Anda di halaman 1dari 8

 Persiapan Pasien

Sebelum Operasi (11 November 2018)


 Pasien di konsultasikan ke spesialis anestesi untuk menilai kondisi
fisik pasien, apakah pasien dalam kondisi fisik yang layak untuk
dilakukan tindakan operasi.
 Setelah mendapatkan persetujuan dari spesialis anestesi, pasien di
periksa 1 hari sebelum operasi (kunjungan pre-operatif), hasil dari
kunjungan pre-operatif ini telah dijabarkan sebelumnya.
Di Ruang Perawatan (11 November 2018)
 Informed consent : Bertujuan untuk memberitahukan kepada pasien
dan keluarga pasien tindakan medis apa yang akan dilakukan kepada
pasien bagaimana pelaksanaannya, kemungkinan hasilnya, risiko
tindakan yang akan dilakukan.
 Surat persetujuan operasi : merupakan bukti tertulis dari pasien atau
keluarga pasien yang menunjukkan persetujuan tindakan medis yang
akan dilakukan sehingga bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
keluarga pasien tidak akan mengajukan tuntutan.
 Pasien dipuasakan sejak pukul 00.00 WIB tanggal 12 November
2018, tujuannya untuk memastikan bahwa lambung pasien telah
kosong sebelum pembedahan untuk menghindari kemungkinan
terjadinya muntah dan aspirasi isi lambung yang akan
membahayakan pasien.
 Pengosongan kandung kemih pada pagi harinya pada pukul 06.00
WIB.
 Pembersihan wajah dan kuku pasien dari kosmetik agar tidak
mengganggu pemeriksaan selama anastesi, misalnya bila ada
sianosis. Gigi palsu dilepaskan agar tidak mengganggu kelancaran
proses intubasi dan bila ada perhiasan sebaiknya diberikan kepada
keluarga pasien.

1
Di Ruang Operasi (12 November 2018)
 Identifikasi Pasien
 Memakai pakaian operasi yang telah disediakan di ruang persiapan.
 Pemeriksaan fisik pasien di ruang persiapan : TD=120/90 mmHg, nadi
= 98 x/menit, suhu=36.50C, RR = 20 x/menit
 Pendataan kembali identitas pasien di ruang operasi. Anamnesa singkat
kepada keluarga yang meliputi BB, umur, riwayat penyakit, riwayat
alergi, riwayat kebiasaan, dan lainnya.
 Pasien masuk kamar operasi dan dibaringkan di meja operasi kemudian
dilakukan pemasangan EKG, manset, infus, dan oksimeter.

Persiapan Alat
 Mesin anestesi
 EKG monitor
 Sfigmomanometer digital
 Oksimeter/saturasi
 Suction
 Spuit 3 cc, 5 cc dan 10 cc
 Sarung tangan
 Oksigen
 Nasal canul
 Infuse set
- Infuse set dan cairan infus (Ringer Lactat)
- Abocath No.18 G
- Plester
- Kapas Alkohol
- Torniquet

2
Persiapan Obat-Obatan Anestesi
1. Premedikasi : Fentanyl 100 µg/2cc
Dosis : 1-3 µg/kgBB 50-150 µg
Pemberian : 100 µg

Midazolam 5 mg/5cc
Dosis : 0,05-0,1 mg/kgBB  2,5-5 mg
Pemberian : 2,5 mg
2. Induksi : Propofol 200 mg/20cc
Dosis : 2-2,5 mg/kgBB 100-125 mg
Pemberian : 100 mg
3. Maintenance (rumatan) Propofol 200 mg/20cc
: Dosis : 1 mg/kgBB  50 mg
Pemberian : 50 mg
4. Anti emetic post op : Ondansetron 4 mg/12 jam
5. Analgetik post op : Ketorolac 30 mg/8 jam
6. Obat emergency :  Sulfas Atropin dosis 0,25 mg-5 mg
IV
 Epinephrine dosis 1 mg atau 0.02
mg/kg larutan 1:10.000

Pelaksanaan Anestesi
Pukul (WIB) Tindakan
09. 20  Pasien dari ruang tunggu masuk ke
ruang operasi
 Pindahkan pasien ke meja operasi
dengan posisi supinasi
 Pasang infus pada tangan kanan
menggunakan abocath no.18G dengan
cairan Ringer Lactate sejumlah 500 cc

3
 Memasang monitor EKG dan
oksimeter pulse
 Mengukur tekanan darah, nadi, dan
saturasi prainduksi (TD: 120/90 mmHg, Nadi
: 98x/m, SPO2 : 99%)
09.30  Pemberian premedikasi dengan midazolam 2,5
mg, dilanjutkan dengan fentanyl 100 mcg
 Evaluasi tekanan darah, nadi, dan saturasi (TD:
140/100 mmHg, Nadi : 90x/m, SPO2 : 99%)
 Induksi dengan propofol 100 mg iv.
 Memastikan pasien sudah tidak sadar dengan
cara memeriksa refleks bulu mata
 Diberikan Oksigen sebanyak 2 liter/menit
menggunakan nasal canul
09.35 Operasi dimulai
09.45  Maintenance anestesi dengan propofol 50 mg.
 Evaluasi tekanan darah, nadi, dan saturasi (TD:
140/100 mmHg, Nadi : 90x/m, SPO2 : 99%)
10.00  Maintenance anestesi dengan propofol 50 mg.
 Evaluasi tekanan darah, nadi, dan saturasi (TD:
130/90 mmHg, Nadi : 130x/m, SPO2 : 99%)
10.15  Maintenance anestesi dengan propofol 50 mg.
 Evaluasi tekanan darah, nadi, dan saturasi (TD:
130/90 mmHg, Nadi : 130x/m, SPO2 : 100%)
10.30  Operasi selesai
 Pemberian obat anestesi dihentikan
 Pemberian oksigen dipertahankan.

4
Persiapan Terapi Cairan
a. Maintenance (M) = BB x Kebutuhan cairan perjam
= (4x10)+(2x10)+(1x30)cc/kg/jam
= 90cc/jam
b. Pengganti puasa (P) = M x Jam puasa
= 90 cc/jam x 8 jam = 720 cc
c. Jenis operasi (O) = BB x Jenis operasi (Kecil)
= 50 kg x 4cc/kgbb = 200 cc
Total = 1010 cc

Keterangan Tambahan
- EBV : 70 x 50 kg = 3500 cc
- EBL : 10% = 350 cc
20% = 700 cc
30% = 1050 cc

Terapi Cairan
a. Pre operasi
IVFD RL 500 ml
b. Durante operasi
IFVD RL 500 ml + Hes 500 ml
c. Post operasi
IFVD RL 500 ml

Post Operasi
Setelah operasi selesai pukul 10.30, sekitar pukul 10.35 pasien dibawa ke
ruang pemulihan, lalu diberikan oksigen via nasal canul sebesar 2
liter/menit, kemudian dilakukan penilaian terhadap tingkat kesadaran, pada
pasien kesadarannya adalah compos mentis. Dilakukan pemeriksaan tanda-
tanda vital ditemukan tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 130x/menit,
respirasi 16x/menit dan saturasi O2 100%.

5
Pasien di observasi di ruang pemulihan
Instruksi Pasca Bedah :
 Bed rest,
 IVFD RL 30 gtt/i
 O2 2 L/i via nasal canul
 Injeksi Ketorolac 30 mg/8 jam
 Injeksi Ondansentron 4 mg/12 jam
 Antibiotik dan terapi lain sesuai TS Bedah
 Pantau vital sign setiap 15 menit selama 2 jam.

6
BAB IV
KESIMPULAN

7
DAFTAR PUSTAKA

1. Latief SA, Suryadi KA, Dachlan MR.2002. Petunjuk Praktis Anestesiologi.


Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
2. Pramono Ardi.2015. Buku Kuliah Anestesi. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai