Anda di halaman 1dari 8

Penatalaksanaan Dry Socket

1. Lakukan anastesi lokal pada regio yang mengalami dry socket


2. Cek keberhasilan anastesi
3. Setelah anastesi bekerja, ambil kuret dan kaca mulut, lakukan kuretase pada soket yang
dikeluhkan tersebut, letakkan bekas kuretnya di nierbeken. Kemudian dilakukan irigasi
dengan NaCl 0,9 %.
4. Masukkan alvogyl ke dalam soket (alvogyl ini pasta iodoform atau boleh pakai kassa
lembab ZnOE).
5. KIE ke pasien :
- Instruksikan pasien untuk menjaga kesehatan dan kebersihan rongga mulut
- Hindari makan dan minum panas
- Hentikan merokok sementara waktu
- Kontrol 2 hari untuk mengganti alvogyl
- Konsumsi obat sesuai instruksi : obat antibiotik amoxicillin dan metronidazole
diminum 3x dalam sehari setelah makan. Dan obat analgesik asamefenamat diminum
apabila dirasakan sakit setelah makan.

Medikasi :

R/ Amoxicillin tablet 500 mg no. XXI

S 3 dd tab 1 pc (paraf)

R/ Metronidazole tablet 250 mg no XXI

S 3 dd tab 1 pc (paraf)

R/ Asam mefenamat tablet 500 mg no. XV

S 3 dd tab 1 pc prn (paraf)


Syock Anafilatik

Reaksi hipersensitivitas tipe I yang diperantarai oleh IgE , kondisi ditandai dengan
menurunya curah jantung dan tekanan darah secara drastis.

Penatalaksanaan Syock Anafilatik

1. Hentikan semua perawatan yang dilakukan


2. Posisikan pasien dalam keadaan Trendelenburg (posisikan dental unit dalam keadaan
fully flat, elevasikan atau ganjal kaki pasien dengan menggunakan bantal yang tinggi)
3. Cek kesadaran pasien dengan menepuk bahu pasien sambil memanggil nama pasien
(Aware, Verbal, Pain dan Unresponsive).
4. Aktifkan SPGDT (telepon ambulance)
5. Cek Circulation (nadi dan denyut jantung raba dengan jari telunjuk dan tengah pada arteri
karotis), Airway (Cek jalan nafas, longgarkan baju pasien apabila diperlukan) dan
Breathing (Cek dengan look, listen, dan feel. Dengan cara pipi ditempelkan ke dekat
mulut atau hidung dan mata melihat ke dada pasien).
6. Injeksikan adrenalin 1:1000. 0,3-0,5 cc (untuk dewasa) atau 0,01-0,02cc/KgBB (untuk
anak) intramuscular di muskulus deltoideus.
7. Pasangkan nasal kanul oksigen, buka katup oksigen dengan kecepatan alir 6L/menit,
pastikan oksigen mengalir dan terdapat gelembung udara reservoir
8. Evaluasi tanda-tanda dan monitor TTV pasien 5 menit setelah pemberian dosis pertama,
jika belum ada perubahan bisa dilakukan pengulangan dosis sebanyak 3 kali selang 5
menit
9. Jika pasien sudah sadar posisikan pasien dalam posisi recovery
10. Evaluasi keadaan pasien, pasien diperbolehkan pulang jika keadaan sudah stabil da nada
pendamping pasien.
Rumus Dosis Obat

 Dosis obat berdasarkan berat badan pada orang dewasa


Rumus Thermich
DM = n x dosis maksimum dewasa
70
Keterangan : n adalah berat badan dalam kilogram.
1. Contoh perhitungan dosisi obat amoxicillin untuk dewasa :
- Dosisi maksimal untuk dewasa 500mg
- Berat badan pasien 84kg.
DM = 500 x 84 = 4200 =
70 70
= 600mg (dosis dalam 1x minum).
2. Contoh perhitungan dosis obat amoxicillin untuk anak :
- Anak dengan berat badan 15kg
- Dosis Amoxicillin untuk anak 50mg/KgBB x BB pasien/Jumlah pemberian perHari
- Dosis yang diberikan sekali konsumsi
= Dosis maksimum/kgBB x BB pasien
Jumlah pemberian perHari
= 50mg x 15kg = 750 = 250mg (setiap 1x minum)
3 3
- Sediaan : 250 mg/5 ml
R/ Amoxicillin 250 mg/5 ml No. I
S 3 dd 1 cth (Paraf)
Kasus : Infeksi Odontogen
Pasien : Tn. Suraji
Usia : 36 Tahun
Alamat : Jln. Kh Hasyim Asyari, Gg 1. Bandar, Kediri
Pekerjaan : Pedagang
Telepon : 082140116758

Anamnesa :
Pasien laki-laki berusia 36 tahun datang dengan keluhan gigi bawah belakang kiri
tinggal sisa akar, gusi pada gigi tersebut bengkak dan terasa sakit. Awalnya gigi tersebut
hanya berupa titik kehitaman, berlubang kurang lebih 5 tahun yang lalu dan lama
kelamaan lubang tersebut membesar dan tinggal sisa akar, pasien merasa sakit pada gigi
tersebut apabila terkena makanan sejak 1 minggu yang lalu, pasien belom pernah
mengobati gigi tersebut, pasien tidak memiliki riwayat alergi dan penyakit sistemik.

Kondisi Umum : Pasien datang dalam keadaan baik dan siap dilakukan perawatan.

TTV :
- Tekanan Darah : 120/80 mmHg
- Nadi : 75 x/Menit
- Respirasi : 18 x/Menit
- Suhu : 36,7 oC

Pemeriksaan EO :
- Kepala : Normal
- Kelenjar tiroid : Normal
- Arteri : Normal
- Wajah dan Leher : Normal
- Kelenjar Submandibularis :
Sinistra : Teraba, lunak, tidak dapat digerakan, dan sakit
Dextra : Normal
- Submentalis : Normal
Pemeriksaan IO
- Bibir : Normal
- Mukosa Bukal : Normal
- Lidah : Normal
- Dasar Mulut : Normal
- Palatum durum : Normal
- Tonsil : Normal
- Orofaring : Normal
- Gingiva : Terdapat pembengkakan pada gingiva gigi bawah belakang kiri ±
3mm, jaringan sekitar kemerahan dan terasa sakit.

Pemeriksaan Gigi 36 :
Kondisi gigi GR
- Druk : (+)
- Kemerahan : (+)
- Pembengkakan : (+)
- Sakit : (+)

Treatment Planning :

1. Melakukan pemeriksaan subyektif dengan anamnesa ke pasien, melakukan pemeriksaan


obyektif (Ekstra oral dan Intra oral), melakukan pemeriksaan penunjang dengan foto
rontgen periapikal.
2. Medikasi dengan obat antibiotik dan analgesik
3. Kontrol post medikasi dan evaluasi
4. Ekstraksi gigi 36

Hasil dari Pemeriksaan Penunjang :


Terdapat gambaran radiolusen berbatas difusse pada daerah periapikal dan adanya
pelebaran ligament periodontal pada gigi 36.
Diagnosa
Periodontitis apikalis akut o.k GR disertai abses periapikal pada gigi 36.

Prosedur Kerja :

Kunjungan 1
1. Pemeriksaan IO, EO dan dilakukan pemeriksaan penunjang berupa foto rontgen
periapikal.
2. Evaluasi Hasil Foto RO didapatkan abses periapikal pada gigi 36
3. Medikasi dengan obat antibotik dan analgesik

R/ Amoxicillin 500 mg tab No. XXI


S 3 dd 1 pc

R/ Metronidazole 250 mg tab No. XXI


S 3 dd 1 pc

R/ Paracetamol 500 mg tab No. XV


S 3 dd 1 pc

KIE ke pasien :
1. Minum obat sesuai instruksi, obat amoxicilin dan metronidazole diminum 3x1
selama 7 hari setelah makan. Obat paracetamol diminum 3x1 setelah makan, dan
apabila sudah dirasakan tidak sakit dapat dihentikan.
2. Menjaga OH
3. Perbanyak makan buah dan sayuran
4. Kontrol 7 hari kemudian

Kunjungan ke 2
S : pasien datang untuk melakukan kontrol hari ke 7 setelah dilakukan pengobatan
pada gigi bawah belakang kiri, pasien minum obat sesuai instruksi. Obat amoxicillin
dan metronidazole telah habis dan obat paracetamol tersisa 3. Pasien sekarang sudah
merasa tidak sakit dan tidak ada pembengakakan.
O : EO : TAK
IO gigi 36
Pembengkakan (-)
Kemerahan (-)
Druk (-)
Sakit (-)
A : periodontitis apikalis kronis o.k gr pada gigi 36
P : Ekstraksi gigi 36
1. Cek ttv pasien
2. Inform consent
3. Universal precaution
4. Instruksi pasien untuk berkumur dengan air dan ditambahkan obat kumur antiseptik
5. Asepsis daerah kerja dengan povidone iodine dengan cotton pellet
6. Anastesi pada
N. Alveolaris inferior 1cc
N. Lingualis 0,5 cc
N. Bukalis longus 0,5 cc
7. Cek keberhasilan anastesi
8. Ungkit sisa akar dengan menggunakan bein (pegang secara palm grasp)
9. Bila sudah goyang lanjutkan dengan tang sisa akar posterior RB (luksasi perlahan
arah bukal lingual dan tarik ke arah oklusal)
10. Lanjutkan dengan kuretase
11. Massage perlahan gingiva regio tsb dari arah apikal ke oklusal
12. Gigit tampon yang diberi povidone kurang lebih 30 menit
KIE :
- Hindari makan panas stelah pencabutan, serta hindari merokok
- Dilarang memainkan dengan lidah luka bekas pencabutan
- Menjaga OH
- Diberikan obat analgesik asamefenamat, instruksi ke pasien obat tersebut hanya
diminum ketika dirasa sakit dan minum obat tersebut setelah makan.
R/ Asamefenamat 500 mg tab No. X
S 1 dd 1 pc prn
- kontrol 7 hari kemudian

Kunjungan ke 3 (kontrol post ekstraksi)


S : pasien datang untuk melakukan kontrol 1 pada hari ke 7 pasca dilakukan
pencabutan pada gigi bawah belakang kiri. Kondisi saat ini tidak sakit.
O : EO : TAK
IO regio 36
Debris (-)
Kemerahan (-)
Pembengkakan (-)
A : Edentulous ridge pada regio 36
P : - Menjaga OH
- Pro prostodonsia

Anda mungkin juga menyukai