Anda di halaman 1dari 47

PreProsthetic Surgery

(Pembedahan Sebelum Pembuatan Protesa)

M. TAHA MA’RUF

BAGIAN BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL


FKG UNMAS DPS
2016
Standar Kompetensi DG Indonesia
 Kompetensi Utama
– Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, dan teoritis dalam
pengembangan keilmuan dan keterampilan melalui pendidikan dan
pendidikan berkelanjutan sehingga mahir melakukan tatalaksana
pasien dan tindakan medik kedokteran secara spesifik dengan
mutu dan kualitas yang terukur berdasarkan prosedur baku
 Kompetensi Penunjang (Tindakan Medik Kedokteran Gigi)
– Melakukan perawatan bedah minor sederhana pada jaringan keras
dan lunak mulut
 Kemampuan Dasar
– Melakukan bedah minor sederhana pada jaringan lunak dan keras
– Melakukan tindakan bedah preprostetik sederhana.
Definisi PreProsthetic Surgery
• Suatu tindakan pembedahan pada jaringan lunak
maupun jaringan keras di rongga mulut yang
dilakukan dalam rangka pembuatan suatu protesa
(denture), sehingga protesa dapat dipakai
senyaman mungkin.

• Nyaman → Stabil , Retentif dan tidak ada rasa sakit


Kondisi Ridge yang Ideal
• Dukungan tulang memadai
• Ridge berbentuk “U”, cembung dan luas
• Tidak ada tonjolan/undercut yang ekstrem
• Jarak antar ridge Ra dan RB cukup lebar
• Vestibulum cukup dalam
• Ketebalan jaringan lunak cukup
• Jaringan lunak pendukung protesa tidak bergerak
• Perlekatan otot (frenum) tidak terlalu tinggi
• Bentuk palatum melengkung
• Hamular notch (regio posterior RA) cukup luas
Materi
I. Kelainan pada jaringan keras → Eksostosis

 Eksostosis Tunggal dan Multiple

 Eksostosis Bukal

 Torus Palatinus

 Torus Mandibularis

→ Tindakan: Alveolektomi / Alveoloplasty


Materi
II. Kelainan pada Jaringan Lunak
• Frenum yang tinggi / rendah →Tindakan: Frenectomy.
 Frenectomy Labial RA
 Frenectomy Lingual RB

• Lainnya :
• Denture-Induced Fibrous Hyperplasia
• Fibrous Hyperplastic (Retromolar Tuberosity)
• Papillary Hyperplasia pada Palatal
• Gingival Fibromatosis
Istilah
• ALVEOLOTOMY
 Pengambilan sebagian proc. alveolaris sehingga
dapat dilakukan pembentukan (molding) dan
pengkonturan.
• ALVEOLECTOMY
 Tindakan bedah radikal untuk mereduksi tulang
alveol sehingga dapat menyangga beban protesa
dengan baik
• ALVEOLOPLASTY
 Tindakan pembedahan untuk mempertahankan /
pembentukan kembali ridge agar permukaannya
dapat dibebani protesa dengan baik
I. Alveoloplasty
Diklasifikasikan dalam 2 katagori:
1. Alveoloplasty Sederhana
• Kompresi dan molding digital
→ penekanan tulang alveol post ekstraksi
• Penghalusan tulang yang tajam dan runcing post
ekstraksi

2. Alveoloplasty Kompleks
I. Alveoloplasty Sederhana
• Ketidakteraturan/undercut pada
tulang alveol setelah pencabutan

• Bila tidak dilakukan alveoloplasti


→ luka, gangguan stabilitas dan
retensi denture

• Dapat dilakukan segera setelah


pencabutan → open methode
II. Alveoloplasty Kompleks
INDIKASI
• Adanya tonjolan yang tajam sehingga terjadi undercut
• Maksila dan mandibula yang sangat protrusif
• Untuk mendapatkan jarak interridge RA dan RB yang
cukup
• Ada 2 macam:
• Alveoloplasty Tunggal
• Alveoloplasty Multiple
II.a Alveoloplasty tunggal
• Gigi yang tidak ada
antagonisnya akan hipererupsi
→ bone irregularity post
ekstraksi → menganggu
penempatan protesa

• Prosedur :
 Post ekstraksi, buat flap,
pengambilan tulang
dengan rongeur →
terdapat space RA dan RB
II.a Alveoloplasty Tunggal
Prosedur (lanjutan) :
 Permukaan tulang
dihaluskan dengan bur dan
bone file
 Gingiva yang berlebihan
dipotong dengan gunting
(soft tissue scissors)
 Luka diirigasi dengan
larutan saline dan dijahit
dengan interrupted sutures
II.b Alveoloplasty Multiple
• Indikasi: Eksostosis
• Exostosis → pertumbuhan tulang yang berlebihan di
berbagai tempat di rahang
• Bukan suatu neoplasma sejati → lesi dysplastic
exophylic
• Etiology → belum diketahui tapi diduga → faktor
genetik
• Diklasifikasikan dalam 3 bentuk, yaitu:
 Torus palatinus
 Torus mandibularis
 Multiple exostoses.
II.b Alveoloplasty Multiple
Video Multiple Alveoplasty
1. Torus Palatinus
• Berlokasi di tengah palatum
durum
• Tampak pertumbuhan tulang
yang berlebih tanpa ada
keluhan (asymptomatic bone
protuberances) → ditutup o/
mukosa normal
• Terdapat berbagai bentuk dan
ukuran → tunggal,
multiloculated, irreguler
• Dibiarkan kecuali menganggu
pembuatan protesa atau ukuran
sangat besar.
1. Torus Palatinus
Prosedur Operasi
• Insisi
 Insisi sepanjang midline
palatum → tambahan
insisi oblik di ant. dan
post.
 Pada torus yang kecil,
tidak perlu insisi oblik
posterior (incisi ”Y”)
 Hati-hati terkenanya
cabang arteri palatina.
• Flap dibuka, dipertahankan
dengan suture atau
periosteal elevators
1. Torus Palatinus

Prosedur Operasi (lanj....)


 Torus dipotong dengan fissure bur dan bagian-
bagiannya diambil dengan monobevel chisel
 Perhatikan arah chisel agar tidak terjadi perforasi
palatum
1. Torus Palatinus

Prosedur Operasi (lanj...)


 Setelah permukaan tulang rata, jaringan yang
berlebihan diambil
 Irigasi dengan larutan saline
 Flap dikembalikan ke posisi semula dan dijahit
dengan teknik interrupted sutures
2. Torus Mandibularis

• Berlokasi di mandibula sisi lingual regio C & P


• Bisa satu sisi atau dua sisi
2. Torus Mandibularis
(teknik pembedahan)
3. Multiple Eksostosis
4. Bukal eksostosis
Kelainan pada Jaringan Lunak
(Soft Tissue Lesions /Abnormalities)

Diklasifikasikan dalam 2 katagori:


• Kelainan kongenital
 spt: hypertrophic frenum, dll.

• Kelainan akibat penggunaan denture dan


penyebab lain
 spt: mukosa fibrous hyperplasia
1. Frenectomy
Frenum labialis yang panjang:
• Menganggu penempatan full denture RA
• Diastema sentral

Frenum lingualis yang pendek:


• Menyebabkan partial or complete ankyloglossia
• Disebabkan perlekatan frenum pada dasar mulut atau
mukosa alveolar
• Kadang-kadang menyatu dengan ujung lidah
• Terjadi gangguan bicara akibat pergerakan lidah
terbatas
Video Frenectomy
Video Frenectomy
a. Frenectomy Labial

Prosedur operasi:
• Setelah lokal anastesi, bibir diangkat, frenum
dijepit dengan curved hemostat pada bagian
atas dan bawah
a. Frenectomy Labial

Prosedur operasi (lanj.....)


• Bibir ditarik lebih lanjut dan jaringan diinsisi
dengan scalpel pada bagian bawah hemostat
dilanjutkan bagian atas hemostat
a. Frenectomy Labial

Prosedur operasi (lanj....):


• Frenum jenis hypertrophic → meluas ke space antara
incisors central → jaringan tersebut juga diambil
• Lakukan undermining mukosa lalu dijahit dengan
interrupted sutures
Prosedur Operasi (lanj.....)
Penjahitan:
• Jahitan pertama ditempatkan pada bagian tengah
luka u/ memudahkan penjahitan berikutnya
• Dilanjutkan penjahitan pada sisi yang lain
• Foto klinis setelah 3 bulan
b. Frenectomy Lingual

Prosedur Operasi
• Setelah anastesi, lidah ditarik ke atas dan ke posterior
dengan atraction suture yang dilewati melalui ujung
lidah
b. Frenectomy Lingual

Prosedur Operasi (lanj...)


• Frenum dijepit kira2 pertengahan panjang vertikal
dengan hemostat, sejajar dengan dasar mulut
• Dengan scalpel dilakukan insisi jaringan, pertama
bagian atas hemostat lalu bagian bawah
b. Frenectomy Lingual

Prosedur Operasi (lanj...)


• Tepi luka diundermining dengan gunting dan dijahit
• Hati2 thdp kemungkinan injuri pada deep lingual
vein dan submandibular duct
c. Hiperplasi Jaringan Akibat Pemakaian Protesa
(Denture-Induced Fibrous Hyperplasia)

 Dikenal sebagai → epulis


fissuratum atau inflammatory
hyperplasia
 Disebabkan trauma kronis pada
mukosa labial atau mucobuccal
fold, yang disebabkan protesa
yang tidak fit pada mukosa di
bawahnya
c. Hiperplasi Jaringan Akibat Pemakaian Protesa
(Denture-Induced Fibrous Hyperplasia)
Prosedur Operasi
• Ambil lesi dengan scalpel
• Jahit tepi luka dg periosteum dan biarkan terbuka u/ mencegah
penurunan mucobukal fold.
• Pasang lagi denture yang lama, segera setelah akhir operasi.
Mempertahankan dalamnya mukosa sulcus yang baru terbentuk
• Bagian permukaan dalam denture diulasi tissue conditioner
d. Pembesaran Tuber Maksilaris
(Fibrous Hyperplastic Retromolar Tuberosity)

 Terletak di daerah retromolar


edentulous RA dan
mengakibatkan iritasi kronis
pada saat pengunyahan
 Secara klinis, terlihat lesi
simetris bilateral tanpa ada
keluhan dengan permukaan
licin, elastis dan kokoh bila
dipalpasi.
 Ukuran bervariasi → ukuran
yang sangat besar membuat
jarak interridge menjadi pendek
d. Pembesaran Tuber Maksilaris
(Fibrous Hyperplastic Retromolar Tuberosity)

Prosedur Operasi:
• Setelah anastesi, bagian yang akan dieksisi diberi
tanda
• Dibuat 2 insisi elips (baji), pisau diarahkan ke
bawah sampai ke puncak alveolar sepanjang
fibrous hyperplasia, satu di bukal dan satu di palatal
d. Pembesaran Tuber Maksilaris
(Fibrous Hyperplastic Retromolar Tuberosity)

Prosedur Operasi (lanj...)


• Perluasan insisi tergantung dari
besarnya lesi.
• Insisi dimulai dari tempat
pembentukan jaringan
hiperplastik dengan scalpel
sampai menyentuh tulang
• Setelah eksisi, periosteum di
undermining di bagian bukal
dan palatal agar beradaptasi
dengan tepi luka
d. Pembesaran Tuber Maksilaris
(Fibrous Hyperplastic Retromolar Tuberosity)

Prosedur Operasi (lanj.....)


• Bagian bukal dan palatal dijahit pada
pertengahan alveolar ridge dengan continuous
suture
e. Kasus Lain Jaringan Lunak

Papillary Hyperplasia of the Palate Gingival Fibromatosis


SEKIAN dan TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai