Anda di halaman 1dari 25

PENILAIAN 8T,

SKOR MALLAMPATI,
PENGKAJIAN B1 – B6,

Niken Anggraini Sri Saputri


Disampaikan pada Mata Kuliah Asuhan Keperawatan Anestesi Kasus Umum
TA 2021/2022
DOA BELAJAR

“Kami ridho Allah SWT sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku, dan Nabi
Muhammad sebagai Nabi dan Rasul, Ya Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu
dan berikanlah aku kefahaman”
Capaian Pembelajaran

• Setelah mengikuti praktikum mahasiswa mampu memahami, menguasai, dan


mengimplementasikan pengkajian B1 – B6 pada saat penyusunan asuhan
kepenataan anestesi diberbagai system
PENILAIAN 8 T
T1 Teeth Apakah gigi atas goyang atau menonjol, atau ada tidaknya gigi
palsu
T2 Tongue Apakah lidah besar? Karena lidah yang besar menyulitkan intubasi
T3 Temporomandibular Apakah kaku sehingga terjadi trismus? Jika sulit membuka mulut
Joint lebih dari 2 jari: prediksi kesulitan intubasi
T4 Tonsil Apakah ada hipertrofi tonsil yang dapat menyulitkan jalan napas
T5 Torticolis Apakah ada torticolis yang akan menyulitkan dalam fleksi dan
ekstensi kepala
T6 Thyroid notch Apakah jarak antara tiroid dan simfisis mandibula < 3 jari dengan
ekstensi kepala yang maksimal, jika < 3 jari akan menyulitkan
intubasi
T7 Trakea Apakah trakea mengalami deviasi, yang biasanya disebabkan
karena adanya tumor di leher
T8 Tumor Apakah ada tumor atau polip dalam faring atau laring
SKOR MALLAMPATI

• Klasifikasi Mallampati merupakan tes


skrining simpel yang luas digunakan
sekarang atau sudah dijadikan baku
emas/gold standard.
• Hasil dari tes ini dipengaruhi oleh
kemampuan membuka mulut, ukuran dan
mobilitas lidah dan struktur intra-oral
lainnya, serta pergerakan craniocervical
junction.
PENGKAJIAN B1 – B6

Hal-hal yang perlu diingat dalam pemeriksaan fisik antara lain:


1. Pemeriksaan fisik dilakukan pada saat pasien masuk ruangan dan di ulang kembali dalam
interval waktu tertentu sesuai kondisi pasien
2. Sebelum melakukan prosedur pemeriksaan fisik, mintalah persetujuan pasien (informed
consent)
3. Jaga privasi pasien walaupun dalam keadaan koma
4. Teknik yang dilakukan yaitu inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi
B1 = BREATHING

• Tanda-tanda umum terjadinya distress


pernapasan Takipnue, penggunaan otot bantu
pernapasan, dispneu, pola pernapasan yang
tidak teratur, kedalaman napas, frekuensi
pernapasan, pengembangan dada, retraksi
dada dan auskultasi untuk adanya suara
abnormal pada dada seperti ronchi, stridor,
wheezing
B2 = BLOOD

• Menurut Sugiarto V, (2017) tentang pengkajian sirkulasi meliputi adanya perdarahan,


peningkatan tekanan darah, peningkatan tekanan intracranial, pucat, akral dingin atau hangat,
sianosis, CRT.
B3 = BRAIN

• Menurut Randa I, (2019) bahwa


pengkajian brain dilakukan penilaian
terhadap tingkat kesadaran. Kadang terjadi
penurunan kesadaran, serta ukuran pupil
dan reaksi pupil. Penilaian tingkat
kesadaran melibatkan evaluasi fungsi
sistem saraf pusat. Dilakukan penilaian
dengan menggunakan skala Glasgow
Coma Scale (GCS) untuk menilai berbagai
penyebab perubahan tingkat kesadaran.
B4 = BOWEL

• Menurut teori (Abraham Maslow dalam


Gipas, 2018) meliputi kebutuhan
fisiologis, dimana pada pasien mengalami
disfagia sekunder dan kesulitan untuk
mencerna, kesulitan untuk menelan,
riwayat mual muntah, pola makan, pasien
terpasang NGT.
B5 = BLADDER

• Menurut Hidayati W, (2017) pengkajian


yang dilakukan kaji jumlah urine, kesulitan
saat berkemih seperti terjadinya retensi
urine, inkontinensia urine dan kaji warna
urine.
B6 = BONE

• Menurut Oktraningsi, (2017) pada


pengkajian didapatkan terjadi
gangguan aktivitas, kelemahan dan
kelumpuhan, terjadi atropi otot,
kontraktur dan terjadinya
decubitus.
OBAT PEMULIHAN PELUMPUH OTOT

• Pemulih pelumpuh otot golongan non-depolarisasi disebut golongan inhibitor


asetilkolinesterase atau golongan an-. tikolinesterase. Obat golongan ini, terutama golongan
non-depolarisasi makin rutin digunakan pada anestesi yang menggunakan pelumpuh otot.

Prostigmin
Neostigmin
Piridostigmin
Edrofonium
Fisostigmin
IMPLEMENTASI
PENGKAJIAN B1 – B6 PADA
TAHAP PRE, INTRA, POST
OPERATIF
PRE OPERATIF

B1 BREATHING Kaji pernapasan apakah bernapas spontan atau tidak, irama napas cepat atau
lambat, adanya suara napas vesikuler,wheezing, ronchi, sesak napas, pernapasan
cuping hidung, penggunaan otot bantu pernapasan
B2 BLOOD Peningkatan tekanan intracranial terhadap tekanan darah bervariasi. Perubahan
frekuensi jantung (bradikardi, takikardi, yang diselingi dengan bradikardi,
disritmia dan perdarahan
B3 BRAIN Gangguan kesadaran merupakan salah satu bentuk manifestasi adanya gangguan
otak akibat cedera kepala, strok dll. Bila perdarahan hebat/luas dan mengenai
batang otak akan terjadi gangguan pada nervus cranialis, maka dapat terjadi
perubahan statusmental, perubahan dalam penglihatan, perubahan pupil, sering
timbul cegukan dan gangguan nervus hipoglosus
PRE OPERATIF

B4 BOWEL Didapatkan adanya keluhan kesulitan menelan, nafsu makan menurun, mual dan
muntah pada fase akut. Mual sampai muntah dihubungkan dengan peningkatan
produksi asam lambung sehingga menimbulkan masalah penurunan nutrisi
B5 BLADDER Kaji keadaan urine meliputi warna, jumlah, dan karakteristik urine
B6 BONE Pasien dengan stroke biasanya nampak bedrest, mengalami ketidakseimbangan
immobilisasi yang terjadi karena rusak atau putusnya hubungan antara pusat saraf
dan otak dengan reflex pada spinal selain itu dapat pula terjadi penurunan tonus
otot
INTRA OPERATIF
B1 BREATHING Konpensasi pada batang otak akan mengakibatkan gangguan irama jantung,
sehingga terjadi perubahan pada pola napas, kedalaman, frekuensi maupun
iramanya, bias berupa Cheyne, Stokes atau Ataxia breathing, bapas berbunyi
stridor, rinchi, whezzing (kemungkinan karena aspirasi), cenderung terjadi
peningkatan produksi sputum pada jalan napas
B2 BLOOD Pada sistem kardiovaskular dinilai takanan darah, nadi, perfusi perifer, Hb
B3 BRAIN Pada sistem saraf pusat dinilai kesadaran pasien dengan GCS (Glasgow Coma
Scale) dan perhatikan gejala kenaikan Tekanan Intrakranial (TIK)
B4 BOWEL Pada sistem gastrointestinal diperiksa: adanya dilatasi lambung, tanda-tanda cairan
bebas, dan periksa apakah pasien mengalamami muntah selama operasi
B5 BLADDER Pada sistem urogenetalis diperiksa kualitas, kuantitas, warna, kepekatan urine,
untuk menilai intak dan output urine
B6 BONE Pada sistem musculoskeletal dinilai adanya tandatanda sianosis, warna kuku,
perdarahan
POST OPERATIF
B1 BREATHING • Bentuk dada (Normochest, Barellchest, Pigeonchest atau Punelchest);
• Pola nafas: Normalnya = 12 – 24 x/menit, Bradipnea/nafas lambat (Abnormal),
frekuensinya =< 12 x/menit, Takipnea/nafas cepat dan dangkal (Abnormal) frekuensinya
=> 24 x/menit;
• Cek penggunaan otot bantu nafas (otot sternokleidomastoideus), normalnya tidak terlihat;
• Cek Pernafasan cuping hidung, normalnya tidak ada;
• Cek penggunaan alat bantu nafas (Nasal kanul, masker, ventilator);
• Palpasi: Vocal premitus (pasien mengatakan 77), normal: Teraba getaran di seluruh
lapang paru;
• Perkusi dada: sonor (normal), hipersonor (abnormal, biasanya pada pasien PPOK/
Pneumothoraks);
• Auskultasi: Suara nafas (normal: Vesikuler, Bronchovesikuler, Bronchial dan Trakeal),
suara nafas tambahan (abnormal): wheezing (suara pernafasan frekuensi tinggi yang
terdengar diakhir ekspirasi, disebabkan penyempitan pada saluran pernafasan distal),
Stridor (suara pernafasan frekuensi tinggi yang terdengar diawal inspirasi), Gargling
(suara nafas seperti berkumur, disebabkan karena adanya muntahan isi lambung).
POST OPERATIF

B2 BLOOD • CRT (Capillary Refill Time) tekniknya dengan cara menekan salah satu jari
kuku klien (normal <2 detik, Abnormal > 2 detik);
• Adakah sianosis (warna kebiruan) di sekitar bibir klien, cek konjungtiva klien,
apakah konjungtiva klien anemis (pucat) atau tidak;
• Palpasi: Akral pasien, frekuensi nadi, tekanan darah.
B3 BRAIN • Cek tingkat kesadaran pasien dengan GCS;
• Pemeriksaan reflek, dan
• Pemeriksaan respon.
POST OPERATIF

B4 BOWEL Bentuk abdomen simetris, tidak ada distensi abdomen, tidak accites, tidak ada
muntah, Auskultasi: peristaltik usus (normal 10-30x/menit)
B5 BLADDER Integritas kulit alat kelamin (penis/ vagina), normalnya warna merah muda, tidak
ada Fluor Albus/Leukorea (keputihan patologis pada perempuan), tidak ada
Hidrokel (kantung yang berisi cairan yang mengelilingi testis yang menyebabkan
pembengkakan skrotum. Palpasi: Tidak ada distensi kandung kemih. Tidak ada
distensi kandung kemih
B6 BONE Warna kulit sawo matang, pergerakan sendi bebas dan kekuatan otot penuh, tidak
ada fraktur, tidak ada lesi Palpasi: turgor kulit elastis
RENCANA TINDAK LANJUT

Setiap mahasiswa membuat laporan praktikum “Pengkajian B1 – B5” dengan ketentuan


sebagai berikut:
1. Laporan dikerjakan dilembar kerja (worksheet terlampir) .
2. Kasus yang digunakan tercantum pada forum “Pengumpulan Tugas”
3. Waktu pengerjaan selama jam praktikum berlangsung (TIDAK ADA TOLERANSI
WAKTU KETERLAMATAN SAAT PENGUMPULAN).
4. Hasil laporan diunggah pada forum Lensa UNISA dengan format file pdf. dengan aturan
nama “NIM_NAMA”.
REFERENSI

• Keputusan Menkes No. HK.02.02/MENKES/251/2015 tentang Pedoman Nasional


Pelayanan Kedokteran Anestesiologi dan Terapi Intensif
PESAN HIKMAH

• Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampui batas terhadap diri


mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah
Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (Surah Az-Zumar:53).

• Orang yang pesimis melihat kesulitan di setiap kesempatan, tapi orang yang
optimis selalu melihat kesempatan dalam setiap kesulitan. (Ali bin Abi
Thalib).
PENUTUP BELAJAR

‫يم‬
ِ ‫ح‬ِ ‫ن ال َّر‬
ِ ‫م‬
َ ‫ح‬ ِ َّ ‫م الل‬
ْ ‫ه ال َّر‬ ِ ‫س‬
ْ ِ‫ب‬

‫ه‬ ْ ‫طال ً َوا ْر ُز ْق َنا‬


ُ ‫اجتِ َنا َب‬ ِ ‫ل بَا‬ ِ ‫وَأ ِرنَا ا ْل َبا‬
َ ‫ط‬ ًّ ‫ح‬
َ ُ ‫قا َوا ْر ُز ْق َنا اتِ ّـ َباعَ ه‬ َ ‫ق‬ َ ‫م َأ ِرنَا ا ْل‬
َّ ‫ح‬ َّ ‫اَلل َّ ُه‬

Ya Allah Tunjukkanlah kepada kami kebenaran sehinggga kami


dapat mengikutinya, Dan tunjukkanlah kepada kami
keburukan sehingga kami dapat menjauhinya.

Anda mungkin juga menyukai