A. Data Pasien :
Nama Pasien : Santi
Umur : 45 tahun
No. RM : 00-4084
Alamat : Parak Salai
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal pemeriksaan :
B. Pemeriksaan Subjektif
CC : Pasien ingin dibuatkan gigi tiruan untuk memperbaiki pengunyahan
PI : pasien belum pernah dibuatkan gigi palsu sebelumnya
PDH : Pasien belum pernah ke dokter gigi
PMH : Tidak ada riwayat penyakit sistemik
FH : Tidak ada riwayat penyakit sistemik
a. ANAMNESIS
1. Sebab kehilangan : Lubang besar pada gigi dan gigi goyang
2. Pencabutan terakhir :Atas : belakang kiri
Bawah :belakang kiri
3. Pemakaian gigi tiruan : belum pernah
4. Tujuan pembuatan GT : memperbaiki pengunyahan dan estetik
b. Pemeriksaan Klinik
Ekstra Oral
○ Muka : lonjong, simetris
○ Profil : cembung
○ Pupil : sama tinggi
○ Tragus : sama tinggi
○ Hidung : simetris
○ Pernapasan lewat hidung : lancar
○ Rima oris : normal
○ Bibir atas : normal, simetris
○ Bibir bawah : Normal dan simetris
○ Sendi rahang
○ Kiri : Tidak bunyi
○ Kanan : Tidak bunyi
○ Buka mulut : Tidak deviasi
○ Kelainan lain : tidak ada
c. Foto Ekstra Oral
2. Prosesus Alveolaris
Rahang Atas Post Kiri Post Kanan Anterior
Bentuk Oval Oval Oval
Ketinggian Rendah Rendah Rendah
Tahanan Jaringan Tinggi Tinggi Tinggi
3. Frenulum
1. Labialis superior : rendah
2. Labialis inferior : rendah
3. Bukalis RA kiri : rendah
4. Bukalis RA kanan : rendah
5. Bukalis RB kiri : rendah
6. Bukalis RB kanan : rendah
7. Lingualis : rendah
4. Palatum
1. Bentuk : oval : sedang
2. Torus palatinus : tidak ada
3. Palatum Mole : house kelas I
5. Alveolar tubercle :
-kiri : kecil
-kanan : kecil
6. Undercut : RA RB
-Kiri : tidak ada tidak ada
-kanan : tidak ada tidak ada
7. Ruang Retromilohioid
1. Kiri : dangkal
2. Kanan : dangkal
8. Bentuk lengkung
1. RA : oval
2. RB : oval
h. Diagnosa :
RA :Full Edentoulus
RB :Full Edentoulus
i. Rencana Perawatan
Gigi tiruan sebagian lepasan
RA : 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27
RB : 37 36 35 34 33 32 31 41 42 43 44 45 46 47
Perawatan Pra Prostodontik
1. Perawatan periodontal : tidak ada
2. Perawatan bedah : ada
Pencabutan gigi elemen :
3. Konservasi gigi : tidak ada
4. Rekonturing : tidak ada
5. Persiapan tempat cengkeram : tidak ada
6. Macam cetakan :
-RA :mukofungsional
-RB :mukofungsional
7. Warna gigi :
Desain GTP
A. Rahang atas
1. Retensi diperoleh dari :
- Tegangan permukaan didapatkan dari adaptasi basis antara pada saliva,
mukosa rahang atas dan basis gigi tiruan
- Gaya adhesià perlekatan antara saliva dan GT rahang atas pada permukaan
anatomis yang berkontak rapat pada mukosa didapatkan dari pencetakan yang
akurat
- Gaya kohesi à perlekatan antara saliva dan saliva
- Muscular àmuscle trimming rahang atas
- Atmosferik àpostdam dan muscle trimming
B. Rahang bawah
1. Retensi diperoleh dari :
- Tegangan permukaan didapatkan dari adaptasi basis antara pada saliva,
mukosa rahang bawah dan basis gigi tiruan
- Gaya kohesi à perlekatan antara saliva dan saliva
- Muscular àmuscle trimming rahang bawah
- Gaya berat GT Rahang bawah
2. Stabilisasi diperoleh dari :
- Adaptasi basis GT rahang bawah yang berkontak tepat pada mukosa
- Perluasan basis GT rahang bawah : di posterior mencangkupi retromolar pad,
bukal shelf, sulkus alveoli lingual dan di anteriormencakupi batas fornik,
pembebasan frenulum dan vestibulum rahang bawah
- Penyusunan gigi rahang bawah di atas linggir
- Penyusunan anasir gigi memenuhi konsep oklusi berimbang
- Penyusunan gigi membentuk kurva spee dalam arah antero posterior dan kurva
Manson dalam arah lateral
- Mengurangi jumlah gigi anasir
- Instuksikan pasien mengunyah pada kedua sisi
- Penentuan DV dan relasi sentrik yang tepat
3. Dukungan / support diperoleh dari :mucosa support
4. Estetika diperoleh dari :
- GTP sesuai dengan kepribadian pasien sehingga tampak alami
- Bibir dan pipi tidak terlalu cembung
- Sulkus mentolabial tidak terlalu kendor atau tegang
- Midline pasien tepat pada perpanjangan frenulum labialis rahang bawah
- Garis caninus à tepat pada sudut mulut saat istirahat
- Overbite dan overjet + 2-4 mm
- Pemilihan anasir gigi:bentuk, ukuran, warna
5. Arah pemasangan
RA : vertikal tilting : -
RB : vertikal tilting : -
RENCANA PERAWATAN
A. Kunjungan I ( 24 Maret 2015 )
1. Pencetakan Anatomis
Pencetakan pendahuluan dengan menggunakan edentulous perforated stock tray.
Sebelum pencetakan, sendok cetak dicobakan terlebih dahulu mana yang paling
sesuai dengan ukuran rahang pasien. Pasien menggunakan sendok cetak dengan
bahan cetak irreversible hydrocolloid (alginate).
Setelah selesai, cetakan tersebut dicor sebanyak dua kali dengan gips stone (Blue
Dental Plaster) sehingga diperoleh model studi dan model kerja. Model studi
disimpan paling tidak hingga kasus selesai sedangkan model kerja untuk membuat
sendok cetak individual.
2. Pembuatan sendok cetak fisiologis
Langkah – langkah hampir sama dengan gigi tiruan penuh :
- Pembuatan disain ( outline sendok cetak individual)
- Buat garis pada forniks dengan pensil biru, dengan batas anatomis
- Semua batas anatomi tercakup dalam sendok cetak kecuali frenulum harus
bebas
- Buat garis dengan menggunakan pensil merah 2mm di atas garis biru
(forniks). Garis merah merupakan batas akhir dari sendok cetak fisiologis
- Pembuatan wax spacer
Wax dipanaskan diatas lampu spiritus, Lapisi model dengan selapis malam
(2mm) daerah tidak bergigi sambai batas pensil merah/2 mm di atas forniks
- Pembuatan stopper
Kerok atau bolongi wax dengan lecron untuk membuat stopper. Stopper
berbentuk segi empat dengan ukuran 4 X 2 mm, satu di bagian anterior
(incisivus sentralis) dan dua pada bagian posterior kiri dan kanan.
Manipulasi akrilik swappolimerisasi
Campurkan powder dan liquid
Sebagian akrilik dimasukkan ke stopper
Buat akrilik dalam bentuk lempengan dan adaptasikan ke model yang
telah ditutupi spacer.
Ketebalan akrilik 2mm
Tepi sendok cetak berada di garis merah yaitu 2 mm di atas forniks
- Pembuatan tangkai sendok cetak
- Finishing
- Rapikan dan poles apabila ada permukaan yang kasar
2) Stabilisasi
Stabilisasi pada gigi tiruan sebagian lepasan merupakan kekuatan
menahan dari suatu gigi tiruan terhadap kekuatan daya lepas (gerakan
horizontal) pada saat gigi tiruan berfungsi
Gigi tiruan sebagian lepasan yang stabil adalah gigi tiruan yang
selama berfungsi hanya sedukit bergerak terhadap tulang dibawahnya.
