Anda di halaman 1dari 19

Diskusi Kasus

Modul Prostodonti

GIGI TIRUAN CEKAT

Oleh :
Dian Nofita Zalerti
1210342034

Pembimbing :
Drg. Hidayati, MKM

Universitas Andalas
Fakultas Kedokteran Gigi
Program Pendidikan Profesi
2018
1. DATA UMUM

Nama : Yesi Sulastri


Tempat/ tanggal lahir : Sungai Jambu / 26 Agustus 1978 (39 th)
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : Perguruan Tinggi
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Alamat : Bariang Indah II No. 5 Anduring
No. RM : 9272

2. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
CC :
Pasien datang dengan keluhan gigi depan atas dicabut. Akibatnya tampilan gigi
depan pasien terlihat ompong dan mengganggu penampilan. Karena itu pasien
ingin memperbaiki gigi depannya dengan gigi palsu.
PI :
Pasien pernah mencabut gigi depannya yang patah karena berlubang. Pasien
mencabut sisa akar gigi depannya ± 4 bulan yang lalu.
PDH :
Pasien pernah datang ke RSGM UNAND untuk merawat gigi nya yang
berlobang dan mencabut gigi. Pasien menyikat gigi dua kali sehari. Pasien tidak
pernah mengalami gusi berdarah saat menyikat gigi. Pasien tidak menggunakan
obat kumur atau peralatan lainnya untuk membersihkan gigi.
PMH :
Pasien belum pernah dirawat dirumah sakit kecuali saat melahirkan. Pasien tidak
memiliki riwayat alergi terhadap jenis obat ataupun makanan..
FH :
Ayah : Tidak memiliki riwayat penyakit sistemik
Ibu : Tidak memiliki riwayat penyakit sistemik
Saudara kandung : Tidak memiliki riwayat penyakit sistemik
a. Sebab kehilangan gigi : lubang besar
b. Pencabutan terakhir : ± 4 bulan yang lalu
c. Pemakaian gigi tiruan : tidak pernah
d. Tujuan pemakaian GT : pengunyahan, estetik
e.
3. PEMERIKSAAN OBJEKTIF
B. Pemeriksaan Ekstra Oral
a. M
uk
a

lonjong, asimetris
b. Profil : cembung
c. Pupil : sama tinggi
d. Tragus : sama tinggi
e. Hidung : simetris, pernafasan melalui hidung : lancar
f. Rima oris : normal
g. Bibir atas : normal, simetris
h. Bibir bawah : normal, simetris
i. Sendi rahang :
 Kiri : bunyi, tidak nyeri
 Kanan : bunyi, tidak nyeri
 Pola pembukaan mulut : defiasi
j. Kelainan lain : -
k. kelenjar submandibula : tidak teraba
l. kelenjar sublingualis : tidak teraba
m. kelenjar : tidak teraba

C. Pemeriksaan Intra Oral


a. Pemeriksaan Umum
1) Saliva
- Kuantitas : normal
- Konsistensi : normal
2) Lidah
- Ukuran : normal
- Posisi wright : kelas I
- Mobilitas : normal
3) Refleks muntah : rendah
4) Oklusi
- Ada/ tidak : ada, tidak stabil
- Kontak prematur : tidak ada
- Blocking : tidak ada
- Tumpang gigit : 5 mm
- Jarak gigit : 6 mm
- Gigitan terbuka : tidak ada
- Gigitan silang : tidak ada
- Gigitan terbalik : tidak ada
- Relasi rahang bergigi
• Anterior : prognati
• Posterior :-
5) Gaya kunyah : normal
b. Pemeriksaan Gigi geligi
1) Bentuk gigi : Ovoid
2) Besar gigi : normal
3) Fraktur gigi :-
4) Perbandingan mahkota dan akar : 21= 1:1.5, 23= 1.5
5) Panjang Span : 6 mm
6) Ruangan intermaksilaris : 9 mm
Odontogram
18 : missing 28 : missing
17 : o-v cof 27 : o-v cof
16 : missing 26 : missing
15: : missing 25 : missing
14 : missing 24 : missing
13 : m cof 23 : m cof
12 : akrilik crown rct 22 : missing
11 : akrilik crown rct 21 :m-d cof

41 : sou, mob 1 31 : sou, mob 1


42 : sou, mob 1 32 : sou, mob 1
43 : sou 33 : sou
34 : missing
44 : d-o cof
35 : missing
45 : m-o cof
36 : missing
46 : missing 37 : missing
47 : missing 38 : missing
48 : missing

Rontgen panoramik
Pemeriksaan Lainnya

Rahang Atas
Rahang Bawah
1) Vestibulum

Posterior Kiri Posterior Kanan Anterior


Rahang Atas Tinggi Tinggi
Tinggi
Rahang Bawah Sedang Sedang

2) Procesus Alveolaris / Residual Ridge

Rahang Atas Posterior Kiri Posterior Kanan Anterior


Bentuk Oval Oval Oval
Ketinggian Tinggi Tinggi Tinggi
Tahanan Jaringan Rendah Rendah Rendah

Rahang Bawah Posterior Kiri Posterior Kanan Anterior


Bentuk Segi 3 Segi 3
Ketinggian Sedang Sedang
Tahanan Jaringan Rendah Rendah

3) Frenulum
0 Labii superior : Rendah
0 Labii inferior : Rendah
0 Bukalis RA kiri : Rendah
0 Bukalis RA kanan : Rendah
0 Bukalis RB kiri : Rendah
0 Bukalis RB kanan : Rendah
0 Lingualis : Rendah
4) Palatum :
 Bentuk, kedalaman : Oval, sedang
 Torus palatine : ada, kecil
 Paltum mole : House kelas II
5) Alveolar tubercle
 Kiri : Sedang
 Kanan : Sedang
6) Undercut
 Rahang atas : Jaringan lunak : Ada , posterior kanan dan kiri
Gigi : mesial 17 dan 27
 Rahang bawah : Jaringan lunak : Tidak ada
Gigi : Distal 45
7) Ruang retromilohioid
 Kiri : Sedang
 Kanan : Sedang
8) Bentuk lengkung
 Rahang Atas : Oval
 Rahang Bawah : Segitiga (V)
9) Dasar mulut : normal
10) Eksotosis : Tidak ada
11) Torus Mandibula : Tidak ada

D. Sikap Mental : filosofis

E. Kumpulan Data Utama


Pasien perempuan berusia 39 tahun. Pasien ingin dibuatkan gigi tiruan karena
gigi depan pasien sudah dicabut. Pemeriksaan intra oral didapatkan pada RA terdapat
kehilangan gigi 18 16 15 14 22 24 25 26 dan 28. Pada RB terdapat kehilangan gigi 38 37
36 35 34 46 47 dan 48. Pasien tidak dicurigai memiliki penyakit sistemik, tidak sedang
mengkonsumsi obat-obatan, dan tidak memiliki riwayat alergi. Pasien memiliki sikap
kooperatif.

F. Diagnosis
RA : Kennedy Klas III modifikasi 2
RB : Kennedy Klas I

G.
G.
G.
G.
G.
G.
G.
G.
G.
Rencana Perawatan
1. Gigi Tiruan Cekat fixed-fixed bridge jenis porselen fused metal sebagai
pengganti gigi 22 dengan gigi penyangga gigi 21 dan 23.
2. Gigi tiruan sebagian lepasan akrilik sebagai penggati gigi 18 16 15 14 24 25 26
dan 28 pada rahang atas serta gigi 18 16 15 14 22 24 25 26 dan 28 pada rahang
bawah
3. Perawatan pra prostodontik
a) Perawatan Bedah
- Ekstraksi gigi 22 (tgl 26/10/17), radiks 35 dan 34 (tgl 1/11/17), radik 16 dan
18 (tgl 15/11/17)
b) Perawatan Konservasi
- Perawatan saluran akar gigi 11 (1/2/2017-16/8/17) dengan full crown akrilik
-Perawatan saluran akar gigi 12 (29/8/2017-2/2/2018) dengan full crown akrilik
- tambalan resin komposit pada gigi 21, 23, 13, 17,27, 44,45
c) Perawatan periodontal : SRP (9/3/18)
d) Rekonturing : tidak ada
e) Macam cetakan
- RA : mukofungsional
- RB : mukofungsional
f) Warna gigi : D2
4. Desain GTC : fixed-fixed bridge
Mahkota jembatan 3 unit porcelen fused to metal untuk mengganti kehilangan
gigi 22, gigi abutmen gigi 21 dan 23.
H. Prognosis : baik

II. PEMILIHAN DESAIN


a) Komponen Gigi Tiruan Cekat (GTC)
1) Abutmen (penyangga)
Gigi asli yang digunakan sebagai gigi penyangga untuk mendukung retainer
yang merupakan bagian dari komponen GTC.
2) Retainer
Bagian dari GTC yang dilekatkan ke gigi penyangga.
3) Pontik (dummy)
Bagian dari GTC yang digunakan sebagai pengganti gigi asli yang hilang.
4) Konektor (joint)
Bagian GTC sebagai penghubung antara pontik dan retainer.

b)
b)
b)
b)
b)
Pemilihan Desain
1) Desain
Desain yang dipilih pada kasus ini adalah GTC jenis fixed bridge (jembatan 3
unit) porselen-metal.
2) Abutment
Penambahan abutment pada gigi 21 dan 23. Gigi 21 & 23 dalam keadaan
baik. Secara klinis tidak ada keluhan, palpasi (-), perkusi (-), mobiliti (-), dan
tidak terdapat maloklusi.
3) Retainer
Tipe ekstra corona, berupa full crown Porcelen Fused to Metal.
4) Connector  Tipe rigid fixed.
5) Pontic
Tipe modified ridge lap pada edentulous gigi 22. Bagian permukaan labial
berkontak dengan residual ridge sedangkan bagian palatal tidak berkontak.

III. TAHAPAN PEKERJAAN


Kunjungan I
1) Anamnesis pasien
2) pencetakan anatomis RA dan RB untuk model studi dan model kerja
menggunakan alginat dan stok tray dengan teknik pencetakan mukostatis. Isi
dengan gipstone.
3) Tanam hasil negatif di basis segi tujuh untuk model studi.
4) Gunakan hasil negatif lain sebagai model kerja untuk pembuatan pontik dan
pembuatan diagnostic wax-up, tanam di okludator.
5) Cetak model diagnostic wax-up dengan elastomer, tujuannya agar hasil
cetakan tahan lama sebagai panduan pembuatan mahkota sementara.

Kunjungan II
Lakukan preparasi terhadap gigi abutment 21 dan 23 satu persatu.
Tahapan preparasi:
1) Guiding groove
a) Buat 3 buah groove pada bagian labial dengan bur silindris sebagai
panduan kontur: tengah; distolabial; mesiolabial.
b) Ukuran groove pada bagian labial Error: Reference source not found
1.3 mm dan bagian insisal Error: Reference source not found 1.8 mm.
Cek kedalaman dengan periodontal probe.

c) Setelah selesai / belum selesai, lakukan pencetakan dengan sendok


cetak sebagian dan isi dengan gipstone. Hasil cetakan negatif bertujuan
sebagai model penilaian tahap pekerjaan.

2) Preparasi Insisal
a) Gabungkan groove yang telah di bentuk dari awal dengan
menggunakan bur silindris atau bur fisur.
b) Preparasi incisal Error: Reference source not found 2mm dan hati-hati
terhadap pengurangan yang berlebihan.
c) Bentuk insisal 45º, cek dengan sonde.
d) Perhatikan oklusi dengan gigi lawan, cek dengan probe apakah sudah
ada ruangan diantara gigi.

e) Setelah selesai / belum selesai, lakukan pencetakan dengan sendok


cetak sebagian dan isi dengan gipstone. Hasil cetakan negatif bertujuan
sebagai model penilaian tahap pekerjaan.
f) Jika tahapan dilanjutkan pada pertemuan berikutnya, buat mahkota
sementara dari model yang baru dipreparasi dan cetakan elastomer dari
diagnostic wax-up awal.
3) Preparasi Labial, Proksimal dan Servikal
a) Selesaikan preparasi labial ke arah proksimal mesio-distal mengikuti
groove yang telah ada dengan menggunakan bur silindris.
b) Pada bagian proksimal, bur terletak antara titik kontak dan garis
pedoman di permukaan labial dengan ujung bur setinggi gingival crest.
Arahkan gerakan bur dari labial ke palatal dan lakukan pengasahan
sampai titik kontak hilang
c) Bidang mesial-distal dibuat sedikit mengerucut ke arah incisal dengan
sudut 2º - 6°.

d) Pengurangan bagian labial Error: Reference source not found 1,5mm .


e) Pengurangan disesuaikan dengan bentuk anatomis gigi, cek apakah
permukaan gigi yang dipreparasi sudah lebih rendah dari gigi tetangga
dan lihat dengan kaca mulut. Lengkung permukaan labial yang telah
dipreparasi sesuai dengan lengkung permukaan anatomis
sebelumnya/permukaan labial gigi sebelahnya.
f) Buat akhiran chamfer pada servikal margin dengan ketebalan Error:
Reference source not found 1mm melebar ke embrasur proksimal.
Selalu lakukan irigasi untuk menghindari trauma pulpa dari panas yang
dihasilkan rotary instrument.
g) Gunakan round end tapered cylincrical diamond bur.

Akhiran dibuat pada subgingival (didalam gusi) sebagai alasan estetis,


sehingga diperlukan gingival cord untuk mencegah trauma gingiva.
h) Setelah selesai / belum selesai, lakukan pencetakan dengan sendok
cetak sebagian dan isi dengan gipstone. Hasil cetakan negatif bertujuan
sebagai model penilaian tahap pekerjaan.
i) Jika tahapan dilanjutkan pada pertemuan berikutnya, buat mahkota
sementara dari model yang baru dipreparasi dan cetakan elastomer dari
diagnostic wax-up awal.
4) Preparasi Palatal dan Servikal
a) Pengurangan palatal dengan membuat panduan groove di tengah,
kemudian diperlebar ke proksimal.
b) Bentuk ketebalan akhiran chamfer Error: Reference source not found 1
mm. pertahankan bentuk singulum. Gunakan round end tapered
cylincrical diamond bur.
c) Pastikan akhiran dari labial ke palatal tersambung, tanpa ada undercut.
d) Bentuk fossa dengan menggunakan bur berbentuk flame.
e) Setelah selesai / belum selesai, lakukan pencetakan dengan sendok
cetak sebagian dan isi dengan gipstone. Hasil cetakan negatif bertujuan
sebagai model penilaian tahap pekerjaan.
5) Finishing
Pemeriksaan dengan sonde terhadap akhiran apakah ada undercut, setiap sudut
bulatkan, periksa kecembungan gigi dengan kaca mulut, serta oklusi dengan
gigi lawan.
6) Pencetakan Akhir
a) Setelah preparasi, lakukan pencetakan RA dan RB menggunakan
alginate.
b) Pasang kembali atau jangan lepas gingival cord (benang retraksi
gingiva) dari gigi yang telah di preparasi dengan tujuan akhiran yang
telah terbentuk dapat ikut tercetak. Lakukan pencetakan menggunakan
elastomer dengan teknik double impression.
- prelimenary impression  menggunakan putty
 aduk katalis dan base putty sampai homogen lalu masukkan ke
dalam sendok cetak dan lakukan pencetakan
 Pencetakan dengan light body  aduk katalis dan base body
sampai homogen dan aplikasikan pada sendok cetak didaerah
preparasi  masukkan sendok cetak ke dalam mulut
c) Cor sebanyak 2 kali (untuk mahkota sementara dan lab) dengan gips tipe
IV die stone (kuning) karena lebih keras dan lebih akurat untuk
mendapatkan semua bagian anatomis gigi dan merupakan indikasi untuk
pembuatan crown and bridge.
d) Tentukan warna gigi dengan shade guide
Pengiriman Ke Laboratorium Gigi
Hasil cetakan final sudah dipasang di okludator, sendok cetak elastomer
gigi yang telah dipreparasi, dikirim ke lab untuk dibuatkan crown dan
bridge gigi 22 dengan penyangga gigi 21 dan 23.
7) Pemasangan Mahkota Sementara
a) Pada model duplikat dari model studi (sebelum gigi dipreparasi,
dilakukan preparasi dan dilakukan wax up untuk mengembalikan bentuk
anatomis, posisi, inklinasi, dan oklusinya), lakukan pencetakan dengan
sendok cetak sebagian.
b) Setelah preparasi gigi selesai, lakukan pencetakan dengan bahan cetak
elastomer menggunakan sendok cetak sebagian. Kemudian hasil cetakan
diisi dengan gips.
c) Setelah hasil coran mengeras, olesi bagian gigi yang dipreparsi (pada
model) dengan CMS atau vaselin.
d) Pastikan bahan cetak pertama dan cetakan negatif sesuai dengan
memberi tanda dengan pensil tinta/spidol sebagai panduan.
e) Buat adonan cold curing acrylic yang homogen dengan jumlah yang
cukup pada dappen glass.
f) Masukkan adonan akrilik secukupnya ke dalam cetakan negative,
posisikan kembali sendok cetak pada model cetakan gigi yang telah
dipreparasi. Fiksasi dengan jari tangan sampai adonan akrilik di dappen
glass mendekati keras.
g) Lepas cetakan negative, buang kelebihan akrilik dengan pisau ukir. Lalu
lepaskan mahkota sementara dengan pinset atau sonde.
h) Cobakan mahkota sementara pada pasien, periksa ulang servikal, titik
kontak, dan oklusi.
i) Lakukan penghalusan dan pemolesan.
j) Insersi dengan semen sementara dengan bahan fletcher

Kunjungan III
Try in gigi tiruan jembatan dengan menggunakan bahan sementasi sementara.
Sebelum di sementing, lakukan pemeriksaan;
a) Periksa adaptasi (final rest position).
b) Pemeriksaan titik kontak dengan dental floss dimasukkan melalui interdental di
antara retainer dan gigi sebelahnya.
c) Periksa akhiran pontik dengan kaca mulut dan sonde. Gusi dibawah pontik tidak
tertekan/ gusi tidak pucat.
d) Periksa tepi restorasi dengan sonde pada permukaan ke arah gusi. Tidak boleh ada
sela atau menekan gusi.
e) Periksa oklusi menggunakan articulating paper. Gerakan buka tutup mulut (oklusi
sentrik). Periksa premature kontak, bila ada lakukan pengurangan dan pemolesan
kembali.
f) Periksa artikulasi. Gerakan protrusif (Oklusal interference).
g) Setelah pas, lakukan sementing dengan fletcher. Kemudian bersihkan kelebihan
fletcher dan periksa oklusi pasien.
h) Berikan intruksi kepada pasien :
 Sebaiknya makanan yang keras tidak dikunyah atau digigit dengan
mahkota/jembatan.
 Intruksi menjaga kebersihan rongga mulut.
i) Lakukan kontrol setelah seminggu

Kunjungan IV
Setelah 1 minggu lakukan pemeriksaan:
 Tanyakan apakah pasien mengalami keluhan atau tidak. Seperti gusi berdarah,
ada yang tertekan sakit atau tidak, timbul gatal-gatal sebagai reaksi alergi.
 Periksa adaptasi dari pinggiran.
 Periksa apakah ada premature kontak.
 Periksa kebersihan rongga mulut. Apakah ada sisa makanan pada daerah
jembatan, bila ada, intruksikan pasien untuk meningkatkan kebersihan mulut.

Pemasangan GTC:
 Lepaskan mahkota sementara, bersihkan sisa GIC lining/fletcer yang masih
menempel pada permukaan gigi dan servikal.
 isolasi daerah kerja, lakukan retraksi gingiva.
 Aduk bubuk dan liquid elit semen sebagai bahan sementing dengan konsistensi
yang tidak terlalu cair (flowable), masukkan kedalam GTC, rekatkan ke
abutment, perhatikan arah pasang.
 Tahan GTC sembari membersihkan sisa semen dan perhatikan oklusi pasien.

Kunjungan V
Setelah 1 minggu lakukan kontrol terhadap GTC:
 Tanyakan keluhan pasien
 Perhatikan OH
 Perhatikan oklusi pasien
 Intruksi pada pasien;
 Sebaiknya makanan yang keras tidak dikunyah atau digigit dengan
mahkota/jembatan.
 Intruksi menjaga kebersihan rongga mulut.
 Bila dirasakan ada keluhan segera kontrol kembali .

Anda mungkin juga menyukai