MODUL PROSTODONSIA
Oleh :
BP :1210343016
Dosen Pembimbing :
Universitas Andalas
Padang
REKAM MEDIK KASUS PROSTODONSIA
1. DATA PASIEN
Alamat : Jl.Tarandam no 5b
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Social History :
Pasien seorang ibu rumah tangga dengan 2 orang anak dan sedang mengalami
masalah keluarga. Pasien tidak merokok dan minum alkohol dan pasien sering
bergadang.
3. PEMERIKSAAN KLIN
A. Pemeriksaan Ekstra Oral
a. Muka : Lonjong, Asimetris
b. Profil : Cembung
e. Hidung : Simetris
b. Kalkulus : Ada
c. Stain : Ada
d. Saliva :
- Kuantitas : Normal
- Konsistensi : Normal
e. Lidah
- Ukuran : Normal
- Posisi Wright : Kelas II
- Mobilitas : Normal
g. Mukosa Mulut :-
h. Oklusi : ada
Mahkota (mm) 17 10 9 15
Akar (mm) 10 13 12 20
a. Vestibulum
Posterior kiri Posterior Kanan Anterior
Rahang Atas Dangkal Sedang Dalam
Rahang Bawah Dangkal Dangkal Sedang
c. Frenulum
o Labialis Superior : Rendah
o Labialis Inferior : Rendah
o Bukalis RA kiri : Rendah
o Bukalis RA kanan : Rendah
o Bukalis RB kiri : Rendah
o Bukalis RB kanan : Rendah
o Lingualis : Rendah
d. Palatum
o Bentuk , kedalaman : Oval, Sedang
o Torus palatinus : Tidak ada
o Palatum molle : House kelas II
e. Tuberositas Alveolaris
o Kiri : Besar
o Kanan : Besar
f. Undercut
o Rahang Atas : Ada
o Rahang Bawah : Ada
g. Ruang Retromilohioid
o Kiri : Dangkal
o Kanan : Dangkal
h. Bentuk lengkung rahang
o Rahang atas : Oval
o Rahang bawah : Oval
i. Dasar mulut : Normal
j. Eksostosis : Tidak Ada
k. Torus Mandibula : Tidak Ada
6. RENCANA PERAWATAN
Berdasarkan diagnosis pasien yaitu :
Alternatif 1
- Kelas I Kennedy rahang atas akan dibuatkan gigi tiruan sebagian lepasan
akrilik pada rahang atas dengan dukungan mukosa support
- Kelas I Kennedy modifikasi 1A rahang bawah akan dibuatkan gigi tiruan
sebagian lepasan akrilik pada rahang bawah dengan dukungan mukosa support
dan pembuatan labial bow pada gigi 31,41,43
Support Muccosa Support Muccosa support : didapatkan dari tuberositas maksilaris, hard palate, dan residual alveolar ridge.
Retensi Faktor fisik Didapatkan dari :
1) Tegangan permukaan : dari permukaan anatomis dengan saliva
2) Adhesi :
- Gaya tarik menarik antar-molekul antara plat/ landasan dengan saliva
- Gaya tarik menarik antar-molekul antara saliva dengan mukosa
3) Kohesi (kepekatan saliva) :
- Gaya tarik menarik antar molekul pada saliva
- Gaya tarik menarik antar molekul pada plat/ landasan
- Gaya tarik menarik antar molekul pada mukosa
4) Tekanan atmosferik yang didapat dari peripheral border seal saat muscle trimming yang
memberikan efek vacum karena perbedaan tekanan antara diluar dan didalam landasan.
Faktor fisiologis Didapatkan dari :
1. Anatomi Denture Bearing Area (tuberositas maksilaris, hard palate, dan residual alveolar
ridge) didapatkan dari pencetakan yang akurat
2. Muskular (dukungan otot yang optimal) didapatkan dari perluasan yang menutupi seluruh
Denture Bearing Area dan penyusunan anasir pada daerah Netral Zone.
Faktor mekanis Didapatkan dari:
Undercut :
1. Faktor mekanis didapat dari undercut pada daerah labial dan bucal
Stabilisasi
Adaptasi landasan
Peninggian landasan hingga 1/3 servikal gigi
Perluasan landasan dengan pembebasan pada daerah frenulum
Penyusunan anasir diatas linggir
Penyusunan anasir memenuhi prinsip oklusi berimbang
Penyusunan anasir membentuk kurva spee dan kurva manson
Mengunyah pada kedua sisi
Semua bagian gigi tiruan dihubungkan dengan landasan
Penentuan DV dan relasi sentrik
Path of Tilting posterior
insertion
Estetika Pembuatan bite rime yang benar sehingga mengembalikan landmark pada profil wajah (sulkus nasolabialis dan philtrum)
Pemilihan bentuk, warna, dan ukuran gigi anasir disesuaikan dengan gigi yang ada
Penyusunan anasir disesuaikan dengan gigi yang ada
RAHANG BAWAH
Support Muccosa Support Muccosa support : didapatkan dari perluasan basis posterior hingga retromolar pad.
Retensi Faktor fisik Didapatkan dari :
a. Tegangan permukaan : dari permukaan anatomis dengan saliva
b. Adhesi :
- Gaya tarik menarik antar-molekul antara plat/ landasan dengan saliva
- Gaya tarik menarik antar-molekul antara saliva dengan mukosa
c. Kohesi (kepekatan saliva) :
- Gaya tarik menarik antar molekul pada saliva
- Gaya tarik menarik antar molekul pada plat/ landasan
- Gaya tarik menarik antar molekul pada mukosa
Faktor fisiologis Didapatkan dari :
3. Anatomi Denture Bearing Area (buccal shelf area, retromolar pad, sulcus retromylohyoid
didapatkan dari pencetakan yang akurat
4. Muskular (dukungan otot yang optimal) didapatkan dari perluasan yang menutupi seluruh
Denture Bearing Area dan penyusunan anasir pada daerah Netral Zone.
Faktor mekanis Didapatkan dari:
a. Undercut : pada bagian labial
Stabilisasi Adaptasi landasan
Peninggian landasan hingga 1/3 servikal gigi
Perluasan landasan dengan pembebasan pada daerah frenulum
Penyusunan anasir diatas linggir
Penyusunan anasir memenuhi prinsip oklusi berimbang
Penyusunan anasir membentuk kurva spee dan kurva manson
Mengunyah pada kedua sisi
Semua bagian gigi tiruan dihubungkan dengan landasan
Penentuan DV dan relasi sentrik
Path of Zero tilting
insertion
Estetika Pembuatan bite rime yang benar sehingga mengembalikan landmark pada profil wajah (sulkus nasolabialis dan philtrum)
Pemilihan bentuk, warna, dan ukuran gigi anasir disesuaikan dengan gigi yang ada
Penyusunan anasir disesuaikan dengan gigi yang ada
TAHAPAN PEKERJAAN
C. Pencetakan
Teknik mencetak dengan pada rahang atas dengan mengunakan teknik single
impresion (mokokompresi) dan Rahang bawah menggunakan teknik duble impresion
(slective pressure)
Setelah didapatkan hasil cetakan yang dibutuhkan, dilakukan pengecoran
dengan menggunakan dental stone kuning sebagai model kerja dan dilakukan
pembuatan basis/ landasan dengan menggunakan malam.
Kunjungan 4
1. Pada kunjungan keempat dilakukan try in basis gigi tiruan, lihat retensi
stabilisasinya.
2. Setelah itu, dilakukan penentuan hubungan rahang (pengukuran dimensi
vertikal, dan penentuan relasi sentrik).
Gambar 1.5 Hubungan antara garis interpupil mata, Campers line dan
bidang oklusal
8) Setelah bite rim sejajar lihat profil wajah pasien apakah terlalu cembung atau
cekung, apakah sulkus nasolabialis, sulkus mentolabialis, commisura bibir,
dan filtrum sudah mendapat dukungan yang baik.
Kunjugan 5
1. Setelah semua anasir disusun akan dilakukan try in gigi tiruan, perhatikan nilai
aspek estetik, retensi, perluasan basis, daerah netral zone, oklusi, free way
space, dan kestabilan. Tanyakan keluhan yang dirasakan pasien saat proses try
in.
2. Setelah semua di cek lanjut ke proses lab, flasking, curing, finishing dan
polishing.
Kunjungan 6
1. Setelah gigi tiruan di poles lihat apakah ada bagian gigi tiruan yang tajam,
adakah bagian anatomis yang menonjol, kalau ada lakukan pengurangan dan
penghalusan.
2. lakukan insersi pada pasein.
a. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah adaptasi gigi tiruan terhadap
mukosa pasien dengan menggunakan kaca mulut. Instruksikan pasien untuk
melakukan gerakan protusif anteroposterior dan lateral kiri kanan. Jika
terdapat sangkutan asah anasir sesuai prinsip bull.
b. Cek retensi dengan menginstruksikan pasien untuk menggerakkan otot
otot bibir, wajah dan lidah serta instruksikan pasien untuk melafalkan huruf
A, I, U, E, O.
c. Cek oklusi pasien, lihat apakah ada traumatik oklusidengan menggunakan
artikulating paper. Jika terdapat traumatik oklusi asah lereng atau perdalam
fosa
d. Cek fonetik pasien dengan melafalkan S, M, R.
e. Nilai estetik gigi tiruan. Perhatikan profil wajah pasien apakah terlalu
cembung atau cekung, perhatikan philtrum, sulkus mentalis, sulkus
nasolabialis apakah sudah terbentuk. Perhatikan inklinasi penyusunan anasis
antero posterior dan lateral. Perhatikan apakah anasir berada 2mm dibawah
low lip line. Perhatikan saat pasien tersenyum apakah servikal gigi anasir
berada pada hight lip line.
3. Setelah selesai intruksikan kepada pasien tentang : keterbatasan dari gigi tiruan,
kesulitan pemakaian gigi tiruan, cara pemeliharaan gigi tiruan, instuksikan
juga kepada pasien untuk mengunyah dengan menggunakan kedua sisi gigi
tiruan. Setelah itu lakukan control 1x24 jam.