Anda di halaman 1dari 5

PULPEKTOMI PADA ANAK

Nama : Felix Calvin Emanuel Waruwu


BP : 1210342009
Pembimbing : drg. Deli Mona, Sp. KG

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ANDALAS
2017
A. Data Perorangan
Nama : Ineke Putri Kayhard
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 7 th
Alamat : Jati V Kec. Padang Timur Kota Padang
Elemen gigi :

B. Pemeriksaan subjektif

1. Chief Complaint :
Pasien mengeluhkan gigi bawah kiri berlubang dan sering sakit
2. Present Illness :
Gigi sudah berlubang sejak 1 tahun yang lalu, makin lama makin dalam dan

hitam. Terasa sakit berdenyut ketika makan, kadang-kadang sakit secara tiba-tiba.

Tidak pernah di obati sebelumnya


3. Past Dental History :
Pasien pernah ke dokter gigi untuk menambal gigi dan membersihkan karang gigi.
4. Past Medical History :
Tidak ada kelainan sistemik
5. Family History :
Tidak ada ditemukan kelainan
6. Social history :
Pasien adalah seorang mahasiswa unand
C. Pemeriksaan Objektif
1. Tes dingin (+) sakit, palpasi (-), perkusi (-), tekan (-), sondasi (+) sakit, pada gigi

D. Pemeriksaan Radiografis
Pada gigi 36 tidak terdapat gambaran radiolusen yang menunjukkan adanya kelainan

di sekitar gigi.

E. Diagnosis
Pulpitis irreversible
F. Rencana Perawatan
 Pulpektomi devital
 Restorasi inlay komposit

G. Tata Laksana Kasus

Kunjungan I :
1. Pemeriksaan subyektif, obyektif, foto intra oral, radiografi, diagnosis, penentuan
rencana perawatan.
2. Penandatanganan informed consent.
3. Foto rontgen digunakan untuk melihat kondisi gigi dan menghitung panjang kerja.

Panjang gigi sebenarnya : pjg gigi pada RO foto X panjang mahkota klinis
Pnjg mahkota pada RO foto

Panjang gigi : mesial : mm


Distal : mm
Panjang kerja = panjang gigi – 1mm

4. Aplikasikan bahan devitec ke dalam kavitas


Control setelah 5-7 hari

Kunjungan II :
A. Preparasi kamar pulpa
 Outline form, akses preparasi dari oklusal dengan menggunakan bur bulat.
 Buang semua jaringan karies dan email yang tidak didukung oleh dentin.
 Membuka kamar pulpa dan atap kamar pulpa dengan menggunakan bur bulat.
 Menghaluskan dinding kavitas bur silindris.
 Membuang isi kamar pulpa dengan ekskavator.
 Mencari orifis dengan jarum miller (smooth broach).
 Semua tahap preparasi kamar pulpa akan mempengaruhi preparasi pada saluran
akar. Irigasi sesering mungkin dengan NaOCl 0,5% dan H2O2 2% secara
bergantian. Setiap irigasi harus diakhiri dengan larutan NaOCl 0,5%. Irigasi
dengan menggunakan spuit untuk irigasi secara perlahan.
 Preparasi kamar pulpa selesai.

B. Preparasi saluran akar dengan teknik crown down.


 Perkirakan panjang kerja dari rontgen foto dan dikurangi 1 mm
 Gunakan file #10 dan #15 untuk untuk mengetahui arah dan keadaan saluran
akar.
 Gunakan jarum ekstirpasi untuk mengeluarkan isi pulpa dari kamar dan saluran
akar. Jarum ekstirpasi diputar>360 derajat supaya pulpa melilit dan kemudian
ditarik keluar.
 Irigasi sesering mungkin setiap pergantian alat dengan NaOCl 0,5% dan H2O2
2% secara bergantian. Setiap irigasi harus diakhiri dengan larutan NaOCl 0,5%.
Irigasi dengan menggunakan spuit untuk irigasi secara perlahan. Jangan
menyemprotkan larutan irigasi melewati apeks. Jangan menyemprotkan udara
kedalam kavitas karena dapat mendorong debris ke apeks.
 Keringkan saluran akar menggunakan paper point.
 Setelah di dapat panjang kerja yang sesuai, preparasi 2/3 koronal dari panjang
kerja yang telah ditentukan dengan menggunakan SX dilumasi EDTA. Preparasi
dilakukan dengan cara memutar dan menyikat (brushing) pada dinding saluran
akar untuk memperlebar saluran akar
 Pastikan ukuran panjang kerja dengan menggunakan file (#10 atau #15).
 Preparasi dilanjutkan bagian apikal dengan menggunakan S1, S2 dilumasi EDTA
sesuai panjang kerja yang telah ditentukan semula masuk kedalam saluran akar
dengan gerakan ¼ sampai ½ putaran searah jarum jam dan diputar balik
berlawanan arah jarum jam dan gerakan menyikat ke arah dinding saluran akar.
Gerakan ini dilakukan berulang kali sampai rubbet stop mencapai titik referensi,
dilanjutkan dengan hand files S2, dengan cara yang sama.
 Preparasi apikal tahap finishing menggunakan hand files F1, F2, F3 yang
dilumasi EDTA, tergantung dari alat terakhir yang tidak dapat diputar dalam
saluran akar.
 Rekapitulasi dengan Kfile setelah penggantian instrument untuk mempertahankan
panjang kerja.
 Irigasi sesering mungkin setiap pergantian alat dengan NaOCl 0,5% dan H2O2 2%
secara bergantian. Setiap irigasi harus diakhiri dengan larutan NaOCl 0,5%.
Irigasi secara perlahan dengan menggunakan spuit yang dibengkokkan. Jangan
menyemprotkan larutan irigasi melewati apeks. Jangan menyemprotkan udara
kedalam kavitas karena dapat mendorong debris ke apeks.
 Keringkan saluran akar dengan paper point. Ulangi sampai saluran akar kering,
dan terakhir gunakan paper point yang ukurannya kecil untuk mencapai daerah
apeks.
 Aplikasi ChKM pada saluran akar ( lakukan rotasi obat ChKM – TKF diakhiri
dengan ChKM setiap 1x seminggu sampai perkusi negatif dan bisa dilakukan
obturasi).
 Tutup dengan cotton pellet dan tambalan sementara.

Kunjungan III :

a. Lakukan trial pengisian bahan pengisi saluran akar / gutta percha menggunakan hand
files ukuran terakhir masuk. Masukkan kedalam saluran akar sampai + 1 mm
mendekati foramen apikal dan beri tanda.
b. Setelah dilakukan trial, lihat apakah terjadi over filling atau under filling. Jika sudah
baik, obturasi dapat dilanjutkan.
c. Buka tambalan sementara dan cotton pellet dikeluarkan, irigasi dengan NaOCl 0,5%
dan H2O2 2% secara bergantian. Setiap irigasi harus diakhiri dengan larutan NaOCl
0,5%, keringkan dengan paper point.
d. Pengisian saluran akar teknik Single Cone, menggunakan sealer endomethason
dicampur dengan eugenol konsistensi seperti pasta. Lakukan pengisian saluran akar
dengan gutta percha yang sesuai hand files yang terakhir masuk
e. Aplikasikan sealer ke dalam saluran akar menggunakan lentulo, kemudian gutta
percha dimasukkan ke dalam saluran akar secara perlahan sesuai dengan panjang
kerja.
f. Kelebihan gutta percha dipotong sampai orifis kemudian dilakukan penekanan ke
arah apikal menggunakan plugger.
g. Kavitas dibersihkan dari sisa-sisa sealer dan gutta percha, kemudian aplikasikan
tambalan sementara
h. Lakukan rontgen foto untuk melihat kehermetisan obturasi dan tingkat keberhasilan
pengisian.
i. Jika dari hasil rontgen foto obturasi sudah hermetis lalu tanyakan apakah ada keluhan
pasien dan lakukan tes perkusi, tekan, dan palpasi.
j. Jika semua pemeriksaan tidak menunjukkan keadaan patologis dapat dilakukan
restorasi permanen.

Kunjungan IV :
1. Kontrol restorasi akhir.

Anda mungkin juga menyukai