Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPENATAAN ANESTESI PADA PASIEN TONSILITIS DILAKUKAN

TINDAKAN OPERASI TONSILEKTOMI DENGAN TINDAKAN ANETESI


GENERAL ETT NASAL

Di susun Oleh :

1. Annora Adhevania Sorenggani (2011604034)


2. Latifah Az Zahra (2011604035)
3. Farah Alfinabila (2011604036)
4. Haerul Lutfi (2011604037)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI


PROGRAM SARJANA TERAPAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2022
ASUHAN KEPENATAAN ANESTESI PADA PASIEN TONSILITIS DILAKUKAN
TINDAKAN OPERASI TONSILEKTOMI DENGAN TINDAKAN ANETESI
GENERAL ANESTESI TEKNIK ETT NASAL

A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : An. P
Umur : 10 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Alamat : Gunung Kidul
No RM : 12345****
Diagnosa medis : Tonsilektomi
Tindakan anestesi : General anestesi ETT nasal
Tanggal operasi : 4 Februari 2020
Dokter bedah : dr. Setya,. Sp. B
Dokter anestesi : dr. Sizy, Sp. An

2. Anamnesa
a. Keluhan utama
Pasien mengatakan sakit ditenggorokan, nyeri saat menelan makanan. Ayah klien
mengatakan sudah 1 minggu anaknya mengeluhkan nyeri saat menelan. Klien
mengatakan nyeri saat menelan makanan, nyeri tidak menjalar, skala nyeri 4, nyeri
hilang timbul.
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien dengan diagnosa medis tonsilitis
c. Riwayat penyakit dahulu
Keluarga mengatakan tidak memeriksakan sebelumnya karena takut, kemudian pada
tanggal 4 Februari 2020 dibawa periksa ke RS dan dinyatakan oleh dokter menderita
tonsilitis.
d. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi, asma, ataupun riwayat
penyakit menurun lainnya.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum dan tanda-tanda vital
Kesadaran :Composmentis BB :30 kg
GCS :E4.V5.M5 TB :110 cm
TD :110/60 mmHg IMT :Overweight
N :90x/menit RR :18x/menit
b. Status generalis
- Kepala : Hematoma(-), fraktur(-), mesochepal
- Mata : kongjungtiva tidak anemis, kontak mata buruk
- Hidung : Tidak ada sekret, fraktur(-)
- Mulut : Tampak pembesaran pada tonsil
- Telinga : Pendengaran baik, pendarahan(-)
- Leher : Edema(-), Lesi(-), fraktur(-)
- Thoraks : tidak ada peningkatan JVP
 Pulmo
Inspeksi :Tampak pengembangan paru kanan-kiri sama
Palpasi :Fremitus raba kanan-kiri sama
Perkusi :Resonan
Auskultasi :Vesikuler

 Jantung

Inspeksi :Ictus cordis tidak tampak


Palpasi :Ictus cordis teraba
Perkusi :Pekak
Auskultasi :Bunyi jantung I-II intensitas normal
- Abdomen
Inspeksi :Simetris, tidak ada massa
Auskultasi :Bising usus normal
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada masa
Perkusi : Redup
- Genetalia :normal
- Ekstermitas
 Atas : Simetris kanan-kiri integritas kulit baik tidak terdapat nyeri tekan
otot kedua tangan melemah, tangan kanan terpasang infus
 Bawah :Simetris kanan-kiri, integritas kulit baik, tidak terdapat nyeri
tekan, otot kedua kaki normal
 Kekuatan otot:Kedua tangan dan kaki normal
- Pemeriksaan vertebrata:Tidak terdapat kelainan pada vertebrata
4. Psikologis
Pasien mengatakan belum pernah menjalani pembiusan dan operasi, dan baru kali ini
akan dilakukan operasi sehingga pasien merasa takut
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Darah Rutin tanggal
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 15 g/dl 13-17 g/dl
Hematokrit 44% 40-50%
Leukosit 7 ribu/ul 4-11 ribu/ul

b. Pemeriksaan Rontgen tanggal


Interpretasi :-
c. Pemeriksaan CT Scan tanggal
Interpretasi :-
d. Pemeriksaan Lainnya tanggal
Interpretasi :-
6. Diagnosa Anestesi
Pasien laki-laki usia 10 tahun diagnosa medis tonsilitis direncanakan tonsilektomi
decompresi status fisik ASA I direncanakan general anestesi dengan ETT nasal.
B. Persiapan Penatalaksanaan Anestesi
1. Persiapan Alat
STATICS
- S ( Scope ) : Stetoskop, laringoskop
- T ( Tube ) : Endotrakeal Tube (ETT)
-A ( Airway ) : Amubag, OPA
- T ( Tape ) : Plester untuk fiksasi
- I ( Introducer ) : Margin forceps (pengganti stilet, karena melalui nasal)
- C ( Connector ) :konektor (penghubung)
- S ( Suction ) : Suction, spuit
2. Persiapan Obat
a. Obat Premedikasi: Sedacum 2mg, sulfat Atropin 0,125 mg,fentanyl 50 mcg
b. Obat Induksi: Propofol 70 mg
c. Obat Pelumpuh Otot: Tramus 10 mg
d. Obat Analgetik
e. Obat 5HT – antagonis
f. Obat anti pendarahan

g. Obat Emergensi
h. Cairan Infuse
Kristaloid: RL 20 tpm
Koloid
Darah
3. Persiapan Pasien
a. Pasien dipindahkan ke IBS
b. Mengecek kelengkapan status pasien
c. Mengecek lama puasa pasien (maks 4/5 jam)
d. Menanyakan keluhan pasien saat di ruang penerimaan IBS
e. Pasien sudah terpasang infus line di tangan kiri
f. Pasien telah menggunakan baju operasi
g. Memposisikan pasien (lateral/supinasi)
h. Assessment pre anestesi, seperti riwayat kesehatan, riwayat alergi, riwayat penyakit
terdahulu, serta persetujuan tindakan operasi dan anestesi
4. Penatalaksanaan Anestesi
Sign in : pasien dipindahkan di meja operasi pada pukul 14.00WIB,seblum induksi pasien
diberikan obat analgetik dengan fentanyl 50 mcg,sedasi dengan propofol 70 mg dan
pelumpuh otot tramus 10 mg kemudian observasi tanda tanda vital pasien N:90x/menit
;Spo2:99%;RR:20x/menit pernafasan spontan. Dilakukan pengecekan rangsang bulu mata
kemudian diberikan preoksigenasi 100%,dan intubasi ETT dilakukan melalui lubang
hidung dan disambungkan ke mesin anestesi dengan O2 2 liter/menit, N2O 2 liter/menit
dan agen sevoflurance 2%.
Time out : pasien mulai dilakukan incisi pukul 14.25 WIB yang sebelumnya dilakukan
timeout.
Sign Out : pasien selesai operasi pukul 15.25 WIB .N : 95 x/mnt; SpO2 : 98 %; RR: 20
x/mnt, pasien tampak menangis dan banyak melakukan pergerakan.
C. Maintanance
Maintanance menggunakan :
O2 : 2 lt/mnt, N2O : 2 lt/mnt dengan sevofluran 2%Vol
Balance cairan :
1. Kebutuhan cairan basal (M) = 30 Kg
( 4 x 10kg) + ( 2 x 10 kg) + (1 x 10 kg) = 70cc
2. Pengganti Puasa (PP) = 5x 70 =350cc
3. Stress Operasi (SO) = 4 x 30 =120cc
4. Kebutuhan Cairan = Jam I 70 + (1⁄2 x 350 ) + 120 = 365
Jam II 70 + ( 1⁄4 x 350) + 120 = 277,5 cc
Jam III 70+ ( 1⁄4 x 350) + 120 = 277,5 cc
Jam IV 70 + 120 = 190 cc

D. Monitoring Selama Operasi (monitoring setiap 5 menit)

Jam TD N SPO2 O2 + Sevo/


RR Tindakan
(WIB) (mmHg) (x/mnt) (%) N2O Isofluran ce
(x/mnt)
(lt/mnt) (%)
Pasien dilakukan
pemberian obat
110/60 20 Premedikasi Sedacum
14.00 90 x/mnt 99% 2+2 lt/mnt 2%
mmHg x/mnt 2mg, Sulfas Atropine
0,125 mg dan Fentanyl
50 mcg.
Pasien diberikan obat
Pelumpuh otot Tramus
20 10 mg, kemudian
14.05 115/70 84 x/mnt 99% 2+2 lt/mnt 2%
x/mnt induksi dengan obat
Propofol 70 mg.

E. Pengakhiran Anestesi
Operasi selesai pukul 15.00. Observasi tanda-tanda vital N : 95x/men it, SPO2 : 98%, RR:
20x/men it. Pasien tampak menangis dan banyak lakukan pergerakan.
F. Pemantauan di Ruang Recovery Room atau PACU

O2 Aldrete/
Jam TD N SPO RR
Bromage/ Tindakan
(WIB) (mmHg) (x/mnt) 2 (lt) (x/mnt)
Steward Score
(%)
Pasien
15.30 120/70 95 x/mnt 98% 2lt 20 x/mnt 5 dipindahkan ke
bagsal
G. ANALISA DATA

No Data Masalah Etiologi


Pre Anestesi
1 Data Objektif : Nyeri Akut Nyeri terkait dengan
- Pasien terlihat menahan tonsilitis, yang
kesakitan saat menelan mengakibatkan
P : Nyeri akibat adanya gangguan rasa
pembengkakan di tonsil nyaman
Q : Nyeri tidak menjalar
R : Nyeri di tenggorokan saat
menelan makanan
S : Skala nyeri 4
T : Nyeri dirasakan sudah 1
minggu yang lalu, Nyeri hilang
timbul

Data Subjektif :
- Pasien anak mengatakan
sakit di tenggorokan,
nyeri saat menelan
makanan.
- Ayah pasien mengatakan
sudah 1 minggu anaknya
mengeluhkan nyeri saat
menelan.
- Pasien anak mengatakan
nyeri saat menelan
makanan, nyeri tidak
menjalar, skala nyeri 4,
nyeri hilang timbul.
- Keluarga pasien
mengatakan tidak
memeriksakan
sebelumnya karena takut
2. Data Objektif : Resiko ketidakseimbangan Berhubungan dengan
- Pasien terliat menahan volume cairan penyakit tonsilitis
sakit saat menelan yang menyebabkan
nyeri saat pasien
Data Subjektif : menelan. Nyeri
- Pasien mengatakan sakit tersebut membuat
saat menelan pasien sulit menelan
cairan sehingga
volume cairan dalam
tubuh pasien
berkurang.
3. Data Objektif : Ansietas Berhubungan dengan
- N: 110x/menit RR : psikologis dan
22x/menit emosional pasien
- Pasien menangis akibat belum pernah
- Tampak wajah tegang, menjalani operasi
gelisah, kontak mata
buruk

Data Subjektif :
- Pasien mengatakan belum
pernah menjalani operasi
dan pembiusan sehingga
pasien merasa takut akan
dilakukannya prosedur
pembedahan tonsilektomi
Intra Anestesi
1 Data Objektif : Hipotermia Masalah hipotermia
- Wajah pasien terlihat berhubungan dengan
pucat suhu ruangan operasi
- Kulit pasien teraba dingin yaitu 16ºC
- Suhu ruangan 16ºC

Data Subjektif :
Pasca Anestesi
1 Data Objektif : Nyeri Akut Berhubungan dengan
- Pasien tampak menangis efek pembedahan
- Pasien banyak melakukan
pergerakan
- N : 98X/menit SpO2 :
98% RR : 20X/menit

Data Subjektif : -

H. MASALAH KEPENATAAN ANESTESI


1. Pre Anestesi
Nyeri akut, Resiko ketidakseimbangan volume cairan, ansietas
2. Intra Anestesi
Hipotermia
3. Pasca Anestesi
Nyeri akut
I. RENCANA INTERVENSI KEPENATAAN ANESTESI

RENCANA INTERVENSI
NO DIAGNOSA TUJUAN RASIONAL
KEPENATAAN
1 Nyeri Akut NOC NIC - Mengetahui keadana umum
Setelah melakukan tindakan O : pasien
keperawatan anestesi selama 15 Observasi tanda-tanda vital Klien - Memberikan data dasar
menit diharapkan masalah nyeri untuk menentukan intervensi
akut dapat teratasi dengan kriteria T : yang akan di berikan kepada
hasil : Ajarkan klien Teknik Pereda nyeri klien
- Tanda-tanda vital dalam noninvasif dengan relaksasi nafas - Mengajarkan teknik
batas normal : dalam relaksaki nafas dalam untuk
TD = 90/70 -120/70 mmHg mengurangi nyeri
RR = 16 - 20 x / menit E: (meningkatkan relaksasi)
Nadi = 60-100 x / menit Jelaskan penyebab nyeri kepada klien - Meningkatkan relaksasi dan
SPO2 = 85-100 % dan keluarga dapat meningkatkan
Suhu = 36,5-37,5 o pemahaman klien dan
- Skala nyeri 2-3 ( ringan ) C : keluarga mengenai nyeri dan
dan nyeri terkontrol Kolaborasi dengan dokter dalam tindakan lebih lanjut yang
- Dapat mengidentifikasi pemberian analgetik sesuai indikasi akan di lakukan pada pasien
aktifitas yang dapat - Pemberian posisi yang
menurunkan dan nyaman dapat merelaksasi
meningkatkan nyeri. otot klien dan dapat
meredahkan nyeri yang
dirasakan (semi fowler)
- Pemberian analgetik dapat
meredakan nyeri pasien
(Fentanyl)
2. Risiko NOC NIC - Minuman kesukaan dapat
ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan O: meningkatkan keinginan
volume cairan keperawatan selama 1 x 24 jam di Kaji minuman yang disukai klien dan untuk memenuhi asupan

harapkan risiko ketidak tidak disukai klien cairan

seimbangan volume cairan tidak - Mengatur pola asupan

terjadi dengan kriteria hasil : T: cairan agar dapat


-Rencana kan asupan cairan setiap 8 memantai input dari
- Tidak adanya tanda
jam pasiem
gejala dehidrasi
-Minta klien terus membuat laporan - Penting nya pengetahuan
- Meningkatkan asupan
tertulis tentang asupan cairan, tentang asupan cairan
cairan hingga jumlah
haluaran urine. yang adekuat bagi tubuh
tertentu
- Monitoring pemasukan
- Mengidentifikasi factor
E: cairan yang diminum
resiko kekurangan
Edukasi pasien pentingnya asupan setiap hari dan juga
cairan dan menyatakan
cairan bagi tubuh keluaran urine
kebutuhan akan
peningkatan asupan
cairan sesuai indikasi C:
Berkolaborasi dengan dokter untuk
pemberian cairan infus

3. Ansietas NOC NIC - Pengkajian tingkat


Setelah dilakukan tindakan O: ansietas dilakukan agar
keperawatan anestesi selama 1 x Kaji tingkat ansietas pasien kita mengetahui berapa
15 menit dapat diharapkan tingkat ansietas
berkurang/hilang dengan kriteria : T:
- Menyatakan Ajarkan tehnik relaksasi napas dalam - Dengan mengajarkan
peningkatan dan mendengarkan musik tehnik relaksasi napas
kenyamanan dalam dapat membantu
psikologis dan pasien mengubah sistem
fisiologis E: otonom dari respon
- Dapat mengetahui Berikan pemahaman kepada pasien melawan atau lari ke
tentang proses terkait kecemasan yang sedang respon lebih rileks
tindakan dalam dialami
menurunkan tingkat - Untuk menghentikan
kecemasan C: kekhawatiran didasar
Kolaborasi dengan dokter untuk pada informasi yang
menentukan terapi yang akan tidak akurat
diberikan kepada pasien
- Kolaborasi antara penata
anestesi dengan dokter
dapat membantu dalam
pemberian terapi yang
akan dijalani pasien
4. Hipotermia NOC NIC - Pemantauan TTV dan
Setelah dilakukan tindakan O : perubahan suhu tubuh
kepenataan anestesi selama 1 x 20 Observasi TTV, Memantau pasien untuk menentukan
menit, diharapkan masalah perubahan suhu tubuh pasien intervensi yang tepat
berkurang/ hilang dengan kriteria
hasil TTV pasien normal : T: - Suhu ruangan yang yang
- N : 90 x/menit Tingkatkan suhu lingkungan ruangan normal dapat mencegah
- RR : 20 x/ menit operasi (OK) sebelum dilakukan pasien mengalami
- Suhu Badan : 36,5-37,5tindakan dan berikan selimut hangat hipotermia. Pemberian
derajat celcius selimut membuat suhu
- Pasien tidak pucat dan E : tubuh pasien naik,
Kulit tidak teraba Berikan pengetahuan kepada pasien sehingga merasa hangat
dingin sebelum dilakukan tindakan operasi, selama operasi
tentang hipotermi yang meliputi berlangsung
penyebab, akibat, dan cara
mengatasinya.
- Pengetahuan mengenai
hipotermi akan
C: meningkatkan
Kolaborasi dengan dokter dalam kemampuan untuk
pemberian obat pethidine terkait mengatasi masalah dan
hipotermi jika tidak dapat diatasi mencegah terjadinya
dengan terapi non-Pharmakology masalah lain

- Pemberian obat pethidine


untuk mengatasi maslah
hipotermia
6 Nyeri Akut NOC NIC - Observasi TTV penting
untuk mengetahui
Setelah dilakukan tindakan O : keadaan pasien dan
keperawatan anestesi selama - Observasi tanda-tanda menentukan intervensi
1x15 menit diharapkan masalah vital pasien apa yang akan dilakukan
nyeri akut dapat teratasi dengan - Lakukan pengkajian nyeri selanjutnya
kriteria hasil : PQRST - Perubahan TTV dapat
- Tanda-tanda vital menunjukkan perubahan
pasien dalam batas T : pada kondisi kesehatan
normal : Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam pasien.
TD : 90/70-120/70 mmhg untuk mengurangi rasa nyeri - Mengetahui nilai
RR : 16-20x/menit tingkatan nyeri pasien
Nadi : 60-100x/menit E: - Membantu pasien
SPO2 : 95-100% - Jelaskan penyebab nyeri mengurangi nyeri akut
Suhu : 36,5-37,5 C kepada pasien dan dan menciptakan rasa
- Nyeri berkurang dari keluarga nyaman
skala 4 ke skala 2 dan - Berikan informasi yang - Meningkatkan
nyeri dapat terkontrol. akuran kepada pasien dan pemahaman pasien dan
- Ekspresi wajah keluarga mengenai nyari keluarga mengenai nyeri.
kesakitan pada pasien yang dirasakan - Pemberian obat
berkurang setelah analgetik dapat
dilakukan intervensi, C : membantu meredakan
dan pasien berhenti Kolaborasi dengan dokter dalam nyeri yang dirasakan
menangis. pemberian obat analgetik. pasien
- Dapat
mengidentifikasi
aktifitas yang dapat
menurunkan dan
meningkatkan nyeri.

J. IMPLEMENTASI KEPENATAAN ANESTESI


TANGGAL
DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
WAKTU
Pre Anestesi
10 Februari 2020 Nyeri Akut Pukul 09.10 WIB Pukul 09.40
09.00 WIB -Mengobservasi tanda-tanda vital klien S:
Pasien mengatakan paham dengan teknik relaksasi
-Mengajarkan klien Teknik Pereda nyeriyang nafas dalam yang diajarkan
noninvasif dengan relaksasi nafas dalam
P: nyeri disebabkan oleh tonsilitis yang dialami
-Menjelaskan penyebab nyeri kepada klienpasien
dan keluarga Q: nyeri sudah tidak hilang timbul
R: nyeri hanya terasa di tenggorokan
-Berkolaborasi dengan dokter dalamS: nyeri skala 1
pemberian analgetik sesuai indikasi T: relaksasi nafas dalam

O:
- Pasien terlihat tidak meringis kesakitan
lagi
- TTV : - N : 84 x/menit RR : 20x/menit

A:
Masalah nyeri teratasi sebagian

P:
Pindahkan pasien ke ruang operasi dan pasien siap
dilakukan operasi

Annora
10 Februari 2020 Risiko ketidakseimbangan Pukul 10.05 WIB Pukul 11.00 WIB
1.00 WIB volume cairan - Mengkaji minuman yang S :
disukai pasien dan tidak disukaiPasien mengatakan meminum air putih tapi sulit
pasien untuk menelan
- Merencanakan asupan cairan -Pasien mengatakan paham dengan apa yang
setiap 8 jam dijelaskan oleh perawat
- Mengedukasi pasien pentingnya O :
asupan cairan bagi tubuh Pasien terlihat sulit untuk menelan
A:
Resiko ketidakseimbangan volume cairan teratasi
sebagian
P:
Pantau input dan output cairan pasien

Latifah
10 Februari 2020 Ansietas Pukul 10.10 WIB Pukul 10.30 WIB
10.00 WIB - Mengkaji tingkat ansietas klien S :
(ringan, sedang, berat, panik) Pasien mengatakan takutnya akan prosedur
dengan penilaian HARS pembedahan tonsilektomi sudah sedikit berkurang
- Memberikan penjelasanwalaupun belum pernah menjalani operasi dan
mengenai tindakan operasi yang pembiusan sebelumnya
akan di jalani klien O:
- Mengajari pasien untuk - N: 95 x/menit RR: 18 x/menit
melakukan tindakan - Pasien tampak sedikit tenang
pengurangan ansietas dengan - Wajah tegang dan gelisah pasien tampak
relaksasi napas dalam dan berkurang
berdoa sebelum tindakan
pembedahan A:
- Memberikan kenyamanan dan Ansietas pasien teratasi
ketentraman hati
- Mendampingi klien P:
- Berbicara dengan perlahan dan Intervensi dilanjutkan, dan terus pantau TTV pasien
tenang menggunakan kalimat
yang pendek dan sederhana Lutfi
- Memelihara rasa empati (mis,
kehadiran yang menenangkan,
menyentuh, berbicara)
Intra Anestesi
10 Februari 2020 Hipotermia Pukul 14.15 WIB Pukul 14.30 WIB
1.15 WIB - Memantau TTV pasien S:-
- Meningkatkan suhu lingkunganO : TTV
operasi OK sebelum dilakukan N : 86 x/ menit
tindakan RR : 18 x/menit
- Memberikan selimut hangat S. : 36,0 °C
- Berkolaborasi dengan dokter - Kulit pasien teraba hangat setelah
dalam pemberian obat pethidine diberikan selimut hangat
terkait hipotermia jika tidak A :
dapat diatasi dengan terapi non Masalah hipotermia teratasi sebagian
farmakologi P:
Pantau TTV pasien setiap 5 menit

Farah
Pasca Anestesi
04 Februari 2020 Nyeri Akut Pukul 15.30 WIB Pukul 16.00 WIB
Pukul 15.25 WIB - Mengobservasi tanda-tanda vital S:-
pasien & Lakukan pengkajian P: Nyeri disebabkan oleh tindakan operasi
nyeri PQRST Q: Nyeri sudah mulai hilang
- Mengajarkan teknik relaksasi R: Nyeri hanya pada bagian tenggorokan
nafas dalam untuk mengurangi S: Nyeri skala 1
rasa nyeri T: Relaksasi nafas dalam dan obat analgetik
- Menjelaskan penyebab nyeri
kepada pasien dan keluarga O:
- Berikan informasi yang akuran - Pasien terlihat lebih tenang dan rileks,
kepada pasien dan keluarga serta tidk banyak melakukan pergerakan.
mengenai nyari yang dirasakan -N : 95x/mnt
- Berkolaborasi dengan dokter -RR :20x/mnt
dalam pemberian obat analgetik. -spO2 :98%

A:
Nyeri akut teratasi sebagian

P:
Memantau Tanda-Tanda Vital pasien, dan
berkolaborasi dengan dokter untuk menentukan
tindakan lebih lajut terkait nyeri akut yang dialami
pasien.

Annora dan Latifah

Anda mungkin juga menyukai