A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Ny.T
Umur : 69 th 3 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Alamat : Jln MT haryono No. 56 RT 14/5
No RM : 31-6X-XX
Diagosa medis : Ca mamae sinistra
Tindakan operasi : Mestektomi
Tindakan anestesi : General anestesi teknik LMA
Tanggal operasi : 21 Maret 2023
Dokter bedah : Dr. Nicko Racmanio Sp.B
Dokter anestesi : Dr Sp.An
2. Anamnesa
a. Keluhan utama
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri pada payudara bagian kiri
pasien sebelumnya sudah melakukan operasi eksisi pada payu dara kiri 2
minggu yang lalu.
Pengkajian Nyeri :
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum dan tanda-tanda vital
Kesadaran : Composmentis BB : 86 kg
TD : 156/72 RR : 18 x /mnt
N : 98x / mnt
Pemeriksaan LEMON :
L : Tidak terdapat trauma pada wajah, gigi pasien tidak maju ,tidak terdapa gigi
goyang, dan mulut pasien besar.
E : Jarak gigi seri atas dan bawah 2 jari dan jarak membuka mulut 2 cm
M : Mallampati III terlihat platum mole dan durum terlihat jelas
O : Tidak terdapat abses pada leher dan sekitar mulut dan saluran nafas pasien.
N : Terdapat leher pendek, pergerakan leher pasien normal.
b. Status generalis
Kepala : mesochepal , tidak terdapat trauma ,lesi dan pendarahan pada kepala
Pertumbuhan rambut normal rambut pasien berwarna hitam panjang.
Mata : konjungtiva tidak anemis , mata kanan dan kiri pasien simetris.
lubang hidung pasien tampak kecil dan tidak terapar trauama , lesi
dan pendarahan.
Mulut : Gigi pasien tampak bersih , gigi pasien tampak rapih , terdapat
Telinga : Pendengaran pasien normal dan teinga pasien tampak simetris dan
bersih
Leher : Leher pasien tampak panjang , dan tidak terdapat lesi maupun abses
- Thoraks :
Pulmo
- Ekstremitas
Atas: Pasien tampak terpasang infus rl pada tangan kanan 20 tpm ,tangan
dan jari pasien lengkap dan tidak terdapat trauma maupun lesi
Bawah: Kaki pasien normal , kaki dan jari kanan kiri pasien lengkap dan
4. Psikologis
Pasien mengatakan.cemas takut dan khawatir akan dioperasi meskipun pernah dioperasi
sebelumnya Score HARS 15 ( sedang)
5. Pemeriksaan Penunjang
Terlampir
6. Diagnosa Anestesi
Pasien dengan ASA II diagnosa ca mamae akan direncanakan
1.Persiapan Alat
STATICS
Spuit : 3 cc , 5 cc dan 10 cc
2. Persiapan Obat
3. Persiapan Pasien
Pasien datang ke IBS pukul 11.00
Pasien sebelumnya sudah melakukan puasa dengan waktu yang telah ditentukan
oleh dokter dan petugas , mengganti baju operasi dan melepas aksesories pasien.
Petugas mengecek kembali identitas pasien,rekam medis , inform consent meliputi
rencana pembedahan , teknik anestesi resiko dan komplikasi yang dapat terjadi
pada pasien , mengecek dan menandai lokasi operasi, mengecek alergi dan
penyakit yang diderita pasien agar penata anestesi memiliki persiapan jika terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan di ruang operasi.
Petugas melakukan observasi monitoring TTV
Petugas mengkaji terlebih dahulu apakah pasien memiliki keluhan di ruangan IBS
Petugas mengecek kembali persiapan alat melengkapi peralatan, monitor pasien,
obat-obat umum Anestesi, obat-obat antidote umum Anestesi, obat emergency,
sarana peralatan Anestesi umum, serta mesin Anestesi.
Setelah pasien siap dan sarana obat serta sarana alat pembiusan siap pasien dapat
dipindahkan dari brankas IBS ke meja opeasi.
4. Penatalaksanaan Anestesi
Sing in Pasien tiba di IBS pada pukul 11.00 dan di pindahkan ke meja
operasi pada pukul 11.20 kemudian pada pukul 11.25 pasien
dengan pemantauan TTV TD: 160/78 mmHg N : 98 x/menit RR :
19x/menit SpO2 100% Pada pukul 11.30 pasien mulai diinduksi
dengan Fentanyl 100 mcg dan propofol 100 mg pada jam 11.35
kemudian dilakukan insersi LMA no 4 dengan pemantauan TTV
TD: 156/89 mmHg N: 100 x/menit RR: 19x/menit
dengan mode mesin manual SpO2 98%.
Time Out Pada jam 11.45 pasien mulai di insisi dengan pemantauan TTV TD:-
N 119x/menit RR:19x/menit SpO2 100% Kemudian pada pukul 11.55
pasien diberikan obat ondansetron 4 mg dan ketorolac 30 mg iv
Sign Out pada jam 12.55pasien selesai operasi dan kemudian dipindahkan ke
RR dengan pemantauan TTV TD: 167/75 mmHg N :98 x/menit
SpO2 98%
C. Maintanance
Maintanance menggunakan:
-
O2 : 2 lt/mnt, N2O: 2 lt/mnt dengan 2 %Vol
-
Balance cairan:
= 1.548 cc
Jam II : M + ¼ PP + SO
= 1204cc
Jam III : M + ¼ PP + SO
= 1204 cc
Jam IV : M + SO
= 172 + 688
= 860cc
D. Monitoring Selama Operasi (monitoring setiap 5 menit)
TD N2O+O2 Sevo
JAM N SpO2 (mmHg RR Tindakan
)
11.25 98 100 160/78 - - 18 -
12.45 80 98 133/73 2+2 1,5 Vol 18 Pantau jalan nafas pasien dan
lakukan tindakan suction
12.50 83 100 137/88 2+2 1,5 Vol 18 Pasien dilakukan suction
E. Pengakhiran Anestesi
Operasi selesai pada pukul 12.55, pasien dibawa ke ruang RR untuk dilakukan pemantauan
tanda-tanda vital.
F. Pemantauan di Ruang Recovery Room atau PACU
Aldert/
Jam TD N SPO2 O2 RR Tindakan
Bromage Score
13.00 156/76 76 100% 5 lt 16x Aldret score Pasien diberikan oksigenasi
dengan nasal 4lt/mnt ,
turunkan bed pasien dan
pasang bed side pasien
untuk mencegah
resikojatuh
13.05 160/69 76 98% 5lt 18x Aldret score Pernafasan pasien spontan
dan opa sudah dilepaskan
Pergerakan pasien masih
tidak beraturan
.
13.10 158/75 71 99% 3 lt 18x Aldret score Pasein sudah sadar dan
edukasi pasien agar tetap
tenang
-
Pasien mengathakan
khwatir karna tindakan
operasi yang akan
dilakukan
DO :
Pasien tampak cemas
Pasien tampak tegang dan
gelisah
Score HaRs Kecemasan pasien
16
Kesadaran composmentis
TD 165/76 mmHg
Nadi 98 x/ menit
RR : 18x/menit
SpO2 : 99 %
Intra Anestesi
1 DS: - Resiko perdarahan Berhubungan dengan
timdakan operasi
DO :
-
Cairan Masuk : RL
500cc
-
Cairan Keluar :
Perdarahan : 200 cc
-
Diberikan Asamtranexamad
1 gr
-
Konjungtiva anemis
-
TD : mmHg
-
N: menit
-
RR : 16x/menit
-
SpO2 : 99 %
Pasca Anestesi
1 DS : Resiko Jatuh
Berhubungan dengan,
DO : penurunan massa otot
Pasien tampak terbaring di akibat luka post operasi
,perubahan metabolisme
brangkar RR dan mekanisme
Pasien tampak bergerak tidak pertahanan primer (jatuh)
beraturan
TD
N: 133x/menit
Spo2 : 100 %
- RR:18x/menit
H. MASALAH KEPENATAAN ANESTESI
A. Pre anestesi
1. Nyeri Akut
2. Ansietas
B. Intra anestesi
1. Resiko erdarahan
2. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas
C. Pasca anestesi
1. Resiko Jatuh
I. RENCANA INTERVENSI KEPENATAAN ANESTESI
RENCANA INTERVENSI
NO DIAGNOSA TUJUAN RASIONAL
KEPENATAAN
Pre Anestesi
1 Ansietas Setelah dilakukan tindakan O= Pikiran yang buruk
kepenataan anestesi selama 15 Lakukan observasi / mengkaji dapat membingungkan
menit penata anestesi dapat tingkat ansietas pasien situasi
berkurangi atau hilang dengan Kurangnya
kriteria hasil : E= pengetahuan pasien
Tingkat ansietas pasien Jelaskan prosedur apa saja yang dapat menimbulkan
dapat berkurang akan dilakuka selama prosedur ansietas
Pasien dapat koorperatif, bedah dan anestesi pada psein . Kolaborasi dengan
serta dapat mengetahui dokter anestesi terkait
tentang prosedur anestesi T= pemberian obat sedasi
dan pembedahan Lakukan koping yang efektif untuk untuk mengatasi
sehingga pasien siap mengatasi ansietas dan sampaikan kecemasan pasien
dilakukan tindakan pemahaman empatik pada pasien yang berlebih.
Menjelaskan ansietas dan serta ajarkan pasien relaksasi tarik
pola kopingnya sendiri nafas dalam dan tumtun pasien
yang efektif berdoa
C = kolaborasi dengan dokter
anestesi terkait pemberian obat
sedasi (sedacum) jika di perlukan
resiko jatuh dan pastikan bed basien dengan Meletakkan alat bantu
Pastikan pasien tenang ketinggian rendah seperti kursi roda
dan terjaga memudah kan pasien
E= dan mengurangi resiko
Edukasi pasien agar tetap tenang jatuh
dan kooperatif untuk mencegah
terjadinya resiko jatuh pada pasien
C=
Kolaborasi dengan dokter anestesi /
penata lain pemberian obat sedasi
jika di perlukan
resiko jatuh dan pastikan bed basien dengan Meletakkan alat bantu
Pastikan pasien tenang ketinggian rendah seperti kursi roda
dan terjaga memudah kan pasien
E= dan mengurangi resiko
Edukasi pasien agar tetap tenang jatuh
dan kooperatif untuk mencegah
terjadinya resiko jatuh pada pasien
C=
Kolaborasi dengan dokter anestesi /
penata lain pemberian obat sedasi
jika di perlukan
J. IMPLEMENTASI KEPENATAAN ANESTESI
TANGGAL
DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
WAKTU
Pre Anestesi
21 maret 2023 Ansietas Mengobservasi / mengkaji tingkat 11.05
Pukul 11.00 WIB S=
ansietas pasien Pasien mengatakan takut karena baru pertama kali
menjalani operasi
O=
Pasien tampak cemas dan gelisah Skala HARS 16
( kecemasan sedang)
Td:165/76 mmHg
N : 98 x/menit
RR: 18x/menit
SpO2:99%
A=
Ansietas pre operasi pada pasien teratasi sebagian
P=
Lanjutkan intervensi dengan menjelaskan prosedur
apa saja yang akan dilakuka selama prosedur bedah
dan anestesi pada psein melakukan koping
yang efektif untuk mengatasi ansietas dan
sampaikan pemahaman empatik pada pasien serta
ajarkan pasien relaksasi tarik nafas dalam dan
ajarkan pasien berdoa dan berkolaborasi dengan
dokter anestesi terkait pemberian obat sedasi jika di
Perlukan
Pukul 11.10WIB Jelaskan prosedur apa saja S=
yang akan dilakuka selama - pasien mengatkan paham atas penjelasan yang
prosedur bedah dan anestesi diberikan oleh penata
pada psein - Pasien mengatakan lebih rileks dan tidak takut lagi
karena sudah mengerti dan faham tentang prosedur
Melakukan koping yang operasi dan pembiusan
efektif untuk mengatasi
ansietas dan
sampaikan pemahaman empatik
pada pasien serta ajarkan pasien O=
P:
Lanjutkan intervensi dengan mengajarkan pasien
melakukan teknik relaksasi nafaas dalam dan juga
berkolaborrasi dengan dokter untuk pemberian
analgetik untuk mengurangi nyeri pada pasien
Intra Anestesi
21 maret 20223 Resiko perdarahan Mengobservasi / kaji sisa S:-
Pukul 12.35 WIB O:
pendarahan p a d a p a s i e n
- pasien Terlihat pucat
Td:115/69 mmHg
Nadi 75x/ menit
RR : 18x/menit
SpO2 : 98 %
A:
Masalah Resiko perdarahan belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi dengan berkolaborasi dengan
dokter untuk pemberian obat Asamtranexsamat
S:-
Pukul 12.40 WIB O:
Kolaborasi dengan dokter dalam - pasien diberikan Asamtranexamat 1 gr
pemberian obat epedrin untuk - pasien terlihat masih pucat
- input pasieen diberikam RL dengan 30
mengatasi perdarahan pasien
Tpm
-Konjungtiva pasien kembali normal
-
Berkolaborasi dengan dokter Td: 120/80 mmHg
anestesi terkait tindakan Nadi 80 x/ menit
selanjutnya RR : 18x/menit
SpO2 : 100 %
A:
Masalah resiko perdarahan teratasi
P:
hentikan intervensi dan tetap memantau ttv dan
kondiaisi pasien.
21 maret 20223 Ketidak efektifan bersihan mengobservasi pernafasan pasien S:-
12.45 jalan nafas O:
- Pasien terlihat mengorok
-Suara nafas pasien terdengar stridor
-pasien terpasang LMA
-pernafasan pasien spontan tetapi tetap dilakukan asis
-RR: 16x/menit
-SpO2: 97%
12.50
Berkolaborasi dengan dokkter S:-
untuk melakukan ekstubasi pada O:
- pasien diekstubasi dengan ekstubasi dalam
pasien - pasien dilakukan ekstubasi dan kemudian
terpasangkan opa no 3
melakukan penghisapan sekret - suara nafas pasien normal setelah disuction
- pasien sudah tidak mengorok lagi
dari jalan napas sesuai - terlihat dada pasien kembang kempis
kebutuhan -posisi pasien kepala ektensi
-RR 18x/menit
-SpO2:99%
Pasca Anestesi
21 Maret 2023 Resiko Jatuh S:
mengkaji dan pantau pasien untuk
Pukul 13.00WIB
mengetahui apakah dapat -
menimbulkan resiko jatuh O:
memasang bedside rel pada bad -pasien terlihat masih belum sadar
pasien -bedside rel pada bad sudah terpasang kiri dan kanan
-pasien masih terpasang opa dan diberikan oksigen
nasal kanul 4lt
Td : 165/73 mmHgh
-N: 78x/menit
- Spo2 : 98 %
RR : 18x/menit
Aldret Score
A:
Masalah resiko jatuh terasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi dengan menenangkan pasien
dan memberitahu bahwa operasi sudah selesai dan
berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian
sedasi bila diperlukan.