Anda di halaman 1dari 48

ANALISIS DATA

-ANALISIS UMUM
-ANALISIS LOKAL
-ANALISIS FUNGSIONAL
-ANALISIS MODEL
-ANALISIS SEFALOMETRI
ANALISIS UMUM
Nama
Kelamin
Umur
Alamat pasien
Keluhan utama
~> Keadaan sosial
Kondisi emosional pasien atau keluarga ikut berperan
dalam perawatan ortodontik

~ > Riwayat kesehatan pasien dan keluarga


Riwayat kesehatan pasien sejak lahir sampai datang
untuk perawatan
Trauma di daerah muka / kepala ?
Jantung dan demam remautoid ?
Diabetes ?
Artritis ?
Tonsil ?
epilepsi?
Riwayat genetik keluarga saudara kandung dan orang
tua pernah / perlu dirawat orto juga

~> Berat dan tinggi pasien


pertumbuhkembangan pasien normal sesuai dengan
umur dan jenis kelaminnya
Indeks massa tubuh berdasar BB dan TB
IMB = BB (kg) x 100
TB ( m)
Indeks < 18.5 status gizi kurang
18.5 25 status gizi normal
> 25 status gizi lebih
~> Ras
ciri fisik pasien karena setiap ras mempunyai ciri fisik
tertentu
didasarkan pada anamnesis

~> Bentuk skelet


berdasar jaringan yang dominan
Ektomorfik
Mesoformik
endodormik
~> Ciri keluarga
keadaaan berulang pada suatu keluarga secara turun
temurun

~> Penyakit anak


Moyers, 1988 panas badan yang tinggi dapat
menyebabkan gangguan jadwal waktu
pertumbuhkembangan gigi pada anak.
Nutrisi yang baik ikut menentukan kesehatan anak
~> Alergi
Alergi terhadap bahan, obat-obatan, produk kesehatan
(lateks) atau lingkungan (debu)
Alergi bahan : Nikel ( Ni ) bahan-bahan piranti cekat
Alergi lateks sarung tangan
~> Kelainan Endokrin
Prenatal hipoplasia gigi
Postnatal percepatan atau hambatan pertumbuhan
muka, mempengaruhi derajad pematangan tulang,
penutupan sutura, resorpsi akar gigi sulung dan erupsi
gigi permanen

Hormon paratiroid
Mempengaruhi resorpsi kalsium
Estrogen mempertahankan kalsium
Perawatan ortodontik kontraindikasi pada pasien
dengan penyakit metabolisme tulang ok adanya resorpsi
yang banyak >< pembentukan tulang hanya sedikit.
~> Tonsil
Tonsil radang dorsum lidah menekan tonsil
mandibula diturunkan gigi tidak kontak lidah
didorong ke depan saat menelan
Tonsil yang membesar posisi lidah turun lengkung
geligi berbentuk v
~> Kebiasaan bernafas
Habitual kebiasaan
Obstruksi saluran pernapasan
Pasien bernafas lewat mulut susah dilakukan
pencetakan untuk membuat model studi maupun model
kerja
Mempunyai palatum yang dalam, maksila yang sempit
ANALISIS FUNGSIONAL
~> Path of closure
arah gerakan mandibula dari posisi istirahat ke oklusi
sentrik
Freeway space = interocclusal clearance -> jarak
antaroklusal pada saat madibula dalam posisi istirahat
= 2-3 mm

Keadaan abnormal :
Deviasi mandibula :
Posisi kebiasaan mandibula tapi saat gigi mencapai
oklusi maksimum mandibula dalam posisi relasi sentrik
Displacement mandibula
Posisi istirahat tapi ok ada halangan oklusal maka tjd
displacement mand
Displacement mandibula terbagi menjadi 2 jurusan:
Displacement ke arah transversal
Displacement ke arah sagital

Displacement ke arah transversal


gigitan silang posterior
Lengkung atas ~ lengkung bawah mencapai posisi
oklusi maksimum gigitan silang posterior satu sisi
Perawatan orto : expansi posterior ke transversal
Displacement ke arah / jurusan transversal
Displacement ke arah sagital
- Contoh : Kelas III ringan ( edge to edge )
- Dibagi : Anterior & Posterior
- Anterior : kontak prematur gigi anterior.
RB berusaha cari posisi yang enak =>
cenderung maju.
- Posterior : gigi posterior banyak yang dicabut
anterior RB geser ke posterior => gigitan dalam
(deep bite)
Displacement ke arah sagital
~> Sendi temporomandibula
Indikator fungsi sendi temporomandibula : lebar
pembukaan maksimal, yg pada keadaan normal 35-40
mm, 7 mm gerakan ke lateral dan 6 mm ke depan
Pasien dengan gangguan TMJ dapat dibagi menjadi 2
golongan besar :
Pasien dengan kondisi patologis pada sendinya
termasuk displacement dan kerusakan pada diskus
intraartikular
Pasien dengan gejala primer pada otot ok spasme
dan kelelahan otot yang menentukan kedudukan
rahang dan kepala.
ANALISIS MODEL
~> Bentuk lengkung geligi
Normal : parabola
Abnormal : lebar, menyempit di daerah anterior
Berhubungan dengan bentuk kepala brakisefalik
lengkung geligi lebar
~> Diskrepansi pada Model
Perbedaan antara tempat yang tersedia ( available
space ) dengan tempat yang dibutuhkan ( required
space )
menentukan macam perawatan pasien, termasuk
perawatan pencabutan gigi permanen atau tanpa
pencabutan gigi permanen
Tempat yang tersedia
tempat disebelah mesial M1 permanen kiri mesial M1
permanen kanan yang akan ditempati geligi permanen
dalam kedudukan / letak yang benar.
Membuat lengkungan dari kawat tembaga / brass wire
mulai dari mesial 16 melewati fissura gigi-gigi di
depannya terus melewati insisal insisivi yang letaknya
benar terus melewati fissura gigi-gigi posterior sampai
mesial 26 (pd RA)
Panjang kawat = tempat yang tersedia
Cara lain : membagi lengkung geligi dalam beberapa
segmen
Tempat yang dibutuhkan
jumlah lebar mesiodistal geligi permanen di mesial
M1 permanen kiri mesial M1 permanen kanan
pada geligi permanen : lebar mesiodistal P2 kanan
P2 kiri pada model studi, masing2 gigi lalu dijumlahkan
pada geligi pergantian, ada beberapa cara :
Geligi yang telah erupsi, yang belum erupsi diukur pada
foto rontgen.

Ukuran gigi sulung pada model = ukuran benih gigi sesungguhnya


Ukuran gigi sulung pada foto ukuran benih gigi pada foto
Banyak kelemahan : distorsi

Cara lain: mengetahui lebar benih gigi rumus Sitepu


Lebar mesdist msg2 I bawah lalu dijumlahkan
masukkan rumus mesdist C, P1 dan P2 pada satu
sisi
Tempat yang dibutuhkan : jumlah lebar insisiv + 2 x
( lebar mesiodistal C, P1 dan P2)
Profit, dkk, 2007
Kekurangan tempat = 4 mm tidak perlu pencabutan gigi
permanen
Kekurangan tempat 5-9 mm kadang-kadang tidak
perlu pencabutan gigi permanen, tapi sering diperlukan
Kekurangan tempat > 10 mm hampir selalu
pencabutan gigi permanen, biasanya P
Rumus prediksi Tanaka dan Johnston
(1974)
jumlah lebar I RB + 10,5 mm = perkiraan jumlah lebar
C dan P RB ( satu kuadran)
jumlah lebar I RB + 11,0 mm = perkiraan jumlah lebar
C, P RA (satu kuadran)

Sesuai untuk kulit putih Eropa Utara , kurang sesuai


untuk ras lain
~> Analisis ukuran gigi
Analisis Bolton mengukur lebar mesiodistal setiap gigi
permanen dibandingkan dengan tabel standar jumlah
lebar gigi anterior atas dan bawah (C-C ) dan lebar
mesdis semua gigi atas dan bawah ( M1 M1 ) tidak
termasuk M2 dan M3.
~> Kurva Spee
Lengkung yang menghubungkan insisal insisivi dengan
bidang oklusal molar terakhir pada rahang bawah.
N = tdk lebih dari 1,5 mm
Kurva spee (+) kuva jelas dan dalam gigi insisiv
yang supraposisi atau gigi posterior yang infra posisi
atau gabungan keduanya
~> Diastema
Ruang antara dua gigi yang berdekatan, gingiva
diantara gigi-gigi terlihat
~> Simetri gigi-gigi
Simetri gigi senama dalam jurusan sagital maupun
transversal dengan cara membandingkan letak gigi
permanen senama kiri dan kanan.
Alat : tranparent ruled grid / simetroskop
~> Gigi yang terletak salah
Angle (1907) kelainan letak gigi perawatan untuk
meletakkan pada letak yang benar.
Versi mahkota gigi miring ke arah tertentu
Infraoklusi tidak mencapai garis oklusal
Supraklusi melebihi garis oklusal
Rotasi-> gigi berputar pada sumbu panjang gigi
Transposisi 2 gigi yang bertukar tempat
Ektostoma gigi terletak diluar lengkung geligi
Lischer dikutip dari Salman, 1974
Mesioversi : mesial terhadap posisi normal gigi
Distoversi : distal terhadap posisi normal gigi
Linguoversi : lingual terhadap posisi normal gigi
Labioversi : labial terhadap posisi normal gigi
Infraversi : inferior terhadap garis oklusal
Supraversi : superior terhadap garis oklusal
Aksiversi : inklinasi aksial yang salah (tipped)
Torsiversi : berputar menurut sumbu panjang gigi
Transversi : perubahan urutan posisi gigi
Kelainan letak gigi kelainan sekelompok gigi
Protrusi : RA sudut inklinasi terhadap garis maksila >
110
RB sudut > 90 terhadap garis mandibula
Retrusi : RB sudut inklinasi terhadap garis maksila <
110
RB sudut <90 terhadap garis mandibula
Berdesakan : gigi tumpang tindih
Diastema : ruangan diantara 2 gigi
~> Pergesaran garis median
Menilai pergeseran garis median lengkung geligi
terhadap median muka dilihat dari insisivi sentral kiri dan
kanan
Bila titik kontak insisivi sentral terletak disebelah kiri
garis median muka pergeseran kekiri, begitu pula
sebaliknya
~> Relasi gigi posterior
Hubungan gigi atas dan bawah dalam keadaan oklusi
Gigi yang diperiksa : M1 permanen dan C permanen
jurusan sagital, transversal dan vertikal

Relasi jurusan sagital :


Neutroklusi
Distoklusi
Mesioklusi
Gigigtan tonjol
Tidak ada relasi
Relasi kaninus : relasi sumbu kaninus tersebut
Relasi jurusan transversal
N = gigitan fissura luar RA
Ok RA lebih lebar daripada RB
Relasi dalam jurusan Vertikal
Kelainan dalam jurusan vertikal : gigitan terbuka tidak
ada kontak antara gigi atas dan bawah pada saat oklusi
Relasi gigi anterior
Jurusan sagital :
jarak gigit / overjet
Horizontal overlap of the incisors
Jarak horizontal antar insisal insisivi atas dengan
bidang labial insisivi bawah
2-3 mm
Jarak gigit pada gigitan silang anterior diberi tanda
negatif , mis -3 mm
Edge to edge : 0 mm
Jurusan vertikal
tumpang gigit / overbite vertical overlap of the
incisors
Jarak vertikal insisal insisv rahang atas dan rahang
bawah
N = 2 mm

Tumpang gigit + gigitan dalam


Gigitan terbuka tanda negatif, mis -5mm
Edge to edge 0 mm
~ TERIMA KASIH ~

Anda mungkin juga menyukai