3. Jelaskan prosedur pembuatan gigi tiruan jembatan dengan kehilangan gigi 36:
a. Pencetakan Model Cetakan pendahuluan: menggunakan hydrocolloid irreversible
Studi (alginat).
-Instruksikan pasien duduk dengan nyaman, kepala tegak dan
posisi operator berada disebelah kanan pasien.
Minta pasien untuk berkumur terlebih dahulu agar membuang
saliva dan sisa-sisa makanan.
-Sediakan sendok cetak sediaan, alginat dan air (3:1). Campurkan
alginat dengan air lalu aduk hingga merata.
-Masukkan bahan cetak pada sendok cetak, kemudian sendok cetak
dimasukkan kedalam rongga mulut pasien.
RA: Sendok cetak ditekan dari belakang ke depan, tangan operator
menfiksasi sendok cetak. Instruksikan pasien untuk bernafas
melalui hidung, menundukkan kepala sedikit saat mencetak,
mengucapkan huruf “M”.
RB: Sendok cetak ditekan dari belakang ke depan, tangan operator
menfiksasi sendok cetak. Instruksikan pasien untuk mengangkat
lidahnya.
b. Preparasi 1. Membuat saluran orientasi dengan kedalaman 1-1,5mm dan bevel
pada cusp fungsional dan nonfungsional menggunakan bur round-
end tappered. Bertujuan untuk mendapatkan ketebalan preparasi
didaerah tersebut.
2. Preparasi proximal: permukaan proximal dikurangi dengan
membuang jaringan gigi menggunakan bur short needle.
3. Preparasi oklusal: mengikuti bentuk anatomis gigi asli
menggunakan bur round-end tappered. Pengasahan dilakukan pada
bidang buko-oklusal terlebih dahulu. Evaluasi preparasi
menggunakan sonde dengan diameter 1-1,5mm apakah dapat
melewati bidang oklusal pada saat beroklusi.
4. Preparasi bukal dan lingual: pengasahan dilakukan sesuai dengan
sumbu gigi dan sedikit konvergen 2-5o dari sumbu gigi ke arah
oklusal menggunakan bur round-end tappered.
5. Preparasi servikal: dengan menggunakan round end tappered
cylindrical bur mengelilingi gigi untuk membentuk akhiran
preparasi Chamfer. Untuk estetik, tepi preparasi dapat masuk
kedalam sulkus gingiva.
c. Prosedur Retraksi Dilakukan pada gingiva yang sehat tanpa adanya inflamasi.
Gingiva -Gigi yang dipreparasi diisolasi dengan gulungan kapas dan daerah
kerja dikeringkan dengan saliva ejector.
-Benang dipotong sepanjang 5cm, kemudian direndam dalam larutan
epinephrin 8%.
-Benang kapas yang dipintal kemudian dilitkan disekeliling batas
servikal preparasi diantara gigi dan gingiva.
-Gunakan ujung instrumen yang tumpul untuk mendorong benang
kedalam sulkus gingiva.
-Setelah 5-10 menit benang diambil dan terlihat ruang antara gingiva
tepi akhir preparasi.
d. Pencetakan Model Final Impression: menggunakan bahan jenis elastomer dengan teknik
Kerja mukokompresi. Instruksikan pasien untuk rileks.
Minta pasien untuk berkumur terlebih dahulu.
Aduk bahan cetak dan masukkan bahan cetak kedalam sendok
cetak individual.
Membuat model kerja: replika dari struktur jaringan rongga mulut yang
digunakan sebagai media pembuatan GT. Hasil cetakan elastomer
kemudian diisi dengan plaster of paris tipe IV untuk mempertahankan
bentuk peripheral.
e. Penentuan Warna 1. Minta pasien untuk menghapus lipsticknya jika sedang memakai
Gigi lipstik.
2. Matikan lampu dental unit.
3. Langkah Hue:
-Perhatikan sekeliling mulut seperti mahkota gigi dan tepi insisal.
Buat taksiran hue (coklat, kuning atau abu-abu).
-Gunakan shade guide yang disusun berdasarkan hue yaitu 4 warna
dasar A (kecoklatan), B (kekuningan), C (keabu-abuan), D (merah
jambu). Lampu dihidupkan pada jarak 20 cm dari lengkung gigi
dan disusun dengan 4 warna dasar.
-Mata operator kemudian diistirahatkan dengan melihat ke arah
latar belakang warna biru selama 1 menit untuk meningkatkan
kesensitifan terhadap warna kuning.
-Jika hue telah ditetapkan, ketiga warna lainnya diletakkan
disamping.
4. Langkah Chroma:
- Pilih chroma berdasarkan hue yang telah ditetapkan. Misalnya
hue adalah A, terbagi atas A1,A2,A3,A4. Mata operator
kemudian diistirahatkan dengan melihat ke arah latar belakang
warna biru sebagai warna komplementer. Jika chroma telah
ditetapkan, pilih warna dentin dan enamel.
5. Langkah Value:
- Pilih value dengan memicingkan mata, gunakan shade guide
yang disusun berdasarkan value.
- Value yang telah dipilih digunakan untuk memilih porselen yang
inti.
f. Try-In Try-in dan melihat kontak oklusi dan bagian proximal menggunakan
articulating paper.
g. Insersi Sementasi permanen menggunakan bahan semen yang umum
digunakan antara lain: GIC tipe luting, semen resin, zinc polikarbonat
dan zinc fosfat.
1. Bubuk semen serta liquid diletakkan diatas glass pad.
2. Campurkan bubuk pada cairan sedikit demi sedikit, di aduk merata
sampai 90 detik.
3. Kemudian isi kedalam dinding dalamnya tipis-tipis dan merata,
sedang lekuk pada preparasi (bila ada) diisi juga dengan adonan
semen.
4. Jembatan kemudian ditempatkan pada penyangganya didalam
mulut dan ditekan dengan jari secara kuat: dapat juga dipakai
pemakai kayu untuk lebih menekan jembatan pada tempatnya.
5. Pasien diminta menggigit keras pada jembatannya, untuk
mengecek apakah oklusi sudah baik.
h. Kontrol Dilakukan setelah 24 jam pemakaian pertama (tidak boleh dipakai
makan). Lakukan pemeriksaan keadaan jaringan pendukung,
mastikasi, fonetik, retensi, stabilitas dan oklusi.
Dilakukan tiga hari setelah kontrol pertama.
i. Prinsip-prinsip 1. Pemeliharaan Struktur Gigi: bertujuan sebagai perlindungan
preparasi jaringan agar tidak meiritasi pulpa agar tidak menyebabkan
nekrosis pada pulpa.
2. Resistensi dan Retensi: restorasi bertahan dan stabil selama
mungkin.
Resistensi: kemampuan gigi hasil preparasi mencegah restorasi
terlepas dari gigi penyangga oleh karena tekanan searah sumbu
gigi.
Retensi: oleh tekanan horizontal. 4 hal yang mempengaruhi retensi:
taper 2-5o, luas permukaan daerah semen, daerah gesekan seme,
kekasaran permukaan preparasi.
3. Daya tahan restorasi: pengurangan bidang proximal harus adekuat
agar tidak overcontoured dan tipis.
4. Integritas tepi restorasi: didapatkan dari akhiran servikal yang baik.
3 faktor yang mempengaruhi integritas tepi restorasi: kecekatan
tepi restorasi, kekuatan tepi restorasi, dan kebersiihan restorasi.
Buat bevel atau flare agar tepi preparasi beradaptasi baik.
5. Pemeliharaan jaringan periodonsium: batas preparasi 2 mm dari
puncak alveolaris.