NIM : 20014103012
Tutor : drg. Ellen Tumewu
MANADO
2022
1
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh
1. IDENTITAS
No. Kartu : M. 25219
Nama Pasien : Tresyia Mailangkay
Umur : 73 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kembes
2. KASUS
Seorang pasien perempuan berusia 73 tahun yang berdomisili di Kembes,
datang ke RSGM Unsrat dengan keluhan telah kehilangan seluruh gigi di
rahang atas dan rahang bawah. Pasien merasa sulit pada saat mengunyah
makanan. Pasien belum pernah menggunakan gigi tiruan sebelumnya. Pasien
ingin dibuatkan gigi tiruan untuk menggantikan seluruh gigi yang telah hilang
di rahang atas dan rahang bawah.
Foto wajah
2
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh
Gambaran Klinis :
3. KONDISI SISTEMIK
Keluhan / gejala
Nama Penyakit Keterangan
Ya Tidak
Penyakit jantung ✓
Hiper/hipotensi ✓ Terkontrol
Kelainan darah ✓
Haemophilia ✓
Diabetes mellitus ✓
Penyakit ginjal ✓
Hepatitis ✓
Penyakit pernafasan ✓
Kelainan pencernaan √
Epilepsi ✓
HIV/AIDS ✓
Alergi obat ✓
Alergi makanan ✓
3
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh
6. STATUS LOKAL
- Luar mulut
a. Sendi kanan : Tidak bengkak; Tidak sakit
Sendi kiri : Tidak bengkak; Tidak sakit
b. Pembukaan mulut : Sedang
c. Gerakan protusif : Lancar
Gerakan lateral kanan : Lancar
Gerakan lateral kiri : Lancar
d. Bibir : Asimetris; sedang; sedang
4
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh
- Dalam mulut
a. Bentuk lengkung RA : Persegi
Bentuk lengkung RB : Lonjong
5
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh
6
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh
Keterangan:
X : Missing
7. DIAGNOSIS KLINIK
Rahang Atas : Edentulous
8. RENCANA PERAWATAN
Gigi tiruan penuh pada rahang atas dan rahang bawah
7
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh
Prosedur Perawatan
1. Pemeriksaan Sistem Stomatognati (14 April 2022)
Pada kunjungan pertama, dilakukan indikasi kasus, pengisian kartu status
prostodonsia yang terdiri dari data pasien, pemeriksaan subjektif,
pemeriksaan objektif, diagnosis, dan rencana perawatan. Pasien
diinformasikan tentang rencana perawatan yang akan dilakukan yakni
pembuatan gigi tiruan penuh lepasan dari bahan akrilik pada rahang atas dan
rahang bawah. Pasien juga diinformasikan mengenai waktu kunjungan yang
akan dijalani. Informasi ini diberikan dan pasien setuju untuk dilakukan
perawatan.
8
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh
9
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh
stone. Setelah itu, hasil cor kemudian dirapikan dan diboxing dengan basis
segi tujuh dengan bahan plaster of paris agar dapat digunakan sebagai model
studi.
10
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh
11
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh
12
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh
13
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh
14
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh
8. Beading Wax, Boxing, dan Pembuatan Model Kerja (10 Juni 2022)
Pembuatan boxing & Working model
Boxing dibuat dengan tujuan untuk mempertahankan bentuk tepi hasil
cetakan yang akan tercatat pada model kerja. Sebelum dicor dengan dental
stone dibuatkan beading wax menggunakan malam merah dengan ketebalan
3-5mm yang dilekatkan dibawah seluruh tepi hasil cetakan kira-kira berjarak
2-3mm. Dibagian luar beading wax dilekatkan boxing wax yang bertujuan
untuk memberi bentuk basis dari model. Tinggi boxing kira-kira 10mm.
Selanjutnya, hasil cetakan yang telah diboxing dicor menggunakan dental
stone.
15
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh
- Garis anterior; dari titik papila insisivum melewati puncak linggir anterior
hingga ke titik kaninus RA dengan ruggae palatina sebagai titik
pedomannya.
- Garis posterior; dari titik kaninus RA melewati puncak linggir posterior
hingga ke daerah hamular notch sebagai batas paling posterior gigi tiruan.
Untuk RB:
- Garis anterior; dari titik kaninus melewati puncak linggir hingga ke titik
kaninus. Garis ini berfungsi untuk mendapatkan posisi buko-lingual anasir
gigi tiruan.
- Garis posterior; dari titik kaninus melewati puncak linggir posterior hingga
ke titik paling distal posterior RB yaitu midpoint retromolar pad.
16
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh
mucobuccal fold.
- Model kerja dibasahi dengan air atau ditaburi dengan baby powder.
- Selanjutnya selembar malam dilunakkan dengan lampu spritus, lalu
diletakkan di atas working model dan ditekan mulai dari bagian
palatum dengan batas-batas sesuai dengan desain.
- Bagian tepi dibuat seal dengan cara kelebihan malam dilipat ke atas
sehingga mempunyai ketebalan 2 lembar malam dan lebar 2 mm.
- Sisa malam yang melebihi batas tepi dibuang dengan menggunakan
pisau malam.
17
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh
o Retensi:
▪ Kemampuan gigi tiruan untuk bertahan terhadap pelepasan
saat berfungsi maupun istirahat secara vertikal.
▪ Diamati saat melakukan gerakan otot pipi, bibir dan lidah atau
dengan memberikan gaya untuk melepas gigi tiruan (gigi
tiruan yang retentif merupakan gigi tiruan yang sulit dilepas).
▪ Retensi gigi tiruan ditentukan oleh letak seal dan adhesi/kohesi
saliva. Kesesuaian letak seal dengan menggerakkan otot pipi.
Jika plat terjatuh ketika otot digerakkan, berarti terdapat over
extension plat. Sebaliknya, jika seal pada under extension plate
maka kohesi dan adhesi saliva berkurang sehingga alat menjadi
tidak retentif.
o Stabilisasi:
▪ Kemampuan gigi tiruan untuk bertahan terhadap perpindahan
tempat saat berfungsi secara horizontal.
▪ Stabilisasi dapat diamati dengan menekan salah satu sisi
occlusal bite rim atau dengan menginstruksikan pasien untuk
melakukan gerakan fungsi. Jika occlusal bite rim diam di
tempat dan tidak bergerak maka stabilisasinya baik.
18
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh
19
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh
20
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh
54,1= 56,1 – 2
tersebut terlihat normal, pada saat tersebut jarak kedua titik diukur.
• Hasil pengukuran tersebut dikurangi dengan free way space (besar free
way space antara 2-4 mm) untuk memperoleh besar dimensi vertikal.
Dimensi vertikal oklusi:
• Tentukan dua titik pada wajah pasien sejajar dengan median line.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jangka sorong dari titik
subnasion sampai titik gnation.
• Seterusnya pasien diinstruksikan untuk menelan dan dalam keadaan rileks
dilakukan pengukuran, pada saat tersebut jarak kedua titik diukur.
• Hasil pengukuran dimensi vertikal istirahat yang telah dilakukan dikurangi
dengan free way space dicocokkan dengan hasil dari pengukuran dimensi
vertikal oklusi.
• Bila hasilnya telah sesuai artinya dimensi vertikal telah didapatkan dengan benar.
• Bila relasi vertikal terlalu tinggi, maka ketinggian galangan gigit rahang
bawah harus dikurangi supaya tidak mengganggu estetik pasien, kecuali
bila memerlukan pengurangan yang banyak, maka galangan gigit atas bisa
dikurangi.
• Pengurangan galangan gigit rahang atas harus hati-hati jangan sampai
kehilangan kesejajaran bidang orientasi yang telah didapat.
• Bila relasi vertikal terlalu rendah, maka dapat dilakukan penambahan
galangan gigit rahang bawah dengan menggunakan wax agar ketebalannya
merata dan tidak mengganggu kesejajaran bidang orientasi.
• Jangan pernah menambah galangan gigit rahang atas, karena akan
menambah garis insisal yang telah ditentukan sebelumnya.
23
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh
25
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh
26
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh
1) Gigi I1 atas
Poros gigi membentuk sudut 85 derajat terhadap bidang oklusal
dan insisal menyentuh bidang orientasi atau meja artikulator.
2) Gigi I2 atas
Poros gigi membentuk sudut 80 derajat terhadap bidang oklusal
dan tepi insisal 1 mm diatas bidang oklusal.
27
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh
gigi posterior.
4) Gigi I1 Bawah
Poros gigi membentuk sudut 85 derajat terhadap bidang oklusal
dan tepi insisal 1-2 mm diatas bidang oklusal.
5) Gigi I2 Bawah
6) Gigi C bawah
merupakan garis khayal yang terbentuk dari kontak ujung cusp bukal dan
lingual gigi molar pada pandangan frontal. Sedangkan curve of monson
merupakan perluasan dari Curve of spee dan Curve of Wilson.
Cusp bukal berada pada fosa sentral gigi p1 dan kaninus atas.
30
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh
sehingga dapat menyerupai bentuk anatomis dari gingiva dan jaringan lunak
sekitarnya yang asli. Tahap ini dilakukan dengan cara;
o Memfiksir pinggiran landasan gigi tiruan dengan malam pada model kerja.
o Mengambil lembaran malam secukupnya yang dilunakkan di atas api
spirtus dan ditaruh pada daerah labial dan bukal pada rahang atas maupun
rahang bawah.
o Malam dipotong disekitar servikal gigi dengan mebentuk sudut 45°
menggunakan lecron.
o Malam dibentuk sesuai dengan bentuk gingiva dan bentuk jaringan di
sekitar gigi tiruan.
o Saat mengukir tonjolan-tonjolan akar, perlu diperhatikan bahwa gigi
kaninus rahang atas merupakan gigi dengan akar terpanjang sedangkan
gigi insisivus lateralis rahang atas merupakan gigi dengan akar yang
terpendek. Tonjolan-tonjolan akar diukir dengan bentuk huruf V.
o Daerah interproksimal harus sedikit cembung menyerupai daerah-daerah
papila interdental agar dapat mencegah pengendapan sisa-sisa makan dan
plak.
o Kemudian postdam dibuat dengan malam dan mengikuti hasil kerukan
yang dilakukan pada working model.
o Haluskan semua permukaan gigi tiruan malam yang telah dikontur dengan
melewatkan diatas bunsen api lalu digosok dengan kain hingga mengkilat.
31
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh
18. Try In Gigi Tiruan Malam Pada Pasien (12 September 2022)
Try in gigi tiruan malam pada pasien dilakukan dalam dua sesi yang berbeda.
Pada sesi pertama, dilakukan try in anterior dan hal-hal yang diperhatikan antara
lain;
• Retensi: kemampuan GTL melawan gaya yang menyebabkan GTL lepas
secara vertikal.
• Stabilisasi: GTL tidak mengalami pergerakan bahkan sedang dalam aktivitas
seperti berbicara, mastikasi, tertawa dan lainnya.
• Oklusi: diperiksa overjet dan overbite dari gigi-geligi anterior.
• Fonetik: S, P, B, T, D, V, R, M, F; saat huruf F diucapkan, sudut insisal gigi
insisvus rahang atas harus menyentuh wet-dry border pada bibir bawah. Hal
ini dapat menentukan apakah posisi sudut insisal dari gigi insisivus rahang
atas sudah tepat atau belum.
• Estetik: hal ini meliputi warna gigi dan posisi inklinasi tiap gigi harus sesuai
dengan keadaan pasien. Garis kaninus pada saat posisi istirahat terletak pada
sudut mulut.
Try in gigi tiruan malam pada sesi kedua ialah try in posterior. Hal-hal yang
diperhatikan pada tahap ini serupa dengan yang dilakukan pada tahap try in
anterior;
32
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh
33
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh
34
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh
jaringan mulut. Apabila terdapat over extention pada sayap GTL, kurangi
dengan stone bur atau bur fraser serta, jika terdapat daerah permukaan
yang sakit saat GTL diinsersikan, ambil atau kurangi daerah tersebut
menggunakan bur fraser.
• Stabilisasi
Stabilitas gigi tiruan diperiksa dengan cara menekan bagian belakang dan
depan gigi tiruan secara bergatian. Gigi tiruan tidak boleh menunjukkan
adanya pergerakan saat pemeriksaan stabilisasi dilakukan.
• Oklusi
Pemeriksaan ini dilakukan menyangkut aspek oklusi pada posisi sentrik,
lateral dan antero-posterior dengan menggunakan articulating paper yang
diletakkan di antara permukaan gigi atas dan bawah, kemudian pasien
diinstruksikan untuk melakukan gerakan pengunyahan berulang kali.
Selanjutnya gigi tiruan diperiksa apabila terdapat titik-titik pada kontak
oklusal. Pada keadaan normal, kontak ini akan tersebar merata di antara
semua gigi tiruan. Jika terdapat titik kontak yang menonjol, lakukan
pengasahan menggunakan fissure bur hingga tanda tersebut hilang namun
harus tetap mengikuti kontur atau aspek anatomis gigi tersebut.
35
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh
21. Tahap Kontrol 1 (4 oktober 2022) dan Kontrol 2 (18 Oktober 2022)
Kontrol pertama akan dilakukan pada minggu pertama sesudah insersi alat
untuk melihat adaptasi pasien. Kontrol pasien dilakukan untuk mengoreksi
atau memperbaiki kesalahan yang mungkin terjadi. Pada saat kontrol
dilakukan pemeriksaan.
a. Pemeriksaan subjektif
1) Apakah ada keluhan atau tidak
2) Apakah ada gangguan atau tidak
3) Apakah ada rasa sakit atau tidak
b. Pemeriksaan Objektif
Pemeriksaan disesuaikan dengan keluhan pasien
1) Dilihat keadan mukosa mulut, palatum, lingual, gingiva dan bahasa
mulut, apakah ada peradangan atau perlukaan.
2) Diperiksa retensi dan stabilisasi GTP.
3) Diperiksa posisi GTP terhadap jaringan mulut
4) Dilakukan relining pada gigi tiruan RA karena pasien merasa longgar
pada gigi tiruan RA dengan menggunakan self curing acrylic.
c. DHE
1) Pasien diinstruksikan untuk menjaga kebersihan mulut dan plat gigi
tiruannya. Operator juga melakukan tindakan profilaksis antara lain
36
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh
Kontrol 1 Kontrol 2
37