Anda di halaman 1dari 32

BAB III

ASUHAN KEPENATAAN ANESTESI PADA PASIEN CA MAMAE DILAKUKAN


TINDAKAN MESTEKTOMI DENGAN TINDAKAN GENERAL ANESTESI

A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Ny.T
Umur : 69 th 3 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Alamat : Jln MT haryono No. 56 RT 14/5
No RM : 31-6X-XX
Diagosa medis : Ca mamae sinistra
Tindakan operasi : Mestektomi
Tindakan anestesi : General anestesi teknik LMA
Tanggal operasi : 21 Maret 2023
Dokter bedah : Dr. Nicko Racmanio Sp.B
Dokter anestesi : Dr Sp.An

2. Anamnesa
a. Keluhan utama
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri pada payudara bagian kiri
pasien sebelumnya sudah melakukan operasi eksisi pada payu dara kiri 2
minggu yang lalu.

b. Riwayat penyakit sekarang


Pasein mengatakan nyeri pada payudara kirir, nyeri terasa senat senut dan nyeri
terasa hilang timbul ,pasien mengatkan takut dan khawatir akan di operasi

Skala HARS : 15 ( sedang)

Pengkajian Nyeri :

P; Nyeri terasa saat bergerak

Q ;Nyeri terasa senat senut

R : Nyeri terasa hanya di daerah payudara tidak meyebar


S ; Skala Nyeri 6

Nyeri hilang timbul

c. Riwayat penyakit dahulu

Pasien memiliki penyakit hipertensi terkontrol

d. Riwayat penyakit keluarga

Tidak ada riwayat penyakit keluarga

3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum dan tanda-tanda vital

Kesadaran : Composmentis BB : 86 kg

GCS : E4V5M6 TB : 161 cm

TD : 156/72 RR : 18 x /mnt

N : 98x / mnt

BMI : 33,17 (Obesitas)

Pemeriksaan LEMON :
L : Tidak terdapat trauma pada wajah, gigi pasien tidak maju ,tidak terdapa gigi
goyang, dan mulut pasien besar.
E : Jarak gigi seri atas dan bawah 2 jari dan jarak membuka mulut 2 cm
M : Mallampati III terlihat platum mole dan durum terlihat jelas
O : Tidak terdapat abses pada leher dan sekitar mulut dan saluran nafas pasien.
N : Terdapat leher pendek, pergerakan leher pasien normal.
b. Status generalis
Kepala : mesochepal , tidak terdapat trauma ,lesi dan pendarahan pada kepala
Pertumbuhan rambut normal rambut pasien berwarna hitam panjang.

Mata : konjungtiva tidak anemis , mata kanan dan kiri pasien simetris.

Hidung : Tidak terdapat kotoran hidung , pertumbuhan rambut hidung normal ,

lubang hidung pasien tampak kecil dan tidak terapar trauama , lesi

dan pendarahan.
Mulut : Gigi pasien tampak bersih , gigi pasien tampak rapih , terdapat

pembengkakan pada tonsil kanan dan kiri

Telinga : Pendengaran pasien normal dan teinga pasien tampak simetris dan

bersih

Leher : Leher pasien tampak panjang , dan tidak terdapat lesi maupun abses

- Thoraks :

 Pulmo

Inspeksi : Apatis respirasi

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

Perkusi : Suara paru sonor

Auskultasi: ronchi (-) wheezing (-)


 Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak nampak
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, ukuran tidak melebar, aorta dan mediatinum
superior tidak melebar
Perkusi : suara redup
Auskultasi: suara jantung S1 S2 reguler tidak ada suara tambahan
 Abdomen
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada lesi
Auskultasi : bising usus 15x/mnt
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : Suara Timpani
- Genetalia: Normal dan bersih

- Ekstremitas
 Atas: Pasien tampak terpasang infus rl pada tangan kanan 20 tpm ,tangan

dan jari pasien lengkap dan tidak terdapat trauma maupun lesi

 Bawah: Kaki pasien normal , kaki dan jari kanan kiri pasien lengkap dan

tidak terdapat trama maupun lesi

 Kekuatan otot : Kekuatan otot 5


- Pemeriksaan Vertebrata : Tidak terdapat kelainan pada tulang belakang

4. Psikologis
Pasien mengatakan.cemas takut dan khawatir akan dioperasi meskipun pernah dioperasi
sebelumnya Score HARS 15 ( sedang)

5. Pemeriksaan Penunjang

Terlampir

6. Diagnosa Anestesi
Pasien dengan ASA II diagnosa ca mamae akan direncanakan

operasi Mestektomi dengan general anestesi teknik LMA no 3

B. Persiapan Penatalaksanaan Anestesi

1.Persiapan Alat

STATICS

Scope : Laringoscope, Stetoscope Page

Tube : LMA no3, 4 ,

Airway : Pipa orofaring / OPA atau hidung-faring/NPA

Tape : Plester untuk fiksasi

Introducer : Mandrin / Stylet,

Conector : Penyambung antara pipa

Suction : Kanul suction dan mesin suction

Spuit : 3 cc , 5 cc dan 10 cc

Sarung tangan Steril

2. Persiapan Obat

a. Obat Premedikasi : Midazolam 2,5 mg

Obat Induksi : Fentanyl 100 mcg dan Propofol 100 mg


c. Obat Pelumpuh Otot :

d. Obat Analgetik : Keterolac 30 mg

Obat 5HT – antagonis : Ondansentron 4 mg

Obat anti perdarahan : Tranexsamat 500 mg

g. Obat emergency : Epedrin 10 mg, Dexametason 5 mg, Sulfat Atropin 0,25 mg

Cairan infuse : RL 500

3. Persiapan Pasien
Pasien datang ke IBS pukul 11.00
Pasien sebelumnya sudah melakukan puasa dengan waktu yang telah ditentukan
oleh dokter dan petugas , mengganti baju operasi dan melepas aksesories pasien.
Petugas mengecek kembali identitas pasien,rekam medis , inform consent meliputi
rencana pembedahan , teknik anestesi resiko dan komplikasi yang dapat terjadi
pada pasien , mengecek dan menandai lokasi operasi, mengecek alergi dan
penyakit yang diderita pasien agar penata anestesi memiliki persiapan jika terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan di ruang operasi.
Petugas melakukan observasi monitoring TTV
Petugas mengkaji terlebih dahulu apakah pasien memiliki keluhan di ruangan IBS
Petugas mengecek kembali persiapan alat melengkapi peralatan, monitor pasien,
obat-obat umum Anestesi, obat-obat antidote umum Anestesi, obat emergency,
sarana peralatan Anestesi umum, serta mesin Anestesi.
Setelah pasien siap dan sarana obat serta sarana alat pembiusan siap pasien dapat
dipindahkan dari brankas IBS ke meja opeasi.

4. Penatalaksanaan Anestesi
Sing in Pasien tiba di IBS pada pukul 11.00 dan di pindahkan ke meja
operasi pada pukul 11.20 kemudian pada pukul 11.25 pasien
dengan pemantauan TTV TD: 160/78 mmHg N : 98 x/menit RR :
19x/menit SpO2 100% Pada pukul 11.30 pasien mulai diinduksi
dengan Fentanyl 100 mcg dan propofol 100 mg pada jam 11.35
kemudian dilakukan insersi LMA no 4 dengan pemantauan TTV
TD: 156/89 mmHg N: 100 x/menit RR: 19x/menit
dengan mode mesin manual SpO2 98%.
Time Out Pada jam 11.45 pasien mulai di insisi dengan pemantauan TTV TD:-
N 119x/menit RR:19x/menit SpO2 100% Kemudian pada pukul 11.55
pasien diberikan obat ondansetron 4 mg dan ketorolac 30 mg iv
Sign Out pada jam 12.55pasien selesai operasi dan kemudian dipindahkan ke
RR dengan pemantauan TTV TD: 167/75 mmHg N :98 x/menit
SpO2 98%

C. Maintanance

Maintanance menggunakan:

-
O2 : 2 lt/mnt, N2O: 2 lt/mnt dengan 2 %Vol

-
Balance cairan:

 Kebutuhan cairan basal (M) = 86 kg x 2 = 172 cc

 Pengganti Puasa (PP) = 172 x 8 = 1.376

 Stress operasi (SO) = jenis op x BB = 8 x 86 = 688

 Kebutuhan Cairan = Jam I : M + ½ PP + SO

= 172 + 688 + 688

= 1.548 cc

Jam II : M + ¼ PP + SO

= 172 + 344+ 688

= 1204cc

Jam III : M + ¼ PP + SO

= 168 + 344+ 688

= 1204 cc

Jam IV : M + SO

= 172 + 688

= 860cc
D. Monitoring Selama Operasi (monitoring setiap 5 menit)
TD N2O+O2 Sevo
JAM N SpO2 (mmHg RR Tindakan
)
11.25 98 100 160/78 - - 18 -

11.30 99 100 159/70 - - 18 Injeksi fentanyl 100 mcg


propofol
100 mg
11.35 100 98 156//80 2+2 2 Vol 16 Insersi LMA no.3

11.40 95 99 156/78 2+2 2 Vol 16


Baging

11.45 89 98 149/67 2+2 2 Vol 16 Baging pasien dan pasien mulai


dilakukan insisi
11.50 85 99 158/89 2+2 2 Vol 16 Baging

11.55 88 99 160/76 2+2 2 Vol 16 Baging

12.00 80 98 154/86 2+2 2 Vol 16 Pasien mulai spontan dan


berikan asis

12.05 84 99 154/80 2+2 2 Vol 16 Pasien diberikan ondansetron 4


mg/IV
12.10 82 100 148/78 2+2 2 Vol 18 Pasien diberikan Ketorolac 30
mg/IV
12.15 80 100 135/76 2+2 2Vol 18
berikan asis

12.20 79 100 120/80 2+2 2 Vol 18 berikan asis

12.25 75 99 119/69 2+2 2 Vol 16 berikan asis

12.30 80 98 120/78 2+2 2 Vol 19 berikan asis


12.35 79 100 128/75 2+2 1,5 Vol 18 Diberikan Asam tranexsamad 1
gr

12.40 82 100 130/76 2+2 1,5 Vol 18 Asis 3 x1

12.45 80 98 133/73 2+2 1,5 Vol 18 Pantau jalan nafas pasien dan
lakukan tindakan suction
12.50 83 100 137/88 2+2 1,5 Vol 18 Pasien dilakukan suction

12.55 79 100 133/76 0+5 1,5 Vol 18 Operasi selesai pasien


dilakukan ekstubasi dan
dipindahkan ke RR

E. Pengakhiran Anestesi
Operasi selesai pada pukul 12.55, pasien dibawa ke ruang RR untuk dilakukan pemantauan
tanda-tanda vital.
F. Pemantauan di Ruang Recovery Room atau PACU
Aldert/
Jam TD N SPO2 O2 RR Tindakan
Bromage Score
13.00 156/76 76 100% 5 lt 16x Aldret score Pasien diberikan oksigenasi
dengan nasal 4lt/mnt ,
turunkan bed pasien dan
pasang bed side pasien
untuk mencegah
resikojatuh
13.05 160/69 76 98% 5lt 18x Aldret score Pernafasan pasien spontan
dan opa sudah dilepaskan
Pergerakan pasien masih
tidak beraturan
.
13.10 158/75 71 99% 3 lt 18x Aldret score Pasein sudah sadar dan
edukasi pasien agar tetap
tenang

13.15 154/77 76 100% 3 lt 18x Aldret score Pantau pergerakan pasien


dan berikan obat
Paracetamol 400 mg/iv
13.20 159/78 75 100 % 3 lt 18x Aldret score Pasien dipindahkan ke
ruang perawatan
G. ANALISA DATA

No Data Masalah Etiologi


Pre Anestesi
1 DS : Ansietas Berhubungan dengan
ancaman aktual atau
Pasien mengatakan cemas persepsi terhadap
dan takut akan dilakukan prosedur invasive
(tindakan operasi)
tindakan operasi
meskipun sebelumnya
sudah dioperasi

-
Pasien mengathakan
khwatir karna tindakan
operasi yang akan
dilakukan
DO :
Pasien tampak cemas
Pasien tampak tegang dan
gelisah
Score HaRs Kecemasan pasien
16
Kesadaran composmentis

TD 165/76 mmHg

Nadi 98 x/ menit
RR : 18x/menit
SpO2 : 99 %

Intra Anestesi
1 DS: - Resiko perdarahan Berhubungan dengan
timdakan operasi

DO :

-
Cairan Masuk : RL
500cc
-
Cairan Keluar :
Perdarahan : 200 cc
-
Diberikan Asamtranexamad
1 gr
-
Konjungtiva anemis
-
TD : mmHg
-
N: menit
-
RR : 16x/menit
-
SpO2 : 99 %

2 DS :- Ketidak efektifan Berhubungan dengan


bersihan jalan nafas hipersekresi pada jalan
DO :
nafas pasien akibat
-
Pasien terpasang LMA no prosedur pembiusan
3
-
Pasien terpsang opa no 3
-
Pasien terdengar
mengorok
-
Terdengar suara stridor
-
Pasien tampak mengalami
hipersalipasi
-
Td:145/75
-
Nadi 80 x/ menit
-
RR : 16x/menit

Pasca Anestesi
1 DS : Resiko Jatuh
Berhubungan dengan,
DO : penurunan massa otot
Pasien tampak terbaring di akibat luka post operasi
,perubahan metabolisme
brangkar RR dan mekanisme
Pasien tampak bergerak tidak pertahanan primer (jatuh)

beraturan
TD
N: 133x/menit
Spo2 : 100 %

- RR:18x/menit
H. MASALAH KEPENATAAN ANESTESI

A. Pre anestesi
1. Nyeri Akut
2. Ansietas

B. Intra anestesi
1. Resiko erdarahan
2. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas
C. Pasca anestesi
1. Resiko Jatuh
I. RENCANA INTERVENSI KEPENATAAN ANESTESI

RENCANA INTERVENSI
NO DIAGNOSA TUJUAN RASIONAL
KEPENATAAN
Pre Anestesi
1 Ansietas Setelah dilakukan tindakan O=  Pikiran yang buruk
kepenataan anestesi selama 15 Lakukan observasi / mengkaji dapat membingungkan
menit penata anestesi dapat tingkat ansietas pasien situasi
berkurangi atau hilang dengan  Kurangnya
kriteria hasil : E= pengetahuan pasien
 Tingkat ansietas pasien Jelaskan prosedur apa saja yang dapat menimbulkan
dapat berkurang akan dilakuka selama prosedur ansietas
 Pasien dapat koorperatif, bedah dan anestesi pada psein .  Kolaborasi dengan
serta dapat mengetahui dokter anestesi terkait
tentang prosedur anestesi T= pemberian obat sedasi
dan pembedahan Lakukan koping yang efektif untuk untuk mengatasi
sehingga pasien siap mengatasi ansietas dan sampaikan kecemasan pasien
dilakukan tindakan pemahaman empatik pada pasien yang berlebih.
 Menjelaskan ansietas dan serta ajarkan pasien relaksasi tarik
pola kopingnya sendiri nafas dalam dan tumtun pasien
yang efektif berdoa
C = kolaborasi dengan dokter
anestesi terkait pemberian obat
sedasi (sedacum) jika di perlukan

2 Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan O  Pengkajian nyeri


kepenataan anstesi selama 15 Kaji dan observasi tingkat nyeri dilakukan agar pasien
menit diharapkan masalah Nyeri pasien dapat menilai rasa nyeri
Akut pasien dapat teratasi dengan T:  Teknik tarik nafas dapat
kriteria Hasil: berikan terapi nonfarmakologi dilakukan agar pasien
untuk mengurangi nyeri pada dapat menontrol rasa
1. Mampu menganal pasieni nyeri
nyeri ( skala, -  Pemebrian obat analgetik
Frekuensi, dan E: dilakukan untuk
tanda ) Edukasi pasien untuk meredekan nyeri
2. Mampu melakukan
mengontrol nyeri Tindakan pereda nyeri seperti
3. Mampu melapor relaksasi nafas dalam
Kan nyeri berkuang C:
Kolaborasi denga dokter untuk
pemberian analgesic sebagai
pereda nyeri jika diperlukan
Intra Anestesi

1 Resiko perdarahan Setelah dilakukan tindakan O:  Observasi jalan TTV dan


kepenataan anestesi selama 10 - Observasi TTV cairan masuk pasien
menit Masalah resiko - pantau cairan yang masuk dilakukan untuk
perdarahan yang dialami pasien T: mengetahui apakah
berkurang/hilang dengan kriteria - terpenuhi cairan tubuh
hasil : Berikan cairan Rl 30 tpm yang pada pasien karna
- perdarhan pasien dapat cukup untuk mengatasi terjadi perrdarahan
teratasi perdarahan pasien  Pemberian RL untuk
- TTV pasien normal C: mencukupi cairan
-Kolaborasi dengan dokter pasien yang telah
dalam pemberian obat hilang
untuk mengatasi perdarahan  Kolaborasi dengan
pasien dokter untuk
mengatassi perdarahan
pada pasien
2 Ketidak efektifan kepenataan anestesi selama 1 x 10 O=  Observasi pernafasan
bersihan jalan nafas pasien dilakukan untuk
menit penata anestesi dapat Observasi pernafasan pasien
mengetahui apakah
meminimalkan / mengurangi terdapat sekret
 Penghisapan sekret
Ketidak Efektiifan bersihan jalan T=
dilakukan agar pernafasan
nafas pada pasien dengan kriteria Lakukan suction sekret dari jalan
pasien tidak terganggu
hasil : napas sesuai kebutuhan.
 Kolaborasi dilakukan
- tidak mengalami aspirasi paru
- tidak ada hambatan atau secret unuk menggeetahui
E=
pada jalan nafas pasien
tindakan selanjutnya
C= yangdilakukan pada
Kolaborasi dengan dokter untuk
pasien
Melakukan ekstubasi LMA
Post Anestesi

2 Resiko jatuh Setelah dilakukan tindakan O= ● Gelang kuning


kepenataan anestesi selama 2x30 Kaji dan pantau pasien untuk diberikan pada pasien
jam perawat anestesi dapat mengetahui apakah dapat yang memiliki resiko
meminimalkan resiko jatuh pada menimbulkan resiko jatuh jatuh
pasien dengan kriteria hasil ● Pemasangan bedside
Mendemontrasikan T= rel untuk mencegah
tindakan pencegahan Pasang bedside rel pada bad pasien pasien jatuh dari bed

resiko jatuh dan pastikan bed basien dengan Meletakkan alat bantu
Pastikan pasien tenang ketinggian rendah seperti kursi roda
dan terjaga memudah kan pasien
E= dan mengurangi resiko
Edukasi pasien agar tetap tenang jatuh
dan kooperatif untuk mencegah
terjadinya resiko jatuh pada pasien

C=
Kolaborasi dengan dokter anestesi /
penata lain pemberian obat sedasi
jika di perlukan
resiko jatuh dan pastikan bed basien dengan Meletakkan alat bantu
Pastikan pasien tenang ketinggian rendah seperti kursi roda
dan terjaga memudah kan pasien
E= dan mengurangi resiko
Edukasi pasien agar tetap tenang jatuh
dan kooperatif untuk mencegah
terjadinya resiko jatuh pada pasien

C=
Kolaborasi dengan dokter anestesi /
penata lain pemberian obat sedasi
jika di perlukan
J. IMPLEMENTASI KEPENATAAN ANESTESI

TANGGAL
DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
WAKTU
Pre Anestesi
21 maret 2023 Ansietas  Mengobservasi / mengkaji tingkat 11.05
Pukul 11.00 WIB S=
ansietas pasien Pasien mengatakan takut karena baru pertama kali
menjalani operasi
O=
Pasien tampak cemas dan gelisah Skala HARS 16
( kecemasan sedang)
Td:165/76 mmHg
N : 98 x/menit
RR: 18x/menit
SpO2:99%
A=
Ansietas pre operasi pada pasien teratasi sebagian
P=
Lanjutkan intervensi dengan menjelaskan prosedur
apa saja yang akan dilakuka selama prosedur bedah
dan anestesi pada psein melakukan koping
yang efektif untuk mengatasi ansietas dan
sampaikan pemahaman empatik pada pasien serta
ajarkan pasien relaksasi tarik nafas dalam dan
ajarkan pasien berdoa dan berkolaborasi dengan
dokter anestesi terkait pemberian obat sedasi jika di
Perlukan
Pukul 11.10WIB  Jelaskan prosedur apa saja S=
yang akan dilakuka selama - pasien mengatkan paham atas penjelasan yang
prosedur bedah dan anestesi diberikan oleh penata

pada psein - Pasien mengatakan lebih rileks dan tidak takut lagi
karena sudah mengerti dan faham tentang prosedur
 Melakukan koping yang operasi dan pembiusan
efektif untuk mengatasi
ansietas dan
sampaikan pemahaman empatik
pada pasien serta ajarkan pasien O=

relaksasi tarik nafas dalam dan - Pasien terlihat lebih tenang

ajarkan pasien berdoa. - Skala HARS 10


- pasein terlihat memperhatikan dan
mendengarkan saat perawat menjelaskan
tentang prosedur operasi dan pembiusan yang
akan dilakukan
- Pasien tampak memahai dan dapat
mengulangi edukasi yang diberikan

 Berkolaborasi dengan dokter A= Ansietas pre operasi pada pasien teratasi


sebagian.
anestesi terkait pemberian
obat sedasi jika di perlukan P = lanjutkan intervensi dengan melakukan tindakan
Operasi
 Berkolaborasi dengan dokter A= Ansietas pre operasi pada pasien teratasi
sebagian.
anestesi terkait pemberian
obat sedasi jika di perlukan P = hentikan intervensi dan dilanjutkan dengn
tindakan operasi yang sudah direncanakan
21 maret 2023 Nyeri Akut  mengkajii tingkat nyeri S:
10.10 WIB
pasien -pasein mengatakan nyeri pada payudara sebelah
 berikan terapi farmakologi untuk kiri
mengurangi nyeri pada pasien P : nyeri terasa saat bergerak
Q : nyeri terasa senat senut
R : nyeri terasa dibagian payudara sebelah kiri saja, tidak
menyebar
S : Skala nyeri 6
T : nyeri terasa hilang timbul
O:
- pasien terlihat menahan nyeri
- pasien terlihat meringis kesakitan
- Td:165/76 mmHg
N : 98 x/menit
RR: 18x/menit
SpO2:99%
A:
Masalah nyeri Akut pasien teratasi sebagian

P:
Lanjutkan intervensi dengan mengajarkan pasien
melakukan teknik relaksasi nafaas dalam dan juga
berkolaborrasi dengan dokter untuk pemberian
analgetik untuk mengurangi nyeri pada pasien

 Mngajarkan pasien untuk S:


melakukan - pasien mengatkan nyeri terasa berkurang

Tindakan pereda nyeri seperti P: nyeri terasa saat bergerak


Q: Nyeri terasa senat senut
relaksasi nafas dalam
R: Nyeri terasa disatu titik, tidak menyebar
S : Skala nyeri 5
 Berkolaborasi denga dokter untuk
T : Nyeri terasa Hilang hilang tibul
pemberian analgesic sebagai
pereda nyeri jika diperlukan
O:
- pasien terlihat mengikuti dengan baik saat diajarkan
relaksasi nafas dalam
- pasien terlihat lebih relax dari sebelumnya
A:Masalah nyeri akut pasien teratasi sebagian

P : hentikan intervensi kemudian dilanjutkan dengan


tindakan operasi yang sudah direncanakan

Intra Anestesi
21 maret 20223 Resiko perdarahan  Mengobservasi / kaji sisa S:-
Pukul 12.35 WIB O:
pendarahan p a d a p a s i e n
- pasien Terlihat pucat

- konjungtiva pasien anemis


 Berikan cairan Rl yang cukup untuk - cairan out put perdarahan pasien 200 cc
mengatasi perdarahan pasien
- cairan input RL 500 cc 20 tpm

Td:115/69 mmHg
Nadi 75x/ menit
RR : 18x/menit
SpO2 : 98 %
A:
Masalah Resiko perdarahan belum teratasi

P:
Lanjutkan intervensi dengan berkolaborasi dengan
dokter untuk pemberian obat Asamtranexsamat

S:-
Pukul 12.40 WIB O:
 Kolaborasi dengan dokter dalam - pasien diberikan Asamtranexamat 1 gr
pemberian obat epedrin untuk - pasien terlihat masih pucat
- input pasieen diberikam RL dengan 30
mengatasi perdarahan pasien
Tpm
-Konjungtiva pasien kembali normal

-
 Berkolaborasi dengan dokter Td: 120/80 mmHg
anestesi terkait tindakan Nadi 80 x/ menit

selanjutnya RR : 18x/menit
SpO2 : 100 %
A:
Masalah resiko perdarahan teratasi

P:
hentikan intervensi dan tetap memantau ttv dan
kondiaisi pasien.
21 maret 20223 Ketidak efektifan bersihan  mengobservasi pernafasan pasien S:-
12.45 jalan nafas O:
- Pasien terlihat mengorok
-Suara nafas pasien terdengar stridor
-pasien terpasang LMA
-pernafasan pasien spontan tetapi tetap dilakukan asis
-RR: 16x/menit
-SpO2: 97%

A: masalah ketidak efektifan bersihan jalan nafas


belum teratasi

P: lanjutkan intervensi dengan berkolaborasi dengan


doker untuk tindakan ekstubasi dan dilanjutkan
dengan melaakukan suction untuk membersiihkan
secret yaang terdapat pada jalan nafas pasien dengan
posisi pasien terpasang opa no.3

12.50
 Berkolaborasi dengan dokkter S:-
untuk melakukan ekstubasi pada O:
- pasien diekstubasi dengan ekstubasi dalam
pasien - pasien dilakukan ekstubasi dan kemudian
terpasangkan opa no 3
 melakukan penghisapan sekret - suara nafas pasien normal setelah disuction
- pasien sudah tidak mengorok lagi
dari jalan napas sesuai - terlihat dada pasien kembang kempis
kebutuhan -posisi pasien kepala ektensi
-RR 18x/menit
-SpO2:99%

A:Masalah ketidak efektifan bersihan jalan nafas


teraatasi

P : Hentikan Intervensi, pasien dipindahakan ke rr


daan diberikan onsigen dengan nasal kanul 4 lt

Pasca Anestesi
21 Maret 2023 Resiko Jatuh S:
 mengkaji dan pantau pasien untuk
Pukul 13.00WIB
mengetahui apakah dapat -
menimbulkan resiko jatuh O:

 memasang bedside rel pada bad -pasien terlihat masih belum sadar
pasien -bedside rel pada bad sudah terpasang kiri dan kanan
-pasien masih terpasang opa dan diberikan oksigen
nasal kanul 4lt
Td : 165/73 mmHgh

-N: 78x/menit

- Spo2 : 98 %

RR : 18x/menit

Aldret Score
A:
Masalah resiko jatuh terasi sebagian

P:
Lanjutkan intervensi dengan menenangkan pasien
dan memberitahu bahwa operasi sudah selesai dan
berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian
sedasi bila diperlukan.

 Edukasi pasien agar tetap tenang dan S:


kooperatif untuk mencegah -pasien berbicara tidak jelas
O:
terjadinya resiko jatuh pada pasien -pasein sudah sadar
-Opa sudah terlepas
 Kolaborasi dengan dokter anestesi /
-pasien mendengarkan instruksi unruk tetap
penata lain pemberian obat sedasi tenang dan kooperatif
-Score Aldret
jika di perlukan
- RR 19x/menit
-SpO2 100%

A: Masalah resiko jatuh pasien teratasi

P: hentikan intervensi dan tetap memanntau


kondisi paisien sembari menunggu pasien
dijemput.
Pukul 13.10 WIB ● mengedukasi pada pasien agar S=
tetap tenang dan terkait resiko Pasien bergumam tidak jelas dengan nda suara
jatuh untuk mencegah yang mulai menurun
terjadinya resiko jatuh pada O=
pasien Pasien tampak mulai tenang setelah diberikan obat
sedasi profopol 30 mg
● Berkolaborasi dengan dokter A=
Masalah resiko jatuh pada pasien teratasi
anestesi / penata lain terkait P=
pemberian obat sedasi Lanjutkan intervensi dengan memantau tanda-tanda
vital pasien dan menilai strewed score sampai
pasien dipindahkan ke ruang perawatan

Anda mungkin juga menyukai