A. Data Pasien :
Nama Pasien : Sahlidarti
Umur : 57 tahun
No. RM : 00
Alamat : Pariaman
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal pemeriksaan :
B. Pemeriksaan Subjektif
CC : Pasien ingin dibuatkan gigi tiruan untuk memperbaiki pengunyahan
PI : Pasien telah memakai gigi tiruan pada rahang atas tetapi gigi tiruan
tersebut longgar. Pasien merasa tidak nyaman lagi dengan gigi
tiruannya
PDH : Pasien pernah berobat ke dokter gigi untuk melakukan pencabutan
gigi
PMH : Tidak ada riwayat penyakit sistemik
a. ANAMNESIS
1. Sebab kehilangan : Lubang besar pada gigi dan gigi goyang
2. Pencabutan terakhir :Atas : belakang kanan
Bawah : belakang kiri
3. Pemakaian gigi tiruan : pernah
4. Tujuan pembuatan GT : memperbaiki pengunyahan dan estetik
b. Pemeriksaan Klinik
Ekstra Oral
○ Muka : lonjong, simetris
○ Profil : cembung
○ Pupil : sama tinggi
○ Tragus : sama tinggi
○ Hidung : simetris
○ Pernapasan lewat hidung : lancar
○ Rima oris : normal
○ Bibir atas : normal, simetris
○ Bibir bawah : Normal dan simetris
○ Sendi rahang
○ Kiri : Tidak bunyi
○ Kanan : Tidak bunyi
○ Buka mulut : Tidak deviasi
○ Kelainan lain : tidak ada
c. Foto Ekstra Oral
2. Prosesus Alveolaris
Rahang Atas Post Kiri Post Kanan Anterior
Bentuk Oval Oval Oval
Ketinggian rendah rendah rendah
Tahanan Jaringan Tinggi Tinggi Tinggi
3. Frenulum
1. Labialis superior : sedang
2. Labialis inferior : sedang
3. Bukalis RA kiri : rendah
4. Bukalis RA kanan : rendah
5. Bukalis RB kiri : sedang
6. Bukalis RB kanan : sedang
7. Lingualis : sedang
4. Palatum
1. Bentuk : oval : Dangkal
2. Torus palatinus : tidak
3. Palatum Mole : house kelas I
5. Alveolar tubercle :
-kiri : kecil
-kanan : kecil
6. Undercut : RA RB
-Kiri : tidak ada tidak ada
-kanan : tidak ada tidak ada
7. Ruang Retromilohioid
1. Kiri : dangkal
2. Kanan : dangkal
8. Bentuk lengkung
1. RA : oval
2. RB : oval
h. Diagnosa :
RA : full edentulus
RB : Klasifikasi Kennedy Klas I mod I P
i. Rencana Perawatan
Gigi tiruan sebagian lepasan
RA : 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27
RB : 34 36 37 45 46 47
Perawatan Pra Prostodontik
1. Perawatan periodontal : tidak ada
2. Perawatan bedah : ada
Pencabutan gigi elemen : 17
3. Konservasi gigi : tidak ada
4. Rekonturing : tidak ada
5. Persiapan tempat cengkeram : tidak ada
6. Macam cetakan :
-RA :mukofungsional
-RB :mukofungsional
7. Warna gigi :
Desain GTSL
A. Rahang atas
1. Retensi diperoleh dari :
- Tegangan permukaan didapatkan dari adaptasi basis antara pada saliva,
mukosa rahang atas dan basis gigi tiruan
- Gaya adhesià perlekatan antara saliva dan GT rahang atas pada permukaan
anatomis yang berkontak rapat pada mukosa didapatkan dari pencetakan yang
akurat
- Gaya kohesi à perlekatan antara saliva dan saliva
- Muscular àmuscle trimming rahang atas
- Atmosferik àpostdam dan muscle trimming
B. Rahang bawah
1. Retensi diperoleh dari :
- Tegangan permukaan didapatkan dari adaptasi basis antara pada saliva,
mukosa rahang bawah dan basis gigi tiruan
- Gaya kohesi à perlekatan antara saliva dan saliva
- Muscular àmuscle trimming rahang bawah
- Gaya berat GT Rahang bawah
2. Stabilisasi diperoleh dari :
- Adaptasi basis GT rahang bawah yang berkontak tepat pada mukosa
- Perluasan basis GT rahang bawah : di posterior mencangkupi retromolar pad,
bukal shelf, sulkus alveoli lingual dan di anteriormencakupi batas fornik,
pembebasan frenulum dan vestibulum rahang bawah
- Penyusunan gigi rahang bawah di atas linggir
- Penyusunan anasir gigi memenuhi konsep oklusi berimbang
- Penyusunan gigi membentuk kurva spee dalam arah antero posterior dan kurva
Manson dalam arah lateral
- Mengurangi jumlah gigi anasir
- Instuksikan pasien mengunyah pada kedua sisi
- Penentuan DV dan relasi sentrik yang tepat
3. Dukungan / support diperoleh dari :mucosa support
4. Estetika diperoleh dari :
- GTSL sesuai dengan kepribadian pasien sehingga tampak alami
- Bibir dan pipi tidak terlalu cembung
- Sulkus mentolabial tidak terlalu kendor atau tegang
- Midline pasien tepat pada perpanjangan frenulum labialis rahang bawah
- Garis caninus à tepat pada sudut mulut saat istirahat
- Overbite dan overjet + 2-4 mm
- Pemilihan anasir gigi:bentuk, ukuran, warna
5. Arah pemasangan
RA : vertikal tilting : -
RB : vertikal tilting : -
RENCANA PERAWATAN
A. Kunjungan I ( )
1. Pencetakan Anatomis
Pencetakan pendahuluan dengan menggunakan edentulous perforated stock tray.
Sebelum pencetakan, sendok cetak dicobakan terlebih dahulu yang mana yang
paling sesuai dengan ukuran rahang pasien. Pasien menggunakan sendok cetak
dengan bahan cetak irreversible hydrocolloid (alginate)
Setelah selesai, cetakan tersebut dicor sebanyak dua kali dengan gips stone (Blue
Dental Plaster) sehingga diperoleh model studi dan model kerja. Model studi
disimpan paling tidak hingga kasus selesai sedangkan model kerja untuk membuat
sendok cetak individual.
2) Stabilisasi
Stabilisasi pada gigi tiruan sebagian lepasan merupakan kekuatan
menahan dari suatu gigi tiruan terhadap kekuatan daya lepas (gerakan
horizontal) pada saat gigi tiruan berfungsi
Gigi tiruan sebagian lepasan yang stabil adalah gigi tiruan yang
selama berfungsi hanya sedukit bergerak terhadap tulang dibawahnya.
Gaya yang dapat menggerakkan gigi tiruan sebagian lepasan adalah:
o Gaya yang datang saat GTSL dipakai untuk mengunyah
o Gaya yang datang dari sisi bibir, pipi dan lidah
o Gaya yang datang dari mukosa didasar GTSL
3) Dukungan (support)
Daya tahan gigi tiruan terhadap komponen vertikal. Pada gigi
tiruan sebagian lepasan dukungan didapatkan dari mukosa saja (tissue
support/ mucosa / tissue borne) dan tooth support
Gaya fungsional yang ditimbulkan gigi tiruan akan disalurkan
ke jaringan yang berkontak dan jaringan yang berada dibawahnya
C. Kunjungan 3 ( )
Sebelumnya dilakukan pengukuran dimensi vertical dilakukan dulu uji coba
tanggul gigitan (bite rim):
a. Adaptasi landasan
- Landasan harus diam ditempat, tidak boleh mudah lepas ataupun bergerak
karena akan mengganggu pekerjaan tahap selanjutnya
- Permukaan landasan geligi tiruan harus merapat dengan jaringan pendukung
- Pinggiran landasan tepat, tidak terlalu panjang atau terlalu pendek
b. Dukungan bibir dan pipi
Setelah biterim dipasang didalam mulut:
- Pasien harus tampak normal seakan-akan seperti bergigi. Penilaiannya
sulkus naso labialis dan philtrum pasien tampak tidak terlalu dalam atau
hilangnya alur
- Bibir dan pipi pasien tidak boleh tampak cembung atau cekung
Mengukur 1/3 panjang muka dan dimensi vertical dengan Boley gauge atau
jangka sorong
Pengukuran kesejajaran bidang orientasi dengan fox bite gauge
Setelah dimensi vertical didapat kita cari relasi sentris pasien yaitu dengan cara:
Cara pertama:
a. gerakan menelan
b. menempatkan ujung lidah pada bulatan malam yang ditempatkan pada
garis tengah landasan paling posterior
c. membantu pasien agar rahang bawah dalam posisi paling belakang dengan
mendorong rahang bawah dalam keadaan kendor
d. menengadahkan posisi kepala pasien semaksimal mungkin
Karena tidak ada satupun dari cara diatas yang mempunyai kelebihan dalam
ketepatannya maka paling sedikit harus dilakukan dengan 2 cara untuk
menjadi perbandingan
Misalnya: pertama kita lakukan dengan cara menelan (A) kemudian dengan
salah satu cara lain (B/C/D) dan hasilnya dibandingkan
Sebagai pedoman: dengan menarik garis didaerah geraham pada tangggul
gigitan atas yang diteruskan ke tanggul gigitan bawahnya. Pada setiap cara
dilakukan berkali-kali bila tampak sama lakukan cara yang lain. Bila belum
sama harus dicari sampai sama atau ambillah garis yang menempatkan
kondilus pada posisi paling belakang/dorsal
- persyaratan biterim rahang atas dan rahang bawah setelah dilakukannya tahap
diatas adalah: Bidang orientasi tanggul gigitan harus merapat (tidak boleh ada
celah) dengan bidang orientasi tanggul gigitan rahang atas serta Permukaan
labial/bukal rahang bawah harus sebidang dengan biterim rahang atas
- Fiksasi biterim rahang atas dan rahang bawah menggunakan isi hecter
- Perhatikan garis panduan kembali seperti midline pasien, bagian distal kaninus
atas kiri dan kanan (garis lacrimal duct-alanasi), panduan garis servikal gigi
(high lip line)
- Lihat estetik pasien
- Keluarkan biterim dari mulut pasien, pasang di model kerja dan tanam ke
articulator
a. Penanaman model ke articulator( 11 Mei 2015 )
- Buat guratan dengan kedalaman kurang lebih 2 mm pada dasar model rahang
atas dan rahang bawah untuk menambah perlekatan ke articulator
- Olesi vaselin pada lengan atas dan bawah articulator
- Pasang karet gelang pada pertengahan articulator
- Model dan biterim yang telah difiksasikan diletakkan pada articulator dengan
meletakkan plastisin pada lengan bawah articulator.
- Posisi model dan oklusal rim :
Ujung pin horizontal berada pada perpotongan garis median biterim
dengan dataran atau bidang oklusal anterior
Pin vertical berkontak dengan meja insisal articulator dibawahnya
Dataran biterim harus sejajar atau berhimpit dengan karet gelang yang
dipasang pada articulator ( dilihat dari arah lateral )
Garis median model berimpit dengan garis median articulator ( dilihat
dari lengan atas articulator
- Setelah semua syarat terpenuhi, lengan atas dan model rahang atas dilekatkan
dengan gips putih
- Setelah gips pada lengan atas mengeras, articulator dibaliksehingga lengan
bawah berada di atas. Plastisin dilepas dan model rahang bawah dan lengan
bawah dilekatkan dengan gips putih.
- Sambil menunggu gips mengeras, lengan atas dan bawah articulator di daerah
pin vertical diikat dengan karet untuk mencegah terjadinya perubahan kontak
pin vertical.
- Setelah gips mengeras, karet gelang dilepas.
1. Rahang atas
o Permukaan labial dan bukal
Lempengan malam selebar dan sepanjang basis gigi tiruan pada
permukaan labial dan bukal dilunakkan dengan lampu spiritus
dan kemudian diletakkan pada basis malam yang sudah ada
Setelah malam mengeras membentuk bagian servikal masing-
masing anasir gigi tiruan
Kemudian sekitar garis servikal masing-masing anasir gigi
tiruan malam dipotong sehingga membentuk sudut 45 derajat
Bentuk tonjolan alur akar masing-masing anasir gigi tiruan dan
bentuknya makin sempit kea rah apical
Pada waktu membentuk alur, perlu diperhatikan: tonjolan akar
dibentuk seperti huruf V terbalik, daerah servikal dan kontur
gingiva masing-masing gigi tiruan tidak sama terutama gigi
anterior rahang atas, daerah servikal tertinggi adalah kaninus
dan daerah interdental papilla tidak ditutup penuh tetapi sedikit
lebih rendah dan bentuknya agak membulat
o Permukaan palatal
Pada permukaan palatal, tinggi malam di daerah servikal
terletak pada atau sedikit dibawah lingkaran terbesar gigi
posterior. Pada gigi anterior malam tersebut dibuat sedikit
menutupi permukaan palatal gigi anterior agar terjadi
perlekatan yang lebih kuat antara basis dan anasir gigi tiruan
Bantuk rugae palatine
2. Rahang bawah
Kontur permukaan lingual terutama di daerah posterior dimodelir
sedemikian rupa sehingga memberi ruang terhadap lidah untuk
membantu memberi tambahan retensi dan stabilitasi terhadap basis gigi
tiruan penuh rahang bawah.
d) Polishing
seluruh permukaan malam dihaluskan. Didapat dengan cara memanaskan
permukaan malam di atas api spiritus dengan jarak tertentu kemudian digosok
dengan kapas.