TUTORIAL 2A
Disusun oleh :
Kelompok 3
Hanna Dhiya 4211171021
Dinda Andriana 4211171026
Santi Tri R 4211171051
Vivin W.P 4211171028
Sheren S 4211171035
Hana Fauziyah 4211171038
Ilham F 4211171007
Intan R 4211171013
Desiana F 4211171006
Sarah Syarifah 4211171050
Fasilitator :
Dr. Euis Reni Yuslianti, drg., M.Kes
1. Diastema : celah atau ruang yang terdapat antara gigi geligi yang dapat terjadi pada gigi
geligi atas dan bawah
2. Blancing test : menarik frenulum labialis keatas. Perhatikan papilla interdental didaerah
palatal (papila palatinal). Jika daerah tersebut tampak pucat (ischemia), berarti diastema
disebabkan oleh migrasi frenulum labialis ke arah palatum.
4. Overbite :Tumpang gigit (overbite), yaitu jarak vertikal antara tepi insisal insisiv atas ke
tepi insisal insisivi bawah apabila rahang dalam hubungan sentrik.
5. Overjet : jarak horizontal antara gigi-gigi insisivus atas dan bawah pada keadaan oklusi,
yang diukur pada ujung incisal insisvus atas.
6. Tiping : pergerakan gigi kearah mesial dengan akar tetap pada tempatnya.
8. Profil Graber : Menarik garis dari glabella ke subnation, lalu subnation ke gnation untuk
melihat terbentuk garis lurus, cembung, atau cekung.
9. Pont : Analisis Pont merupakan sebuah metode untuk menentukan lebar lengkung ideal
berdasarkan lebar mesio distal keempat gigi insisif rahangatas.Berdasarkan analisis pont
jumlah diameter mesio-distal gigi insisif rahang atas mempunyai hubungan terhadap
lebar lengkung gigi. Ukuran gigi –gigi insisif sentral dan lateral yang lebar membutuhkan
lengkung yang besar pula untuk membentuk susunan gigi yang normal.
STEP 2
1. Apa keluhan utama pasien?
2. Mengapa terdapat celah diantara gigi depan? Apakah kelainan tersebut dapat disebabkan
oleh kelainan herediter? Lalu apa adakah hubungannya dengan menstruasi atau
hormonal?
3. Apakah terdapat hubungan antara frenulum yang tinggi dengan keadaan gigi 11 dan 21
yang diastema?
4. Apa hubungan dilakukannya blanching test dengan KU pasien?
5. Bagaimana rencana perawatan untuk kasus tsb?
6. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan klinis dan analisis model?
7. Mengapa gigi yang bercelah/jarang menyebabkan pasien sedikit kesulitan saat
mengunyah makanan?
8. Mengapa gigi 12 mengalami mild rotasi?
9. Mengapa pada pasien mengalami diastema, padahal rahang pasien memiliki ukuran
kecil?
10. Bagaimana prognosis dari rencana perawatan yang akan dilakukan dan komplikasi jika
dilakukan perawatan dan tidak dilakukan perawatan?
11. Bagaimana BHP pada kasus di atas?
STEP 3
1. Keluha utama nya gigi depan atas tidak rapi terlihat jarang ditengah gigi atas.
2. Terdapat celah karena terhalang frenulum labialis rahang atas yang mengakibatkan gigi
menjadi diastema.
Lalu ada hubungannya dengan kelainan herediter, bahkan dari perbedaan suku pun dapat
berbeda.
Mungkin hubungannya dg hormonal dan menstruasi berkaitan dengan rencana perawatan
yang akan diambil.
3. Iya terdapat hubungan dikarenakan diastema juga dapat disebabkan okeh frenulum
labialis yang terlalu dekat dengan gigi atau terlalu tinggi.
4. Dilakukan blanching test untuk menentukan apakah etiologi yang merujuk pada frenulum
labialisnya.
5. Karena pasien mengalami diastema sentral karena frenulum labii superior maka
dilakukan attachment rendah ketahui dengan blanch test.
- Untuk perawatan kuratif : frenectomy
- Perawatan insertiv : alat lepasan. (Untuk seumur hidup karena akan relaps lagi)
- Dirujuk ke spesialis ortho
Selain melakukan frenectomy, bisa juga melakukan restorasi.
6. Pemeriksaan IO:
Gigi geligi: free karies
Diastema sentralis antara gigi 11 dan 21
Blanching test positif: frenulum labialis migrasi ke palatum
Analisis model
Gigi 11 dan 21 bergeser ke distal
Gigi 12 berputar sedang
Overbite normal
Overjet normal
Probing normal
Tidak ada kebiasaan buruk
Pemeriksaan ald: di RA tersedia ruang 2mm sedangkan di RB kekurangan ruang 2mm
Pemeriksaan bolton/TSD: rasio anterior: ideal, rasio keseluruhan: terdapat kesalahan di
RB
Pemeriksaan howe's: >44% maka lengkung basal dapat menampung gigi-gigi dalam
lengkungnya secara teratur
Pont: lengkung sempit
Hubungan molar: maloklusi kelas 1 angle
7. Diastema mungkin mengganggu proses mastikasi karena celah tsb membuat makanan
tersangkut. dan bila diasterma dibagian anterior, juga akan mempengaruhi kerharmonisan
oklusi di gigi anterior.
9. Karena meskipun lengkung rahang pasien kecil, terdapat frenulum melekat pada jaringan
lunak antara gigi insisif sentral RA atau pada jaringan lunak di daerah palatal gigi insisif
sehingga pada saat gigi insisif sentral erupsi terhalangi oleh frenulum dan menggeser ke
arah distal yang menyebabkan timbulnya diastema ditengah2 insisif sentral.
10. Prognosis: adbonam apabila dokter kompeten dan memberikan pasien perawatan yang
sesuai indikasi, serta bilanpasien kooperatif untuk kontroling perawatan ke dokter karena
perawatan ini berkelanjutan harus ke drg terus menerus karena ada kemungkinan akan
relaps atau diastema terjadi kembali bila perawatan tidak terkontrol.
Komplikasi
#treated : relaps , ketidaknyamanan karena pemakaian alat aktif untuk perawatan (kawat),
atau komplikasi setelah dilakukan frenectomy dan karies jika telah dilakukan reshaping/
restorasi pd gigi insisif bagian mesial.
#untreated : penumpukan makanan semakin banyak, kurang percaya diri.
11. BHP
*Beneficence
- mengusahakan manfaat > keburukan
- meminimalisir akibat buruk
- maksimalisasi pemuasan kebahagiaan
dalam skenario: dokter mampu melakukan pemeriksaan subjektif, objekti & menegakkan
diagnosis
*non maleficence
- mengobati pasien yang luka
- mengobati secara proposional
- tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian
dalam skenario: mencegah terjadinya komplikasi dengan segera melakukan perencanaan
perawatan.
*autonomy
- melakukan informed consent
- memperoleh hak second opinion
- berterus terang
dlm skenario: dokter dapat menghargai hak sehat pasien dan memberi informasi kpd
pasien yang sesuai.
*justice
- memberlakukan segala sesuatu secara universal
- tidak melakukan penyalahgunaan
dlm skenario: dokter tidak memilih2 pasien, memastikan rujukan jika perlu.
STEP 4
Perempuan, 12 tahun
KU: gigi depan atas tidak rapih terlihat jarang ditengah gigi atas. Sedikit mengalami
kesulitan pada waktu mengunyah makanan karena susunan giginya yang ada celah
sehingga tertumpuk makanan dan menumbulkan plak.
Hasil anamnesis: memiliki riwayat rahang kecil, sudah menstruasi sejak satu tahun lalu,
dikarenakan anaknya takut ke dokter gigi shg tidak mengetahui bahwa gigi depan tengah
yang tumbuh miring dan menonjol.
Pemeriksaan klinis:
- Analisis wajah: Profil muka cenderung datar, simetris
- Pemeriksaan Intra Oral:
o Status gigi geligi: free karies
o Diastema garis tengah / sentralis antara gigi 11 dan 21
o Blanching test frenulum labialis Ra 4. Analisis Model:
- Pemeriksaan X-Ray : Panoramik dbn
Analisis model:
o Gigi 11 dan 21 bergeser ke distal
o Gigi 12 berputar sedang
o Overbite normal
o Overjet normal
o Probing normal
o Tidak ada kebiasaan buruk
o Pemeriksaan ald: di RA tersedia ruang 2mm sedangkan di RB kekurangan ruang 2mm
o Pemeriksaan bolton/TSD: rasio anterior: ideal, rasio keseluruhan: terdapat kesalahan di
RB
o Pemeriksaan howe's: >44% maka lengkung basal dapat menampung gigi-gigi dalam
lengkungnya secara teratur
o Pont: lengkung sempit
o Hubungan molar: maloklusi kelas 1 angle
Etiologi:
- Gigi mengalami rotasi karena ada beberapa faktor. faktor internal karena faktor genetik,
sedangkan faktor eksternal karena kondisi lengkung gigi dan lengkung rahang yang tidak
seimbang
- Terdapat celah karena terhalang frenulum labialis rahang atas yang mengakibatkan gigi
menjadi diastema. Lalu ada hubungannya dengan kelainan herediter, bahkan dari
perbedaan suku pun dapat berbeda. Mungkin hubungannya dg hormonal dan menstruasi
berkaitan dengan rencana perawatan yang akan diambil.
Rencana perawatan: Karena pasien mengalami diastema sentral karena frenulum labii
superior maka dilakukan attachment rendah ketagui dengan blanch test.
Untuk perawatan kuratif: frenectomy
Perawatan insertiv: alat lepasan. (Untuk seumur hidup karena akan relaps lagi)
Dirujuk ke spesialis ortho
STEP 5
STEP 6
Seorang anak perempuan usia 12 tahun
KU : Gigi depan atas tidak rapi terlihat jarang ditengah gigi atas.
KP : Sedikit kesulitan pada waktu mengunyah makanan karena susunan giginya
Riwayat keluarga : Riwayat yang sama pada ayah pasien dan ibunya memiliki ukuran rahang
kecil.
Pemeriksaan klinis:
- Riwayat kesehatan: tidak di curigai menderita penyakit sistemik yang dapat mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi.
- Analisis wajah menunjukkan profil Graber muka datar, proporsi simetris
- Status gigi geligi: free karies.
- Diastema sentralis antara gigi 11 dan 21
- Blanching test frenulum labialis Ra : + (positif, pucat)
Pemeriksaan Model:
- Gigi 11 dan 21 tiping ke distal
- Gigi 12 mild rotasi.
- Overbite 2 mm
- Overjet: 2 mm
- Probing 1-2 mm, NBP
- No Actually Habit
- Pemeriksaan ALD menurut Lunstrom RA +2 dan RB -2
- Bolton/TSD: rasio anterior = 77,2 ; rasio total = 102%
- Howe’s: 51%
- Pont: kontraksi
- Hubungan Molar menunjukkan neutroklusi
Pemeriksaan penunjang: Panoramik DBN.
Di mulut, frenulum adalah sepotong jaringan lunak yang berjalan dalam garis tipis antara
bibir dan gusi. Itu ada di bagian atas dan bawah mulut. Ada juga frenulum yang
membentang di sepanjang bagian bawah lidah dan terhubung ke bagian bawah mulut di
belakang gigi. Frenulum dapat bervariasi dalam ketebalan dan panjang di antara orang
yang berbeda.
Frenulum di ruang depan oral terdiri dari frenulum labial dan bukal. Frenulum labial
terletak di tengah ruang depan oral. Frenulum labial atas dan bawah biasanya berada di
bawah puncak alveolar atas dan bawah. Pengamatan histologis frenulum labial telah
menunjukkan adanya epitel dan serat otot. Jaringan ikat antara bagian inferior otot
incisivus labii superioris (ILS) berhubungan dengan frenulum labial inferior dan luas
bagian inferior dari ILS berhubungan dengan lipatan mukosa alveolar atas. Jaringan ikat
antara bagian atas otot mentalis (MT) berhubungan dengan frenulum labial inferior, dan
luasnya bagian atas MT berhubungan dengan lipatan mukosa alveolar bawah. Secara
klinis, frenulum labial atau bukal yang abnormal dapat menarik margin gingiva, membuat
median diastema, membatasi pergerakan bibir, dan memengaruhi estetika.
FISIOLOGIS
Tujuan frenum adalah untuk memberikan stabilitas pada bibir atas, bibir bawah,
dan lidah di mulut. Ketika frenum tumbuh tidak normal, itu dapat menyebabkan masalah
perkembangan di dalam mulut.
Hormone merupakan zat perantara kimiawi jarak jauh yang secara spesifik disekresikan
ke dalam darah oleh kelenjar endokrin sebagai respon terhadap sinyal yang sesuai.. Darah
membawa zat perantara ini ke bagian tubuh lain tempat zat yang terletak jauh dari tempat
pengeluarannya. System endokrin yang menghasilkan substansi kimia bernama hormone,
akan bekerja lebih lambat dari system saraf sebagai jawaban atas informasi perubahan
lingkungan menggunakan waktu beberapa menit sampai hari dan berday kerja panjang.
