Anda di halaman 1dari 23

Penyakit Jantung

Bawaan
Sagita Rheza Tigas Sergio
19037140048

PRODI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BONDOWOSO
Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung
bawaan (PJB) adalah sekumpulan malformasi struktur
jantung atau pembuluh darah besar yang telah ada sejak
lahir. Penyakit jantung bawaan yang kompleks terutama
ditemukan pada bayi dan anak. Apabila tidak dioperasi,
kebanyakan akan meninggal pada waktu bayi. Penyakit
ini disebabkan oleh gangguan pada perkembangan
jantung yang terjadi saat usia gestasi 3-8 minggu
(Roebiono, 2008).
ETIOLOGI
1. Faktor Prenatal :
a. Ibu menderita penyakit infeksi.
b. Ibu alkoholisme.
c. Umur ibu lebih dari 40 tahun.
d. Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan insulin.
2. Faktor Genetik :
a. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.
b. Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.
c. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.
3. Faktor Lingkungan
a..Paparan lingkungan yang tidak baik
b. Rubella
c. Diabetes
d. Alkohol
e. Ekstasi dan obat-obat lain
MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala PJB yang mungkin
terlihat pada bayi atau anak-anak
antara lain:
1. Bernafas cepat
2. Sianosis (suatu warna kebiru-biruan
pada kulit, bibir, dan kuku jari tangan)
3. Cepat lelah
4. Peredaran darah yang buruk dan
5. Nafsu makan berkurang.
KLASIFIKASI
Penyakit Jantung Bawaan Non Sianotik
• Defek Septum Atrium (Atrial Septal Defect-ASD)
• Defek Septum Ventrikuler (Ventricular Septal Defect-
VSD)
• Duktus Arteriosus Paten (Patent Ductus Arteriosus-PDA)
• Stenosis Pulmoner (Pulmonary Stenosis- SP)
• Koarktasio Aorta (Coarctatio Aorta- CA) Koarktasio
Aorta (KA)

Penyakit Jantung Bawaan Sianotik

• Tetralogi Fallot
• Transposisi Pembuluh Darah Besar (Transposition
Of The Great Arteries- TGAs)
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

A B C
Pemeriksaan
Foto Thoraks Echokardiografi
laboratorium

D E F

Pemeriksaan dengan Elektrokardiografi Kateterisasi


Doppler berwarna (EKG) jantung
KOMPLIKASI

Sindrom Eisenmenger

Serangan Sianotik

Abses Otak
PENATALAKSAAN MEDIS
1. Farmakologis
a. Metode Operatif
b. Kateterisasi jantung

2. Non Farmakologis
a. Dapat diberikan tambahan susu formula dengan kalori yang
tinggi dan suplemen untuk air Susu Ibu dibutuhkan pada bayi
yang menderita PJB. Terutama pada bayi yang lahir premature
dan bayi-bayi yang cepat lelah saat menyusui.
b. Pada Pasien/Anak yang menghadapi atau dicurigai
menderita PJB dapat dilakukan tindakan , Seperti :
Menempatkan pasien khususnya neonatus pada lingkungan
yang hangat dapat dilakukan dengan membedong atau
menempatkannya pada inkhubator dan Memberikan Oksigen
 
PENGKAJIA
N
01 03
RIWAYAT PENYAKIT
BIODATA SEKARANG
Meliputi identitas klien dan Klien tampak biru (sianosis) dan Dyspnea biasanya
penanggung jawab menyertai aktifitas makan, menangis atau
tegang/stress

04
02 RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Dari lahir telah ditemukan
KELUHAN UTAMA adanya kelainan jantung

Biasanya klien mengeluh mengalami serangan sianotik 05


mendadak ditandai dengan dyspnea, napas cepat dan dalam,
lemas, kejang, sinkop bahkan sampai koma. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti penyakit
SLE, diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung kongenital
Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
• Pola respirasi • Pola komunikasi dan sosial
Kaji adanya dyspnea, napas cepat dan dalam, Kaji kemampuan klien dalam bersosialisasi
• Pola nutrisi • Kebutuhan bekerja
Kaji adanya anoreksia, Kaji perubahan yang dialami klien dalam hal bekerja
• Pola eliminasi berupa keterbatasan dalam beraktivitas akibat kelemahan
Kaji adanya perubahan dalam eliminasi urin dan defekasi. dan dyspnea.
• Pola aktivitas • Kebutuhan bermain/rekreasi
Kaji adanya kelelahan dan dyspnea. Kaji adanya perubahan dalam bermain/berekreasi dan
• Kebutuhan istirahat dantidur bagaimana cara klien dan keluarga memodifikasi
Kaji adanya gangguan istirahat tidur seperti keluhan lingkungan menjadi nyaman.
insomnia, hal ini dikarenakan adanya dyspnea paroxysmal. • Kebutuhan berpakaian
• Kebutuhan rasa aman dan nyaman Kaji adanya perubahan cara berpakaian klien dan
Kaji adanya keluhan nyeri dada. bagaimana cara klien berpakaian untuk mengatasi
• Kebutuhan personal hygiene sianosis dan dyspnea yang terjadi.
Kaji kemampuan klien dalam pemenuhan kebutuhan • Kebutuhan belajar
personal hygiene berkaitan dengan kelemahan yang dialami. Kaji pengetahuan klien dan keluarga mengenai penyakit
• Mempertahankan temperature tubuh yang diderita oleh klien.
Kaji pengetahuan klien dan keluarga tentang menurunkan • Kebutuhan spiritual
demam Kaji adanya perubahan dalam beribadah dan bagaimana
pandangan klien terthadap penyakit yang dialami dan
bagaimana cara klien menyikapinya.
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi:
• Pada awal bayi baru lahir biasanya belum ditemukan sianosis, bayi tampak biru
setelah tumbuh. Sianosis ini menyeluruh atau pada membran mukosa bibir, lidah
dankonjungtiva.
• Clubbing finger tampak setelah usia 6 bulan.
• Serangan sianotik mendadak (blue spells/cyanotic spells/paroxysmal hiperpnea,
hypoxic spells) ditandai dengan dyspnea, napas cepat dan dalam, lemas, kejang,
bahkan sampai koma dan kematian.
• Anak akan sering squatting (jongkok) setelah anak dapat berjalan, setelah berjalan
beberapa lama anak akan berjongkok dalam beberapa waktu sebelum ia
berjalankembali.
• Bentuk dada bayi masih normal, namun pada anak yang lebih besar tampak menonjol
akibat pelebaran ventrikel kanan.
• .Pertumbuhan otot-otot dari jaringan subkutan terlihat kendur dan lunak.
Palpasi:
Pertumbuhan otot-otot dari jaringan subkutan terlihat kendur dan lunak, hypertropi otot.
Perkusi:
Jantung biasanya dalam ukuran normal, apeks jantung jelas terlihat, suatu getaran sistolis
dapat dirasakan di sepanjang tepi kiri tulang dada, pada celah parasternal 3 dan
Auskultasi:
Pada auskultasi terdengar bising sistolik yang keras di daerah pulmonal yang semakin
melemah dengan bertambahnya derajatobstruksi.
Bunyi jantung I normal. Sedang bunyi jantung II tunggal dankeras
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
• Foto thoraks
• Echokardiografi
• Pemeriksaan laboratorium
• Pemeriksaan dengan Doppler
berwarna
DIAGNOSA
KEPERAWATA
N
1. Kelebihan Volume Cairan b/d adanya edema
2. Ketidakefektifan Pola Nafas b/d keletihan otot
pernafasan
3. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
4. Hambatan pertukaan gas b/d volume ventrikel kanan
meningkat
DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI NIC
(NOC)
Kelebihan Volume Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama Manajemen Cairan
Cairan 3x24jam, diharapkan kelebihan volume cairan dapat 1.Monitor tanda-tanda vital pasien
teratasi dengan kriteria hasil: 2.Kaji lokasi dan luasnya edema, jika ada
Keseimbangan volume cairan 3.Berikan cairan dengan tepat
060101 Tekanan darah (5) 4.Konsultasikan dengan dokter jika tanda-tanda dan gejala
060122 Denyut nadi radial (5) kelebihan volume cairan menetap atau memburuk
060107 Keseimbangan intake dan output dalam 24 jam
(5)
060116 Turgor kulit (5)
060112 Edema perifer (5)
Ketidakefektifan Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1.Ajarkan pasien bagaimana menggunakan inhaler sesuai
Pola Nafas selama 3x24jam, diharapkan Ketidakefektifan Pola resep, sebagaimana mestinya
Nafas dapat teratasi dengan kriteria hasil: 2.Lakukan penyedotan melalui endotrakea atau nasotrakea,
041501 Frekuensi pernafasan (5) sebagaimana mestinya
041504 Suara auskulatasi nafas (5) 3.Indentifikasi kebutuhan aktual/potensial pasien untuk
041532 Kepatenan jalan nafas (5) memasukkan alat membuka jalan nafas
041508 Saturasi oksigen (5)  
041513 Sianosis (5)
Intoleransi Tujuan:Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1.Bantu untuk menentukan tingkat kenaikan kerja otot
Aktivitas 3x24jam, diharapkan intoleransi aktivitas dapat teratasi (misalnya-nya,jumlah resistensi dan jumlah pengulangan
dengan kriteria hasil: serta (latihan)
000501 Saturasi oksigen ketika beraktifitas (5) 2.Lakukan skrining kesehatan sebelum memulai latihan
000503 Frekuensi pernafasan ketika bernafas (5) untuk mengidentifikasi risiko dengan menggunakan skala
000508 Kemudahan bernafas ketika beraktifitas (5) kesiapan latihan fisik terstandar atau melengkapi
000504 Tekanan darah sistolik ketika beraktifitas (5) pemeriksaan riwayat kesehatan dan fisik
000505 Tekanan darah diastolik ketika beraktifitas (5) 3.Instruksikan untuk mengenali tanda/gejala latihan yang
  bisa/tidak bisa ditoleransi selama dan setelah sesi latihan.
  Misalnya kepala terasa ringan,otot yang tidak biasanya,
  nyeri tulang atau sendi,kelemahan,kelelahan yang
ekstrim,angina, keringat yang berlebihan, palpitasi)
4. Kolaborasikan dengan keluarga dan tenaga krsehatan
yang lain (misalnya, terapi aktivitas,pelatih fisiologis,terapi
okupasional,terapi relaksional,terapi fisik) dalam
merencakanan,mengajarkan dan memonitor program latihan
otot.
 
Hambatan Tujuan:Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1.Lakukan fisioterapi dada, sebagaimana mestinya
Pertukaran Gas 3x24jam, diharapkan intoleransi aktivitas dapat teratasi 2.Gunakan teknik yang menyenangkan untuk memotivasi
dengan kriteria hasil: bernafas dalam kepada anak-anak (misal: meniup
040203 Dispnea saat istirahat (5) gelembung, meniup kincir, peluit,harmonica, balon, meniup
040204 Dispnea dengan aktivitas ringan (5) layaknya pesta; buat lomba meniup dengan bola ping-pong,
040206 Sianosis (5) meniup bulu)
040207 Mengantuk (5) 3.Ajarkan pasien bagaimana menggunakan inhaler sesuai
  resep, sebagaimana mestinya
  4.Posisikan untuk meringankan sesak nafas
  5.Monitor status pernafasan dan oksigenasi,sebagaimana
mestinya
 
DIAGNOSA IMPLEMENTASI
Kelebihan Volume Cairan 1. Memonitor tanda-tanda vital pasien
2. Mengkaji lokasi dan luasnya edema, jika ada
3. Memberikan cairan dengan tepat
4. Mengkonsultasikan dengan dokter jika tanda-
tanda dan gejala kelebihan volume cairan
menetap atau memburuk

Ketidakefektifan Pola Nafas  1. Mengajarkan pasien bagaimana menggunakan


inhaler sesuai resep, sebagaimana mestinya
2. Melakukan penyedotan melalui endotrakea atau
nasotrakea, sebagaimana mestinya
3. Mengindentifikasi kebutuhan aktual/potensial pasien
untuk memasukkan alat membuka jalan nafas
DIAGNOSA IMPLEMENTASI
Intoleransi Aktivitas Membantu untuk menentukan tingkat kenaikan kerja otot
(misalnya-nya,jumlah resistensi dan jumlah pengulangan serta
(latihan)
Melakukan skrining kesehatan sebelum memulai latihan untuk
mengidentifikasi risiko dengan menggunakan skala kesiapan
latihan fisik terstandar atau melengkapi pemeriksaan riwayat
kesehatan dan fisik
Menginstruksikan untuk mengenali tanda/gejala latihan yang
bisa/tidak bisa ditoleransi selama dan setelah sesi latihan.
Misalnya kepala terasa ringan,otot yang tidak biasanya, nyeri
tulang atau sendi,kelemahan,kelelahan yang ekstrim,angina,
keringat yang berlebihan, palpitasi)
Mengkolaborasikan dengan keluarga dan tenaga krsehatan yang
lain (misalnya, terapi aktivitas,pelatih fisiologis,terapi
okupasional,terapi relaksional,terapi fisik) dalam
merencakanan,mengajarkan dan memonitor program latihan otot.
 
DIAGNOSA IMPLEMENTASI
Hambatan Pertukaran Gas 1. Melakukan fisioterapi dada, sebagaimana mestinya
2. Menggunakan teknik yang menyenangkan untuk
memotivasi bernafas dalam kepada anak-anak (misal:
meniup gelembung, meniup kincir, peluit,harmonica,
balon, meniup layaknya pesta; buat lomba meniup
dengan bola ping-pong, meniup bulu)
3. Mengajarkan pasien bagaimana menggunakan inhaler
sesuai resep, sebagaimana mestinya
4. Mengposisikan untuk meringankan sesak nafas
5. Memonitor status pernafasan dan
oksigenasi,sebagaimana mestinya
 
EVALUASI
Evaluasi dari Kelebihan Volume Cairan adalah tidak
terjadi gangguan kelebihan cairan
Evaluasi dari Ketidakefektifan Pola Nafas adalah pola
nafas menjadi efektif
Evaluasi dari Intoleransi Aktivitas adalah aktivitas anak
kembali normal
Evaluasi dari hambatan pertukaran gas adalah tidak terjadi
gangguan pertukaran gas
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai