- Panjang gigi anterior= 1/16 panjang wajah atau dari garis senyum dan
garis tertawa (garis senyum menunjukkan bagian terlihat 2/3 panjang
gigi, Garis tertawa: tempat servikal gigi)
Lebar gigi anterior = 1/16 lebar wajah/ disesuaikan dgn garis caninus dan tepi
hidung
f. Shade guide diletakkan dlm mulut px saat posisi istirahat dan saat pasien
tersenyum
g. Konfirmasi kepada pasien
h. Petugaas mencatat shade guide yg di pilih
4. Petugas segera cor dengan dental stone tipe II/III atau jika tidak sempat dapat
ditutup terlebih dulu dengan kain lembab untuk menghindari terjadinya
imbibisi dan sineresis
3. Petugas membuat stopper pada spacer malam dengan memotong pada daerah
C dan M1 (lebar 2mm, panjang 7mm) stopper untuk RA mengarah ke
labial/bukal, RB mengarah ke lingual
4. Bagian permukaan model yang tidak tertutup malam merah diulasi separator
5. Petugas meakar liquid akrilik (RA 6 cc, RB 5 cc) tuang ke dalam cucing
6. Petugas menaburkan powder sedikit demi sedikit sambil mengetok cucing dan
diaduk menggunakan semen spatula sampai tercampur padat dan tidak ada
liquid yang berlebih
7. Petugas menuutup rapat cucing sampai fase buram
8. Petugas mengambil seluruh adonan akrilik dan dibentuk (RA: bulat, RB: bulat
memanjang/silinder)
9. Petugas meleetakkan adonan (RA: di tengah palatum, RB: di puncak ridge) dan
ditekan sampai ketebalan merata
10. Kelebihan akrilik dipotong sesuai outline.
11. Sendok cetak diberi tangkai sebagai pegangan pada bagian anterior. Pembuatan
handle membentuk tangkai tegak ±1 cm dan menekuk 1350 untuk menghindari
kontak dengan bibir pada saat melakukan gerakan muscle trimming. Kemudian
direndam dalam air sampai mengeras.
12. Petugas merapikan tepi sendok cetak dan dihaluskan menggunakan akrilik
trimmer pada handpiece lowspeed.
BORDER MOULDING
1. Greenstick compound dipanaskan di atas api dan dilelehkan pada bagian tepi
SCP sebanyak 2mm (pada permukaan bukal SCP ) mulai diletakkan per region
dari posterior ke anterior.
2. SCP dimasukkan ke dalam air hangat lalu SCP dimasukkan ke mulut pasien
3. Petugas menginstruksi untuk melakukan gerakan fungsional
PENCETAKAN ANATOMIS
4. Petugas menentukan jenis sendok cetak yang di pilih (gigi edentulous: tidak
bersudut; ada gigi: bersudut)
5. Petugas menentukan ukuran sendok cetak px dengan mencobakan ke mulut px
6. Petugas memberikan instruksi kepada px dengan
simulasi melakukan pencetakan Px diminta untuk
bernafas lewat mulut
Ra: px diminta untuk menunduk dan membentuk mulut seperti huruf O
Rb: px diminta untuk mengangkat lidah ke depan dan membentuk mulut
sperti huruf O
7. Petugs memasukkan powder alginat dalam bowl dan tuangkan air secara
perlahan, campur dan aduk dengan gerakan stropping hingga homogen
8. Petugas menguumpulkan alginat menggunakan spatula, lalu masukkan ke dalam
sendok cetak dan ratakan
11. Petugas memastikan alginat sudah setting dengan cek sisa alginat pada bowl
12. Petugas meleepaskan dan keluarkan sendok cetak. RA: tekan gagang sendok
cetak ke atas, RB: ke bawah
13. Petugas menginstruksi pasien untuk berkumur
14. Petugas mengecek hasil cetakan:
- Seluruh anatomi tercetak
- Tidak ada gelembung udara
- Cetakan tidak robek
- Cetakan melekat dengan sendok cetak
- Halus dan licin
- Tidak ada bagian sendok cetak yang tidak tertutup oleh bahan cetak
15. Petugas mendesinfeksi cetakan
16. Petugas segera cor dengan dental stone tipe II/III atau jika tidak sempat dot di
tutup terlebih dulu dengan kain lembab untuk menghindari terjadinya
imbibisi dan sineresis
17. Petugas menginstruksi pasien untuk datang kembali
7. Lakukan pencetakan:
- Seluruh tahanan jaringan rendah: sama seperti pencetakan model
studi menggunakan teknik mukostatis dengan alginat
- Tahanan jaringan tinggi: impression compound/ heavy body
8. Pada area yang terdapat tahanan jaringan tinggi, pencetakan diawali dengan
teknik mukokompresi pada area edentulousnya. Lalu pada area bergigi,
pencetakan dengan teknik mukostatis menggunakan alginat
9. Petugas meleepaskan dan keluarkan SC (RA: tekan gagang SC ke atas, RB: tekan
gagang SC ke bawah)
10. Petugas menginstruksi pasien untk berkumur
11. Hasil cetakan: seluruh anatomis tercetak, tidak ada gelembung udara/ porus,
cetakan tidak robek, cetakan melekat dengan SC, halus, licin, tidak ada
bagian SC yang tidak tertutup bahan cetakan)
12. Petugas mendesinfeksi cetakan
13. Petugas segera cor dengan dental stone tipe 3 atau jika tidak sempat dapat
ditutup terlebih dulu dengan kain lembab untk menghindari terjadinya imbibisi
dan sineresis
14. Petugas menginstruksi pasien untuk datang kembali
Nb:
Cara manipulasi impresion conmpound
1.Panaskan impression compound dengan mencelupkan dalam air panas 55-
60 oC selama 4-5 menit hingga lunak
2.Setelah lunak manipulasi dengan tangan
3.Letakkan pada bagian tidak bergigi pada area free end sendok cetak
perseorangan
4.Cetakkan ke dalam mulut px, tunggu hingga mengeras
5.Keluarkan dan periksa
DIMENSI VERTIKAL
1. Pancasila osce
2. Petugas memverbalkan dan menerangkan tahapan persiapan pemasangan
benang retraksi:
a. Daerah preparasi keringkan
b. Potong benang panjang 5 cm
c. Benang di rendam dlm adrenalin selama 2 mnt
d. Tempatkan melingkar pada gigi penyangga
e. Tekan benang ke dlm celah gusi dgn plastis filling instrumen
f. Penekanan dimulai dr mesio-proksimal trs palatal akhirnya distal Kembali
ke permukaan bukal sampai mesio proksimal
PROSEDUR REPAIR
Relining
REBASING
INSERSI
1. Petugas melakukan evaluasi GT: tidak terdapat basis gt yang patah, cengkram
lepas
2. Petugas melakukan pengecekan RM px apakah terdapat area eritema atau
ulserasi
3. Petugas melakukan penyesuaian basis dan sayap dengan PIP dioleskan
dengan kuas pd seluruh permukaan basis dan sayap hingga merata.
Inserikan GT ke dalam mulut px, lalu dilepas
4. Petugas mengevaluasi apakah terdapat PIP yang terhapus pada bagian
basis atau sayap GT (Jika terhapus maka bagian trsbt menekan mukosa
dan hrs di kurangi dhn akrilik trimmer)
5. Petugas melakukan pengecekkan cengkram (hanya pada GTS). Cengkram harus
bersifat pasif, tidak menekan dan terletak pd tempatnya dengan baik (properly
seated)
6. Petugas menanyakan keluhan subjektif px pasca insersi: apakah sakit,
menekan, sariawan, tidak nyaman, lelah, tegang, sulit menelan
7. Prosedur di atas dilakukan satu per satu setiap rahang
REMOUNTING
1. Remounting I
a. GT dan model kerja dikeluarkan dari kuvet kemudian membersihkan sisa gips
b. Dengan bantuan kunci tiga cekungan pada dasar model kerja, gigi tiruan
lengkap dengan model kerja tersebut diletakkan di articulator
2. Pengasahan selektif I
Articulating paper diletakkan di antara permukaan GT lengkap RA RB, lalu
articulator digerakkan buka tutup sehingga didapatkan spot dari permukaan
oklusal, jika :
- Gigi RA/RB saling berhadapan terlalu tinggi sehingga mencegah kontak
gigi RA RB maka pengasahan mengurangi/memperdalam fossa
- Gigi RA/RB saling berhadapan hamper cusp to cusp maka pengasahan pada
dataran miring (incline) cusp bukal dan cusp palatal RA, dan dataran miring
cusp lingual dan sisi cusp bukal. Tinggi cusp tidak dikurangi.
- Gigi RA terlalu ke bukal terhadap RB maka pengasahan dengan memperluas
sentral fossa RA, kemudian memperkecil cusp palatal RA dan cusp bukal
RB, memperkecil hubungan cusp to fissure.
3. Remounting Jig
GTL RB beserta model kerja dilepas dari articulator, kemudian digantikan oleh
adonan gips lunak kemudian articulator ditutup sehingga permukaan horizontal
anasir gigi tiruan RA masuk ke dalam gips ± 2 mm
4. Pemulasan I
5. Interoclusal record
- Memasangkan GT ke dalam rongga mulut pasien
- Meletakkan bahan malam merah/utility wax/gips putih pada permukaan
oklusal GT, kemudian instruksi pasien untuk menutup mulut sampau
didapatkan posisi mandibular paling posterior dengan tinggi gigit ± 2 mm
sebelum GTL RA dan RB beroklusi
6. Remounting II
- Remounting jig dibuang
- GTL RA RB dikembalikan pada articulator dengan bantuan basis GTL RA yang
sudah ada
- GTL RB diletakakan pada articulator dengan bantuan gips lunak yang
diletakkan di bawah basis gigi tiruan RB
- Pin vertical dinaikkan 2 mm dari table kemudia dilepas dari articulator
7. Pengasahan selektif II
- Articulating paper diletakkan diantara permukaan oklusal GTL RA dan RB
- Articulator digerakkan ke arah sisi kerja sehingga didapatkan spot pada
permukaan oklusal
- Spot yg tampak tebal merupakan bagian yang diasah dengan pedoman
Bucal Upper Lingual Lower (BULL)
8. Pemulasan II
INTERMAXILLARY RECORD
a. Elastomer
- Petugas menginsersi GTL pada pasien
- Petugas memanipulasi elastomer putty pada glass plate dengan perbandingan
basis:katalis 1:1
- Meletakkan elastomer putty berbentuk lonjong pada kedua sisi posterior
kanan dan kiri GT RB pada region P sampai M2
- Petugas menginstruksi pasien untuk menutup mulut perlahan dan
menyentuh elastomer sampai tersisa jarak sekitar 2mm antara kontak RA
dan RB
- Ketika pasien menutup mulut operator memfiksasi GT dengan ibu jari dan
telujuk kiri untuk RA dan telunjuk kanan rahang bawah dengan gerakan
ringan mendorong mandibular ke posterior untuk mencapai relasi sentrik.
Garis median harus segaris, jika terjadi deviasi harus diulangi
- Setelah setting keluarkan GT pasien yang terdapat intermaxillary record
secara bersamaan RA dan RB.
b. Wax / malam
- Petugas membuat lempengan malam sebanyak 2 buah dengan ukuran 4x1x1
cm
- Petugas melunakkan malam di atas api lalu lempengan diletakkan pada
dataran oklusal gigi posterior RB
- Ketika malam dingin, keluarkan GT yang telah terdapat intermaxillary
record secara bersamaan RA dan RB
SURVEYOR
Bagian-bagian surveyor
gigi : BD : bidang
datar
LD : lengan datar /
horizontal TT : tiang
tegak / vertical arm LS :
lengan survey
TA : tongkat analis
GT : gelendong tegak / skrup untuk mengencangkan dan
melonggarkan MB : meja basis / meja survey
Analyzing rod : untuk mencari bidang bimbing
Carbon marker : pensil untuk menggambar garis survey
Wax trimer : untuk meratakan malam pada daerah undercut yg tidak diharapkan
1. Petugas memotong baseplate menjadi 2 bagian dan lunakkan pada api spirtus
lalu gulung sehingga berbentuk silinder, kemudian bentuk sesuai
penampangnya yaitu trapezium
2. Dasar trapezium dilekatkan pada lempeng gigit di atas proc. Alveolaris sesuai
bentuk lengkungnya dan lekatkan sedemikian rupa sehingga tidak terlihat
batas antara lempeng gigit dan galengan gigit.
3. Syarat galengan gigit :
- Bagian posterior tepat di atas proc. Alveolaris
- Tinggi : RA 12-14 mm, RB : ½ - 2/3 retromolar pad
- Lebar : Anterior 6-8 mm, posterior 8-10 mm
- Sudut inklinasi labial anterior 15 derajat
RA : garis tengah oklusal mengarah ke
hamular notch RB : garis tengah oklusal
mengarah ke retromolar pad
- Bagian anterior :
RA : permukaan labial 8-10 mm di depan titik tengah
papilla insisivum RB : permukaan labial tidak melampaui
tepi sayap bukal
- Bagian posterior :
RA : 1 cm di depan hamular
notch RB : 5 mm di depan
retromolar pad
4. Petugas merapikan dan ratakan permukaan oklusal masing-masing galengan
gigit sehingga apabila dikatupkan oklusal RA dan RB berkontak.
5. Seluruh permukaan dikilapkan dengan kapas yang dibasahi sabun tanpa
memberikan tekanan.
PENANAMAN PADA ARTIKULATOR
1. Galengan gigit yang sudah difiksasi, diletakkan kembali pada model kerja
2. Petugas melakukan fiksasi model kerja menggunakan wooden prick pada
posterior kanan dan kiri serta anterior.
3. Petugas meletakkan model kerja pada articulator lalu beri plastisin pada basis
model RB
4. Petugas melakukan evaluasi model kerja pada articulator :
a. Bidang oklusal sejajar lantai dievaluasi menggunakan karet, seimbang kiri dan
kanan
b. Midline model sejajar pin vertical
c. Insisal pin berjarak 1-2mm dari gigi anterior (pada midline, area interdental
dan pertemuan RA dan RB
5. Petugas melaakukan pengadukan dental plaster kemudian cor model kerja RA
6. Petugas merapikan dan haluskan, lalu ikat articulator dengan karet. Tunggu
hingga setting
7. Petugas melepaskan plastisin pada basis model RB, lalu pengecoran model kerja
RB
8. Petugas merapikan dan haluskan, lalu ikat articulator dengan karet. Tunggu
hingga setting
POST DAM
PREPARASI GTJ
1. Petugas memilih cetakan mahkota sementara yang sesuai dengan elemen gigi dan
lalukan pasang coba
2. Petugas mengoleskan vaselin pada permukaan gigi yang dipreparasi dan gigi
sebelahnya
3. Petugas memasukkan mahkota sementara yang telah berisi akrilik self cure di
area gigi yang dipreparasi dan tunggu hingga akrilik mengeras
4. Petugas melepaskan cetakan dan rapikan mahkota tiruan sementara
menggunakan akrilik trimmer dan lowspeed
5. Petugas menginsersi dan sementasi
6. Petugas menginstruksikan kepada pasien :
- Makan secara perlahan dan hindari makanan yang keras
- Tetap menjaga kebersihan rongga mulut
- Pasien harap datang kembali setelah mahkota permanen sudah jadi