraksi.
E. Ekstraksi gigi insisivus M1 dan M2 RA

• posisi tang : ujung takik diposisikan pada daerah bifurkasi


(bukal).

Gerakan m1 ; luksasi; Gerakan awal buko-palatal, lalu lama-kelamaan


jangkauan gerakannya meningkat. Gerakan akhir : mencabut dengan
kemiringan arah bukal.

Gerakan M2 : luksasi; buko-palatal.


Gerakan akhir : bukal
Relatif lebih mudah karena akar m2 lebih konvergen akar dibanding m1.
Ekstraksi Gigi Menggunakan Tang Ekstraksi.
F. Ekstraksi gigi insisivus M3 RA

• Gerakan :luksasi; buka-palatal. Gerakan palatal hati-hati karena alveolar


tipis.
• Gerakan akhir : bukal
• Jika m3 tumbuh sempurna dengan akar menyatu (conical shape) : gigi
dapat dicabut hanya dengan Gerakan luksasi bukal.
Ekstraksi Gigi Menggunakan Tang Ekstraksi

G. Ekstraksi gigi anterior RB

luksasi : labial – lingual– final; labial


Ekstraksi Gigi Menggunakan Tang Ekstraksi

H. Ekstraksi gigi Premolar RB

Posisi Tang luksasi : bukal – lingual– final; bukal


Ekstraksi Gigi Menggunakan Tang Ekstraksi

I. Ekstraksi gigi Molar RB

Gerakan : luksasi; bukal-lingual- final; bukal-ekstraksi


Petunjuk Setelah Pencabutan

 Periksa jumlah akar ada jaringan yang ikut


atau tidak
 Keringkan soket dengan tampon steril
 Pijat gusi dengan jari tangan
 Beri tampon yang sudah diberi antiseptik
diatas soket
 Intruksikan pada pasien :
Instruksi pasien
 Jangan sering meludah, karena dapat
 Mengigit tampon selama 30 menit, tetapi memicu perdarahan.
jangan dikunyah.  Jika perdarahan terjadi lagi, pasang
 Tidak menggunakan sedotan pada saat kembali lagi tampon.
minum setelah 2a jam.  Es dapat digunakan setelah
 Menggosok gigi setiap hari, tetapi tidak pencabutan untuk mengurangi
menggunakan mouthwash pada hari pembengkakan.
pencabutan.  Makan dan minum seperti biasa.
 Meminum obat analgesic jika terasa
sakit.
 Jika nyeri meningkat setelah 48 jam
atau perdarahan abnormal terjadi
segera hubungi dokter.
 Untuk mencegah perdarahan dan
pembengkakan, posisi kepala lebih
ditinggikan saat tidur.
Komplikasi Pasca Ekstraksi

Dry Berikan obat anti Fraktur


Socket perdarahan sistemik akar/mahkota Obat roboransia
(anti fibrinolotik: asam
saraf, vitamin B1,
traneksamat atau
B6, B12, fisioterapi.
pemebrian vitamin K).

Buat perlukaan
baru (tidak Pengambilan
selalu), langsung,
aplikasi odontektomi.
alvogyl, ganti
antibiotik Pendarahan Prolonged
Anastesi
Thank You
DAFTAR
PUSTAKA
● Andersson, Lars dkk. 2010. Oral and
Maxilofacoal Surgery. Oxford: Wiley-
Blackwell
● Balaji,S.M.2007. Text Book Oral and
Maxilofacoal Surgery. New Delhi:Elsevier
● Fragiskos FD. Oral Surgery. Heidelberg:
Springer; 2007

Anda mungkin juga menyukai