Hormon pertumbuhan merupakan hormone yang paling banyak di produksi oleh hipofisis
anterior, bahkan pada orang dewasa yang pertumbuhnnya sudah berhenti. Sekresi
hormone pertumbuhan yang terus tinggi di luar msa pertumbuhan ini mengisyaratkan
bahwa hormone ini memiliki pengaruh penting selain pengaruhnya pada pertumbuhan.
Hormone pertumbuhan disekresi dari adenohypophysis meningkat saat latihan
dengan lebih nyata meningkat berdasar intensitas latihannya. Saat melakukan tidak
terjadi peningkatan konsentrasi hormone pertumbuhan dalam darah. Puncak peningkatan
hormone pertumbuhan sekitar 35 jam setelah latihan. Respon hormone pertumbuhan saat
latihan kelihatan menjadi berhubungan dengan derajat kebugaran setip individu.
Hormone pertumbuhan manusia atau yang biasa disebut dengan HGH (Human Growth
Hormone) adalah suatu hormone anabolic yang berperan sangat besar dalam
pertumbuhan dan pembentukan tubuh, terutama pada masa anak-anak dan pubertas.
Growth Hormone berperan meningkatkan ukuran dan volume dari otak, rambut, otot dan
organ-organ di dalam tubuh.
HG bertnggung jawab atas pertumbuhan manusia sejak dari kecil sampai dia
tumbuh besar. Setelah manusia sudah bertumbuh besar, bukan berarti hormone ini tidak
berguna, akan tetapi hormone ini bertugas untuk menjaga agar organ tubuh tetap pada
kondisi yang prima. Pada orang dewasa GH berperan terutama untuk menjaga volume
dan kekuatas yang cukup dari kulit, otot-otot, dan tulang. Selain itu GH juga berperan
meningkatkan fungsi, perbaikan dan memelihara kesehatan dari otot, jantung, paru-paru,
hati, ginjal, persendian, persarafan tubuh dan otak.
Kelenjar yang bertanggung jawab untuk memproduksi HGH (Human Growth
Hormone) adalah kelenjar pituitary. Kelenjar pituitary terletak dibawah otak manusia.
Ukuran dari kelenjar ini adalah sebesar kacang kedelai. Walaupun kecil, kelenjar ini
merupakan raja dari seluruh kelenjar yang menproduksi hormone di tubuh manusia.
Produksi dari HGH (Human Growth Hormone) sangat mempengaruhi produksi
hormone-hormon lain di dalam tubuh. Kekurangan hormon ini akan menyebabkan
pertumbuhan kretinisme/dwarfisme. sedangkan kelebihan hormon ini akan menyebabkan
acromegaly/gigantisme.
Suatu celah yang terdapat diantara gigi insisif sentral rahang atas disebut dengan istilah diastema
sentral. Karena banyak sekali faktor penyebab terjadinya diastema sentral, maka disini yang akan
diuraikan mengenai penentuan diagnosa dari faktor penyebabnya :
1. Ukuran gigi insisif lateral kecil.
Abnormalitas dari bentuk dan ukuran gigi merupakan akibat dari adanya gangguan saat
morfodifferensiasi pada periode pertumbuhan. Hampir 5% dari populasi mengalami
variasi dalam hal ukuran gigi. Gigi yang paling sering mengalami variasi bentuk dan
ukuran ialah gigi insisif lateral.
2. Rotasi gigi insisif
Pada beberapa kasus satu atau lebih gigi insisif mengalami rotasi denganberbagai derajat,
rotasi yang mengakibatkan diastema sentral ialah rotasi yang mencapai perputaran
sampai 90 derajat dari posisi normalnya terhadap lengkung gigi.
3. Perlekatan frenulum yang abnormal
Frenulum yang normal perlekatannya berada pada gusi cekat di atas gigi insisif sentral.
Diagnosa ditegakkan berdasarkan observasi dan atau dengan cara pemeriksaan secara
langsung yang disebut blanch test, caranya dengan mengangkat bibir atas kearah depan
atas dengan ibu jari dan telunjuk kedua tangan. Bila normal jaringan ikat frenulum tidak
mengalami peregangan sehingga tidak ada jaringan yang pucat, tetapi apabila perlekatan
frenulum rendah dan atau tempat insersi lebih lebar dari kondisi normal, maka jaringan
ikat frenulum yang tertarik akan meregang dan pucat. Hal ini terjadi karena
perlekatannya berada pada jaringan lunak diantara gigi insisif sentral dan bahkan sampai
ke palatum
Perlekatan frenulum tinggi dapat mengakibatkan beberapa hal diantaranya:
1. Abnormalitas lengkung gigi apabila terjadi pada bibir atas dan bawah
2. Pemisahan yang ekstrim dari gigi-gigi sentral incisivus
3. Munculnya gingiva terbuka yang dapat menyebabkan penyakit periodontal
Dari beberapa faktor penyebab terjadinya diastema seperti yang tercantum di atas faktor yang
paling sering adalah perlekatan frenulum yang abnormal. Sedangkan yang paling jarang terjadi
yaitu penutupan median line yang tidak sempurna.
Alat ortho lepasan rahang atas(<2mm) dengan klamer, pegas sederhana dan mungkin
bow anterior. Pemakaian elastik untuk merapatkan kedua insisif sentral merupakan
kontra indikasi karena besar kemungkinan elastik akan tergelincir kearah apeks dan
merusak jar.periodontium. Pada kerusakan jar.periodontium yg ekstrim dapat
mengakibatkan gigi insisif sentral harus di ekstraksi.
Diastema sentral(>2mm)yg disebabkan krn posisr gigi yg miring kearah distal dpt
dilakukan dgn ortho lepasan.Jika memerlukan reposisi secara mesiodistal yg
menyeluruh(bodily) dr gigi insisif central maka perawatan dilakukan dengan alat ortho
cekat.
• Komplikasi
Treated : relaps, ketidaknyamanan karena pemakaian alat aktif untuk perawatan (kawat),
atau komplikasi setelah dilakukan frenectomy dan karies jika telah dilakukan reshaping/
restorasi pada gigi insisif bagian mesial.
Untreated : penumpukan makanan semakin banyak, kurang percaya diri.
• Prosedur kontrol:
a. Setelah tindakan frenectomy pasien diresepkan amoxicillin 500 mg dan kalium
diklofenak 25 mg.
b. Satu minggu kemudian dilakukan pemeriksaan ulang: keadaan klinis, luka
(menutup atau masih terbuka), membuka jahitan.
c. Perawatan ortodonsia dilakukan pada minggu ke 2.
d. Pada minggu ke 3 pasien dating kembali untuk pemeriksaan ulang dan dilakukan
penggantian kawat.
e. Pada minggu ke 4: dilihat apakah diastema sentral telah menutup
f. Lalu perawatan ortodonsia dilakukan dan waktu kontrol 2 atau 3 minggu.
BHP
Beneficence
- Dokter dapat menegakan diagnosis sesuai dengan tand dan gejala yang dialami pasien
- Mengusahakan Manfaat > disbanding keburukan
- Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan pasien
- Minimalisasi akibat buruk
Non-Maleficence
- Mengobati pasien yang luka
- Mengobati secara proporsional
- Menghindari misinterpretasi pasien
Justice
- Memberlakukan segala sesuatu secara universal
- Menghargai hak sehat pasien
- Mendistribusikan keuntungan dan kerugian
Autonomi
- Berterus terang
- Melaksanakan Informed Consent
KIE
Komplikasi
Treated : relaps, ketidaknyamanan karena pemakaian alat aktif untuk perawatan
(kawat), atau komplikasi setelah dilakukan frenectomy dan karies jika telah
dilakukan reshaping/ restorasi pada gigi insisif bagian mesial.
Untreated : penumpukan makanan semakin banyak, kurang percaya diri.
•Prosedur kontrol:
a. Setelah tindakan frenectomy pasien diresepkan amoxicillin 500 mg dan kalium
diklofenak 25 mg.
b. Satu minggu kemudian dilakukan pemeriksaan ulang: keadaan klinis, luka
(menutup atau masih terbuka), membuka jahitan.
c. Perawatan ortodonsia dilakukan pada minggu ke 2.
d. Pada minggu ke 3 pasien dating kembali untuk pemeriksaan ulang dan dilakukan
penggantian kawat.
e. Pada minggu ke 4: dilihat apakah diastema sentral telah menutup
f. Lalu perawatan ortodonsia dilakukan dan waktu kontrol 2 atau 3 minggu.