MANADO
2024
Case Reviewn | Gigi Tiruan Penuh
CASE REVIEW
GIGI TIRUAN PENUH
1. IDENTITAS
No. Kartu : A.26241
Nama Pasien : R.A
Umur : 46 tahun
Pekerjaan : IRT
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Tuminting, Manado
2. KASUS
Seorang pasien perempuan berusia 46 tahun yang berdomisili di Tuminting
datang ke RSGM dengan keluhan kehilangan seluruh gigi rahang atas dan
rahang bawah. Keadaan tersebut membuat pasien sulit untuk mengunyah
makanan. Pasien mulai kehilangan gigi sekitar satu tahun lalu dan ingin
dibuatkan gigi palsu.
Foto wajah
2
Case Reviewn | Gigi Tiruan Penuh
Gambaran Klinis :
3. KONDISI SISTEMIK
Keluhan / gejala
Nama Penyakit Keterangan
Ya Tidak
Penyakit jantung
Hiper/hipotensi
Kelainan darah
Haemophilia
Diabetes mellitus
Terkontrol
Penyakit ginjal
Hepatitis
Penyakit pernafasan
Kelainan pencernaan
Epilepsi
HIV/AIDS
Alergi obat
Alergi makanan
3
Case Reviewn | Gigi Tiruan Penuh
6. STATUS LOKAL
- Luar mulut
a. Sendi kanan : Tidak bengkak; Tidak sakit
Sendi kiri : Tidak bengkak; Tidak sakit
b. Pembukaan mulut : Besar
c. Gerakan protusif : Lancar
Gerakan lateral kanan : Lancar
Gerakan lateral kanan : Lancar
d. Bibir
Bentuk : Simetris
Ukuran : Sedang
Tonus : Lemah
4
Case Reviewn | Gigi Tiruan Penuh
- Dalam mulut
a. Bentuk lengkung RA : Lonjong
Bentuk lengkung RB : Lonjong
5
Case Reviewn | Gigi Tiruan Penuh
f. Ruang antarmaksila :-
g. Tuberositas kanan : Sedang
Tuberositas kiri : Kecil
h. Exostosis : Tidak ada
i. Torus palatina : Ada
Torus mandibula : Tidak ada
j. Palatum lunak : Kelas I, Gerakan normal
k. Perlekatan otot labial RA : Sedang
Perlekatan otot bukal Ka. : Sedang
Perlekatan otot bukal Ki. : Sedang
Perlekatan otot labial RB : Sedang
Perlekatan otot lingual : Sedang
Perlekatan otot bukal Ka. : Sedang
Perlekatan otot bukal Ki. : Sedang
l. Frenulum labialis RA : Sedang
Frenulum bukalis Ka. : Sedang
Frenulum bukalis Ki. : Sedang
Frenulum labialis RB : Sedang
Frenulum lingualis : Sedang
Frenulum bukalis Ka. : Sedang
Frenulum bukalis Ki. : Sedang
m. Tahanan jaringan linggir : Besar di regio 1,3,4: Sedang di regio 2
n. Bentuk palatum : Lonjong
Kedalaman palatum : Sedang
o. Retromylohyoid : Sedang
p. Ludah
konsistensi :Sedang
Volume ludah :Sedang
q. Refleks muntah :Sedang
r. Lidah
ukuran :Normal
Posisi (Wright) :Klas II
Gerakan lidah :Normal
6
Case Reviewn | Gigi Tiruan Penuh
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
Keterangan:
: Missing
7. DIAGNOSIS KLINIK
Rahang Atas : Edentulus (K.08.1 Complete loss of teeth / Edentulous)
8. RENCANA PERAWATAN
Gigi tiruan penuh pada rahang atas dan rahang bawah bahan akrilik.
7
Case Review | Gigi Tiruan Penuh
Prosedur Perawatan
8
Case Review | Gigi Tiruan Penuh
9
Case Review | Gigi Tiruan Penuh
Pemilihan elemen gigi berpedoman pada bentuk wajah, jenis kelamin dan
umur pasien untuk menentukan warnanya dan tingkat keausannya. Ukuran
elemen gigi disesuaikan dengan garis orientasi pada galengan gigit.
a) Wajah
- Bentuk gigi dipilih sesuai dengan bentuk muka dan bentuk rahang
10
Case Review | Gigi Tiruan Penuh
Warna Gigi A3
11
Case Review | Gigi Tiruan Penuh
- Bahan yang akan digunakan untuk scp yaitu bahan shellac. Selanjutnya,
bahan shellac akan dilunakkan di atas lampu spritus dan diletakkan pada
model studi kemudian ditekan dengan bantuan kain hingga bentuknya
sesuai dengan desain yang telah digambar sebelumnya. Bagian tepi
landasan disesuaikan dengan menggunakan karet penghapus pensil.
12
Case Review | Gigi Tiruan Penuh
a. Border Molding
Border moulding ialah proses pembentukan tepi-tepi sendok cetak
fisiologis untuk mendapatkan anatomi struktur pembatas gigi tiruan yang
lebih akurat. Green stick compound merupakan bahan yang paling baik
digunakan untuk membuat border moulding karena memiliki beberapa
keuntungan antara lain setting cepat, dapat digunakan kembali apabila
dilakukan pengulangan prosedur border moulding, karena kekauannya dapat
digunakan untuk memperpanjang sendok cetak yang terlalu pendek hingga 3-
4 mm, tidak menyebabkan perubahan dimensi yang signifikan setelah
pengerasan, serta menghasilkan detail jaringan secara halus.
Adapun cara melakukan border moulding ialah sebagai berikut:
- Greenstick compound dipanaskan dengan lampu spiritus dan didinginkan
sedikit hingga mencapai suhu kerja sekitar 49°C (120°F) sampai 60°C
(140°F). Kemudian diletakkandi tepi luar sendok cetak perorangan, lalu di
rendam dalam air selama beberapa detik sebelum dimasukan ke dalam
rongga mulut pasien
- Selanjutnya dimasukkan ke dalam rongga mulut pasien untuk membentuk
tepi struktur anatomi pembatas gigi tiruan. Greenstick ditambahkan sedikit
demi sedikit pada tepi luar sendok cetak perorangan kira-kira sepanjang 1
cm secara continuous hingga menutupi seluruh tepi sendok cetak pribadi.
Prosedur border moulding dilakukan secara berurutan dimulai dari
vestibulum bukal kemudian vestibulum labial, daerah posterior palatum
pada rahang atas dan bagian lingual dari rahang bawah.
- Ketika sendok cetak perorangan yang sudah diletakkan greenstick
compound berada di dalam mulut, pasien diinstruksikan untuk melakukan
gerakan fisiologis. Pada rahang atas, membuka mulut dan menggerakkan
rahang atas ke kanan dan ke kiri serta ke depan untuk membentuk hamular
13
Case Review | Gigi Tiruan Penuh
notch dan sayap bukalis. Selanjutnya untuk daerah frenulum bukalis, pipi
dan bibir pasien ditarik ke luar, ke belakang, ke depan dan ke bawah. Untuk
daerah sayap labial, bibir ditarik ke depan dan ke bawah serta penarikan
bibir atas ke depan untuk daerah frenulum labialis. Untuk membentuk
daerah posterior palatum durum yang merupakan batas antara palatum
molle dan palatum durum pasien diinstruksikan untuk mengucapkan “ah”.
- Pada rahang bawah, untuk membentuk tepi sayap distolingual dan daerah
buccal sheld, maka setelah greenstick dilunakkan dan sendok cetak telah
dimasukkan ke dalam mulut, pasien diminta untuk membuka mulut
kemudian menutup mulut untuk mengaktifkan otot masseter. Untuk
membentuk daerah distolingual dan postmylohyoid, pasien diinstruksikan
untuk menggerakkan lidah ke kiri dan ke kanan serta ke posterior palatum
durum. Frenulum lingual dibentuk dengan menginstruksikan kepada
pasien untukmeletakkan ujung lidahnya ke bagian anterior palatum dan ke
bibir atas. Selanjutnya, daerah sayap labial dibentuk dengan memberikan
instruksi yang sama dengan instruksiborder moulding rahang atas.
- Greenstick compound dipanaskan diatas lampu spritus dengan merata,
letakkan green stick compound yang telah dipanaskan tadi pada tepi
sendok cetak, dimulai dari posterior ke anterior, per regio kiri/ kanan untuk
memudahkan pembentukan tepi. Panaskan lagi diatas api spritus kemudian
celupkan ke air hangat lalu masukkan ke dalam mulut pasien.
- Pasien dianjurkan untuk melakukan gerakan fungsional : menghisap,
menelan, menggerakkan rahang bawah ke kiri kanan untuk mendapatkan
ketebalan sayap disto-bukal rahang atas, atau menggigit jari operator yang
diletakkan di posterior antara galengan gigit dan prosesus alveolaris.
- Menurut Elinger, pembentukan tepi dengan border moulding dapat
dilakukan dengan cara berikut;
Rahang atas:
Untuk mendapatkan tepi distobukal, mukosa pipi di daerah tersebut
ditarik ke atas, ke luar ke bawah dan ke depan.
14
Case Review | Gigi Tiruan Penuh
Rahang Bawah
Untuk tepi distobukal, pipi ditarik ke luar dan ke atas.
Untuk daerah sudut mulut, ditarik ke luar, ke atas, ke depan dan ke
belakang.
Untuk vestibulum labialis, bibir ditarik ke luar dan ke atas.
Untuk seluruh daerah labial, bibir di tarik ke bawah, ke luar dan ke
atas.
Untuk daerah lingual dan distolingual yang berhadapan dengan
lidah, ujung lidah digerakkan ke arah pipi kiri dan kanan.
Untuk sayap distal, pasien diinstruksikan untuk membuka mulut
lebar, serta lidah diulurkan kemudian menutup mulut sambil
menggigit jari operator.
15
Case Review | Gigi Tiruan Penuh
16
Case Review | Gigi Tiruan Penuh
17
Case Review | Gigi Tiruan Penuh
- Garis anterior; dari titik papila insisivum melewati puncak linggir anterior
hingga ke titik kaninus RA dengan ruggae palatina sebagai titik
pedomannya.
- Garis posterior; dari titik kaninus RA melewati puncak linggir posterior
hingga ke daerah hamular notch sebagai batas paling posterior gigi tiruan.
Untuk RB:
- Garis anterior; dari titik kaninus melewati puncak linggir hingga ke titik
kaninus. Garis ini berfungsi untuk mendapatkan posisi buko-lingual anasir
gigi tiruan.
- Garis posterior; dari titik kaninus melewati puncak linggir posterior hingga
ke titik paling distal posterior RB yaitu midpoint retromolar pad.
18
Case Review | Gigi Tiruan Penuh
Garis posterior; dari titik kaninus melewati puncak linggir posterior hingga ke
titik palingdistal posterior RB yaitu midpoint retromolar pad.
9. Lempeng Gigit
Occlusal galengan gigit terdiri dari dua bagian yaitu lempeng gigit dan
galengan gigit.
1) Membuat lempeng gigit
- Membuat gambar desain gigi tiruan penuh pada model kerja,
berdasarkan pada batastepi dengan memperhatikan daerah
mucobuccal fold.
- Model kerja dibasahi dengan air atau ditaburi dengan baby powder.
- Selanjutnya selembar malam dilunakkan dengan lampu spritus, lalu
diletakkan di atas working model dan ditekan mulai dari bagian
palatum dengan batas-batas sesuai dengan desain.
- Bagian tepi dibuat seal dengan cara kelebihan malam dilipat ke atas
sehingga mempunyai ketebalan 2 lembar malam dan lebar 2 mm.
- Sisa malam yang melebihi batas tepi dibuang dengan menggunakan
pisau malam.
- Lempeng gigit dibuat menggunakan self cure acrylic.Melakukan try in
lempeng gigit dengan memperhatikan:
Retensi dan stabilisasi lempeng gigit gigi tiruan :
- Lempeng gigit gigi tiruan harus diam di tempat, tidak boleh mudah
lepas atau bergerak ketika mukosa digerakkan.
- Permukaan lempeng gigit gigi tiruan harus rapat dengan jaringan pendukung.
- Tepi lempeng gigit gigi tiruan tidak boleh terlalu panjang dan pendek.
Menggunakan bahan malam merah. Galengan gigit yang telah dibuat diletakkan di
atas lempeng gigit dengan patokan sebagai berikut:
19
Case Review | Gigi Tiruan Penuh
o Retensi:
Kemampuan gigi tiruan untuk bertahan terhadap pelepasan
saat berfungsi maupun istirahat secara vertikal.
Diamati saat melakukan gerakan otot pipi, bibir dan lidah atau
dengan memberikan gaya untuk melepas gigi tiruan (gigi
tiruan yang retentif merupakan gigi tiruan yang sulit dilepas).
Retensi gigi tiruan ditentukan oleh letak seal dan adhesi/kohesi
saliva. Kesesuaian letak seal dengan menggerakkan otot pipi.
Jika plat terjatuh ketika otot digerakkan, berarti terdapat over
extension plat. Sebaliknya, jika seal pada under extension plate
maka kohesi dan adhesi saliva berkurang sehingga alat menjadi
tidak retentif.
o Stabilisasi:
Kemampuan gigi tiruan untuk bertahan terhadap perpindahan
tempat saat berfungsi secara horizontal.
Stabilisasi dapat diamati dengan menekan salah satu sisi
20
Case Review | Gigi Tiruan Penuh
21
Case Review | Gigi Tiruan Penuh
way space antara 2-4 mm) untuk memperoleh besar dimensi vertikal.
Bila hasil DVI ketiga metode ini telah sesuai, maka dikurangi dengan free way
space (2-4 mm) untuk memperoleh besar dimensi vertikal oklusal (DVO).
Tanyakan kepada pasien apakah terasa nyaman atau ada keluhan.
23
Case Review | Gigi Tiruan Penuh
25
Case Review | Gigi Tiruan Penuh
Setelah menentukan relasi sentrik, galengan gigit difiksasi dengan cara dibuatkan
double vgroove yaitu 4 buah groove berbentuk v pada kanan (2) dan kiri (2) galengan
gigit RA bagian C dan P2 atau P1 dan M1, kemudian groove diberi vaselin. Pada
galengan gigit RB diberi tambahan malam merah menyesuaikan groove kemudian
katupkan dengan galengan gigit RA. Dilanjutkan dengan menggunakan staples yang
dipanaskan kemudian ditancapkan ke galengan gigit. Selanjutnya tarik garis-garis
orientasi, yakni:
1) High lip line yaitu garis tertinggi bibir waktu pasien tersenyum, hal ini berguna
untuk penyusunan gigi tiruan, yaitu 2/3 anasir gigi tiruan harus terlihat saat
pasien tersenyum.
2) Low lip line yaitu garis terendah bibir atas saat posisi istirahat, anasir gigi
tiruanharus terlihat sekitar 2 mm saat posisi istirahat.
3) Median line yaitu garis tengah wajah.
4) Tandai bagian distal gigi kaninus atas kiri dan kanan dengan pedoman sudut
mulut pasien. Tandai ujung cups gigi kaninus dengan pedoman sejajar ala
nasi/lacrimal.
5) Jika sulit fiksasi menggunakan staples yang dipanaskan pada lampu spritus,
bagian anterior difiksasi terlebih dahulu tanpa merusak tanda letak garis median
line dan posisigigi kaninus.
6) Cara lain untuk fiksasi yaitu dengan membuat double V groove pada biterim atas
di daerah premolar – molar kemudian diolesi dengan vaseline. Bite rim rahang
bawah regio premolar – molar dipotong kemudian letakkan elastomer pada
oklusal biterim lalu instruksikan pasien untuk oklusi sentris.
26
Case Review | Gigi Tiruan Penuh
27
Case Review | Gigi Tiruan Penuh
1) Gigi I1 atas
Poros gigi membentuk sudut 85 derajat terhadap bidang oklusal
dan insisal menyentuh bidang orientasi atau meja artikulator.
2) Gigi I2 atas
Poros gigi membentuk sudut 80 derajat terhadap bidang oklusal
dan tepi insisal 1 mm diatas bidang oklusal.
28
Case Review | Gigi Tiruan Penuh
1) Gigi I1 Bawah
Poros gigi membentuk sudut 85 derajat terhadap bidang oklusal
dan tepi insisal 1-2 mm diatas bidang oklusal.
2) Gigi I2 Bawah
Poros gigi membentuk sudut 80 derajat terhadap bidang oklusal
dan tepi insisal 1-2 mm diatas bidang oklusal.
29
Case Review | Gigi Tiruan Penuh
3) Gigi C bawah
30
Case Review | Gigi Tiruan Penuh
31
Case Review | Gigi Tiruan Penuh
Try in gigi tiruan malam pada sesi kedua ialah try in posterior. Hal-hal yang
diperhatikan pada tahap ini serupa dengan yang dilakukan pada tahap try in
anterior;
32
Case Review | Gigi Tiruan Penuh
Oklusi: pemeriksaan aspek oklusi pada saat posisi sentrik, lateral dan
antero- posterior.
Fonetik: S, P, B, T, D, V, R, M, F; saat huruf F diucapkan, sudut insisal
gigi insisvus rahang atas harus menyentuh wet-dry border pada bibir
bawah. Hal ini dapat menentukan apakah posisi sudut insisal dari gigi
kaninus rahang atas sudah tepat atau belum. Kemudian operator dapat
memperhatikan fonetik pasien dengan cara mengajak pasien bercerita atau
menginstruksikan pasien untuk membaca sebuah kalimat.
Estetik: hal ini meliputi warna gigi dan posisi inklinasi tiap gigi harus
sesuai dengan keadaan pasien. Garis kaninus pada saat posisi istirahat
terletak pada sudut mulut.
1. Posisikan pasien semi supine dan kepala dorsal fleksi, karena pada posisi ini
kondile pasien akan berada paling posterior (relasi sentris)
4. Letakkan elastomer putty pada kedua sisi posterior kanan dan kiri GT akrilik RB
(sepanjang P1 s/d M2). Instruksikan pasien untuk menutup mulut secara perlahan
dan menggigit putty elastomer. Ketika pasien menutup mulut, operator
memfiksasi GT akrilik RA dengan ibu jari dan telunjuk kiri, sedangkan RB
dengan ibu jari dan telunjuk kanan, sambil melakukan gerakan ringan
mendorong mandibula ke posterior untuk tercapai relasi sentrik. Perhatikan : saat
beroklusi, garis median GT akrilik RA dan RB harus segaris. Jika ada deviasi,
33
Case Review | Gigi Tiruan Penuh
1. Gigitan lilin meliputi regio premolar (distal caninus RA) dan distal M1
2. Oklusi sentrik sebelum menggigit lilin dan selama menggigit lilin harus sama
34
Case Review | Gigi Tiruan Penuh
20. Insersi
Sebelum melakukan insersi, pastikan gigi tiruan memeriksa seluruh bagian
gigi tiruan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Daerah permukaan intaglio tidak boleh ada yang tajam, hal ini diperiksa
dengan bantuan kassa yang dilewatkan pada seluruh permukaan intaglio,
apabila ada daerah yang tajam maka permukaan tersebut dihaluskan.
Permukaan cameo surface/poles adalah bagian permukaan gigi tiruan yang
terbentang dari tepi gigi tiruan kepermukaan oklusal, termasuk permukaan
palatal. Bagian basis gigi tiruan inilah yang biasanya di poles, termasuk
permukaan bukal dan lingual gigi dan permukaan gigi berkontak dengan
bibir, pipi, dan lidah. Permukaan tajam dihaluskan dan dapat dicek dengan
kasa atau jari kelingking.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat insersi gigi tiruan ke dalam
mulut pasien, antara lain;
35
Case Review | Gigi Tiruan Penuh
Retensi
Saat GTL dicobakan, periksa apakah gigi tiruan sudah memiliki retensi
yang cukup dengan memperhatikan adaptasi tepi-tepi GTL terhadap
jaringan mulut. Apabila terdapat over extention pada sayap GTL, kurangi
dengan stone bur atau bur fraser serta, jika terdapat daerah permukaan
yang sakit saat GTL diinsersikan, ambil atau kurangi daerah tersebut
menggunakan bur fraser.
Stabilisasi
Stabilitas gigi tiruan diperiksa dengan cara menekan bagian belakang dan
depan gigi tiruan secara bergatian. Gigi tiruan tidak boleh menunjukkan
adanya pergerakan saat pemeriksaan stabilisasi dilakukan.
Oklusi
Pemeriksaan ini dilakukan menyangkut aspek oklusi pada posisi sentrik,
lateral dan antero-posterior dengan menggunakan articulating paper yang
diletakkan di antara permukaan gigi atas dan bawah, kemudian pasien
diinstruksikan untuk melakukan gerakan pengunyahan berulang kali.
Selanjutnya gigi tiruan diperiksa apabila terdapat titik-titik pada kontak
oklusal. Pada keadaan normal, kontak ini akan tersebar merata di antara
semua gigi tiruan. Jika terdapat titik kontak yang menonjol, lakukan
pengasahan menggunakan fissure bur hingga tanda tersebut hilang namun
harus tetap mengikuti kontur atau aspek anatomis gigi tersebut.
36
Case Review | Gigi Tiruan Penuh
Setelah dilakukan insersi pasien sudah tidak merasakan rasa sakit dan tertekan,
dilakukan juga pengecekan oklusi sudah tidak terdapat trauma oklusi, dan hasilnya
sudah baik.
37