MANADO
2021
CASE REVIEW
GIGI TIRUAN JEMBATAN 3 UNIT GIGI PERMANEN (BRIDGE)
I. REKAM MEDIK
A. IDENTITAS
No. Kartu : R.2065
Nama : R.M
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 24 Tahun
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Malalayang
No. Hp : 0822924565
B. KASUS
Seorang perempuan berusia 24 tahun datang ke RSGM dengan keluhan sering
terselip makanan karena kehilangan gigi belakang kiri bawah dan ingin dibuatkan
gigi palsu. Dari hasil anamnesis diketahui bahwa saat ini pasien dalam keadaan
menyusui bayinya yang berumur 3 bulan. Pasien sudah kehilangan giginya
tersebut sejak 1 tahun yang lalu karena berlubang. Pemeriksaan ekstra oral dalam
keadaan normal. Pemeriksaan intra oral terdapat kehilangan gigi 35, dan adanya
karang gigi pada seluruh rahang.
Gigi yang dirawat : Gigi 35
C. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama
Pasien dengan keluhan terdapat ruang kosong pada gigi kiri bawah
belakangnya dan ingin dibuatkan gigi palsu yang tidak dapat dilepas-lepas
pada daerah yang tidak bergigi tersebut agar bisa dipakai untuk
mengunyah.
2. Riwayat yang Berhubungan Dengan Gigi
3. Kesehatan Umum
Pasien dalam keadaan menyusui bayinya yang berumur 3 bulan. Pasien tidak
memiliki riwayat penyakit sistemik yang dapat mempengaruhi proses perawatan
pembuatan gigi tiruan cekat. Hal ini penting untuk diketahui, agar operator dapat
lebih waspada untuk mencegah penularan terhadap dirinya, perawat dan pasien
yang lain. Penyakit sistemik yang berlangsung lama dapat mengubah sifat
jaringan mulut, sehingga dapat menyulitkan untuk proses pembuatan gigi tiruan
cekat.
Pasien tidak pernah menjalani rawat jalan di rumah sakit, tidak
mengkonsumsi obat-obatan tertentu dan tidak memiliki gejala-gejala penyakit
sistemik tertentu. Pasien datang dalam keadaan baik, sehat dan kooperatif.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ayah : T.A.K
Ibu : T.A.K
5. Riwayat Keadaan Sosial Ekonomi
Ayah : Wiraswasta
Ibu : Ibu Rumah Tangga
6. Kondisi Sistemik
Golongan darah :B
E. STATUS LOKAL
1. Luar mulut :
a. Sendi kanan : Tidak bengkak, tidak sakit, tidak kliking
Sendi kiri : Tidak bengkak, tidak sakit, tidak kliking
Hal ini bertujuan agar operator berhati-hati untuk melakukan preparasi gigi
penyangga GTC, jika pasien memiliki masalah pada TMJ maka pembukaan
2. Dalam mulut :
a. Bentuk lengkung RA : Lonjong
Bentuk lengkung RB : Lonjong
Hal ini bertujuan agar GTC dibuat sesuai dengan bentuk lengkung rahang
sehingga tidak keluar kontak serta mengurangi nilai estetisnya.
Pemeriksaan
Dilakukan pemeriksaan secara visual dengan melihat secara langsung ke dalam
rongga mulut pasien maupun menggunakan model studi.
q. Retromylohyoid : Sedang
Pemeriksaan
Dilakukan dengan menggunakan kaca mulut no. 3 diletakan arah vertikal tegak
lurus hingga ke dasar mulut. Retromylohyoid dikategorikan (1) dalam, apabila
seluruh kaca mulut terbenam, (2) sedang, apabila ½ kaca mulut yang terbenam,
dan (3) rendah, apabila kurang dari ½ kaca mulut yang terbenam.
u. Status gigi-geligi :
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
Pada kasus ini pasien mengalami kehilangan gigi 35 sehingga menyebabkan pasien
merasa ada ruangan yang kosong pada sebelah kiri rahang bawahya. Meskipun
Secara fisiologis, kebersihan rongga mulut harus diperhatikan. Jika OHI-S pasien
buruk, menandakan kesadaran pasien akan kebersihan gigi dan mulut yang kurang
sehingga mengakibatkan resiko penumpukan plak dan kalkulus pada gigi tiruan
jembatan yang dibuat akan berujung pada kegagalan perawatan. Hal ini dapat dicegah
dengan memberikan edukasi yang tepat pada pasien untuk menjaga kebersihan gigi dan
mulut. Pada kasus ini, OHI-S pasien baik, menunjukkan bahwa pasien mengerti akan
pentingnya kesehatan gigi dan mulut. Dilihat dari gigi penyangga dan jaringan yang
mendukung dapat dipelihara pada kondisi yang sehat.. Secara fisiologis pasien
memenuhi kriteria untuk dibuatkan gigi tiruan jembatan.
Keterangan gambar2 :
1) Gigi Abutment/penyangga/pegangan adalah : Gigi asli atau akar yang telah
dipreparasi untuk penempatan retainer dan yang mendukung GTC tersebut.
2) Retainer adalah : Bagian dari GTC yang dilekatkan pada gigi abutment.
3) Pontik/Dummy adalah : Bagian dari GTC yang menggantikan gigi asli yang
hilang dan memperbaiki fungsinya.
4) Konektor/Joint adalah : Bagian dari GTC yang menghubungkan retainer dan
pontik.
Setiap bagian GTC yang meliputi Retainer atau Pontik disebut : Unit
Contoh : GTC yang terdiri dari 1 pontik dan 2 retainer disebut GTC 3 unit (Three
Unit Bridge).
Analisis kasus perawatan gigi tiruan mahkota dan jembatan dilihat dari segi
syarat gigi abutment:
a. Vital.
Bila gigi nonvital, sudah harus dirawat saluran akan dengan sempurna.
b. Bentuk dan ukuran
c. Posisi normal di dalam lengkung rahang
d. Kemiringan gigi maksimal 20°
e. Dukungan tulang atau jaringan periodontal baik
f. Rasio mahkota akar 2:3, minimal 1:1 dengan pertimbangan beban kunyah
ringan
g. Konfigurasi akar.
h. Memenuhi hukum Ante, Hukum ini mengatakan : Seluruh luas jaringan
perodonsium gigi penyangga harus paling sedikit sama, atau melebihi
seluruh luas jaringan periodonsium gigi yang diganti. Rasio perbandingan
mahkota dan akar ialah 2:3. Minimal 1:1 dengan pertimbangan beban
kunyah ringan (gigi antagonis adalah gigi tiruan), atau tambah abutment.1
Analisis gigi sebagai persyaratan untuk Gigi Tiruan Mahkota dan Jembatan
- Secara mekanis : gigi penyangga yang sejajar → agar saat preparasi gigi
tersebut tidak membahayakan pulpa sehingga dapat menyediakan retensi yang
adekuat atau tahan terhadap tekanan untuk retainer dan terlepasnya restorasi.
Berdasarkan analisis kasus yang dilakukan dengan beberapa pertimbangan yang ada,
kehilangan gigi 35 pada pasien ini dapat dirawat dengan gigi tiruan mahkota dan
jembatan.
J. DIAGNOSIS KLINIK
Missing teeth 35
Kode ICD (International Classification of Diseases) K.08.409 Partial Loss Of Teeth
K. RENCANA PERAWATAN
Berdasarkan pertimbangan yang telah dibahas di atas, baik pertimbangan dari
gigi abutment, syarat mekanis, biologi, estetik dan higienis maka desain gigi tiruan
yang akan dibuat sebagai berikut;
- Tipe gigi tiruan mahkota jembatan: Fixed-fixed bridge. Tipe ini dipilih agar
beban kunyah yang diterima merata dan memiliki retensi yang baik.
- Desain material: Porcelain fused to metal. Bahan ini dipilih karena kombinasi
sifat kekuatan dan keakuratan dari bahan metal serta estetis dari bahan porselen.
L. PROGNOSIS
Baik, karena kondisi gigi abutment yang masih bagus dan tidak ada karies, ruang
yang tersedia cukup, pasien tidak memiliki kebiasaan buruk, pasien tidak memiliki
riwayat penyakit sistemik serta pasien kooperatif.
Pencetakan
Pembuatan index putty Perawatan
Pendahuluan/Model Pendahuluan
Studi
Tahap Kontrol
Alat Bahan
Masker, handscoen, penutup dada, Alkohol 70%
gelas kumur
Diagnostic set, Nier beiken Kapas
Contra angel handpiece (low speed & Benang retrak gingiva
high speed)
Mata bur low-speed(round dan fissure cotton roll dan cotton pellet
bur diamond)
Mata bur high-speed (round dan Dental floss
fissure bur diamond, small wheel dan
fine finishing bur)
Semen spatel Pehacain
Semen stopper GIC tipe I
Glass plate Zinc phosphate cement
Dappen glass Bahan cetak alginat
Plastic filling instrument dari bahan Bahan cetak elastomer (double
plastic impression) putty type dan light body
Shade guide(vitapan) Gips biru (gypsum tipe III) + Gips
merah (gypsum tipe IV)
Bite block Mahkota sementara
Syringe disposable 3cc
Sendok cetak dan sendok cetak parsial
a. INDIKASI
Indikasi kasus gigi tiruan jembatan 3 unit gigi permanen gigi 35.
d. PERAWATAN PENDAHULUAN
Perawatan pendahuluan yang dilakukan sebelum pembuatan gigi tiruan bertujuan
untuk melihat keadaan seluruh perubahan-perubahan/kelainan yang terjadi pada linggir
alveolus yang mendukung gigi tiruan dan struktur rongga mulut lain yang dapat
menggagalkan dalam pembuatan gigi tiruan cekat.
Secara garis besar, ada dua tahapan preparasi mulut (mouth preparation). Pertama,
dalam proses ini biasanya langkah-langkah pendahuluan seperti tindakan bedah,
perawatan periodontal, konservatif termasuk endodontik, bahkan ortodontik perlu
dilaksanakan untuk mempersiapkan mulut pasien menerima gigi tiruan. Tahapan
pertama ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan mulut yang sehat. Kedua, mulut
pasien perlu dipersiapkan untuk pemasangan gigi tiruan yang akan dibuat. Dalam tahap
ini dilakukan proses pengubahan kontur jaringan untuk mengurangi hambatan dan
mencari bidang bimbing. Permukaan jaringan yang akan dipreparasi ditandai pada model
diagnostik. Model dipakai sebagai peta atau petunjuk untuk melaksanakan perubahan-
perubahan.
Adapun tata cara melakukan pencetakan rahang atas dan rahang bawah ialah sebagai berikut:
- Atur posisi pasien tegak dengan posisi kepala sejajar dengan tubuh pasien. Atur
ketinggian pasien agar saat mencetak rahang bawah, mulut pasien sejajar dengan bahu
operator dan saat mencetak rahang atas, mulut pasien sejajar dengan siku operator.
- Tentukan ukuran sendok cetak yang sesuai dengan besar rahang pasien dengan cara
mencobakan sendok cetak mulai dari nomor terkecil ke nomor terbesar. Sendok cetak
harus sesuai dengan bentuk lengkung rahang, bila diletakan dalam mulut harus ada selisih
ruangan kira-kira 4-5 mm. Untuk rahang atas sendok cetak harus mencapai batas palatum
lunak dan keras serta hamular notch sedangkan untuk rahang bawah harus mencapai
retromolar pad. Pada kasus ini pasien menggunakan sendok cetak no. 1 untuk rahang atas
dan rahang bawah.
- Posisi operator saat mencetak RB, berdiri di depan dan sisi kanan pasien. Saat mencetak
RA, operator berdiri sedikit di belakang dan sisi kanan pasien.
- Ukur perbandingan powder (bahan cetak alginat) dan liquid (air) menggunakan sendok
takar dan gelas ukur sesuai dengan takaran pabrik sehingga sesuai untuk ukuran rahang
yang akan dicetak
- Tuangkan air ke dalam mangkuk karet berlebih dahulu lalu campur dengan bahan cetak
alginat untuk menghindari terjebaknya gelembung-gelembung udara dalam adonan bahan
cetak.
- Aduk bahan cetak dan air dengan gerakan angka 8 (gerakan melipat) sambil adonan
ditekan ke tepian mangkuk karet (vigourus hand mixing) hingga adonan terlihat homogen
(adonan sewarna, konsistensi lunak dan permukaannya halus).
- Aplikasikan adonan ke dalam sendok cetak RA/RB. Bila mencetak rahang atas,
aplikasikan adonan ke dalam sendok cetak melalui bagian palatal (posterior) kemudian
menyusuri bagian oklusal gigi kearah anterior sendok cetak. Bila mencetak rahang bawah,
aplikasikan adonan ke dalam sendok cetak melalui bagian lingual lengkung gigi anterior
kemudian menyusuri bagian oklusal gigi kearah posterior sendok cetak.
- Untuk rahang atas masukan sendok cetak ke dalam mulut dengan penekanan secara
vertikal arah keatas, instruksikan pasien untuk mengerutkan bibir sekuatnya. Sedangkan
untuk rahang bawah masukan sendok cetak ke dalam mulut dengan penekanan secara
vertikal arah bawah, instruksikan pasien untuk mengangkat lidah. Pertahankan posisi
sampai bahan mengeras.
- Setelah adonan mengeras (tidak mudah terkoyak), lepaskan sendok cetak dari mulut
pasien dengan cara jari telunjuk dimasukan kedalam rongga mulut untuk membantu
melepaskan sendok cetak. Cuci bersih pada air mengalir untuk menghilangkan
kotoran/saliva yang menempel.
- Amati hasil cetakan anatomis, lihat porositas dan detail cetakan, apakah ada bagian yang
terlalu tertekan ataupun ada landmark anatomi yang tidak tercetak.
Case Review Gigi Tiruan Jembatan | Moh Fahmi M. Mokodompit - 20014103014 32
- Desinfeksi hasil cetakan dengan cara merendamnya pada larutan glutaraldehyd 2% atau
natrium hipoklorit (NaOCL) 1% selama 20-30 menit atau disemprot dengan iodoform
spray
- Setelah itu, cor hasil cetakan dengan gypsum tipe tiga. Ukur perbandingan powder dan
liquid menggunakan sendok takar dan gelas ukur sesuain dengan petunjuk pabrik dan
ukuran cetakan rahang yang akan diisi dengan gips.
- Campur bubuk dan air ke dalam mangkuk karet lalu aduk selama 1 menit (120 putaran)
hingga adonan terlihat homogen.
- Isi hasil cetakan dengan adonan gips lalu ketuk-ketuk agar gelembung udara yang
terperangkap dapat hilang sehingga hasil pengisian gips tidak porus. Apabila mengisi
hasil cetakan RA, maka apliaksi adonan dimulai dari bagian palatal (posterior) hasil
cetakan, sedangkan untuk mengisi hasil cetakan RB dimulai dari bagian oklusal gigi
posterior menuju anterior.
- Rapikan hasil pengisian gips dan biarkan mengeras (setting time) proses mengerasnya
gips akan melewati fase panas dingin.
- Setelah diperoleh cetakan gips, selanjutnya gips diboxing menggunakan boxing karet segi
tujuh menggunakan gypsum putih (plaster of paris) agar dapat digunakan sebagai model
studi.
Adapun anatomi yang harus tercetak pada rahang atas yakni (1) gigi-geligi, (2) frenulum
labialis, (3) frenulum bukalis, (4) vestibulum labialis, (5) vestibulum bukalis, (6) papilla
insisivum, (7) rugae palatine, (8) hamular notch, (9) tuberositas maksila, (10) palatum, (11)
mukobukalfold.
Anatomi yang harus tercetak pada rahang bawah yakni (1) gigi geligi, (2) frenulum
labialis, (3) frenulum bukalis, (4) frenulum lingualis, (5) Vestibulum labialis, (6) vestibulum
bukalis, (7) retromolar pads, (8) retromylohioid, (9) mukobukalfold.
Pencetakan dilakukan menggunakan bahan alginat setelah itu hasil cetakan di cor dengan
gipsum. Setelah diperoleh cetakan gips, selanjutnya gips diboxing menggunakan boxing
karet segi tujuh menggunakan gypsum putih (plaster of paris).3
h. TAHAP PREPARASI4,5
Preparasi gigi penyangga bertujuan untuk mempersiapkan abutment yang digunakan sebagai
retainer gigi tiruan jembatan. Sebelum preparasi, terlebih dahulu dilakukan anestesi infiltrasi
pada area labial gigi yang akan dipreparasi. Preparasi akan dilakukan secara bertahap, dimulai
dari gigi 34 dan kemudian gigi 36. Terlebih dahulu buat orientasi groove pada bagian bukal dan
oklusal gigi yang akan dipreparasi menggunakan coarse-grit round-end tapered diamond bur.
1. Preparasi gigi 34
a. Reduksi Oklusal
b. Reduksi Proximal
c. Reduksi Bukal
d. Reduksi Lingual
e. Pembuatan sudut axial
f. Preparasi akhiran servikal (chamfer)
g. Bevel ke oklusal dan penghalusan
Gambar 33. Ilustrasi arah masuk jembatan (atas), hasil akhir preparasi molar (bawah)
j. RETRAKSI GINGIVA
Jika preparasi mahkota jaket sudah baik, selanjutnya retraksi gingiva. Retraksi gingiva
berguna untuk membebaskan tepi preparasi mahkota jaket dari jaringan lunak pada waktu
preparasi dan pencetakan, melihat bentuk anatomis mahkota gigi serta preparasi pundak servikal
terlihat jelas. Retraksi gingiva dengan menggunakan benang retraksi dan bahan kimia
merupakan metoda yang paling sering digunakan. Secara fisik benang retraksi untuk menekan
Gambar 33. Ilustrasi Pemasangan benang retraksi. A. Bentuk loop U B. pemasangan pada
sisi interproksimal C. Pemasangan pada sisi lingual
- Cetak gigi yang akan dipreparasi dengan bahan alginate lalu desinfeksi hasil cetakan
- Setelah itu, preparasi gigi penyangga gigi yang akan dipasangkan GTC
- Lalu olesi gigi yang telah dipreparasi dengan vaseline
- Isi cetakan alginate dengan self curing akrilik di bagian gigi yang dipreparasi
- Cetakan dikembalikan ke mulut pasien pada posisi semula.
- Kelebihan akrilik diambil dengan bur hingga mahkota sementara sesuai dengan bentuk
gigi sebelum dipreparasi
- Lalu letakan/pasang mahkota sementara tersebut ke gigi yang telah dipreparasi.
Gigi yang telah dipreparasi (gigi 34 dan 36) ditutup dengan mahkota sementara
yang sebelumnya telah dibuat dengan bahan self curing acrylic. Mahkota sementara
disementasi menggunakan Temporary Cement yaitu freegenol.
CDisini pontik tidak mempunyai bagian yang menempel sama sekali dengan jaringan di
bawahnya/ridge. Bentuk ini sering disebut juga sebagai "sanitary pontic" tetapi hal ini
sebetulnya keliru, karena sanitary pontic merupakan nama dagang yang tergolong di dalam type
pontic bukan pada kelompok design pontic. Jenis ini dirancang untuk daerah yang tidak mudah
terlihat (nonappearance zone) dengan demikian daerah yang paling tepat adalah posterior RB.
Ketebalan oklusogingival pontic ini tidak boleh kurang dari 3 mm, dan jarak antara ridge
dengan pontik cukup lebar untuk memberikan fasilitas pembersihan.
p. TAHAP SEMENTASI
Apabila GTC sudah sesuai pada tempatnya, selanjutnya dilakukan insersi yaitu pemasangan
GTC dalam mulut pasien, ketika pengepasan GTC yang harus diperhatikan adalah: kontak
proksimal antara GTC dengan gigi sebelahnya, tepi GTC tidak boleh menekan gingiva serta
pemeriksaan kontak oklusi. Celah antara GTC dan gigi penyangga diisi dengan semen atau
bahan luting.7
Semen yang akan digunakan pada tahap sementasi ini adalah GIC tipe 1. Langkah-langkah
sementasi:
1. Gigi diisolasi dari saliva dengan bantuan cotton roll dan saliva ejector
2. Permukaan gigi dikeringkan dengan menggunakan syringe udara selama 3-5 detik
3. Mahkota dan jembatan dibersihkan dan dikeringkan
4. Semen dicampur sesuai instruksi pemakaian (petunjuk pabrik)
5. Semen diaplikasikan ke 2 permukaan gigi penyangga yang telah dipreparasi dan juga di
mahkota jembatan
6. Mahkota jembatan diletakkan pada tempatnya dengan menggunakan jari
7. Saliva ejector dilepas dan pasien diminta untuk oklusi sekitar 1 menit
8. Dipasang kembali saliva ejector dan rongga mulut dipertahankan terisolasi dari saliva
9. Setelah semen agak mengeras, kelebihan semen mulai dibersihkan dengan ekskavator
10. Sisa semen yang ada didaerah tersembunyi (proksimal) dihilangkan/dibersihkan dengan
menggunakan benang gigi (dental floss). Benang gigi harus melewati titik kontak, tepi
gingiva dan sulkus gingiva.
11. Evaluasi :
Kecekatan/fitness/self retention
Ketepatan marginal
Kontak proksimal dengan gigi tetangga :
q. TAHAP KONTROL
Kontrol dilakukan 1-2 minggu kemudian setelah pemasangan mahkota dan jembatan. Pada
saat pasien datang kontrol dilakukan:
1. Pemeriksaan subyektif: menanyakan apakah ada keluhan dari pasien setelah GTC dipasang
dan dipakai.
2. Pemeriksaan obyektif: melihat keadaan jaringan lunak disekitar daerah GTC apakah ada
peradangan atau tidak. Memeriksa retensi dan oklusi pasien.
3. Dilakukan DHE pada pasien, yaitu menginstruksikan pasien untuk menjaga kebersihan
mulut dengan cara menggosok gigi yang benar, melakukan kontrol plak secara teratur, jika
mahkota GTJ patah atau terdapat rasa yang tidak nyaman dalam rongga mulut bisa dapat
menghubungi operator yang menangani kasus tersebut. Operator juga melakukan tindakan
profilaksis antara lain pembersihan debris pada gigi tiruan jika diperlukan.
Keterangan gambar
1. Gigi Abutment/penyangga/pegangan adalah :
Gigi asli atau akar yang telah dipreparasi untuk penempatan retainer dan yang mendukung GTC
tersebut.
2. Retainer adalah :
Bagian dari GTC yang dilekatkan pada gigi abutment.
3. Pontik/Dummy adalah :
Bagian dari GTC yang menggantikan gigi asli yang hilang dan memperbaiki fungsinya.
4. Konektor/Joint adalah :
Bagian dari GTC yang menghubungkan retainer dan pontik.
Setiap bagian GTC yang meliputi Retainer atau Pontik disebut : Unit
Contoh : GTC yang terdiri dari 1 pontik dan 2 retainer disebut GTC 3 unit (Three Unit Bridge).
Urutannya :
RA: 6 3 7 4 5 1 2
RB : 6 3 7 5 4 2 1
tegak
Gigi abutment harus dipersiapkan supaya betul-betul dapat memberi dukungan yang kuat pada
GTC. Untuk menentukan banyaknya gigi abutment sebaiknya disesuaikan dengan Hukum Ante.
B. Retainer
1. Tipe dalam dentin (intra coronal)
Preparasi dan badan retainer sebagian besar ada di dalam dentin atau di dalam badan mahkota
gigi.
Misalnya : tumpatan tuang MOD (Mesio Okluso Distal) atau MO (Mesio Oklusal).
Preparasi dan bidang retensi sebagian besar ada di luar badan mahkota gigi. Misalnya : mahkota
penuh tuangan (full cast crown), mahkota 3/4 (3/4 crown).
B. Konektor/Joint
Definisi
Bagian dati gigi tiruan cekat yang menghubungkan setiap unit dari suatu
GTC.
Konektor suatu GTC dapat dibagi dua :
1. rigid connector
2. non rigid connector
Konektor yang paling sering dipakai adalah rigid connector, dikarenakan konektor jenis
ini lebih mudah dikerjakan/dibuat.
Rigid Connector
Rigid connector biasanya dibuat dengan menggunakan solder, dan logam perantara yang
digunakan untuk proses ini harus mempunyai titik lebur logam yang lebih rendah jika
dibandingkan dengan titik lebur logam yang digunakan untuk pontik atau retainer. Cara lain
untuk pembuatan konektor yaitu dengan jalan welding cara ini logam pengisi tidak boleh terlalu
tebal dan mempunyai titik lebur yang sama dengan titik lebur pontik atau retainer. Welding ini
dapat dilakukan dengan pemberian panas atau tekanan. Cara yang paling mudah di dalam
pembuatan konektor yaitu one piece casting disini retainer, pontik dan konektor diproses
sekaligus sehingga merupakan kesatuan rangkaian.
Persyaratan Pontik
1. Dapat menahan daya kunyah atau daya gigit.
Ini berarti suatu pontik harus kaku (rigid) dan tidak boleh membengkok atau patah akibat
tekanan daya kunyah. Suatu pontik harus mempunyai kekerasan permukaan yang cukup untuk
menahan kikisan (atrisi) gigi lawan.
2. Mempunyai estetika yang baik.
Pontik anterior, terutama bagian bukal dan labial, harus mempunyai bentuk dan ukuran anatomis
dari gigi ash yang digantinya. Warna dari bagian luar pontik (facing) harus sama dengan warna
gigi asli lainnya.
3. Tidak menyebabkan iritasi pada gusi.
Syarat ini berhubungan erat dengan bahan yang dipakai untuk membuat pontik, bentuk pontik
dan posisi pontik terhadap gusi.
4. Mudah dibersihkan.
Oral hygiene yang tidak diperhatikan merupakan sebab utama dari peradangan gusi dan
gangguan-gangguan periodontal. Oleh karena itu pontik harus dibuat sedemikian rupa sehingga
Design Pontic
1. Saddle Pontic,
Pontik ini paling menyerupai gigi asli, karena dapat menggantikan seluruh gigi yang
hilang tanpa merubah bentuk anatominya. Bagian embrasure mesial dan distal tertutup,
permukaan bukal overlaps pada daerah edentulous ridge dengan bagian yang kontak berbentuk
cekung. Keadaan ini menyebabkan kebersihan kurang terjamin sehingga akan menghasilkan
peradangan pada jaringan di bawahnya. Sebaiknya pontik jenis ini tidak dipakai/ dipergunakan.
4. Conical Pontic
Pontik ini mempunyai bentuk konus pada daerah yang menempel dengan jaringan di
bawahnya, sehingga mempunyai kecenderungan untuk terjadi akumulasi sisa makanan sering
disebut sebagai bullet /spheroid pontic.
3. Spring bridge
Bridge (GTC) yang mempunyai pontik jauh dari retainer dan dihubungkan dengan
palatal bar.
Indikasi : pada kasus di mana gigi anterior terdapat diastema (kasus yang mengutamakan
estetis).
4. Cantilever Bridge :
Satu ujung Bridge (GTC) melekat secara rigidlkaku pada retainer sedang ujung yang
lain bebas/menggantung. Biasanya dibuat pada pasien yang menghendaki sedikit jaringan gigi
asli yang dikurangi tetapi tetap tidak lepas dari kriteria retensi dan stabilisasi.
5. Compound Bridge
Kombinasi dari 2 tipe Bridge (GTC).
Persyaratan GTC
Suatu GTC harus memenuhi :
1. Persyaratan Mekanis
Gigi-gigi penyangga harus mempunyai sumbu panjang yang sejajar atau hampir sejajar
satu sama lain, atau sedemikian rupa sehingga dapat dibuat sejajar tanpa membahayakan
vitalitas pulpa. Gigi panyangga harus mempunyai bentuk dan ukuran yang sedemikian rupa
sehingga dapat dipreparasi dengan baik untuk memberi pegangan (retensi) yang baik bagi
retainer. Suatu pontik harus mempunyai bentuk mendekati bentuk anatomi gigi asli yang diganti
dan harus sedemikian kuatnya sehingga dapat menahan/ memikul daya kunyah tanpa patah atau
bengkok.
buruk. Logam penuh merupakan pilihan terbaik untuk diaplikasikan pada gigi tiruan
cekat posterior, bila retainer dan pontik tidak terlihat saat pasien tersenyum ataupun bicara.
Kelebihan bahan logam penuh, yaitu: sangat jarang terjadi fraktur, pembuangan
jaringan gigi sedikit, biayanya kemungkinan paling murah (bergantung pada pilihan
logam), teknik pengecoran logam lebih mudah dan menghasilkan adaptasi margin yang
Kekurangannya yaitu : secara estetik kurang baik karena warna warnanya yang tidak
sewarna dengan gigi, sifat logam mudah menyusut, dan pada beberapa kasus ada sejumlah
2. Akrilik
Bahan yang secara keseluruhan terbuat dari akrilik. Bahan ini biasanya
diindikasikan sebagai jembatan sementara, dibuat untuk menutupi gigi-gigi yang telah
dipreparasi, melindungi gigi-gigi tersebut dari lingkungan rongga mulut sebelum jembatan
Kelebihan bahan ini, yaitu : selain tidak beracun, mudah dimanipulasi, tidak larut
dalam cairan mulut, daya absorbsi rendah, harga murah, dapat dipoles dengan baik,
Kekurangannya, yaitu : Kekuatan impak dan kekuatan transversal yang rendah, ketahanan
terhadap fatik dan abrasi yang rendah, perubahan dimensi akibat pengerutan polimerisasi
3. Keramik Penuh
Bahan keramik penuh digunakan bila sangat membutuhkan estetis, karena dapat
meniru warna dan translusensi gigi asli. Gigi tiruan cekat keramik penuh, memiliki
kekuatan yang cukup untuk menahan beban fungsional normal bila didesain dan dibuat
Kelebihan GTC keramik penuh, yaitu: memiliki tampilan yang lebih alami
penuh, yaitu: rentan terhadap fraktur dan hanya disarankan untuk gigi yang tidak
pada tepi GTC keramik penuh dapat meningkatkan resiko karies, bahan keramik yang
4. Keramik-Logam
1950. Kekuatan dan ketahanan bahan logam dapat mendukung bahan keramik yang rapuh
namun estetis. Bahan keramik-logam merupakan pilihan paling popular untuk mahkota dan
bila dibutuhkan kekuatan dan estetis pada gigi tiruan. Gigi tiruan cekat keramik-logam
memiliki beberapa keuntungan antara lain(Shillingburg dkk. 2012; Hatrick dkk. 2011;
- Memiliki kekuatan dan ketahanan cukup besar untuk menahan beban pengunyahan
- Biokompatibel
- Bahan keramik sangat keras sehingga dapat mengauskan enamel gigi antagonis
Case Review Gigi Tiruan Jembatan | Moh Fahmi M. Mokodompit - 20014103014 61
dibandingkan bahan logam.