Anda di halaman 1dari 72

PERKEMBANGAN OKLUSI

PADA GIGI SULUNG


DAN GIGI BERCAMPUR

IKA ANISYAH, Drg., SpKGA


RINI TRIANI, Drg., SpKGA
RIZKI DWIANDHANA, Drg., SpKGA
Periode Perkembangan Gigi Geligi
Periode pre – Periode gigi
Periode gigi sulung
dentition bercampur
• Lahir – Usia 6 • Gigi sulung mulai • Dimulai ketika gigi
bulan erupsi hingga molar satu tetap
• Secara klinis lengkap seluruh erupsi
belum memiliki gigi
gigi • Perkembangan
• Beberapa terdapat lengkung rahang
kasus natal/ bag. posterior
neonatal teeth
• Perkembangan
arah anterior
mandibula lebih
pesat darpada
maksilla
Tahap perkembangan oklusi
periode gigi sulung

Urut-urutan erupsi gigi sulung

Spacing pada lengkung rahang

Hubungan distal molar dua sulung


1. Urutan erupsi gigi sulung
• Dimulai dari erupsi gigi insisif satu bawah
umur ±6 bulan.
• Lalu insisif satu atas dan insisif dua bawah.
• 2 – 3 bulan berikutnya, insisif dua bawah
erupsi.
• Semua insisif erupsi dengan posisi lurus
jika dibandingkan dengan insisif
permanen.
• Setelah interval 3 – 4 bulan, molar satu
atas dan bawah akan erupsi.
• Kaninus atas dan bawah erupsi dalam
3 – 4 bulan kemudian.
• Kaninus menempati ruangan antara
insisif dua dan molar satu.
• Empat sampai enam bulan berikutnya
molar dua bawah erupsi diikuti
dengan molar dua atas.
• Erupsi gigi sulung umumnya selesai
pada umur 24 – 30 bulan.
Number of teeth
•20 total
•10 maxillary
•10 mandibular
•5 in each quadrant

No premolars
No third molars
2. Adanya ruangan normal
(spacing) dalam periode gigi
sulung
• Ruangan di antara gigi sulung sangat
dibutuhkan.
• Ruangan di daerah anterior pada
kedua rahang membantu
menyediakan tempat untuk gigi insisif
permanen yang lebih besar.
• Primate Space: ruang antara permukaan
mesial gigi kaninus atas dan permukaan
distal gigi insisif dua atas, serta
permukaan mesial gigi molar satu bawah
dengan permukaan distal gigi kaninus
bawah pada periode gigi sulung.
• Ruangan fisiologis ini sangat membantu
dalam erupsi normal gigi anterior tetap.
• Bila tidak dijumpai adanya primate space,
maka susunan gigi anterior tetap 
berjejal (crowding).
Primate Space
3. Terminologi klasifikasi gigi sulung
• Lokasi erupsi gigi molar satu tetap
ditentukan oleh posisi gigi molar dua
sulung,
• Sedangkan panjang lengkung gigi yang
dihitung dari permukaan distal gigi molar
dua sulung kanan sampai permukaan
distal gigi molar dua sulung kiri
merupakan tempat bagi gigi tetap
pengganti.
Hubungan oklusi permukaan distal gigi molar
dua sulung:
• Flush terminal plane (vertical plane): oklusi
permukaan distal gigi molar dua sulung atas
dan bawah berupa garis lurus
• Mesial step: permukaan distal gigi molar dua
sulung bawah terletak lebih ke mesial
daripada permukaan distal gigi molar dua
sulung atas
• Distal step: permukaan distal gigi molar dua
sulung bawah lebih ke distal daripada
permukaan distal gigi molar dua sulung atas
Oklusi normal gigi geligi sulung

Overbite : normal - dangkal


Overjet : 3 mm

Oklusi molar : flush terminal plane

Buccal overjet : positif


Overbite
 The distance which the maxillary incisal
margin closes vertically past the
mandibular incisal margin when the
teeth are brought into centric occlusion.
 The average overbite of the primary
dentition is 2 mm.
Overjet
 The horizontal measurement referring to
the distance between the lingual surface
of the maxillary incisors and the labial
surface of the mandibular incisors when
the teeth are in centric occlusion.
 Average is 1-2 mm in the primary
dentition.
Tahap perkembangan oklusi
periode gigi bercampur
Arah erupsi gigi molar satu tetap

Hubungan molar satu tetap

Pergantian gigi Insisif

Pergantian gigi lateral (C – P)

Erupsi gigi molar dua tetap

Faktor-faktor lokal
Periode Gigi Bercampur
• Periode ini dimulai dari erupsi gigi
molar satu tetap di sebelah distal
gigi molar dua sulung.
• Gigi - gigi tersebut merupakan kunci
oklusi gigi tetap dan berperan
penting dalam pembentukan oklusi
gigi selanjutnya.
ARAH ERUPSI GIGI MOLAR SATU TETAP
• Gigi molar satu tetap atas tertanam
didalam tuberositas maksilaris dengan
orientasi erupsi ke arah bawah dan
belakang
• Gigi molar satu tetap bawah tertanam
dalam sudut gonion mandibula dengan
permukaan oklusal menghadap ke atas
dan ke depan.
• Selama proses erupsi gigi molar satu
tetap, berkontak dengan permukaan
distal gigi molar dua sulung.
• Keadaan ini tidak stabil sampai
tercapainya kontak oklusi antara gigi
molar satu atas dan bawah.
• Selama proses erupsi, dapat terjadi
beberapa gangguan yang menyebabkan
pergeseran gigi molar satu tetap kearah
mesial 
• karies permukaan distal gigi molar dua
sulung
• kehilangan dini gigi molar dua sulung.
Erupsi gigi molar satu tetap
Hubungan oklusi M1 terhadap
terminal plane
Vertical plane/ mesial step
with spaces
KEDUDUKAN OKLUSI GIGI MOLAR
SATU TETAP
• Kedudukan ini ditentukan dari hubungan
terminal plane gigi molar dua sulung.
• Bila hubungan terminal plane tersebut
tipe flush, maka hubungan oklusi gigi
molar satu tetap menjadi Klas I Angle.
• Selama proses erupsi gigi molar satu
tetap, gigi molar rahang bawah erupsi
lebih cepat daripada atas.
• Saat erupsi gigi molar satu tetap
bawah, terjadi pergeseran kearah
mesial sehingga primate space
menutup. Kontak dengan gigi molar
satu tetap atas menjadi Klas I
Angle.
• Bila tidak terdapat primate space
maka hubungan oklusi gigi molar
satu tetap berkontak cusp to cusp.
• Pada tipe terminal plane mesial step,
akan menjadi Klas I Angle dan dapat
menjadi Klas III Angle, sedangkan distal
step menjadi Klas II Angle.
• Menurut Nance (1947) perbedaan
jumlah ukuran mesial – distal antara
gigi lateral sulung dan tetap yang
disebut Leeway space, merupakan salah
satu faktor perubahan cusp to cusp
menjadi Klas I Angle.
3. Pergantian gigi insisif sulung ke
gigi tetap
• Jumlah lebar mesial – distal keempat
gigi insisif tetap lebih besar dari
pada gigi insisif sulung, berkisar
untuk rahang atas 7 mm dan bawah
5 mm.
• Penambahan panjang lengkung gigi
arah antero – posterior berperan
untuk menyediakan ruang bagi gigi
insisif tetap dengan ukuran yang
besar.
• Pada umumnya gigi insisif tetap
bergeser 2 – 3 mm ke labial
dari lokasi gigi insisif sulung.
• Gigi insisif tetap bawah erupsi
di bagian lingual dari gigi insisif
sulung dan akan bergeser ke
labial.
• Aksis gigi insisif sulung sangat
tegak sedangkan inklinasi gigi insisif
tetap cenderung ke arah labial.
• Sudut interinsisal antara atas dan
bawah pada gigi sulung 150º
sedangkan gigi tetap 123º,
sehingga lengkung gigi tetap lebih
lebar.
• Hal ini menguntungkan untuk
penyusunan gigi insisif tetap.
• Saat terjadi perubahan gigi
insisif, wajah anak cenderung
kurang menarik, terutama pada
rahang atas.
• Ukuran gigi insisif tetap lebih
besar dibandingkan dengan gigi
insisif sulung serta cenderung
menyebar.
• Menurut Sakuma (1960), 70%
diastema pada insisif terjadi segera
setelah erupsi dan 82% akan
kembali spontan tanpa perawatan.
• Oleh Broadbent (1937), keadaan ini
disebut sebagai The Ugly Duckling
Stage.
• Secara normal, gigi insisif satu akan
bergeser perlahan – lahan saat
erupsi gigi insisif dua dan kaninus
“The
Ugly Duckling
Stage”
• Perubahan hubungan molar dapat terjadi
ketika premolar menggantikan molar
sulung, karena ukuran premolar yang
lebih kecil daripada molar sulung,
sehingga terjadi ruangan dalam rahang
yang disebut, “Leeway space” .
• Leeway space: perbedaan jumlah lebar
mesial – distal gigi kaninus tetap, gigi
premolar satu dan dua dengan gigi
kaninus, gigi molar satu dan dua sulung.
• Pada umumnya lebar leeway space atas
1mm sedangkan bawah 3mm.
Leeway space
Leeway space
Leeway space
Faktor-faktor lokal yang mempengaruhi
perkembangan oklusi
Faktor lokal
• Lesi karies
• Delayed exfoliation
• Lesi periapikal
• Premature loss
Faktor kelainan gigi
• Supernumerary teeth atau odontoma
• Congenital missing
• Kelainan morfologi gigi
Faktor gigi tetap
• Impaksi
• Erupsi ektopik
• Delayed eruption
• Missing teeth
Vertikal plane/ flush:
• Cusp to cusp
• Klas I bila terdapat spaces

Mesial step:
• Klas I
• Beberapa dapat menjadi klas III

Distal step:
• Klas II

Oklusi molar satu tetap


Dipengaruhi oleh beberapa faktor

Oklusi molar dua sulung

Ruang pada gigi geligi sulung

Pertumbuhan maksila dan mandibula

Oklusi molar satu


Interoklusal final

Hubungan antara gigi molar satu


tetap atas dan bawah belum stabil
hingga tercapai hubungan
interoklusal final, yaitu digitasi
intercusp molar satu atas dan
bawah (sekitar usia 13 tahun)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai