Anda di halaman 1dari 22

MODUL BADAH MULUT

TELAAH KASUS BEDAH MINOR


ODONTEKTOMI GIGI 38

Oleh : Ummu Hanifah Amri


Pembimbing : drg. Dedi Sumantri, MDSc

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS ANDALAS


2019
Biodata Pasien :
• Nama :Vina Mayangsari
• Umur : 23 Tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Alamat : Jl. Lubuk Bayu Timur No. 2A
• No.Rekam Medik : 009954
ANAMNESIS
Chief Complain (CC)
Pasien datang dengan keluhan ingin mencabut gigi geraham belakang (bungsu) rahang
bawah sebelah kiri.

Present Illnes (PI)


Pasien mulai merasakan gigi tersebut tumbuh kurang lebih 2-3 tahun yang lalu,
pada saat gigi tersebut tumbuh pasien mengeluhkan adanya rasa sakit pada
area sekitar gigi dan mengalami kesulitan saat membuka mulut. Saat ini, pasien
tidak merasakan sakit, tetapi merasa kesulitan untuk membersihkan 2 gigi
dibagian belakang bawah karena posisi gigi yang miring sehingga banyak sisa-
sisa makanan bertumpuk diantara gigi belakangnya.
CONT..
Past Dental History (PDH)
Pasien pertama kali ke RSGMP Unand sekitar 2 tahun yang lalu untuk melakukan penambalan gigi
geraham bawahnya. Sekitar 2 minggu yang lalu baru saja dibersihkan karang giginya. Pasien menyikat gigi
2x sehari (pagi dan sebelum tidur) dengan teknik menyikat kombinasi. Pasien tidak memiliki kebiasaan
buruk

Past Medical History (PMH)


Pasien tidak pernah dirawat dirumah sakit dan tidak memiliki riwayat penyakit sistemik
maupun alergi

Family History (FH)


Ayah : tidak dicurigai memiliki riwayat penyakit sistemik
Ibu : hipertensi
CONT..
Social History (SH)
Pasien adalah seorang mahasiswa jurusan design di kota padang, saat ini pasien sedang
menunggu waktu wisuda. Pasien tinggal di kontrakan bersama saudara kembar. Pasien memiliki
waktu tidur cukup ± 7 jam. Pasien mengkonsumsi sayur dan buah yang cukup, jarang olahraga ,
tidak ada riwayat konsumsi alkohol, merokok dan narkoba.
PEMERIKSAAN OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Ekstra Oral


• Profil : Cembung
• Kelenjar Limfe
Submandibula : kiri : tidak teraba, tidak sakit
kanan : tidak teraba, tidak sakit
• TMJ : normal
• Pola pembukaan mulut: normal
2. Pemeriksaan Intra Oral
• Sondasi (+)
• Perkusi (-)
• Mobiliti (-)
• Termal (+)
• Palpasi (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Gigi 38 karies superfisial di oklusal gigi dengan sondasi (+), thermal (+), perkusi (-), palpasi (-),
mobility (-) Gigi 38 erupsi miring ke arah mesial dengan cups tertinggi (distal) sedikit di atas
oklusal gigi 37, serta jarak distal gigi 37 dengan anterior border dari ramus mandibularis lebih
besar dari pada mesiodistal gigi 38 sehingga pencabutan tidak membutuhkan pembuangan
tulang dari regio ramus mandibula.
DIAGNOSA :
Impaksi vertikal kelas I A gigi 38

RENCANA PERAWATAN :
odontektomi gigi 38

PROGNOSA
baik, dikarenakan kondisi umum pasien baik,
pasien kooperatif, dan tidak dicurigai memiliki
riwayat penyakit sistemik.
ALAT DAN BAHAN
ALAT BAHAN
Diagnostic set Povidone iodine
Spuit 3cc dan 1cc Pehacain
Scalpel Tampon
Rasparotorium Kasa
High speed handpiece Blade
Bur tulang Needle
Bein Silk
Tang ekstraksi molar 3 RB Larutan Saline
Kuret periapikal Adrenaline
Needle holder Spongostan
Pinset jaringan Masker
Gunting jaringan Handscoon steril
Low speed handpiece
Bone file
Knable Tang
Artery Clamp
1. Persiapan alat dan bahan
2. Persiapan pasien yaitu berupa pemeriksaan terhadap keadaan umum pasien yang meliputi vital
signs (pemeriksaan tekanan darah, suhu badan, denyut nadi, dan frekuensi pernafasan pasien) serta
observasi keadaan fisik pasien secara umum (apakah pasien terlihat pucat, kelelahan, dsb),
kemudian pengisian informed consent oleh pasien.
3. Persiapan operator dan asisten melakukan scrubbing up beserta pemasangan APD.
4. Desinfeksi daerah Ekstra Oral dan Intra Oral dengan povidon iodine secara satu arah.
5. Persiapan bahan anastesi

 Ketuk ampul bagian atas sampai semua cairan turun dibawah leher ampul

 Tempatkan bantalan kasa kering pada leher ampul

 Patahkan leher ampul dengan arah menjauhi badan

 Aspirasikan cairan anastetikum kedalam spuit

 Setelah semua anastetikum diaspirasi, jika terdapat gelembung udara, ketuk sisi spuit untuk membuat
gelembung udara naik ke arah jarum dan keluarkan udara yang ada di dalam spuit
6. Lakukan anastesi

 Blok mandibula

 Strelisasi daerah yang akan dianastesi

 Telusuri dengan jari telunjuk daerah bukal gigi molar menuju ke bagian posterior hingga terasa tonjolan linea oblique
eksterna, geser jari telunjuk kearah media hingga teraba tonjolan linea oblique interna.

 Tepat dibagian tengah kuku sebagai tempat insersi jarum

 Masukkan jarum dengan bevel menghadap tulang dari arah kontra lateral gigi P ke tempat bagian tengah ujung kuku
hingga dirasakan ujung jarum menyentuh tulang

 Arahkan jarum sejajar dataran oklusal gigi, kemudian masukkan jarum sebanyak 1-1,5 cm

 Lakukan aspirasi kemudian deponeer perlahan sebanyak 1 ml untuk menganastesi n.alveolaris inferior mandibula

 Tarik setengah jarum ,kemudian aspirasi dan deponeer perlahan-lahan sebanyak 0,5 ml untuk nervus lingualis

 Cabut jarum , kemudian massage daerah bekas masuknya jarum


 Infiltasi bukal

 Tarik –tarik mukosa bukal untuk melihat daerah mukosa bergerak dan tidak bergerak

 Insersikan jarum didaerah forniks sedalam 0,5 mm atau seujung bevel dengan bevel menghadap ke
tulang

 Lakukan aspirasi, jika tidak terkena pembuluh darah lakukan deponeering sebanyak 0,5ml untuk
menganastesi nervus bukalis

 Tarik jarum dan lakukan pijat mukosa untuk mempercepat difuse anastetikum

 Tunggu beberapa saat dan cek dengan sonde apakah anastetikum telah bekerja
7. Insisi

 Setelah dilakukan anastesi dan efek dari bahan anastesi tersebut bekerja , baru lakukan tindakan
selanjutnya

 Perhatikan posisi operator, untuk gigi posterior RB kiri pasien operator berada di sisi kanan pasien

 Insisi tajam sampai tulang mandibula dengan pola triangular bukal ekstensi menggunakan blade no. 15,
pembukaan flap (full thickness flap) daerah insisi dengan raspatorium sehingga lapangan pandang cukup
dan akses terhadap gigi impaksi lebih jelas,
8. Pengurangan tulang dan pencabutan gigi

 Pembebasan jaringan tulang mandibula yang menutupi gigi impaksi untuk mendapatkan akses dan
membebaskan retensi di daerah bukal dan distal dengan menggunakan bur tulang sambil dilakukan
irigasi dengan larutan saline. Jika diperlukan bisa dilakukan separasi gigi, agar memudahkan proses
pengeluaran gigi.

 Lepaskan perlekatan gingiva dari gigi menggunakan rasparatorium

 Longgarkan gigi dari soketnya menggunakan bein dengan gerakan mengungkit di bagian bukal sebelah
mesial dan distal, hingga gigi terasa longgar
 Lakukan pencabutan dengan menggunakan tang ekstraksi dengan gerakan luksasi ke bukal dan
lingual

 Setelah gigi tercabut, lakukan massage pada soket gigi

 Debridement of Wound and Wound Closure. Setelah gigi diangkat, dilakukan pembersihan
wound (soket) dari semua debris yang mungkin ada pecahan tulang dan lainnya. Pembersihan
dengan irigasi larutan saline dan pembersihan mekanis dengan kuret periapikal. Tulang hasil
kuretase harus halus dan pinggirannya tidak tajam.

 Periksa tulang yang tajam, potong tulang yang tajam menggunakan knabel tang dan haluskan
tulang dengan bone file.
 Lakukan spooling pada daerah bekas pencabutan dengan larutan povidone iodine

 Lakukan penjahitan daerah operasi dengan jahitan interupted menggunakan silk.

 Pasien diinstruksikan untuk menggigit tampon yang telah diolesi povidone iodine selama ±30 menit

 Pasien diberi instruksi pasca bedah dan kontrol seminggu setelah odontectomy, jika tidak ada masalah
jahitan dapat dibuka.
Medikasi
a.Antibiotik c. Antiposmodik atau muscle relaxant
R/ Tab Ciprofloxacin 500 mg No. X
R/ Tab Epirisone Hydrochoride 50 mg No. XV
s.b.d.d. tab I ac
s.t.d.d tab I p.c
atau
d. Obat Kumur
R/ Tab Lincomycin 500 mg No. XV R/ Garg Chlorhexidine gluconate 0,2% 150ml fls No. I
s.t.d.d. tab I ac s.b.d.d cup I garg
b.Analgetik dan anti inflamasi e. Vitamin
R/ Tab Asam Mefenamat 500 mg No. X R/ Cap Caviplex No. X
s.p.r.n. tab I p.c s.1.d.d cap I a.c
atau atau
R/ Tab Cataflam 50 mg No. X R/ Cap Becom C No. X
s.p.r.n. tab I p.c s.1.d.d cap I a.c

atau f. Bila terjadi perdarahan

R/ Tab Analsik 500mg No. X R/ Tab Asam Traneksamat 500 mg No. IX


s.p.r.n tab I max tdd p.c
s.t.d.d tab I p.c
I n s truk si p as ie n p a s ca b ed a h
a. Penjelasan kepada pasien kondisi yang biasa terjadi pasca bedah
- Rasa sakit dan tidak nyaman
- Perdarahan
Perdarahan ringan biasanya terjadi 24 jam pertama. Perdarahan tersebut dapat
dikontrol dengan menggunakan penekanan, yaitu dengan menggigit kasa atau
tampon terutama 30 menit pertama pasca bedah.
- Pembengkakan
Pembengkakan mencapai puncaknya ± 24 jam pertama. Ini sering bertahan
sampai 1 minggu. Cara terbaik untuk mengatasi pembengkakan adalah dengan
kompres dingin pada daerah wajah di dekat daerah gigi yang di cabut.
b. Tindakan yang sebaiknya dilakukan
- Gunakan obat sesuai yang dianjurkan dalam resep
- Tempatkan kasa di atas daerah pencabutan bukan di dalam soketnya
- Lakukan pengompresan es pada wajah untuk mengurangi pembengkakan.
Pengompresan dilakukan dengan selang 30 menit yaitu 30 menit kompres, 30
menit dilepas.
I n s truk si p as ie n p a s ca b ed a h

- Tidur dengan kepala agak dinaikkan yaitu dengan diganjal dengan satu atau dua bantal tambahan. Ini
dapat mengurangi/mengontrol pembengkakan.
- Lakukan sikat gigi seperti biasa. Gunakan obat kumur selama 24 jam pertama
- Istirahat dan makan yang cukup. Waktu penyembuhan akan lebih cepat apabila cukup istirahat.
c. Tindakan yang harus dihindari
- Hindari makanan yang keras atau kasar yang dapat melukai daerah operasi
- Jangan merokok dan menghisap-hisap daerah bekas pencabutan gigi
- Jangan meludah terlalu sering
- Hindari daerah bekas operasi dari ransangan panas
- Jangan menggunakan daerah bekas pencabutan untuk mengunyah

d. Instruksikan pasien untuk kontrol dan buka jahitan satu minggu kemudian
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai