PENDAHULUAN
Agar dapat memperoleh manfaat yang maksimal dalam membaca jurnal ilmiah, setiap
dokter membekali diri dengan pemahaman yang memadai tentang metodologi penelitian.
Bila seseorang membaca laporan ilmiah atau jurnal kedokteran tanpa melakukan telaah kritis,
ia tidak mengetahui kelemahan penelitian, sehingga apabila penulis laporan menyimpulkan
sesuatu yang salah (yang mungkin saja terjadi) maka konsekuensinya pembaca mengadopsi
simpulan yang salah tersebut. Dapat dibayangkan akibatnya bila ia kemudian menerapkan
pengetahuan yang keliru tersebut kepada pasiennya 3.
Dalam ilmu kesehatan mata salah satu penyebab kebutaan adalah glaukoma. Glaukoma
adalah gangguan saraf mata yang dikaitkan dengan peningkatan tekanan dalam bola mata.
Glaukoma hanya memiliki pilihan terapi bedah dan penggunaan obat seumur hidup. Namun
dalam jurnal yang berjudul “Non-pharmacological therapies for primary open angle
glaucoma: A quasi-experimental pilot study”, mengemukakan terapi yang efektif selain
bedah dan pemberian obat, oleh karena itu penulis tertarik untuk membuat telaah kritis
terhadap jurnal tersebut.
1
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1 Judul
Jurnal ini berjudul “ Non-pharmacological therapies for primary open angle glaucoma:
A quasi-experimental pilot study “ 1.
2.3 Tujuan
Jurnal ini dibuat dengan tujuan untuk menguji efektivitas Muscle Energy Technique
(MET) dan Myofacial Release (MFR) sebagai terapi glaukoma primer sudut terbuka 1.
2.4 Metode
Penelitian dalam jurnal ini dilakukan di Rumah Sakit Pendidikan Mullana, Ambala,
Haryana, India, 7 September 2014. Populasi pada penelitian ini adalah pasien yang dirawat di
Rumah Sakit Pendidikan Mullana. Sampel pada penelitian ini berjumlah 12 orang yang telah
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Kriteria inklusi pada penelitian ini antara lain, pasien yang didiagnosis glaukoma
primer sudut terbuka, tekanan intraokular 19 - 30 mmHg, dan usia 15 - 30 tahun. di kriteria
eksklusi pada penelitian ini antara lain pasien yang didiagnosis glaukoma primer sudut
tertutup atau glaukoma sekunder, perubahan pengobatan selama intervensi, penyakit sistemik,
cedera tengkorak-otak, pengobatan dengan antikoagulan, gangguan neurologis apapun,
hipersensitif, dan yang menjalani intervensi bedah mata atau tengkorak.
2.5 Intervensi
Sebelum intervensi pada semua mata dilakukan teknik effleurage selama 3 menit.
Selama effleurage, dengan mata pasien tertutup, terapis melakukan tekanan lembut di atas
bola mata dan memindahkan jarinya ke arah melingkar (Gambar A). Setelah 3 menit
dilakukan teknik ruddy yaitu dengan perkursi ringan diatas kelopak mata yang tertutup,
2
teknik perkusi dilakukan dengan menempatkan jari telunjuk diatas kelopak mata yang
tertutup dan jari telunjuk tangan yang lain mengetuk ringan ujung jari telunjuk yang
sebelumnya diletakkan diatas kelopak mata. Perkusi dilakukan dari lateral ke medial (Gambar
B).
Setelah melakukan teknik ruddy terapis melakukan tekanan lembut pada tulang orbital
kemudian dengan lembut mengangkatnya (Gambar C). Selama proses ini tekanan tidak
dilepaskan. Tindakan terakhir terapis melakukan dorongan ringan pada bola mata kearah
dalam (Gambar D). Terapi ini dilakukan selama 30 menit / hari, 6 hari / minggu selama tiga
minggu. Di waktu yang sama ± 30 menit setelah intervensi dilakukan pemeriksaan perubahan
tekanan intraokuler pada pasien.
Analisis statistik untuk penelitian ini adalah menggunakan software Statistical Package
for the Social Sciences (SPSS) versi 16. Signifikansi perubahan TIO pra dan pasca intervensi
ditentukan oleh pemasangan Uji-T dengan nilai probabilitas secara statistik <0,05 dianggap
signifikan dan <0,01 dianggap sangat signifikan 1.
2.6 Hasil
Berdasarkan hasil analisis data dijumpai perbedaan yang signifikan antara tekanan
intraokular pra intervensi dan post intervensi terapi. Pada post intervensi dijumpai rerata
penurunan tekanan intraokular sebesar 3,1 mmHg, sehingga dapat disimpulkan terapi non-
farmakologi efektif pada pasien glaukoma primer sudut terbuka.
3
BAB III
TELAAH KRITIS
Abstrak
6. Abstrak satu paragraf atau terstruktur
7. Mencakup komponen IMRAD
8. Secara keseluruhan informatif
9. Tanpa singkatan, selain yang baku
10. Kurang dari 250 kata
Pendahuluan
11. Ringkas, terdiri atas 2-3 paragraf
12. Paragraf pertama mengemukakan alasan dilakukan penelitian
13. Paragraf berikut menyatakan hipotesis atau tujuan penelitian
14. Didukung oleh pustaka yang relevan
15. Kurang dari 1 halaman
Metode
16. Disebutkan desain, tempat, dan waktu penelitian
17. Disebutkan populasi sumber (populasi terjangkau)
18. Dijelaskan kriteria inklusi dan eksklusi
19. Disebutkan cara pemilihan subyek (teknik sampling)
20. Disebutkan perkiraan besar sampel dan alasannya
21. Besar sampel dihitung dengan rumus yang sesuai
22. Komponen-komponen rumus besar sampel masuk akal
23. Observasi, pengukuran, serta intervensi dirinci sehingga orang
lain dapat mengulanginya
24. Dituliskan rujukan bila teknik pengukuran tidak dirinci
25. Pengukuran dilakukan secara tersamar
26. Dilakukan uji keandalan pengukuran (kappa)
27. Definisi istilah dan variabel penting dikemukakan
28. Ethical clearance diperoleh
29. Persetujuan subyek diperoleh
4
30. Disebut rencana analisis, batas kemaknaan, dan power penelitian
31. Disebutkan program komputer yang dipakai
Hasil
32. Disertakan tabel karakteristik subyek penelitian
33. Karakteristik subyek sebelum intervensi dideskripsi
34. Tidak dilakukan uji hipotesis untuk kesetaraan pra-interval
35. Disebutkan jumlah subyek yang diteliti
36. Dijelaskan subyek yang drop out dengan alasannya
37. Ketepatan numerik dinyatakan dengan benar
38. Penulisan tabel dilakukan dengan tepat
39. Tabel dan ilustrasi informatif dan memang diperlukan
40. Tidak semua hasil di dalam tabel disebutkan
41. Semua out come yang penting disebutkan dalam hasil
42. Subyek yang drop out diikutkan dalam analisis
43. Analisis dilakukan dengan uji yang sesuai
44. Ditulis hasil uji statistika, degree of freedom dan nilai p
45. Tidak dilakukan analisis yang semula tidak direncanakan
46. Disertakan interval kepercayaan
47. Dalam hasil tidak disertakan komentar atau pendapat
Diskusi
48. Semua hal yang relevan dibahas
49. Tidak sering diulang hal yang dikemukakan pada hasil
50. Dibahas keterbatasan penelitian dan dampaknya terhadap
hasil
51. Disebut penyimpangan protokol dan dampaknya terhadap
hasil
52. Diskusi dihubungkan dengan pertanyaan penelitian
53. Dibahas hubungan hasil dengan teori/peneliti
54. Dibahas hubungan hasil dengan praktik klinis
55. Efek samping dikemukakan dan dibahas
56. Disebutkan hasil tambahan selama observasi
57. Hasil tambahan tersebut tidak dianalisis secara statistika
58. Disertakan simpulan utama penelitian
59. Simpulan didasarkan pada data penelitian
60. Simpulan tersebut sahih
61. Disebutkan generalisasi hasil penelitian
62. Disertakan saran penelitian selanjutnya
5
Daftar Pustaka
65. Daftar pustaka disusun sesuai dengan aturan jurnal
66. Kesesuaian sitasi pada nas dan daftar pustaka
Lain-lain
67. Bahasa yang baik dan benar, enak dibaca, informatif,
dan efektif
68. Makalah ditulis dengan ejaan yang taat asas
6
3.2 Telaah Kritis Penelitian
1. Desain Penilitian
Jenis desain penelitian yang digunakan adalah kuasi-eksperimental. Desain penelitian
kuasi-eksperimental atau eksperimen semu adalah studi eksperimental untuk
mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara mengevaluasi dampak perlakuan
terhadap subyek yang diteliti. Sampel yang diteliti tidak diambil secara acak dari
populasi (non random) 1, 2, 4.
3. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada penelitian ini terbagi menjadi varibel bebas dan variabel
tergantung. Variabel bebasnya ialah terapi farmakologis sudut terbuka dan variabel
tergantungnya ialah tekanan intra okular. Variabel tekanan intraokular terbagi menjadi
pre intervensi dan post intervensi 1.
Pada penelitian ini karakteristik populasi seperti jenis kelamin atau usia tidak diangkat
menjadi variabel penelitian, pada penelitian tertentu hal ini dapat menjelaskan faktor-
faktor yang terlibat dalam hasil penelitian tersebut 2.
4. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data dijumpai perbedaan yang signifikan antara tekanan
intraokular pra intervensi dan post intervensi terapi. Pada post intervensi dijumpai rerata
penurunan tekanan intraokular sebesar 3,1 mmHg, sehingga dapat disimpulkan terapi
non-farmakologi efektif pada pasien glaukoma primer sudut terbuka 1.
7
Berdasarkan hasil Uji-T untuk dampak terapi non-farmakologi terhadap tekanan
intraokular post intervensi diperoleh nilai p = 0,002 (nilai p <0,01) yang berarti terapi
non farmakologis mempunyai dampak yang sangat signifikan terhadap tekanan
intraokular 1.
Secara umum pada hasil uji klinis dilakukan analisis data yang menghasilkan nilai
p, namun nilai p saja tidak banyak memberi informasi tentang manfaat terapi, yang
lebih informatif adalah menghitung berapa persen terapi yang diuji memberi
perbaikan dibanding kontrol (Relative Risk Reduction, RRR) atau beda proporsi
kegagalan antara terapi eksperimental dan kontrol (Absolute Risk Reduction, ARR).
Untuk menghitung RRR atau ARR diperlukan kontrol dalam hal ini pasien yang
menerima terapi farmakologi, karena dalam penelitian ini tidak menggunakan kontrol
hasil pada penelitian ini tidak dapat dinilai dengan baik 3.
8
BAB IV
KESIMPULAN
Kelebihan dalam jurnal ini antara lain adalah metode penelitian berorientasi pada
kemudahan peneliti dalam melakukan penelitian, hasil dari penelitian ini sejalan dengan
landasan teori yang dicantumkan dalam jurnal dan dapat digunakan untuk memprediksi hasil
pada penelitian eksperimen yang sebenarnya. Secara keseluruhan penelitian yang dilakukan
dapat dijadikan sebagai penelitian alternatif bagi peneliti yang terbatas dalam waktu dan
sumber daya untuk melakukan penilitian eksperimen yang sebenarnya.
Kekurangan dalam jurnal ini antara lain adalah rendahnya desain penelitian yang
digunakan menyebababkan peneliti tidak dapat mengendalikan banyak faktor yang mungkin
dapat mempengaruhi hasil penelitian, beberapa istilah penting tidak dijelaskan dalam jurnal
prosedur intervensi yang kurang rinci, dan penilaian hasil penelitian yang kurang optimal.
Secara keseluruhan penelitian yang dilakukan mempunyai validitas yang rendah dan susah
untuk orang lain mengulangi penelitian yang sama.
9
DAFTAR PUSTAKA
1. Pandey R., Samuel A. J., Aranha V. P., Pandey A., Narkeesh K. Non-
Pharmacological Therapies for Primary Open Angle Glaucoma: A Quasi-
experimental Pilot Study. Saudi Journal of Ophthalmology (2017) 31: 95–98.
2. Prahasto I. D. dan Probandari A. Penelitian Kuasi Eksperimental dan Eksperimental.
Magister Manajemen Rumah Sakit Fakultas Kedokteran UGM.
http://gamel.fk.ugm.ac.id/pluginfile.php/72599/mod_folder/content/0/materi/Materi%
2021a%20Penelitian%20Kuasi%20Eksperimental%20dan%20Eksperimental.pdf?forc
edownload=1 . Diakses Juli 2018.
3. Sastroasmoro S. dan Ismael S. (2014). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Edisi Kelima. Jakarta: Sagung Seto.
4. Sugiyono (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung :
Alfabeta.
10