Anda di halaman 1dari 37

Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh

KEPANITERAAN KLINIK PROSTODONSIA


RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI

CASE BASED DISCUSSION (CBD)

GIGI TIRUAN PENUH

Nama : Mayangsari Putri Rahayu

NIM : 20014103012
Tutor : drg. Ellen Tumewu

MANADO
2022

1
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh

CASE REPORT SESSION


GIGI TIRUAN PENUH

1. IDENTITAS
No. Kartu : M. 25219
Nama Pasien : Tresyia Mailangkay
Umur : 73 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kembes

2. KASUS
Seorang pasien perempuan berusia 73 tahun yang berdomisili di Kembes,
datang ke RSGM Unsrat dengan keluhan telah kehilangan seluruh gigi di
rahang atas dan rahang bawah. Pasien merasa sulit pada saat mengunyah
makanan. Pasien belum pernah menggunakan gigi tiruan sebelumnya. Pasien
ingin dibuatkan gigi tiruan untuk menggantikan seluruh gigi yang telah hilang
di rahang atas dan rahang bawah.

Foto wajah

Tampak depan Tampak samping


Bentuk Muka : Oval Bentuk Muka : cekung

2
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh

Gambaran Klinis :

Rahang Atas Rahang Bawah


Bentuk rahang : persegi Bentuk rahang : lonjong

3. KONDISI SISTEMIK
Keluhan / gejala
Nama Penyakit Keterangan
Ya Tidak
Penyakit jantung ✓
Hiper/hipotensi ✓ Terkontrol
Kelainan darah ✓
Haemophilia ✓
Diabetes mellitus ✓
Penyakit ginjal ✓
Hepatitis ✓
Penyakit pernafasan ✓
Kelainan pencernaan √
Epilepsi ✓
HIV/AIDS ✓
Alergi obat ✓
Alergi makanan ✓

3
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh

4. PEMERIKSAAN EKSTRA ORAL

Fasial Neuromuscular K. K. Tl. TMJ


Ludah Limfe Rahang
Deformitas t.a.k t.a.k t.a.k t.a.k t.a.k t.a.k
Nyeri t.a.k t.a.k t.a.k t.a.k t.a.k t.a.k
Tumor t.a.k t.a.k t.a.k t.a.k t.a.k t.a.k
Gangguan t.a.k t.a.k t.a.k t.a.k t.a.k t.a.k
Fungsi

5. RIWAYAT YANG BERHUBUNGAN DENGAN GIGI


a. Lama tidak bergigi : ± 10 tahun
b. Terakhir cabut gigi : ± 8 bulan yang lalu
c. Sebab pencabutan gigi : Sisa akar
d. Riwayat gigi tiruan : Pasien belum pernah menggunakan gigi tiruan
sebelumnya

6. STATUS LOKAL
- Luar mulut
a. Sendi kanan : Tidak bengkak; Tidak sakit
Sendi kiri : Tidak bengkak; Tidak sakit
b. Pembukaan mulut : Sedang
c. Gerakan protusif : Lancar
Gerakan lateral kanan : Lancar
Gerakan lateral kiri : Lancar
d. Bibir : Asimetris; sedang; sedang

4
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh

- Dalam mulut
a. Bentuk lengkung RA : Persegi
Bentuk lengkung RB : Lonjong

Bentuk lengkung pasien


b. Ukuran lengkung RA : Sedang
Ukuran lengkung RB : Sedang
c. Bentuk linggir RA : Lonjong
Bentuk linggir RB : Bulbous
Ukuran linggir RA : Sedang (anterior), rendah (posterior)
Ukuran linggir RB : Sedang (anterior), rendah (posterior)
d. Hubungan RA – RB : Normal
e. Kesejajaran linggir RA/RB : Sejajar
f. Ruang antarmaksila : Sedang
g. Tuberositas kanan : Kecil
Tuberositas kiri : Kecil
h. Exostosis : Tidak ada
i. Torus palatina : Ada

5
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh

Torus mandibula : Tidak ada


j. Palatum lunak : Kelas II, Gerakan sedang
k. Perlekatan otot labial RA : Sedang
Perlekatan otot bukal Ka. : Sedang
Perlekatan otot bukal Ki. : Sedang
Perlekatan otot labial RB : Sedang
Perlekatan otot lingual : Sedang
Perlekatan otot bukal Ka. : Sedang
Perlekatan otot bukal Ki. : Sedang
l. Frenulum labialis RA : Tinggi
Frenulum bukalis Ka. : Sedang
Frenulum bukalis Ki. : Sedang
Frenulum labialis RB : Rendah
Frenulum lingualis : Sedang
Frenulum bukalis Ka. : Sedang
Frenulum bukalis Ki. : Sedang
m. Tahanan jaringan linggir : Tinggi di regio 1, 2, 3, 4
n. Bentuk palatum : Lonjong
Kedalaman palatum : Sedang
o. Retromylohyoid : Sedang
p. Ludah, konsistensi : Sedang
Volume ludah : Sedang
q. Refleks muntah : Sedang
r. Lidah, ukuran : Sedang
Gerakan lidah : Sedang
s. Status gigi geligi :

6
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh

Keterangan:
X : Missing

7. DIAGNOSIS KLINIK
Rahang Atas : Edentulous

Rahang Bawah : Edentulous

8. RENCANA PERAWATAN
Gigi tiruan penuh pada rahang atas dan rahang bawah

9. DENTAL SIDE TEACHING


Instruktur : drg. David C. Kenda (30 September 2021)

10. PENENTUAN DESAIN GIGI TIRUAN


Gigi tiruan lengkap lepasan yang akan dibuat akan menggunakan dukungan
mukosa dengan desain sebagai berikut:
- Rahang Atas: GTL yang akan dibuat meliputi basis yang menutupi
palatum dan diperluas hingga tuberositas maksilaris kanan meluas ke
lateral sampai ke vestibulum bukalis dan ke anterior sampai vestibulum
labialis. Begitupun dengan regio kiri, basis meluas dari vestibulum labialis
kiri, vestibulum bukalis hingga ke daerah posterior dan palatum.
- Rahang Bawah: GTL meliputi basis yang menutupi 1/3 retromolar pad
kiri, meluas hingga ke daerah lateral sampai ke vestibulum bukalis dan
vestibulum labialis kiri. Sedangkan pada regio kanan, basis meluas dari

7
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh

1/3 retromolar pad, hingga ke lateral, vestibulum bukalis dan vestibulum


labialis kanan. Untuk daerah lingual, basis menutupi retromylohyoid di
kedua sisi mandibula.

Gambar 2. Desain Gigi Tiruan Lengkap


Keterangan:
1. Plat akrilik
2. Elemen gigi tiruan

Prosedur Perawatan
1. Pemeriksaan Sistem Stomatognati (14 April 2022)
Pada kunjungan pertama, dilakukan indikasi kasus, pengisian kartu status
prostodonsia yang terdiri dari data pasien, pemeriksaan subjektif,
pemeriksaan objektif, diagnosis, dan rencana perawatan. Pasien
diinformasikan tentang rencana perawatan yang akan dilakukan yakni
pembuatan gigi tiruan penuh lepasan dari bahan akrilik pada rahang atas dan
rahang bawah. Pasien juga diinformasikan mengenai waktu kunjungan yang
akan dijalani. Informasi ini diberikan dan pasien setuju untuk dilakukan
perawatan.

8
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh

Instruktur : drg. David C. Kenda

2. Pencetakan Pendahuluan (14 April 2022)


Tahap selanjutnya ialah pencetakan pendahuluan dengan sendok cetak
edentulous yang telah disesuaikan dengan ukuran rahang pasien (no. 3) untuk
rahang atas dan rahang bawah dengan bahan cetak hydrocoloid irreversible.
Cetakan ini akan digunakan untuk mempelajari dan mengevaluasi
keadaan rahang atas dan rahang bawah, sebagai penunjang diagnostik dan
untuk menentukan perawatan-perawatan yang diperlukan dalam kaitannya
dengan persiapan pasien dan perbaikan jaringan rongga mulut sebelum
dibuatkan gigi tiruan untuk pasien. Adapun anatomi yang harus tercetak pada
rahang atas yakni (1) frenulum labialis (2) frenulum bukalis, (3), vestibulum
labialis, (4) vestibulum bukalis, (5) papilla insisivum, (6) rugae palatina, (7)
hamular notch, (8) tuberositas maksila, (9) palatum, (10) mukobukalfold.
Anatomi yang harus tercetak pada rahang bawah yakni (1) frenulum
labialis, (2) frenulum bukalis, (3) frenulum lingualis, (4) vestibulum labialis,
(5) vestibulum bukalis, (6) retromolar pads, (7) retromylohioid, (8)
mukobukalfold.

Instruktur : drg. David C. Kenda

3. Pembuatan Model Studi (26 April 2022)


Setelah pencetakan pendahuluan, kemudian cetakan di cor dengan dental

9
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh

stone. Setelah itu, hasil cor kemudian dirapikan dan diboxing dengan basis
segi tujuh dengan bahan plaster of paris agar dapat digunakan sebagai model
studi.

Intruktur : drg. Jean Tairas

4. Sendok Cetak Individual


Sendok cetak perorangan akan digunakan untuk mencetak secondary
impression/cetakan fisiologis yang nantinya akan dicor sehingga didapatkan
working model. Cara pembuatan sendok cetak perorangan ialah sebagai
berikut.
- Menggambar batas-batas pada model studi dengan pensil yakni, garis
pertama digambar pada batas antara jaringan bergerak dan tidak bergerak,
kemudian ±1mm di atasnya digambarkan batas untuk border moulding dan
yang terakhir ±1mm di atas garis border moulding digambarkan batas
untuk scp. Sendok cetak perorangan tersebut harus mencakup seluruh
prosessus alveolaris dan jaringan lunak.
- Batas-batas desain untuk pembuatan sendok cetak perorangan untuk
rahang atas ialah: (a) notch hamular, (b) fovea palatina, (c) frenulum bukal
dan (d) frenulum labial. Sedangkan untuk rahang bawah ialah (a) garis
distal dan retromolarpad, (b) oblique ridge external, (c) frenulum bukal,
(d) frenulum labial, (e) retromylohyoid dan (f) frenulum lingualis.
- Bahan yang akan digunakan untuk scp yaitu bahan shellac. Selanjutnya,
bahan shellac akan dilunakkan di atas lampu spritus dan diletakkan pada
model studi kemudian ditekan dengan bantuan kain hingga bentuknya
sesuai dengan desain yang telah digambar sebelumnya. Bagian tepi
landasan disesuaikan dengan menggunakan karet penghapus pensil.
- Kelebihan shellac dipotong dengan menggunakan lecron/gunting panas

10
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh

dalam keadaan lunak, kemudian sisa kelebihan shellac dapat dibuatkan


pegangan sendok cetak.
Saat sendok cetak perorangan sudah selesai dibuat, kemudian dicobakan pada
mulut pasien. Sendok cetak harus cekat saat dicobakan, kemudian
diperhatikan batas-batas dalam mulut pasien apakah sudah tepat atau perlu
dikurangi.

Intruktur : drg. Jean Tairas

5. Border Moulding (28 April 2022)


Border moulding atau muscle trimming ialah proses pembentukan tepi-tepi
sendok cetak fisiologis dengan tujuan untuk mendapatkan anatomi pada batas-
batas mukosa yang lebih akurat. Bahan yang digunakan yaitu green stick
compound.
Adapun cara melakukan border moulding ialah sebagai berikut:
- Greenstick compound dipanaskan diatas lampu spritus dengan merata,
letakkan green stick compound yang telah dipanaskan tadi pada tepi
sendok cetak, dimulai dari posterior ke anterior, per regio kiri/ kanan untuk
memudahkan pembentukan tepi. Panaskan lagi diatas api spritus kemudian
celupkan ke air hangat lalu masukkan ke dalam mulut pasien.
- Pasien dianjurkan untuk melakukan gerakan fungsional : menghisap,
menelan, menggerakkan rahang bawah ke kiri kanan untuk mendapatkan
ketebalan sayap disto-bukal rahang atas, atau menggigit jari operator yang
diletakkan di posterior antara galengan gigit dan prosesus alveolaris.
- Menurut Elinger, pembentukan tepi dengan border moulding dapat
dilakukan dengan cara berikut;
▪ Rahang atas:
• Untuk mendapatkan tepi distobukal, mukosa pipi di daerah tersebut

11
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh

ditarik ke atas, ke luar ke bawah dan ke depan.


• Ketebalan sayap distobukal didapat dengan cara menginstruksikan
pasien untuk menggerakkan rahang bawah ke kanan dan ke kiri
sehingga dapat memperoleh jejak dari prosesus koronoideus.
• Untuk hamular notch, pasien diinstruksikan untuk membuka mulut
lebar.
• Untuk postdam, pasien diinstruksikan untuk mengucapkan “ah”.
• Untuk vestibulum bukalis/labialis, bibir pasien ditarik ke atas, ke
luar dan ke bawah.
• Untuk frenulum bukalis, mukosa pipi ditarik ke atas, ke luar, ke
bawah, ke depan dan kebelakang.
▪ Rahang Bawah
• Untuk tepi distobukal, pipi ditarik ke luar dan ke atas.
• Untuk daerah sudut mulut, ditarik ke luar, ke atas, ke depan dan ke
belakang.
• Untuk vestibulum labialis, bibir ditarik ke luar dan ke atas.
• Untuk seluruh daerah labial, bibir di tarik ke bawah, ke luar dan ke
atas.
• Untuk daerah lingual dan distolingual yang berhadapan dengan
lidah, ujung lidah digerakkan ke arah pipi kiri dan kanan.
• Untuk sayap distal, pasien diinstruksikan untuk membuka mulut
lebar, serta lidah diulurkan kemudian menutup mulut sambil
menggigit jari operator.

Intruktur : drg. Jean Tairas

12
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh

6. Pencetakan Fisiologis (6 Juni 2022)


Bahan yang digunakan saat mencetak fisiologis ialah bahan cetak
elastomer tipe silikon/vinyl polysiloxane (medium body type). Teknik
mencetak yang digunakan yakni teknik mencetak mukokompresi. Selanjutnya
bahan cetak elastomer di aduk hingga konsistensinya homogen diatas glas lab
menggunakan spatula semen dari bahan plastik. Waktu pengadukan berkisar
30-45 detik dangan waktu kerja 2-4 menit dan waktu pengerasan 6-8 menit.
Kemudian ditempatkan pada sendok cetak perorangan rahang atas. Letakan
sendok cetak perorangan kedalam mulut pasien. Pasien diinstruksikan untuk
tegak agar bahan cetak tidak mengalir ke belakang. Teknik mencetak rahang
atas maupun bawah yaitu sendok cetak ditekan pada bagian posterior
kemudian lanjutkan penekanan di bagian anterior. Penekanan dilakukan
hingga dapat dirasakan berkontak dengan mukosa di mulut pasien.
Selanjutnya dilakukan pencetakan pada rahang bawah pasien.

Intruktur : drg. Jean Tairas

Pencetakan Fisiologis Perbaikan (5 September 2022)


Tahap ini dilakukan pencetakan fisiologis kembali setelah tahap penyusunan gigi
dan try in gigi anterior dikarenakan galangan gigit pasien sudah tidak cocok dengan
working modelnya. Bahan yang digunakan yaitu elastomer medium body berupa
polyvinylxiloxane.

13
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh

Intruktur : drg. Ellen Tumewu

7. Penentuan Vibrating Line (6 April 2022)


Tahap ini dilakukan dengan teknik fluid wax yaitu teknik ini dilakukan
setelah melakukan pencetakan fisiologis, kemudian menandai vibrating line
pada cetakan fisiologis kemudian dimasukkan kembali ke dalam mulut
pasien. Batas anterior vibrating line terletak di antara palatum lunak
sedangkan batas posterior vibrating line terletak di mukosa bergerak dan
tidak bergerak pada palatum lunak, kemudian ditarik hingga ke daerah
posterior hamular notch sehingga terbentuk garis posterior palatal seal yang
utuh.

Intruktur : drg. Jean Tairas

14
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh

8. Beading Wax, Boxing, dan Pembuatan Model Kerja (10 Juni 2022)
Pembuatan boxing & Working model
Boxing dibuat dengan tujuan untuk mempertahankan bentuk tepi hasil
cetakan yang akan tercatat pada model kerja. Sebelum dicor dengan dental
stone dibuatkan beading wax menggunakan malam merah dengan ketebalan
3-5mm yang dilekatkan dibawah seluruh tepi hasil cetakan kira-kira berjarak
2-3mm. Dibagian luar beading wax dilekatkan boxing wax yang bertujuan
untuk memberi bentuk basis dari model. Tinggi boxing kira-kira 10mm.
Selanjutnya, hasil cetakan yang telah diboxing dicor menggunakan dental
stone.

Instruktur : drg. Ellen Tumewu &


drg. David C. Kenda

Working model kemudian digambarkan guidelines yang bertujuan sebagai


pedoman atau panduan saat akan menyusun gigi. Adapun landmark guidelines
sebagai berikut:
Untuk RA:
- Garis midline; dari titik papila insisivum melewati midline palatum hingga
ke fovea palatina. Garis ini berfungsi sebagai bidang referensi untuk
mendapatkan garis anterior secara simetris.

15
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh

- Garis anterior; dari titik papila insisivum melewati puncak linggir anterior
hingga ke titik kaninus RA dengan ruggae palatina sebagai titik
pedomannya.
- Garis posterior; dari titik kaninus RA melewati puncak linggir posterior
hingga ke daerah hamular notch sebagai batas paling posterior gigi tiruan.

Untuk RB:
- Garis anterior; dari titik kaninus melewati puncak linggir hingga ke titik
kaninus. Garis ini berfungsi untuk mendapatkan posisi buko-lingual anasir
gigi tiruan.
- Garis posterior; dari titik kaninus melewati puncak linggir posterior hingga
ke titik paling distal posterior RB yaitu midpoint retromolar pad.

Instruktur : drg. Ellen Tumewu &


drg. David C. Kenda

9. Base Plate, Galangan Gigit, dan Pembuatan Garis Pedoman (15


J u n i 2022)
Occlusal bite rim terdiri dari dua bagian yaitu base plate dan galangan gigit.
1) Membuat base plate
- Membuat gambar desain gigi tiruan penuh pada model kerja,
berdasarkan pada batas tepi dengan memperhatikan daerah

16
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh

mucobuccal fold.
- Model kerja dibasahi dengan air atau ditaburi dengan baby powder.
- Selanjutnya selembar malam dilunakkan dengan lampu spritus, lalu
diletakkan di atas working model dan ditekan mulai dari bagian
palatum dengan batas-batas sesuai dengan desain.
- Bagian tepi dibuat seal dengan cara kelebihan malam dilipat ke atas
sehingga mempunyai ketebalan 2 lembar malam dan lebar 2 mm.
- Sisa malam yang melebihi batas tepi dibuang dengan menggunakan
pisau malam.

2) Pembuatan galangan gigit


Prosedur pembuatan galangan gigit untuk rahang atas dan rahang
bawah sama. Galangan gigit dibuat dari malam merah dan diletakkan di
atas base plate dengan mengacu pada ukuran galangan gigit RA dan RB ;
anterior (t: 12mm, l: 4mm), posterior (t:10-11mm, l: 6mm).
Galangan gigi yang telah dibuat diletakkan di atas base plate dengan
patokan sebagai berikut:
• Pindahkan garis puncak linggir model kerja pada galangan gigit
sehingga garis puncak linggir rahang letaknya pada galangan gigit
rahang atas yaitu di bagian bukal : bagian palatal 2 : 1 (4 mm di
bagian bukal dan 2 mm di bagian palatal), sedangkan pada galangan
gigit rahang bawah yaitu bagian bukal : bagian lingual 1 : 1 (3 mm di
bagian bukal dan 3 mm di bagian lingual).
• Sudut galangan gigit terhadap base plate dibuat 80°-85° terhadap
dataran oklusal.
• Kemudian dilakukan uji coba occlusal bite rim dengan pedoman:

17
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh

o Retensi:
▪ Kemampuan gigi tiruan untuk bertahan terhadap pelepasan
saat berfungsi maupun istirahat secara vertikal.
▪ Diamati saat melakukan gerakan otot pipi, bibir dan lidah atau
dengan memberikan gaya untuk melepas gigi tiruan (gigi
tiruan yang retentif merupakan gigi tiruan yang sulit dilepas).
▪ Retensi gigi tiruan ditentukan oleh letak seal dan adhesi/kohesi
saliva. Kesesuaian letak seal dengan menggerakkan otot pipi.
Jika plat terjatuh ketika otot digerakkan, berarti terdapat over
extension plat. Sebaliknya, jika seal pada under extension plate
maka kohesi dan adhesi saliva berkurang sehingga alat menjadi
tidak retentif.
o Stabilisasi:
▪ Kemampuan gigi tiruan untuk bertahan terhadap perpindahan
tempat saat berfungsi secara horizontal.
▪ Stabilisasi dapat diamati dengan menekan salah satu sisi
occlusal bite rim atau dengan menginstruksikan pasien untuk
melakukan gerakan fungsi. Jika occlusal bite rim diam di
tempat dan tidak bergerak maka stabilisasinya baik.

Instruktur : drg. Ellen Tumewu &


drg. David C. Kenda

18
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh

10. Penentan Warna dan Bentuk Gigi (29 Juni 2022)


Pemilihan elemen gigi berpedoman pada bentuk wajah, jenis kelamin dan
umur pasien untuk menentukan warnanya dan tingkat kehausannya. Ukuran
elemen gigi disesuaikan dengan garis orientasi pada galangan gigit.
a. Bentuk wajah
• Bentuk gigi dipilih sesuai dengan bentuk muka dan bentuk rahang.
• Kemudian bentuk anasir gigi tiruan dipilih berdasarkan profil wajah.
b. Jenis kelamin
c. Bentuk gigi

Instruktur : drg. Jean Tairas

11. Kesejajaran (29 Juni 2022)


Setelah uji coba occlusal bite rim selesai, dilakukan pengukuran kesejajaran
bidang orientasi dengan menggunakan fox bite gauge. Pertama tarik garis
bidang orientasi dengan menyejajarkan:
a. Bagian anterior dengan garis pupil
Bagian posterior dengan garis chamfer yang berjalan dari ala nasi ke tragus dengan bantuan
benang katun yang direkatkan sejajar dengan tragus kiri dan melewati sub nasal hingga ke
tragus kanan. Selanjutnya dibuat penyesuaian pada galangan gigit rahang atas sehingga
diperoleh kesejajaran terhadap bidang orientasi dengan menggunakan fox bite gauge.

19
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh

a. Penyesuaian galangan gigit rahang atas dilakukan dengan penambahan


maupun pengurangan galangan gigit.

b. Dukungan bibir dan pipi;


• Dinilai dari sulkus nasolabialis, philtrum labio mental groove, labial
commisure dan labio marginal sulcus pasien tidak boleh terlalu dalam
atau alurnya hilang.
• Bibir dan pipi pasien harus terlihat normal, tidak boleh terlihat cekung
atau cembung.
c. Tinggi galangan gigit
Untuk pedoman galangan gigit rahang atas ialah low lip line, yaitu pada
saat pasien dalam keadaan istirahat, garis insisal/bidang oklusal/bidang
orientasi galangan gigit rahang atas setinggi garis bawah bibir atas (1,5 –
2mm) dari tampak depan, sedangkan bila dilihat dari tampak lateral, galangan
gigit harus sejajar dengan garis tragus-ala nasi.

Instruktur : drg. Jean Tairas

20
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh

12. Pengukuran dimensi vertikal (20 Juli 2022)


Pada pasien yang telah kehilangan seluruh gigi, dimensi vertikalnya telah
hilang sehingga harus dilakukan pencarian kembali dengan rumus :

Dimensi vertikal = Physiological rest position – free way space

54,1= 56,1 – 2

Dimensi vertikal posisi istirahat menurut Silverman:


• Ukur dimensi vertikal dengan memasukkan galangan gigit rahang atas dan
rahang bawah dalam mulut.
• Tentukan dua titik pada wajah pasien sejajar dengan median line.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jangka sorong dari titik

subnasion sampai titik gnation.


• Pasien diinstruksikan menyebutkan kata berdesis dengan menghitung kata
berakhiran “S” seperti Sebelas sampai Sembilan belas serta
mempertahankan posisi rahangnya pada hitungan ke sepuluh, pada saat
tersebut jarak kedua titik diukur.
• Pasien harus mengambil physiological rest position saat bite rim
dimasukkan ke dalam mulut, tanpa mengganggu posisi istirahat bibir
pasien dibuka perlahan-lahan untuk melihat apakah ada ruang bebas antara
bite rim atas dan bawah, biasanya sebesar 2-4 mm.
• Hasil pengukuran tersebut dikurangi dengan free way space (besar free
way space antara 2-4 mm) untuk memperoleh besar dimensi vertikal.

Dimensi vertikal posisi istirahat menurut Niswonger:


• Ukur dimensi vertikal dengan memasukkan galangan gigit rahang atas
dalam mulut.
• Tentukan dua titik pada wajah pasien sejajar dengan median line.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jangka sorong dari titik
subnasion sampai titik gnation.
• Pasien diinstruksikan menyebutkan kata “M” sampai pengucapan huruf
21
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh

tersebut terlihat normal, pada saat tersebut jarak kedua titik diukur.
• Hasil pengukuran tersebut dikurangi dengan free way space (besar free
way space antara 2-4 mm) untuk memperoleh besar dimensi vertikal.
Dimensi vertikal oklusi:
• Tentukan dua titik pada wajah pasien sejajar dengan median line.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jangka sorong dari titik
subnasion sampai titik gnation.
• Seterusnya pasien diinstruksikan untuk menelan dan dalam keadaan rileks
dilakukan pengukuran, pada saat tersebut jarak kedua titik diukur.
• Hasil pengukuran dimensi vertikal istirahat yang telah dilakukan dikurangi
dengan free way space dicocokkan dengan hasil dari pengukuran dimensi
vertikal oklusi.
• Bila hasilnya telah sesuai artinya dimensi vertikal telah didapatkan dengan benar.

• Bila relasi vertikal terlalu tinggi, maka ketinggian galangan gigit rahang
bawah harus dikurangi supaya tidak mengganggu estetik pasien, kecuali
bila memerlukan pengurangan yang banyak, maka galangan gigit atas bisa
dikurangi.
• Pengurangan galangan gigit rahang atas harus hati-hati jangan sampai
kehilangan kesejajaran bidang orientasi yang telah didapat.
• Bila relasi vertikal terlalu rendah, maka dapat dilakukan penambahan
galangan gigit rahang bawah dengan menggunakan wax agar ketebalannya
merata dan tidak mengganggu kesejajaran bidang orientasi.
• Jangan pernah menambah galangan gigit rahang atas, karena akan
menambah garis insisal yang telah ditentukan sebelumnya.

Instruktur : drg. Jean Tairas


22
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh

13. Penentuan relasi sentrik (20 Juli 2022)


Secara garis besar, relasi sentrik dapat ditentukan dengan dua cara yakni
pasif/statis dan aktif/fungsional.
• Metode pasif/statis
o Merupakan metode dimana operator yang berperan aktif untuk mencari
relasi sentrik, sedangkan pasien hanya membantu. Beberapa metode
pasif/statis antara lain metode Gysi, Rehm, Gravitasi dan Green.
o Metode gravitasi dicobakan pada pasien dengan panduan;

Pasien diinstruksikan untuk merelaksasikan mandibulanya dan meminta


pasien untuk duduk tegap tidak bersandar sambil menghadapkan
kepalanya ke atas. Operator kemudian membantu menggerakan
mandibula pasien ke arah posterior hingga pasien merasakan kontak
oklusi pertama pada bagian posterior.
• Metode aktif/fungsional
o Merupakan metode dimana pasien sendiri yang aktif mencari relasi
sentrik. Beberapa metode aktif/fungsional antara lain metode menelan,
Nucleus Walkhof, alat Gothic Arch Tracer dan cara Chew In.
o Metode Nucleus Walkhof dicobakan pada pasien dengan panduan;
▪ Dilakukan dengan bantuan gulungan malam merah seperti bola kecil
yang diletakkan pada base plate rahang atas paling posterior.
▪ Kemudian pasien diinstruksikan untuk mengangkat dan menyentuh
ujung lidahnya pada bola tersebut sambil menggigit galangan gigit.

Tujuan dari penentuan relasi sentrik, yaitu;


• Agar gigi posterior dapat mencapai hubungan atar tonjol yang tepat
sehingga penyimpangan dalam mulut dapat terdeteksi. Gigi dengan
kemiringan tonjol 30°dapat lebih efektif untuk memeriksa kecermatan
hubungan rahang dibandingkan dengan kemiringan tonjol 20°, tonjol
dengan kemiringan 30° dapat memperbesar kemungkinan adanya
kesalahan oklusi.

23
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh

• Merupakan salah satu persyaratan fisiologis untuk kenyamanan serta


stabilitas dalam rongga mulut.

14. Memfiksir Galangan gigit (6 Juni 2022)

Setelah menentukan relasi sentrik, galangan gigit difiksasi dengan cara


dibuatkan double v groove yaitu 4 buah groove berbentuk v pada kanan (2) dan
kiri (2) galangan gigit RA bagian C dan P2 atau P1 dan M1, kemudian groove
diberi vaselin. Pada galangan gigit RB diberi tambahan malam merah
menyesuaikan groove kemudian katupkan dengan galangan gigit RA. Kemudian
dilanjutkan dengan menggunakan staples yang dipanaskan kemudian ditancapkan
ke galangan gigit. Saat melakukan fiksasi galangan gigit, operator harus
memperhatikan posisi relasi sentrik.
Selanjutnya tarik garis-garis orientasi, yakni:
• High lip line yaitu garis tertinggi bibir waktu pasien tersenyum, hal ini
berguna untuk penyusunan gigi tiruan, yaitu 2/3 anasir gigi tiruan harus
terlihat saat pasien tersenyum.
• Median line yaitu garis tengah wajah.
• Tandai bagian distal gigi kaninus atas kiri dan kanan dengan pedoman sudut
mulut pasien. Tandai ujung cups gigi kaninus dengan pedoman sejajar ala
nasi.
• Mencatat ukuran dan bentuk gigi tiruan dengan ketentuan sebagai berikut:
bentuk gigi disesuaikan dengan bentuk muka, jenis kelamin, usia serta warna
kulit.
• Galangan gigit yang telah difiksasi dikeluarkan dari mulut pasien, kemudian
24
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh

dipasangkan pada model kerja yang selanjutnya akan ditanam pada


artikulator.

Instruktur : drg. Jean Tairas

15. Pemasangan Model Pada Artikulator (28 Juli 2022)


Jenis artikulator yang digunakan pada kasus ini yaitu average value
articulator. Kemudian sebelum model dipasang, dilakukan persiapan yang
meliputi penyesuaian ketinggian model atas dan bawah dengan ruang antara
bagian atas dan bawah artikulator. Bila terlalu tinggi yang paling aman ialah
mengurangi model bawah.
a. Artikulator sebelumnya dipasangkan karet gelang melingkar pada titik tengah
yang membagi artikulator secara vertikal. Selanjutnya, pasang model kerja
dan galangan gigit yang telah difiksasi pada artikulator dengan pedoman:
o Garis tengah working model dan galangan gigit atas berhimpit dengan
garis yang terbentuk oleh karet gelang dan garis tengah artikulator.
o Jarum horizontal insisal guide pin harus menyentuh tepi luar anterior dan
tepat pada median line gigi anterior RA.
b. Setelah pedoman tersebut diikuti, upper member artikulator digerakan ke atas
dan adonan gips dituang pada bagian atas model kerja rahang atas, kemudian
upper member digerakkan ke bawah/menutup hingga menekan gips yang ada
pada model kerja rahang atas.
c. Setelah mengeras kemudian artikulator dibalik. Buat adonan gips kemudian
lower member artikulator diangkat ke atas dan adonan gips dituang pada
model kerja rahang bawah, kemudian lower member digerakkan ke
bawah/menutup sampai menekan adonan gips.
d. Artikulator dibalik dan gips dirapikan.

25
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh

Instruktur : drg. Ellen Tumewu &


drg. David C. Kenda

16. Anterior (28 Juli 2022)


Posterior (8 September 2022)

Syarat utama penyusunan gigi:


• Setiap gigi mempunyai 2 macam kecondongan/inklinasi:
- Inklinasi mesio-distal
- Inklinasi antero-posterior atau inklinasi labio/bukopalatal/lingual sesuai
dengan kecondongan tanggul gigitan.
• Dilihat dari oklusal berada diatas linggir rahang.
Penyusunan gigi harus disesuaikan dengan keadaan linggir, pada pasien yang
sudah lama kehilangan gigi sering sudah terjadi resorbsi linggir.
Penyusunan elemen gigi dilakukan secara bertahap yaitu mulai pada bagian
anterior atas, anterior bawah, posterior atas, molar pertama bawah dan sisa
posterior lainnya.
a. Penyusunan gigi anterior atas

26
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh

1) Gigi I1 atas
Poros gigi membentuk sudut 85 derajat terhadap bidang oklusal
dan insisal menyentuh bidang orientasi atau meja artikulator.

2) Gigi I2 atas
Poros gigi membentuk sudut 80 derajat terhadap bidang oklusal
dan tepi insisal 1 mm diatas bidang oklusal.

3) Gigi Kaninus atas


Poros gigi hampir sama dengan I1 atas atau paling condong garis
luar distal tegak lurus bidang oklusal atau meja artikulator. Ujung cusp
lebih ke palatal dan menyentuh bidang orientasi/meja artikulator.

b. Penyusunan gigi anterior bawah


Penyusunan gigi anterior bawah disesuaikan dengan gigi anterior atas
yang telah disusum memenuhi estetika dan untuk fungsi memotong dan
menyobek makanan. Posisi gigi anterior atas dan bawah harus diberi jarak
vertikal dan horizontal yang cukup untuk menyesuaikan dengan tinggi cusp

27
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh

gigi posterior.
4) Gigi I1 Bawah
Poros gigi membentuk sudut 85 derajat terhadap bidang oklusal
dan tepi insisal 1-2 mm diatas bidang oklusal.

5) Gigi I2 Bawah

Poros gigi membentuk sudut 80 derajat terhadap bidang oklusal


dan tepi insisal 1-2 mm diatas bidang oklusal.

6) Gigi C bawah

c. Penyusunan gigi posterior


Penyusunan gigi posterior atas harus disusun sedemikian rupa sehingga
terbentuk curve of spee kearah anterior posterior dan curve of wilson kearah
lateral kiri dan kanan. Curve of spee merupakan garis anatomis yang
membentuk permukaan oklusal gigi dari ujung cusp gigi kaninus mandibular
sampai bukal cusp dari gigi posterior mandibula pada potongan sagital dan
dilanjutkan sampai permukaan anterior dari ramus. Curve of Wilson
28
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh

merupakan garis khayal yang terbentuk dari kontak ujung cusp bukal dan
lingual gigi molar pada pandangan frontal. Sedangkan curve of monson
merupakan perluasan dari Curve of spee dan Curve of Wilson.

7) Gigi premolar 1 atas


Sumbu gigi tegak lurus bidang oklusal, cusp bukal menyentuh
bidang oklusal dan cusp palatal menggantung/sedikit melayang.
8) Gigi premolar 2 atas
Sumbu gigi tegak lurus bidang oklusal, cusp bukal dan palatal
menyentuh bidang oklusal.
9) Gigi molar 1 atas
Cusp mesio-palatal menyentuh bidang oklusal, cusp mesio bukal
dan disto palatal sama tinggi kira-kira 1 mm diatas bidang oklusal dan
cusp disto bukal kira-kira 2mm diatas bidang oklusal.
10) Gigi molar 2 atas
Cusp mesio bukal setinggi cusp disto bukal molar 1, cusp disto
bukal sedikit melayang kurang lebih 1,5 mm dan cusp mesio palatal
setinggi cusp disto palatal molar 1.
11) Gigi molar 1 bawah
Cusp mesio bukal molar 1 atas berada pada groove mesio bukal
molar 1 bawah.
12) Gigi premolar 2 bawah
Cusp bukal berada pada fosa sentral gigi p1 dan p2 atas.
13) Gigi molar 2 bawah
Cusp bukal berada diatas linggir rahang.
14) Gigi premolar 1 bawah
29
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh

Cusp bukal berada pada fosa sentral gigi p1 dan kaninus atas.

Penyusunan Gigi Anterior

Penyusunan Gigi Posterior

Intruktur : drg. Ellen Tumewu

17. Wax Conturing (14 September 2022)


Wax contouring ialah memberi bentuk basis dan gigi tiruan sedemikian rupa,

30
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh

sehingga dapat menyerupai bentuk anatomis dari gingiva dan jaringan lunak
sekitarnya yang asli. Tahap ini dilakukan dengan cara;

o Memfiksir pinggiran landasan gigi tiruan dengan malam pada model kerja.
o Mengambil lembaran malam secukupnya yang dilunakkan di atas api
spirtus dan ditaruh pada daerah labial dan bukal pada rahang atas maupun
rahang bawah.
o Malam dipotong disekitar servikal gigi dengan mebentuk sudut 45°
menggunakan lecron.
o Malam dibentuk sesuai dengan bentuk gingiva dan bentuk jaringan di
sekitar gigi tiruan.
o Saat mengukir tonjolan-tonjolan akar, perlu diperhatikan bahwa gigi
kaninus rahang atas merupakan gigi dengan akar terpanjang sedangkan
gigi insisivus lateralis rahang atas merupakan gigi dengan akar yang
terpendek. Tonjolan-tonjolan akar diukir dengan bentuk huruf V.
o Daerah interproksimal harus sedikit cembung menyerupai daerah-daerah
papila interdental agar dapat mencegah pengendapan sisa-sisa makan dan
plak.
o Kemudian postdam dibuat dengan malam dan mengikuti hasil kerukan
yang dilakukan pada working model.
o Haluskan semua permukaan gigi tiruan malam yang telah dikontur dengan
melewatkan diatas bunsen api lalu digosok dengan kain hingga mengkilat.

Intruktur : drg. Ellen Tumewu

31
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh

18. Try In Gigi Tiruan Malam Pada Pasien (12 September 2022)
Try in gigi tiruan malam pada pasien dilakukan dalam dua sesi yang berbeda.
Pada sesi pertama, dilakukan try in anterior dan hal-hal yang diperhatikan antara
lain;
• Retensi: kemampuan GTL melawan gaya yang menyebabkan GTL lepas
secara vertikal.
• Stabilisasi: GTL tidak mengalami pergerakan bahkan sedang dalam aktivitas
seperti berbicara, mastikasi, tertawa dan lainnya.
• Oklusi: diperiksa overjet dan overbite dari gigi-geligi anterior.
• Fonetik: S, P, B, T, D, V, R, M, F; saat huruf F diucapkan, sudut insisal gigi
insisvus rahang atas harus menyentuh wet-dry border pada bibir bawah. Hal
ini dapat menentukan apakah posisi sudut insisal dari gigi insisivus rahang
atas sudah tepat atau belum.
• Estetik: hal ini meliputi warna gigi dan posisi inklinasi tiap gigi harus sesuai
dengan keadaan pasien. Garis kaninus pada saat posisi istirahat terletak pada
sudut mulut.

Try in gigi tiruan malam pada sesi kedua ialah try in posterior. Hal-hal yang
diperhatikan pada tahap ini serupa dengan yang dilakukan pada tahap try in
anterior;

• Retensi: kemampuan GTL melawan gaya yang menyebabkan GTL lepas


secara vertikal.
• Stabilisasi: GTL tidak mengalami pergerakan bahkan sedang dalam aktivitas

32
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh

seperti berbicara, mastikasi, tertawa dan lainnya.


• Oklusi: pemeriksaan aspek oklusi pada saat posisi sentrik, lateral dan antero-
posterior.
• Fonetik: S, P, B, T, D, V, R, M, F; saat huruf F diucapkan, sudut insisal gigi
insisvus rahang atas harus menyentuh wet-dry border pada bibir bawah. Hal
ini dapat menentukan apakah posisi sudut insisal dari gigi kaninus rahang atas
sudah tepat atau belum. Kemudian operator dapat memperhatikan fonetik
pasien dengan cara mengajak pasien bercerita atau menginstruksikan pasien
untuk membaca sebuah kalimat.
• Estetik: hal ini meliputi warna gigi dan posisi inklinasi tiap gigi harus sesuai
dengan keadaan pasien. Garis kaninus pada saat posisi istirahat terletak pada
sudut mulut.

Intruktur : drg. Ellen Tumewu

33
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh

19. Flasking, Packing, Curing & Deflasking (26 September2022)


• Flasking
Merupakan proses penanaman working model dan trial denture ke dalam
flask/cuvet untuk membuat sectional mold.
• Packing
Merupakan proses pencampuran monomer dan polimer resin akrilik.
• Curing
Merupakan proses polimerisasi antara monomer yang berekasi dengan
polimerisasinya bila dipanaskan pada suhu tertentu atau ditambahkan zat
kimia lainnya.
• Deflasking
Proses melepaskan gigi tiruan resin akrilik dari flask/cuvet tetapi tidak
boleh lepas dari working model agar gigi tiruan dapat diremounting pada
artikulator.

20. Insersi (26 september 2022)


Sebelum melakukan insersi, pastikan gigi tiruan memeriksa seluruh bagian
gigi tiruan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
• Daerah permukaan intaglio tidak boleh ada yang tajam, hal ini diperiksa
dengan bantuan kassa yang dilewatkan pada seluruh permukaan intaglio,
apabila ada daerah yang tajam maka permukaan tersebut dihaluskan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat insersi gigi tiruan ke dalam
mulut pasien, antara lain;
• Retensi
Saat GTL dicobakan, periksa apakah gigi tiruan sudah memiliki retensi
yang cukup dengan memperhatikan adaptasi tepi-tepi GTL terhadap

34
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh

jaringan mulut. Apabila terdapat over extention pada sayap GTL, kurangi
dengan stone bur atau bur fraser serta, jika terdapat daerah permukaan
yang sakit saat GTL diinsersikan, ambil atau kurangi daerah tersebut
menggunakan bur fraser.
• Stabilisasi
Stabilitas gigi tiruan diperiksa dengan cara menekan bagian belakang dan
depan gigi tiruan secara bergatian. Gigi tiruan tidak boleh menunjukkan
adanya pergerakan saat pemeriksaan stabilisasi dilakukan.
• Oklusi
Pemeriksaan ini dilakukan menyangkut aspek oklusi pada posisi sentrik,
lateral dan antero-posterior dengan menggunakan articulating paper yang
diletakkan di antara permukaan gigi atas dan bawah, kemudian pasien
diinstruksikan untuk melakukan gerakan pengunyahan berulang kali.
Selanjutnya gigi tiruan diperiksa apabila terdapat titik-titik pada kontak
oklusal. Pada keadaan normal, kontak ini akan tersebar merata di antara
semua gigi tiruan. Jika terdapat titik kontak yang menonjol, lakukan
pengasahan menggunakan fissure bur hingga tanda tersebut hilang namun
harus tetap mengikuti kontur atau aspek anatomis gigi tersebut.

Beberapa instruksi yang diberikan pada pasien, yaitu:


a. Mengajarkan cara memasang dan melepaskan protesa yang dilakukan di
depan cermin sehingga pasien dapat memperhatikan dengan baik,
kemudian instruksikan pasien untuk mencoba memasang dan melepas
protesa tersebut tanpa bantuan operator.
b. Gigi tiruan harus dipakai secara terus-menerus untuk proses adaptasi.
c. Pasien harus menjaga kebersihan gigi tiruan dan rongga mulut dengan
cara yaitu gigi tiruan harus dibersihkan setiap pagi dan malam, pada
malam hari sebelum tidur gigi tiruan dilepas dan direndam dalam air.
d. Hindari mengunyah makanan yang keras dan lengket.
e. Pasien diminta untuk melakukan kontrol 1 minggu setelah insersi gigi
tiruan.

35
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh

Intruktur : drg. Ellen Tumewu

21. Tahap Kontrol 1 (4 oktober 2022) dan Kontrol 2 (18 Oktober 2022)
Kontrol pertama akan dilakukan pada minggu pertama sesudah insersi alat
untuk melihat adaptasi pasien. Kontrol pasien dilakukan untuk mengoreksi
atau memperbaiki kesalahan yang mungkin terjadi. Pada saat kontrol
dilakukan pemeriksaan.
a. Pemeriksaan subjektif
1) Apakah ada keluhan atau tidak
2) Apakah ada gangguan atau tidak
3) Apakah ada rasa sakit atau tidak
b. Pemeriksaan Objektif
Pemeriksaan disesuaikan dengan keluhan pasien
1) Dilihat keadan mukosa mulut, palatum, lingual, gingiva dan bahasa
mulut, apakah ada peradangan atau perlukaan.
2) Diperiksa retensi dan stabilisasi GTP.
3) Diperiksa posisi GTP terhadap jaringan mulut
4) Dilakukan relining pada gigi tiruan RA karena pasien merasa longgar
pada gigi tiruan RA dengan menggunakan self curing acrylic.
c. DHE
1) Pasien diinstruksikan untuk menjaga kebersihan mulut dan plat gigi
tiruannya. Operator juga melakukan tindakan profilaksis antara lain

36
Case Report Session | Gigi Tiruan Penuh

pembersihan debris pada gigi tiruan jika ada.


2) Gigi tiruan harus dipakai secara terus-menerus untuk proses adaptasi.
3) Ajarkan cara membersihkan gigi tiruan, disikat dengan sikat halus di
bawah air mengalir tanpa pasta apapun di atas wadah yang berisi air.
4) Disimpan di wadah berisi air/cairan denture cleanser.
5) Instruksikan digunakan untuk makan.

Kontrol 1 Kontrol 2

Instruktur : drg. Ellen Tumewu

37

Anda mungkin juga menyukai