Border moulding merupakan teknik pembentukan daerah tepi bahan cetak dengan
manipulasi fungsional atau manual pada jaringan lunak yang berdekatan dengan tepi untuk
mengikuti kontur dan ukuran vestibulum sehingga dapat mempertahankan peripherial seal
selama berfungsi.
Tujuan dari border moulding adalah untuk mendapatkan batas mukosa bergerak dan tidak
bergerak dari rahang atas dan rahang bawah penderita dalam keadaan berfungsi.
Greenstick compound merupakan bahan yang paling bagus digunakan karena memiliki
beberapa keuntungan antara lain setting cepat, dapat digunakan kembali apabila dilakukan
pengulangan prosedur border moulding.
Lilin spacer masih berada pada sendok cetak selama prosedur border moulding
berlangsung dan sebelum melakukan prosedur border moulding, tepi sendok cetak dikurangi
terlebih dahulu 2 mm dari batas jaringan yang harus dicetak. Apabila menggunakan greenstick
compound sebagai bahan border moulding, secara bertahap compound dipanaskan dengan lampu
spiritus dan didinginkan dengan cara direndam di dalam air selama beberapa detik hingga
mencapai suhu kerja sekitar 490 C (1200 F) sampai 600 C (1400 F), agar pasien tidak merasakan
panas dari greenstick yang sudah dilunakkan dan agar greenstick tidak terlalu cair. Greenstick
ditambahkan sedikit demi sedikit pada tepi luar sendok cetak individu, kemudian dimasukkan ke
dalam rongga mulut pasien untuk membentuk tepi yang cocok dengan gerakan fisiologis dari
struktur anatomi pembatas gigi tiruan. Prosedur border moulding dilakukan secara berurutan
dimulai dari vestibulum bukal, kemudian vestibulum labial, daerah posterior palatum pada
rahang atas dan bagian lingual dari rahang bawah. Setelah prosedur border moulding selesai, lilin
spacer dibuang dari permukaan dalam sendok cetak fisiologis.
A. Border Moulding Rahang Atas
Moulding dapat dilakukan dengancara mengikuti bagian dan urutan sebagai berikut:
1. Labial flange :
a. Pasif : bibir diangkat lalu ditarik ke arah luar dan ke bawah, lalu baru ditekan ke
gingiva.
b. Aktif : pasien diinstruksikan untuk mengerutkan bibir dan menghisap jari sang dokter
2. Bukal flange :
a. Pasif : pipi diangkat lalu ditarik ke arah luar, ke bawah, dan ke dalam lalu digerakkan
mundur dan maju.
3. Daerah distobukal :
b. Aktif : pasien diinstruksikan untuk membuka mulut dengan lebar, tutup dan gerakkan
mandibula dari sisi ke sisi. Membuka mulut dengan lebar menggambarkan kedalaman
dan lebar dari distobukal flange seperti yang diatur oleh otot, sementara mandibula
bergerak dari sisi ke sisi, disediakan untuk pergerakan dari prosesus koronoid
1. Labial flange :
2. Bukal flange :
a. Pasif : pipi diangkat ke arah luar, ke atas, dan ke dalam dan digerakkan mundur dan
maju.
b. Aktif : pasien diinstruksikan untuk mengerutkan bibir dan tersenyum
a. Pasif : pipi ditarik ke bukal untuk memastikan agar tidak terjebak pada sendok cetak
lalu digerakkan ke atas dan ke dalam.
b. Aktif & pasif : masseteric notch dicatat dengan cara interview dengan pasien,
sementara dokter gigi menekan sendok cetak ke bawah
a. Aktif : pasien diinstruksikan untuk menjulurkan lidah dan mendorong lidah kearah
palatal anterior. Panjang dan ketebalan masing-masing tepi dari area tersebut dapat
bertambah
a. Aktif : pasien diinstruksikan untuk menjulurkan lidah dan menjilat bibir bagian atas
dari sisi ke sisi
6. Distolingual flange :
a. Aktif : pasien diinstruksikan untuk menjulurkan lidah kemudian letakkan lidah pada
bagian distal palatal pada kanan dan kiri vestibulum distal
1. Antara wax dengan hasil trimming tidak ada step (seperti menyatu dengan wax)
2. Terlihat guratan otot
3. Sendok cetak semakin cekat setelah muscle trimming
4. Bagian belakang palatum melalui kedua hamular notch dan melewati palatum di atas
vibrating lines ditandai dengan pensil/tinta, sendok cetak dimasukkan, minta pasien untuk
mengucapkan ‘ah’, sendok cetak dikeluarkan, tanda vibrating line hamular notch terlihat
pada cetakan.
Cetak Fungsional
b. Manipulasi bahan cetak lalu dimasukkan ke mulut pasien dengan ditekan pada bagian
proc.alveolaris. Lakukan trimming agar bahan cetak mencapai lipatan mukobukal,
instruksikan pasien agar menggerakkan mandibula ke kiri dan ke kanan kemudian pipi
dan bibir di tarik keatas kemudian ke bawah, pasien diinstruksikan mengucapkan huruf O
dan U. Posisi dipertahan sampai setting kemudian sendok cetak dilepas. Untuk
mendapatkan postdam area pasien diminta mengatakan “ah” sehingga akan tampak batas
antara palatum molle dan pallatum durum, lalu gambarkan garis “ah” pada batas tersebut
dengan pensil tinta. Kemudian cetakan dimasukkan kembali kedalam rahang atas,
sehingga garis tinta akan luntur pada cetakan dan dapat untuk menandai “ah” line
Pasien diminta menjulurkan lidah agar tercetak frenulum lingualis dasar mulut dan
alveolar ridge bagian lingual anterior dan bagian lingual posterior. Pasien diminta
menggerakkan rahang bawah kekanan dan kekiri agar bahan cetak dapat mencapai bukal
flage. Pasien diminta mengucapkan huruf “U” agar frenulum labilis inferior tercetak.
Posisi dipertahankan sampai setting, kemudian sendok cetak dilepas dari dalam mulut.
Border Moulding (CONTOH MOULDING 2)
1. Anterior : jari telunjuk dan jari tengah tangan kiri operator memfiksir sendok cetak, jari
telunjuk dan jari tengah tangan kanan operator menarik bibir atas pasien ke arah depan,
bawah
2. Frenulum labialis : jari tengah, telunjuk dan jari manis tangan kanan operator
memfiksir sendok cetak. Sedangkan jari telunjuk, jari tengah dan jempol tangan kiri
operator menarik bibir ke arah depan dan bawah
3. Posterior : jari telunjuk, jari tengah dan jempol kiri operator menarik pipi kiri ke arah
samping, bawah, depan dan belakang
4. Daerah tubercle sulcus : jari telunjuk kanan dan kiri operator memfiksir sendok cetak
dan pasien diinstruksikan mengucap “AHA”
1. Anterior : tangan kanan operator memfiksir sendok cetak, tangan kiri operator menarik
bibir bawah pasien ke arah depan, atas.
2. Frenulum labialis : jari tengah kanan dan kiri operator memfiksir sendok cetak, jari
telunjuk dan jempol tangan kanan dan kiri operator menarik bibir bawah pasien
3. Posterior : jari telunjuk dan jempol kiri operator menarik pipi kiri ke atas, dan muka.
Jari-jari tangan kanan memfiksir sendok cetak
4. Daerah lingual : jari telunjuk kanan dan kiri operator memfiksir sendok cetak dan
pasien diinstruksikan menggerakkan lidah ke kanan, kiri, atas dan depan
5. Retromylohoid : jari telunjuk kanan dan kiri operator memfiksir sendok cetak, lalu
pasien diinstruksikan membuka mulut yang lebar, ujung lidah menyentuh bibir atas dan
digerakkan ke kiri dan kanan. Setelah border moulding selesai spacer malam dilepas.
Referensi :
Intermaxilarry record merupakan catatan relasi antara permukaan oklusal gigi tiruan RA
dan RB saat posisi mandibula terletak paling posterior dan dalam keadaan relasi sentris, yang
dibuat saat tahapan pasang coba (try – in) gigi tiruan. Material yang digunakan elastomer (putty)
atau material elastomer khusus untuk bite registration. Tujuannya untuk melihat apakah terjadi
permasalahan oklusi terutama pada oklusi eksentrik
1. Posisikan pasien semi supine dan kepala dorsal fleksi, karena pada posisi ini kondile
pasien akan berada paling posterior (relasi sentris)
4. Letakkan elastomer putty pada kedua sisi posterior kanan dan kiri GT akrilik RB
(sepanjang P1 s/d M2). Instruksikan pasien untuk menutup mulut secara perlahan dan menggigit
putty elastomer. Ketika pasien menutup mulut, operator memfiksasi GT akrilik RA dengan ibu
jari dan telunjuk kiri, sedangkan RB dengan ibu jari dan telunjuk kanan, sambil melakukan
gerakan ringan mendorong mandibula ke posterior untuk tercapai relasi sentrik.
Perhatikan : saat beroklusi, garis median GT akrilik RA dan RB harus segaris. Jika ada deviasi,
ulang kembali prosedur tersebut di atas.
Referensi :
Yang dilakukan saat pasang percobaan gigi anterior (try-in) pada pasien :
2. Garis caninus (pada saat rest posisi terletak pada sudut mulut)
3. Garis ketawa (batas servikal gigi atas, gusi tidak terlihat saat ketawa)