Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KOMUNIKASI INTERPROFESSIONAL

KELOMPOK TUTORIAL 11

Dosen Pembimbing :

drg. Kiswaluyo, M.Kes

Anggota Kelompok :

1. Astrid Ganadya N.I (161610101101)


2. Pintan Qorina D. (161610101102)
3. Rizky Kurniawan (161610101103)
4. Paramadiva Zefina P. (161610101104)
5. Ajeng N.A (161610101105)
6. Aisya Nurrachma (161610101106)
7. Dhilan Purna Aji (161610101107)
8. Syeifira Salsabila (161610101108)
9. M. Bintang Menara (161610101109)
10. Marisa Icha A (161610101110)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN AJARAN 2019
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia adalah makhluk sosial dimana makhluk yang selalu
membutuhkan sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu
tidak dapat dihindari bahwa manusia harus selalu melakukan komunikasi
dengan manusia lainnya. Hubungan manusia dengan manusia lainnya, atau
hubungan manusia dengan kelompok, atau hubungan kelompok dengan
kelompok inilah yang disebut sebagai interàksi sosial.
Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan
yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.
Sebab tanpa adanya komunikasi tidak mungkin masyarakat itu terbentuk,
sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat
mengembangkan komunikasi.
Komunikasi adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan
dari seseorang yang dibagi kepada orang lain. Berkomunikasi berarti
membantu menyampaikan pesan untuk kemudian diketahui dan dipahami
bersama. Pesan dalam komunikasi digunakan dalam memilih dan
pengambilan keputusan. Komunikasi bersifat fundamental dalam
kehidupan sehari-hari karena kita tidak dapat hidup tanpa berkomunikasi.
Berkomunikasi berarti menyampaikan suatu pesan dari sumber pesan
(komunikator) kepada satu atau lebih penerima pesan (khalayak) dengan
menggunakan seperangkat aturan atau cara tertentu. Pada tingkat yang
paling sederhana, komunikasi memerlukan unsur pengirim pesan, pesan,
penerima, dan media komunikasi.
Komunikasi melibatkan hubungan antar manusia dan
mengharuskan memiliki peserta komunikasi dan persamaan pemahaman.
Persamaan bahasa dan gerak tubuh adalah sarana utama yang orang
mempengaruhi orang lain. Dalam komunikasi antarpribadi proses
komunikasi yang berlangsung secara dinamis dan transaksional demikian
hal komunikasi massa diperlukan untuk menyampaikan pesan kepada
publik yang lebih luas untuk mencapai khalayak luas.
Komunikasi kesehatan secara umum didefinisikan sebagai segala
aspek dari komunikasi antarmanusia yang berhubungan dengan kesehatan.
Komunikasi kesehatan secara khsusus didefinisikan sebagai semua jenis
komunikasi manusia yang isinya pesannya berkaitan dengan kesehatan.
Definisi ini menjelakan bahwa komunikasi kesehatan dibatasi pada pesan
yang dikirim atau diterima, yaitu ragam pesan berkaitan dengan dunia
kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi.
Komunikasi dalam kolaborasi interprofesional merupakan
merupakan strategi untuk mencapai kualitas hasil yang dinginkan secara
efektif dan efisien dalam pelayanan kesehatan. Komunikasi dalam
kolaborasi merupakan unsur penting untuk meningkatkan kualitas
perawatan dan keselamatan pasien. Kemampuan untuk bekerja dengan
profesional dari disiplin lain untuk memberikan kolaboratif, patient
centred care dianggap sebagai elemen penting dari praktek profesional
yang membutuhkan spesifik perangkat kompetensi.

1.2 Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Definisi komunikasi interprofesional.
2. Tujuan komunikasi interprofesional.
3. Jenis dan bentuk komunikasi interprofessional
4. Prinsip – prinsip komunikasi interprofesional.
5. Faktor pendukung dan penghambat komunikasi interprofessional.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Komunikasi Interprofessional

Komunikasi Interprofessional dapat diartikan sebagai suatu proses


perencanaan, pelaksanaan, dan mengevaluasi program komunikasi yang
ditujukan untuk penyedialayanan kesehatan. Pengertian lain mengenai
komunikasi interprofessional yaitu komunikasi yang terjadi antar banyak
(multidisplin) ilmu mengenai praktik keprofesian yang saling bersatu
untuk meningkatkankerjasama dan pelayanan kesehatan.Selain itu,
komunikasi interprofessional merupakan bentuk interaksi untuk bertukar
pikiran, opini dan informasi yang melibatkan duaprofesi atau lebih dalam
upaya untuk menjalin kolaborasi interprofesi.

2.2 Tujuan Komunikasi Interprofesional

Komunikasi interprofessional pada pelayanan kesehatan dilakukan


oleh tenaga medis seperti: dokter, perawat, ahli gizi, apoteker, dokter
spesialis. Adanya komunikasi interprofessional ialah bertujuan untuk, 1)
mewujudkan kesehatan pasien yang lebih baik, 2) bertukar informasi dan
alat medis agar lebih efektif untuk memajukan praktek medis, 3) serta
mengadvokasi untuk penerapan standar barupelayanan perawatan
kesehatan. Dengan adanya tujuan tersebut diharapkan semua tenaga medis
dapat memberikan pelayanan kesehatan dengan sebaik-baiknya tanpa
adanya kesalahan komunikasi antar tenaga medis.

2.3 Jenis dan Bentuk Komunikasi Interprofessional

Komunikasi interprofessional dapat terjadi dalam berbagai jenis


komunikasi dalam suatu organisasi pelayanan kesehatan. Jenis komunikasi
tersebut dapar berupa :
1. Komunikasi antara manajer fasilitas kesehatan dengan petugas kesehatan,
2. Komunikasi antara dokter dengan perawat/bidan,
3. Komunikasi antara dokter dengan dokter, misalnya komunikasi antara
dokter spesialis dengan dokter ruangan atau antar dokter spesialis yang
merawat pasien,
4. Komunikasi antara dokter/ bidan/ perawatdengan petugas apotek,
5. Komunikasi antara dokter/ bidan/perawat dengan petugasa dministrasi/
keuangan,
6. Komunikasi antara dokter/ bidan / perawat dengan petugas pemeriksaan
penunjang

Selain jenis komunikasi diatas, komunikasi interprofessional


memiliki bentuk komunikasi yang terjadi ketika komunikasi berlangsung.
Bentuk komunikasi interprofessional dapat berupa komunikasi verbal dan
komunikasi nonverbal. Contoh komunikasi non-verbal dalam komunikasi
interprofessional dapat berupa rekam medik pasien, resep untuk pasien,
dll. Rekam medik pasien menjadi sumber informasi untuk tenaga medis
yang akan menjadi petugas pelayanan perawatan dikemudian hari. Rekam
medis pun menjadi dasar komunikasi antar tenaga medis dalam
memberikan pelayanan kesehatan. Sehingga mereka dapat melihat rekam
medik terlebih dahulu dan saling memberikan informasi. Selain itu, resep
pun menjadi bentuk komunikasi yang diberikan dokter untuk pasien
mengambil obat di apotek.

2.4 Prinsip-prinsip Komunikasi Interprofessional

Komunikasi perlu memperhatikan prinsip-prinsip yang dapat


mendukung komunikasi dalam tim.

1. Setiap individu dalam tim memiliki hak untuk mengemukakan dan


menjelaskan pendapatnya atau pandangan mereka untuk melakukan
sesuatu tindakan.
2. Pesan yang diberikan, dalam bentuk lisan maupun tulisan, harus
dinyatakan dengan menggunakan bahasa serta ungkapan yang jelas dan
mudah dimengerti oleh semua individu dalam tim tersebut.
3. Setiap individu dalam tim menghindari perselisihan dan pertentangan
sesamaindividu dalam tim agar komunikasi atau hubungan yang terjalin
lebih baik.

2.5 Faktor Pendukung dan Penghambat Komunikasi Interprofessional

Komunikasi yang efektif perlu didukung oleh faktor-faktor yang dapat


meningkatkan keefektifan dalam berkomunikasi. Menurut Potter & Perry (2005)
keefektifan komunikasi dapat didukung dengan faktor-faktor berikut:

a. Persepsi, dalam berkomunikasi antar profesi perlu berusaha


menyetarakan persepsi agar tidak menimbulkan masalah dala
berkomunikasi
b. Lingkungan yang nyaman untuk berkomunikasi, hindari lingkungan
yang dapat menggangu proses komunikasi menjadi terhambat.
c. Pengetahuan, tingkatan pengetahuan yang berbeda. Hal ini dapat
menimbulkan penyampaian pesan yang tidak jelas serta dapat
menimbulkan negative feedback.

Selain adanya faktor pendukung, tentunya akan ada faktor penghambat


dalam komunikasi interprofessional. Hambatan tersebut dapat berupa kurangnya
kejelasan atau kesepakatan mengenai tujuan dan prioritas, konflik interpersonal,
kepemimpinan yang kurang efektif, persaingan prioritas, perbedaan konseptual,
dan enggan untuk menerima anggota lain. Hambatan tersebut dapat menimbulkan
masalah dalam komunikasi interprofessional. Masalah yang sering muncul ialah
kesalahan membaca tulisan petugas lain. Atau dapat memiliki persepsi yang
berbeda dari tulisan tersebut. Penulisan yang tidak jelas tersebut dapat
menimbulkan suasana kerja menjadi terganggu dan munculnya perasaan kesal.
Masalah lain yang timbul dapat terjadi pada proses pemberian pelayanan
kesehatan bagi pasien yang sedang rawat inap atau rawat jalan.
Masalah yang terjadi dalam komunikasi interprofessional bisa terjadi antar
profesi atau sesama profesi. Contohnya, perawat A telah menyelesaikan tugas
shiftnya dan akan segera pulang, sehingga ia terburu-buru memberikan rekam
medik pasien C ke perawat B tanpa adanya informasi lebih lanjut. Sehingga
perawat B merasa bingung untuk melanjutkan shiftnya karena kurangnya
informasi yang jelas mengenai pasien C. Contoh lain, ketika dokter memberikan
resep untuk pasien kepada apoteker, namun karena apoteker tidak terlalu jelas
membaca tulisan dokter ia pun mengganti obat tersebut yang hampir sama dengan
yang tertulis di resep. Hal tersebut dapat merugikan pasien jika obat tersebut tidak
cocok dengan pasien tersebut. Untuk sangat penting untuk menjalin komunikasi
yang baik antar profesi atau sesama profesi agar semua pihak tidak ada yang
merasa dirugikan.
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari makalah yang telah disusun dapat disimpulkan bahwa komunikasi


sebenarnya harus dilakukan secara individu ataupun berkelompok. Komunikasi
dalam bidang kesehatan tentunya dapat berjalan di berbagai cakupan, seperti
dalam komunikasi kelompok, interprofessional, publik, dan massa.
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung antara 2
orang dan umumnya bersifat dialogis atau 2 arah. Komunikasi kelompok
dilakukan sekitar 7-10 orang untuk bertukar pikiran dan menyampaikan informasi
demi tercapainya suatu kesimpulan. Komunikasi publik seperti pada simposium
bertujuan untuk mempengaruhi dan mengajar audiens tentang suatu informasi.
Sementara komunikasi massa bertujuan untuk menyampaikan informasi secara
meluas agar diketahui oleh semua orang.
Berkomunikasi dengan pasien tentu melibatkan seluruh tenaga kesehatan
baik dokter, dokter gigi, perawat, apoteker, sampai ahli kesehatan.Untuk itu
dengan cara berkomunikasi baik diharapkan informasi dari pihak terkait dapat
tersampaikan ke telinga klien dalam situasi dan kondisi apapun.

3.2 Saran

Kita sebagai mahasiswa yang nantinya akan menjadi tenaga kesehatan


harus mengembangkan pengetahuan kita, lebih peka terhadap orang lain saat
berkomunikasi dan praktik dalam kehidupan sehari-hari sehingga saat kita berada
di lapangan kita dapat menyelesaikan masalah dengan baik dan profesional
sebagai seorang tenaga kesehatan yang cakap sesuaiporsi bidangnya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Basuki, Endang. 2008. Komunikasi antar Petugas Kesehatan. Majalah


Kedokteran Indonesia. 58(9).
2. Rokhmah, A dan Anggorowati. 2017. Komunikasi Efektif Dalam Praktek
Kolaborasi Interprofesi Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas
Pelayanan. Journal of Health Studies. 1(1) : 65-71.
3. Rensa., Kristina, Lisum., Pasaribu, Jesika., Indiyah, Sri. 2017. Efektivitas
Modul Komunikasi Interprofesional Pada Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Dan Keperawatan. Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia.
6(3): 163-170.

Anda mungkin juga menyukai