Gaya yang dapat menggerakkan gigi tiruan sebagian lepasan adalah:
o Gaya yang datang saat GTP dipakai untuk mengunyah
o Gaya yang datang dari sisi bibir, pipi dan lidah
o Gaya yang datang dari mukosa didasar GTP
3) Dukungan (support)
Daya tahan gigi tiruan terhadap komponen vertikal. Pada gigi
tiruan sebagian lepasan dukungan didapatkan dari mukosa saja (tissue
support/ mucosa / tissue borne) dan tooth support
Gaya fungsional yang ditimbulkan gigi tiruan akan disalurkan
ke jaringan yang berkontak dan jaringan yang berada dibawahnya
Setelah dimensi vertical didapat kita cari relasi sentris pasien yaitu dengan cara:
Cara pertama:
a. gerakan menelan
b. menempatkan ujung lidah pada bulatan malam yang ditempatkan pada
garis tengah landasan paling posterior
c. membantu pasien agar rahang bawah dalam posisi paling belakang dengan
mendorong rahang bawah dalam keadaan kendor
d. menengadahkan posisi kepala pasien semaksimal mungkin
Karena tidak ada satupun dari cara diatas yang mempunyai kelebihan dalam
ketepatannya maka paling sedikit harus dilakukan dengan 2 cara untuk
menjadi perbandingan
Misalnya: pertama kita lakukan dengan cara menelan (A) kemudian dengan
salah satu cara lain (B/C/D) dan hasilnya dibandingkan
Sebagai pedoman: dengan menarik garis didaerah geraham pada tangggul
gigitan atas yang diteruskan ke tanggul gigitan bawahnya. Pada setiap cara
dilakukan berkali-kali bila tampak sama lakukan cara yang lain. Bila belum
sama harus dicari sampai sama atau ambillah garis yang menempatkan
kondilus pada posisi paling belakang/dorsal
- persyaratan biterim rahang atas dan rahang bawah setelah dilakukannya tahap
diatas adalah: Bidang orientasi tanggul gigitan harus merapat (tidak boleh ada
celah) dengan bidang orientasi tanggul gigitan rahang atas serta Permukaan
labial/bukal rahang bawah harus sebidang dengan biterim rahang atas
- Fiksasi biterim rahang atas dan rahang bawah menggunakan isi hecter
- Perhatikan garis panduan kembali seperti midline pasien, bagian distal kaninus
atas kiri dan kanan (garis lacrimal duct-alanasi), panduan garis servikal gigi
(high lip line)
- Lihat estetik pasien
- Keluarkan biterim dari mulut pasien, pasang di model kerja dan tanam ke
articulator
a. Penanaman model ke articulator
- Buat guratan dengan kedalaman kurang lebih 2 mm pada dasar model rahang
atas dan rahang bawah untuk menambah perlekatan ke articulator
- Olesi vaselin pada lengan atas dan bawah articulator
- Pasang karet gelang pada pertengahan articulator
- Model dan biterim yang telah difiksasikan diletakkan pada articulator dengan
meletakkan plastisin pada lengan bawah articulator.
- Posisi model dan oklusal rim :
Ujung pin horizontal berada pada perpotongan garis median biterim
dengan dataran atau bidang oklusal anterior
Pin vertical berkontak dengan meja insisal articulator dibawahnya
Dataran biterim harus sejajar atau berhimpit dengan karet gelang yang
dipasang pada articulator ( dilihat dari arah lateral )
Garis median model berimpit dengan garis median articulator ( dilihat
dari lengan atas articulator
- Setelah semua syarat terpenuhi, lengan atas dan model rahang atas dilekatkan
dengan gips putih
- Setelah gips pada lengan atas mengeras, articulator dibaliksehingga lengan
bawah berada di atas. Plastisin dilepas dan model rahang bawah dan lengan
bawah dilekatkan dengan gips putih.
- Sambil menunggu gips mengeras, lengan atas dan bawah articulator di daerah
pin vertical diikat dengan karet untuk mencegah terjadinya perubahan kontak
pin vertical.
- Setelah gips mengeras, karet gelang dilepas.
b. Penyusunan anasir (18 Juni 2015 )
Penyusunan anasir gigi tiruan penuh dilakukan dengan 4 tahap:
1. Penyusunan gigi anterior rahang atas
2. Penyusunan gigi anterior rahang bawah
3. Penyusunan gigi posterior rahang atas
4. Penyusunan gigi posterior rahang bawah
Pada penyusunan anasir gigi tiruan penuh, beberapa hal yang perlu diperhatikan
adalah:
1. Prinsip Umum
Penyusunan gigi harus disesuaikan dengan keadaan linggir, pada pasien yang
sudah lama ompong sering sudah terjadi resorpsi linggir, resorpsi pada linggir
atas berjalan ke atas dan ke palatal yang menyebabkan bibir jatuh dan tampak
masuk maka penyusunan gigi tidak dilinggir tapi lebih ke labial, sebaliknya
resorpsi linggir bawah mengarah ke anterior sehingga penyusunan gigi lebih
ke lingual, dengan maksud untuk memperoleh nilai estetis sehingga dapat
memberikan dukungan terhadap bibir
2. Prinsip lain
Setiap penyusunan gigi harus memperhatikan beberapa hal berikut
Inklinasi : mesio-distal, antero-posterior
Hubungan dengan dataran oklusal
Kontak dengan gigi tetangga oklusi dan artikulasi
- Kontrol 3
Kontrol yang dilakukan :
- Cek oklusi dengan articulating paper, instruksikan pasien untuk oklusi
berulang ulang sesuai oklusi sentrik pasien dan lihat teraan dan jejas
pada gigi tiruan. Hilangkan jejas/teraan tebal pada gigi tiruan dengan
Arkansas bur.
2. Selanjutnya tempatkan lagi articulating paper dan instruksikan pasien
untuk menggerakkan rahang kekiri dan kekanan sesuai fungsi
pengunyahan, dan lihat teraan yang terdapat pada gigi palsu, kurangi
kembali jejas pada gigi tiruan menggunakan prinsip working side dan
balancing side (BULL)