Anda di halaman 1dari 36

Prosedur kuretase

Pembimbing:
Drg. Depi Praharani, M.Kes

Resza Utomo
201611101124
Persiapan operator
Operator menggunakan APD level 3
1. Cuci tangan 6 langkah sesuai WHO
2. Memakai baju APD (hazmat)
3. Memakai boots
4. Memakai sarung tangan dalam
5. Memakai masker bedah N95
6. Memakai pelindung kepala/nurse cap
7. Memakai kacamata googles/faceshield
8. Memakai sarung tangan luar
9. Pemakaian selesai
Persiapan Pasien
Pasien datang menggunakan masker, kemudian pasien diintruksikan
untuk membersihkan tangan dengan hand rub/ mencuci tangan
dengan sabun sesuai standar WHO.
1. Pemeriksaan tanda-tanda vital
Untuk memastikan kondisi tubuh pasien benar-benar dalam kondisi baik untuk
dilakukan perawatan periodontik
a. Tekanan Darah ( sistole = 90-119 mmHg dan diastole = 60-79 mmHg). 2 kali
 jeda 5-10 menit
b. Respirasi = 16-20 x/menit
c. Nadi =60-100x/menit (pada arteri radialis bisa juga di arteri karotis)
2. Menyiapkan Informed Consent :
• Memberikan informasi kepada pasien tentang perawatan dan prosedur yang
akan dilakukan
• Menginfokan kepada pasien tentang hasil perawatan, dan komplikasi yang
mungkin terjadi saat prosedur berlangsung
• Memberi kesempatan pada pasien untuk bertanya pada operator
• Apabila pasien sudah setuju mengenai rencana perawatan dan prosedur
yang akan dilakukan  pasien diminta untuk menandatangani Inform
consent.
3. Pasien diinstruksikan mengenakan APD : gown, head cap,
handscoon, shoes cover  Pasien masuk ke dalam ruangan operasi
dan diinstrusikan duduk pada dental chair
Menyiapkan alat dan bahan
1. Alat dasar diagnostik steril meliputi : kaca mulut no 3 dan 4, pinset kedokteran
gigi, sonde half moon, ekskavator, probe periodontal UNC 15
2. Alat scaling, periodontal pack, kuret (gracey, universal)
3. Lap meja bersih/disposable, lab dada bersih untuk pasien, tempat tampon,
tempat sampah stainless steel, petridish bersekat, deepen glass, wadah bersekat
untuk bahan pulas, rubber cup, bristle brush, low speed contra angle, spatula
agate, glass plate
4. Bahan : pumice, cryeth, alkohol 70%, povidone iodine 10%, kassa/tampon, cotton
roll, cotton pallate, tissue, bahan anastesi lokal
5. Menata alat-alat secara berjajar searah dengan ujung kerja menghadap
operator (agar mudah dilihat) dengan dialasi taplak meja. menyiapkan alas
dada pasien
6. Menyiapkan tempat kumur pasien yang telah dilarutkan dengan antiseptik berupa
povidone iodine 10%
Kuret Gracey
•Satu set kuret yang terdiri dari
banyak kuret yang dirancang untuk
area dan permukaan tertentu
•Hanya satu cutting edge ,outer
edge only (bekerja dengan tepi luar
saja)
•Blade melengkung dari shank
kearah bawah dan juga kearah
samping
•Blade membentuk sudut 60º
terhadap shank
Setiap region memiliki nomer kuret
gracey yang berbeda
• #1 – 2 dan 3 – 4  anterior
• #5 – 6  anterior dan premolar
• #7 – 8 dan 9 – 10  posterior
(facial dan lingual)
• #11 – 12  posterior mesial
• #13 – 14  posterior distal
Kuret universal
• Satu kuret yang dirancang
untuk semua area dan
permukaan
• Kedua cutting edge; tepi luar
atau dalam dapat bekerja
• blade hanya melengkung
dari shank ke arah bawah,
bukan ke samping
• membentuk sudut 90º
terhadap shank
Pengaturan Posisi
1. Mengatur posisi pasien
a. Duduk atau berbaring sesuai lokasi daerah kerja, dengan rongga mulut
dekat dengan siku istirahat operator:
b. Rahang Atas : berbaring dengan dagu sedikit diangkat
c. Rahang Bawah : duduk dengan dagu diturunkan sampai mandibula sejajar
lantai untuk permukaan lingual posterior
2. Mengatur posisi operator
a. Duduk nyaman dengan posisi telapak kaki rata dilantai dan paha sejajar
lantai, menjaga punggung tetap lurus dan kepala tegak
b. Berdiri dengan nyaman dengan telapak kaki rata menapak di lantai, tetap
menjaga punggung tetap lurus dan kepala tegak
Pengaturan Penerangan, Pandangan
dan Retraksi
1. Penerangan
Langsung / tidak langsung menggunakan cahaya yang dipantulkan melalui kaca mulut
2. Pandangan
Langsung / tidak langsung menggunakan kaca mulut
3. Retraksi
• Jari telunjuk untuk meretraksi bibir atau pipi,
• kaca mulut untuk meretraksi pipi atau lidah tergantung lokasi daerah kerja

Isolasi dan Asepsis Daerah Kerja


4. Isolasi daerah kerja dengan cotton roll
5. Asepsis daerah kerja menggunakan tampon yang sudah ditetesi dengan
povidone iodine 10%
ANASTESI INFILTRASI
• Anastesi infiltrasi yaitu anastesi untuk daerah kerja yang tidak terlalu
luas, dimana bahan anastesi mengenai dari ujung saraf terminal
(daerah terbatas).
• Anastesi dilakukan di distal masing-masing gigi
• Anestesi local infiltrasi menggunakan Pehacain
(lidokain+epinefrin/adrealin, dengan perbandigan 1: 80.000)
sebanyak 0,5 cc. Karena pehacain mengandung lidokain HCl 2% dan
vasokontriktor sehingga meningkatkan lama kerja, memperkecil
penggunaan larutan anastesi lokal, meningkatkan kedalaman efek
anastesi lokal, meningkatkan efektivitas larutan anastesi lokal,
menurunkan konsentrasi puncak larutan anastesi di dalam darah
sehingga toksisitas obat berkurang
Teknik Anastesi Infiltrasi
1. Ambil 1 ampul pehacain, turunkan cairan anastesi ke dasar ampoule dengan
memutar ampoule (gerakan sentrifuge)
2. Ampoule dipatahkan pada bagian leher ampoule
3. Ambil syringe yang sebelumnya sudah dirapatkan jarumnya
4. Masukkan cairan anastetikum dengan cara miringkan ampoule  masukkan
jarum syringe dimana bevel jarum syring menempel pada dinding ampoule 
tarik syringe sehingga cairan anastetikum masuk ke dalam syringe
5. Memastikan tidak ada gelembung udara pada syringe dengan mengetok-ketok
dan mengeluarkan sedikit cairan anastesi
6. Asepsis daerah kerja dengan antiseptic menggunakan cotton pellet yang telah
diulasi povidone iodine
7. Insersikan bevel jarum syringe menghadapkan tulang pada mukobukal fold/
mukolabial fold/ lingual fold bagian distal setinggi apeks gigi dengan sudut 45°
sampai menyentuh tulang  fiksasi
8. Aspirasi, apabila tidak ada darah yg keluar  deponir sebanyak 0,5ml/cc
9. Jarum syringe dikeluarkan dari mukosa secara perlahan.
Setelah itu cek tanda-tanda reaksi dari obat anastesi
1. Menggunakan sonde, ditusuk pada daerah kerja
apakah pasien merasakan sakit/tidak
2. Cek apakah pasien sudah merasakan kebas pada
daerah kerja
3. Melihat warna gingiva apakah pucat/tidak
4. Cek kondisi pasien apakah wajahnya pucat/tidak
5. Pasien ada keluhan mual/pusing atau tidak
6. Pasien keluar keringat dingin atau tidak
7. Apakah didapatkan ruam pada wajah pasien atau tidak.
Scaling dan Root Planing
Scaling yaitu membersihkan plak dan kalkulus pada supragingiva dan
subgingiva yang menempel pada permukaan gigi.
• Adaptasi cutting edge ke apikal kalkulus menghadap ke permukaan
gigi  lower shank sejajar dengan sumbu gigi. Angulasi kuret 45
sampai < 90 derajat terhadap permukaaan gigi
Supragingiva : Tekanan sedang sampai kuat dari apikal kalkulus ke koronal
Subgingiva :Tekanan lateral sedang sampai kuat dengan gerakan horizontal
dari distal ke mesial
• Memastikan kehalusan permukaan gigi dengan menggunakan sonde half moon
Pada supra gingiva : secara vertical dari insisal/oklusal ke servikal gigi
Pada subgingiva : secara horizontal dari mesial ke distal
Scaling dan Root Planing
Root Planing yaitu membersihkan sementum nikrotik, dentin, dan
iritan lokal
• Adaptasi cutting edge menghadap ke sementum  lower shank
sejajar dengan sumbu gigi. Angulasi kuret 45 sampai < 90 derajat
terhadap sementum  Tekanan lateral ringan sampai sedang dengan
gerakan horizontal dari distal ke mesial  di cek permukaan
sementum sudah halus dan tidak ada hambatan (jaringan nekrotik
sudah bersih)
PROSEDUR KURETASE
Kuretase adalah mengerok (scraping) dinding lateral poket (lining
epithelium) dan dasar poket (Junctional Epithelium) dengan alat kuret
dan menahan bagian luar dinding poket dengan jari agar tidak
terkoyak
• Kuret bagian dinding lateral poket: Scraping (mengerok) gerakannya
horizontal, dari distal ke mesial dengan angulasi blade 90 derajat terhadap
poket, lower shank sejajar dengan sumbu gigi.
• Kuret bagian dasar poket (JE): scooping (menyendok) ditarik vertikal dari
apical poket ke arah koronal secara intermitten (berulang) dilakukan sampai
keluar darah segar, menandakan jaringan terinflamasi (granulasi) sudah
terangkat
Irigasi
Irigasi dengan menggunakan aquadest steril  keringkan permukaan
gingiva dengan menggunakan tampon steril, pada sulkus gingiva
dengan airspray.

Aplikasi Antibiotik Secara Lokal Ke Sulkus Gingiva


(Tetracyclin Gel)
Apikasikan tetracyclin gel (0,7% / 100mg) pada daerah yang dilakukan kuretase
menggunakan probe periodontal.
Tetracyclin merupakan antibiotik spektrum luas.
• Bersifat bakteriosid (membunuh bakteri yang tidak terjangkau saat kuretase)
• Antikolagenase (menghentikan aktivitas kolagenase)
• Antiinflamasi (mencegah inflamasi lebih dalam)
Aplikasi Periodontal Pack
• Mengambil pasta dengan rasio Base : katalis = 3:1
• Diletakkan di atas paper pad pada glass plate
kemudian diaduk dengan menggunakan spatula agate
dengan gerakan memutar dan melipat sampai
konsistensi dempul dan warnanya homogen, setelah 2-
3 menit pasta yang sudah diaduk sudah dapat
dibentuk dan ditempatkan diatas luka
• Agar tidak melekat ke tangan maka tangan bisa
dibasahi dengan air / Vaseline.
• Periodontal pack yang sudah diaduk dibentuk menjadi
batangan (digulung) sepanjang luka bedah yang akan
dibalut.
• Daerah luka dikeringkan terlebih dahulu, periodontal
pack ditempatkan pada daerah luka bedah dan ditekan
sepanjang gingiva dan interproximal.
• Pada permukaan vestibular penekanan dapat dilakukan dengan menekan bibir /
pipi / lidah pasien sehingga periodontal pack tidak melekat ke jari.
• Periodontal pack harus menutupi Sebagian gigi dan gingiva tetapi pack tidak
boleh melebihi 2/3 tinggi serviko-insisal (karena dapat mengganggu oklusi), tidak
boleh mencapai batas mukosa bergerak dan tidak bergerak dan tidak boleh
mengenai frenulum (karena akan selalu bergerak menyebabkan pack mudah
terlepas), pack ditekan ke interdental menggunakan excavator untuk
menambahkan retensi
• Cek oklusi untuk memastikan tidak ada yg mengganggu oklusi.
Pemeriksaan Tanda-tanda Vital Post Bedah
Dilakukan kembali pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi pasca
bedah untuk mengevalusai kondisi tubuh pasien
Penulisan Resep
R/ Amoxicilin tabs 500 mg No. XV
S 3 dd I
R/ Asam Mefenamat tabs 500 mg No. VII
S p.r.n. I
R/ Chloredexidine 0,12% 50 ml fls No. I
S 2 dd 1 5ml garg
INSTRUKSI POST BEDAH
• Memberikan informasi kepada pasien mengenai periodontal pack dan fungsinya 
Meminimalkan kemungkinan terjadinya infeksi mikroorganisme, memfasilitasi
penyembuhan dengan mencegah trauma permukaan selama pengunyakan,
melindungi dari rasa sakit yang disebabkan oleh karena kontak luka dengan
makanan atau dengan lidah selama pengunyahan
• Pasien diinstruksikan untuk tidak melepas pack sampai waktu kontrol
• Memberikan informasi pada pasien tentang hal yang dapat menyebabkan pack
terlepas : mengunyah di sisi pack, menyikat di sisi pack, makan dan minum panas,
makanan yang keras,tidak boleh menyentuh pack dengan tangan atau lidah
• Pasien diintruksikan untuk menggunakan obat kumur setelah menyikat gigi.
• Minum obat sesuai anjuran, terutama untuk antibiotik harus diminum sampai habis
meskipun keluhan sudah tidak ada (sesuai aturan pakai yaitu 3x1 sehari satu tablet).
• Tidak merokok : karena dapat Menurunkan aktifitas PMNs, IgG, limfosit T, limfosit B
sehingga terjadi gangguan sistem pertahanan tubuh (imun host menurun) dan
mudah terpapar oleh berbagai macam mikroorganisme sehingga mudah terjadi
infeksi,
INSTRUKSI POST BEDAH
• Apabila periodontal pack lepas, tidak berdarah, dan tidak sakit  pasien tidak boleh panik, luka
tidak boleh dipegang dengan tangan/lidah.  hubungi dokter gigi untuk di re dressing.
• Apabila berdarah  tekan dengan tampon selama 20 menit  bila tidak berhenti  hubungi
dokter gigi. (tidak boleh berkumur untuk menghentikan pendarahan).
• Apabila ada bengkak bisa berlangsung 1 - 2 hari (karena fase inflamasi berlangsung 24 – 48 jam)
dan akan mereda secara bertahap setelah 3 atau 4 hari. Untuk mengurangi bengkak, kompres
menggunakan air hangat (pada operative area). Jika semakin parah, hubungi dokter gigi.
 Intruksi pada pasien untuk menempelkan es ke wajah di atas area operasi. Mengisap es secara
berkala (24 jam pertama)  menjaga jaringan tetap dingin dan mengurangi peradangan dan
pembengkakan.
 Hindari buah jeruk dan jus buah, makanan berbumbu tinggi, dan minuman beralkohol  ini
akan menyebabkan rasa sakit.
 hindari aktivitas berlebihan dalam bentuk apa pun dan tidak boleh berjemur selama beberapa
hari setelah operasi.
 Pasien diberi informasi, terkadang darah dapat terlihat pada saliva selama 4 atau 5 jam pasca
operasi (normal)  berhenti dengan sendirinya
 Pasien mungkin mengalami perasaan lemah atau menggigil selama 24 jam pertama pasca operasi
• Kontrol 1 minggu kemudian  proses penyembuhan jaringan
Penyembuhan Kuretase
1. Setelah kuretase, gumpalan darah akan mengisi daerah poket.
2. Kemudian terjadi proliferasi dari jaringan granulasi dan penurunan jumlah
pembuluh darah kecil.
3. Restorasi dan epitelisasi sulkus terjadi dalam waktu 2-7 hari.
4. Restorasi Junctional Epithelium terjadi paling cepat 5 hari setelah prosedur.
5. Serat kolagen immature muncul dalam 21 hari
6. Serabut gingiva yang terputus dari permukaan gigi, dan robekan pada
epitel mulai mengalami penyembuhan.
7. Terbentuk Junctional Epithelium baru yang Panjang dan tipis, tanpa
perlekatan jaringan ikat baru. Pada beberapa kasus, pada epitel yang
Panjang ini diselingi dengan titik perlekatan baru jaringan ikat.
Komplikasi yang mungkin timbul selama minggu pertama pasca operasi
• Perdarahan terus menerus setelah operasi
Dressing dilepas, perdarahan dihentikan dengan menekan atau jika diperlukan area
tersebut dapat dilakukan anastesi dan dijahit kembali. Setelah perdarahan berhenti
maka area tersebut di dressing kembali.
• Sensifitas terhadap perkusi.
Inflamasi yang parah ke dalam ligamen periodontal dapat menyebabkan sensitivitas
terhadap perkusi. Pasien harus ditanya tentang perkembangan dari gejala yang ada,
dimana ketidaknyamanan yang berkurang secara bertahap merupakan pertanda baik.
Dressing harus dilepas dan area bedah diperiksa untuk lokalisasi daerah yang terinfeksi
atau teriritasi. Area tersebut harus diirigasi atau bisa dilakukan insisi untuk drainase
apabila terdapat eksudat pada daerah tersebut dan kalkulus harus dihilangkan.
Sensifitas terhadap perkusi juga bisa disebabkan karena dressing yang berlebihan
sehingga mengganggu oklusi. Memperbaiki dressing yang berlebih biasanya dapat
membantu perbaikan kondisi.
• Bengkak
Pada 2 hari pertama pasca operasi, beberapa pasien biasanya akan mengalami
pembengkakan dan tidak nyeri pada pipi di area pembedahan. Terjadi
pembesaran kelenjar limfe dan peningkatan. Area pembedahan biasanya
terbebas dari gejala. Jenis keterlibatan ini dihasilkan dari reaksi inflamasi lokal
terhadap prosedur pembedahan. Biasanya mereda pada hari keempat pasca
operasi tanpa perlu pelepasan dressing. Jika pembengkakan berlanjut dan
membesar atau berhubungan dengan adanya peningkatan nyeri, amoksisiln (500
mg) harus diminum setiap 8 jam selama 1 minggu. Pasien juga diinstruksikan
untuk mengompres air hangat di daerah tersebut
• Perasaan lemah
Kadang-kadang, pasien mengalami rasa lemah selama sekitar 24 jam setelah
operasi. Ini merupakan reaksi sistemik terhadap bakteremia yang disebabkan
oleh karena pembedahan. Reaksi ini dapat dicegah dengan premedikasi dengan
amoksisilin (500 mg) setiap 8 jam. Protokol ini harus dimulai 24 jam sebelum
prosedur berikutnya dan dilanjutkan selama 5 hari pasca operasi.
Penatalaksanaan Pasien Datang dengan Bengkak
Pasien datang dengan bengkak setelah 3-4 hari dapat dicurigai terjadinya infeksi
sekunder dan adanya abses periodontal. Pilihan Perawatan untuk Abses
Periodontal :
• Ekstraksi gigi dilakukan apabila kondisi sudah tidak memungkinkan dan
prognosis hopeless karena destruksi jaringan yang luas oleh karena abses.
• Antibiotik sistemik dapat dipakai sebagai terapi utama, atau terapi suportif
setelah drainase.
• Prosedur bedah disarankan pada abses yang dalam dan sulit dijangkau.
• Drainase dan debridement merupakan perawatan yang paling sering dilakukan
pada kasus abses periodontal. Drainase dapat dilakukan melalui insisi eksternal
atau melewati poket periodontal. Setelah prosedur drainase abses kemudian
dilakukan aplikasi antibiotik topical.
• Pasien diinstruksikan untuk kontrol dalam 24-48 jam untuk melihat kondisi
jaringan dan abses. Apabila inflamasi akut telah mereda  pasien
diinstruksikan untuk melanjutkan fase terapi berikutnya.
• Antibiotik yang efektif digunakan untuk penatalaksanaan abses periodontal
antara lain, Metronidazole 250mg 3 kali sehari, Azithromycin 500mg 1 kali
sehari, Amoxicillin + clavulanate 625mg 3 kali sehari. Durasi terapi suportif
antibiotik  dibatasi hanya 2-3 hari karena berkaitan dengan fase inflamasi
akut normal yang berlangsung selama 2-3 hari.
Pelepasan Alat Pelindung Diri
1. Cuci tangan 6 langkah menurut WHO
2. Melepas sarung tangan bagian luar
3. Cuci tangan 6 langkah menurut WHO
4. Melepas sepatu boots
5. Cuci tangan 6 langkah menurut WHO
6. Melepas baju APD (hazmat)
7. Cuci tangan 6 langkah menurut WHO
8. Melepas goggles/faceshield
9. Cuci tangan 6 langkah menurut WHO
10.Melepas penutup kepala / nurse cap
11.Cuci tangan 6 langkah menurut WHO
12.Melepas masker bedah
13.Cuci tangan 6 langkah menurut WHO
14.Melepas sarung tangan dalam
15.Cuci tangan 6 langkah menurut WHO
16.Pelepasan selesai
17.Cuci tangan 6 langkah menurut WHO
Kontrol Pasca Bedah
1. Pemeriksaan Subjektif
• Apakah keluhan atau tidak ?
• Apakah packnya lepas atau tidak ?
• Apabila packnya lepas, mulai kapan lepasnya ?
• Apakah setelah pack lepas ada perdarahan, sakit, bengkak ?
• Penyebab lepasnya pack karena apa ?
• Apakah pasien bisa menjaga OH dengan baik ?
2. Pemeriksaan Objektif
• Jika pasien tidak ada keluhan sakit, bengkak, perdarahan, dan periodontal pack
tidak lepas maka dapat dilakukan pelepasan periodontal pack dengan
menggunakan kuret  di sepanjang margin gingiva kemudian melakukan tekanan
lateral dengan ringan.
• Potongan pack yang terdapat didaerah interproksimal dan yang menempel
pada permukaan gigi dan gingiva dihilangkan dengan kuret. Sisa sisa dari pack
yang tertinggal diambil/dihilangkan menggunakan pinset dengan hati-hati.
• Irigasi dengan aquadest steril untuk menghilangkan debris.
• Pemeriksaan jaringan yang sudah dibedah: masih ada tanda inflamasi/tidak,
apakah ada infeksi sekunder, apakah ada sisa plak dan kalkulkus.
• Setelah pack dilepas pasien diinstruksikan untuk tidak menyikat gigi dengan kuat
(satu minggu pertama setelah pack dibuka). Pasien tetap diinstruksikan untuk
menjaga daerah pasca bedah sebersih mungkin yaitu degan cara menyikat gigi
dengan bulu yang halus/lembut secara hati-hati dan berkumur dengan obat
kumur chlorhexidine “dihabiskan” (akumulasi plak akan mengganggu
penyembuhan).
3. Repacking
Repacking dilakukan pada pasien dengan keadaan:
• Ambang nyeri rendah menyebabkan ketidaknyamanan pasien ketika
pack akan dibuang
• Permukaan akar menjadi sensitive setelah bedah
• Luka terbuka dimana jaringan mengalami nekrosis
Kontrol lagi 5-7 hari setelah repacking kemudian kembali melepaskan
pack, melihat kondisi jaringan dan penyembuhan.
Pasien diinstruksikan untuk kontrol periodik sesuai waktu yang
ditentukan.
Kuret Gracey
•Satu set kuret yang terdiri dari
banyak kuret yang dirancang untuk
area dan permukaan tertentu
•Hanya satu cutting edge ,outer
edge only (bekerja dengan tepi luar
saja)
•Blade melengkung dari shank
kearah bawah dan juga kearah
samping
•Blade membentuk sudut 60º
terhadap shank
Setiap region memiliki nomer kuret
gracey yang berbeda
• #1 – 2 dan 3 – 4  anterior
• #5 – 6  anterior dan premolar
• #7 – 8 dan 9 – 10  posterior
(facial dan lingual)
• #11 – 12  posterior mesial
• #13 – 14  posterior distal
Kuret universal
• Satu kuret yang dirancang
untuk semua area dan
permukaan
• Kedua cutting edge; tepi luar
atau dalam dapat bekerja
• blade hanya melengkung
dari shank ke arah bawah,
bukan ke samping
• membentuk sudut 90º
terhadap shank
Menyiapkan alat dan bahan
• Menyiapkan alat dasar diagnostik yang sudah disterilisasi: kacamulut 2, pinset
kedokteran gigi, sonde half moon, probe periodontal UNC 15
• Menyiapkan PMF, periodontal pack , surgical blade no. 11, 12D, 15, 15C,
kirkland knife, orban knife
 #15 : untuk melakukan pembedahan di
area mukogingiva dan area lain di rongga
mulut (general purpose)
 # 12D : blade berbentuk paruh dengan tepi
tajam di kedua sisi yang memungkinkan
untuk memasuki area sempit dan terbatas
dengan gerakan mendorong dan menarik.
 #15c :versi lebih kecil dari pisau # 15,
berguna untuk membuat insisi awal tipe
scalloping. Desain ramping dari blade ini
memungkinkan untuk insisi ke bagian
interdental yang sempit.
 #11 : untuk membuat insisi kecil (seperti untuk mengeluarkan pus dari
abses dan penempatan drain)
 Kirkland knife : insisi bagian fasial dan lingual/palatal dan beberapa bagian
distal dari gigi terakhir dalam lengkung rahang.
 Orban knife: insisi interdental

Anda mungkin juga menyukai