Anda di halaman 1dari 36

Ekstraksi

CDS Bedah Mulut


Syifa Sahaliya 4251191412
Overview Case
Seorang pasien perempuan berusia 39 tahun
datang ke klinik dengan keluhan gigi atas kiri
belakangnya berlubang besar sejak lama,
dan pasien ingin giginya dicabut.
Saat ini gigi tersebut tidak terasa sakit, dan
pasien tidak memiliki penyakit sistemik yang
menyertai.
Pemeriksaan Fisik
• Kesadaran : Composmentis

• Tanda vital :

• Tekanan darah : 100/80 mmHg

• Nadi : 88x/menit

• Respirasi : 19x/menit

• Suhu : afebris
Pemeriksaan Intra Oral
Hasil pemeriksaan intra oral :
Gigi 25 Karies Profunda

Hasil pemeriksaan klinis gigi 25 :


Vitalitas (-)
tes perkusi (-)
tes tekan (-)
Pemeriksaan Radiologi
 Pasien dirujuk untuk melakukan
pemeriksaan radiologi periapikal
Etiologi : karies
Gigi 25 :
Karies Profunda
Nekrosis Pulpa
DIAGNOSIS RENCANA PERAWATAN
Pro BM :
Ekstraksi Gigi 25

Medikasi post ekstraksi :


-Analgetik
-Antibiotik
Indikasi Ekstraksi
Karies yang luas dan parah

Fraktur Gigi
Nekrosis pulpa

Kebutuhan perawatan
Adanya penyakit Periodontal
ortodonti
Kontra Indikasi Ekstraksi

Penyakit Sistemik
yang tidak terkontrol

-DM
-Hipertensi
-Gagal Jantung
Persiapan Pasien, Operator, Alat dan Bahan
Persiapan Pasien dan Operator

1 Persiapan Pasien

• Pasien di persilahkan duduk


• Cek tekanan darah
• Pastikan keadaan pasien baik, tidak sedang sakit,
dan sudah siap dilakukan pencabutan
• Memasangkan slaber, doek bolong
• Posisikan pasien sesuai gigi yang akan di lakukan
tindakan
2 Persiapan Operator

• Opreator mencuci tangan dan mengeringkannya


• Memakai handscoon
• Mamakai masker, head cap, gown
• APD level 3 (Saat ini)
Gigi
25

PosisiO Didepankan PosisiPa Sudutantaradent


al
anpasien(ar
perator ahjam 8/9) sien unitdanlantai120º
Persiapan Alat dan Bahan
Dispossible AmpulPehac Anastesit
Bakisteril syringe 3 cc aine(1ampul) opical

Kassa Tampon Cutton Providon


steril segitiga pellet eiodine

Pelarut(a Raspatori Tangekstraksig


kuades)
Elevator um igiPosterior RA
Set of instruments necessary
for simple tooth extraction

Tang Ekstraksi Gigi


Premolar RA
Penatalaksanaan Anastesi
Untuk gigi 25 : Infiltrasi Bukal dan Palatal
Persiapan Penyuntikan

 Membuka tutup ampul obat (pehacaine), sebelum mematahkan leher ampul bagian
tersebut dilapisi dengan kasa steril terlebih dahulu

 Ambil dispossible syringe 3 ml kemudian buka tutupnya

 Memasukkan jarum ke dalam ampul yang telah di buka, posisi jarum menengadah

 Menarik piston suntikan, sehingga obat mengisi syringe sesuai jumlah yang diinginkan

 Keluarkan gelembung udara di dalam syringe, dengan cara menekan piston

 Menarik jarum keluar dari ampul, dan menutup kembali jarum dengan teknik satu tangan
Anastesi (Infiltrasi Bukal)

25 25
Anastesi (Infiltrasi Bukal)
40%

• Tarik pipi dan bibir sehingga menjadi tegang.


• Bersihkan area penyuntikan infiltrasi (bukal-palatal) dengan
providon iodin.
• Insersi jarum pada lipatan mukobukal gigi 25, jarum ditusuk ke
arah apeks gigi (bevel menghadap tulang) masukan sampai ujung
jarum di daerah apeks gigi.
• Aspirasi, bila negatif keluarkan cairan sebanyak 0,6-1 cc secara
perlahan (20 detik).
• Tarik jarum secara perlahan.
• Membersihkan lokasi penyuntikan dengan kassa steril/tampon.
Dilanjutkan Infiltrasi Palatal

25
40% Infiltrasi Palatal
• Insersikan jarum di jaringan gusi region premolar 2 kira-kira 5-10
mm dari gingival margin yang mengarah 45º dari palatum.
Bevel jarum menghadap jaringan lunak palatum.
• Cairan anastesikum dikeluarkan sebanyak 0,2-0,3 cc.

• Jarum dikeluarkan secara perlahan.


• Membersihkan lokasi penyuntikan dengan kassa steril/tampon.
Ekstraksi Gigi 25
Prosedur Ekstraksi

• Memisahkan gusi dari gigi dengan raspatorium

• Menggunakan elevator untuk memperluas soket

• Memasangkan tang ekstraksi

• Menggerakan arah bukal-palatal

• Menggerakan gigi dengan gerakkan rotasi

• Pengangkatan gigi
Instruksi Pasca Bedah

Instruksi untuk menggigit tampon selama 30-60 menit


Instruksi untuk mengkonsumsi makanan yang lembut
Instruksi tidak makan/minum yang panas
Tidak memainkan bekas pencabutan dengan lidah atau jari
Tidak menghisap-hisap luka
Tidak banyak meludah dan berkumur
Konsumsi obat post ekstraksi
Kontrol setelah pencabutan
KomplikasisaatProsedur

Frakturdentoalveola Tertinggalnyafra
r
Perdarahan
gmengigi
Farmakologi / Obat-Obatan
Anastesi
Pehacain  Konsentrasi lidokain 2% dengan epinefrin 1:100.000
akan menghasilkan durasi kerja selama 55-65 menit (infiltrasi),
80-90 menit (blok), dan apabila digunakan pada anestesi jaringan lunak
akan bertahan 3-5 jam.
Pada kasus :
Membutuhkan 1 ampul (2cc).
Karena total cairan anastesi yang dikeluarkan adalah 1,3 cc.
Post Extraction
Pemberian Obat  Antibiotik dan Analgetik
*Disesuaikan dengan kondisi pasien (alergi, dll)

R/ Amoxicillin 500 mg tab No XV


3 dd 1 PC

R/ Asam Mefenamat 500 mg tab No X


3 dd 1 PC
Analgetik Pilihan Obat yang dapat diberikan (Oral)

NSAID

 Derivat Asam Fenamat  Asam Mefenamat


 Derivat Asam Propionat  Ibu Profen
 Derivat Asam Fenil Asetat  Diklofenak (K/Na)

Asam Mefenamat
Sebagai analgesik dan anti inflamasi.
Efek samping : iritasi mukosa lambung, dispepsia, dan diare.
Dosis : 500 mg 3 x 1.
Tidak dianjurkan diberikan pada anak <14 tahun, wanita hamil, dan
memiliki penyakit lambung (co : maag).
Pemakaian tidak boleh >7 hari.
Ibu Profen
Sebagai analgesik, namun daya anti inflamasinya kurang kuat.
Dosis sebagai analgesik  400 mg 3 x 1.
Tidak dianjurkan diberikan kepada wanita hamil dan menyusui.

Diklofenak (Kalium Diklofenak, Natrium Diklofenak)


Termasuk NSAID terkuat daya anti inflamasinya.
Penyerapan garam-K (Cataflam) lebih pesat daripada garam-
Na.
Dosis oral :
Garam-Na/K 50 mg 2 x 1, atau
Garam-Na/K 25 mg 3 x 1.
 Apabila pasien memiliki penyakit lambung (co : maag), maka analgesik
yang dapat digunakan  Asetaminofen (Parasetamol)

 Parasetamol merupakan derivat para amino fenol. Memiliki efek


analgesik yang dapat mengurangi rasa ringan-sedang, dan memiliki
efek antipiretik untuk menurunkan demam. Efek anti inflamasinya
sangat lemah.

 Tidak memiliki efek iritasi, erosi, dan peradangan lambung.

 Dosis Parasetamol  500 mg 3 x 1

Apabila rasa sakitnya tidak mereda/tidak mempan oleh


parasetamol, dapat menggunakan analgesik lain (seperti ibu
profen), namun harus minum obat untuk maag 2 jam sebelum
minum obat analgesik.
Antibiotik
 Golongan Penisilin  Amoxisilin
 Golongan Linkosamid  Klindamisin
 Golongan Sefalosporin  Sefadroxil

Amoxisilin Sefadroxil
Dosis  250-500 mg, 3 x 1 Dosis  500 mg, 2 x 1
*Dapat digunakan jika pasien
Klindamisin alergi Penisilin (Amoxisilin) dan
Klindamisin.
Dosis  150 mg, 4 x 1
300 mg, 3 x 1
*Dapat digunakan jika pasien
alergi Penisilin (Amoxisilin)
Sefalosporin

Sefalosporin
Merupakan antiobiotik β-laktam
yang efektif terhadap gram-positif
cocci dan batang gram-negative.

Dibedakan menjadi 4 generasi.


Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai