A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Ny.T
Umur : 34 thn
Jenis kelamin :P
Agama : Islam
Suku bangsa : Indonesia
Alamat : Yogyakarta
No RM : 078xxx
Diagosa medis : Abses Shoulder dekstra
Tindakan operasi : Debridment
Tindakan anestesi : General Anestesi
Tanggal operasi : 4 April 2023
Dokter bedah :
Dokter anestesi :
Anamnesa
a. Keluhan utama
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan terdapat benjolan dibagian bahu kanan
yang terasa sakit dan mengeluarkan nanah
E:
M:
O:
N:
Pemeriksaan OBESE
O:
B:
E:
S:
E:
b. Status generalis
- Kepala : mesochepal tidak anemis
- Hidung : tidak ada sekret, tidak terdapat reaksi nafas cuping hidung
- Mulut : tidak terdapat stomatitis, mulut pasien terlihat kering dan sariawan, gigi
terlihat berantakan dan gigi atas tampak maju.
Pulmo
- Ekstremitas
Kekuatan otot : 5
- Pemeriksaan Vertebrata : Normla, tidak ada kelainan tulang belakang
3. Psikologis
Pasien terlihat tenang ketika akan menghadapi operasi.
4. Pemeriksaan Penunjang
5. Diagnosa Anestesi
Pasien dengan ASA 1, diagnosa Abses shoulder yang direncanakan operasi debridment
dengan General anestesi.
B. Persiapan Penatalaksanaan Anestesi
1.Persiapan Alat
S (Scope), Stetoskop, Laringoskop
T (Tube), LMA no. 3,4
A (Airway) OPA no.2,3
T (Tape) Hypafix 2 sepanjang 20 cm, dan 2 hypafix kotak 3x3
I (Introducer) styllet
C (Connector) penghubung mesin anesesi dan pipa
S (Suction, spuit) kateter suction dan alat suction dan spuit 3,5, dan 10 cc
Handscoon
2. Persiapan Obat
a. Obat Premedikasi :
b. Obat Induksi :
c. Obat Pelumpuh Otot : -
d. Obat Analgetik :
e. Obat 5HT – antagonis :
f. Obat anti perdarahan :
g. Obat emergency :
h. Cairan infuse :
3. Persiapan Pasien
Pasien tiba di IBS puku l3.00 WIB
Serah terima pasien dengan petugas ruangan, periksa status pasien termasuk
informed consent, dan obat-obatan yang telah diberikan diruang perawatan.
Memindahkan pasien ke brankar IBS
Memperkenalkan diri kepada pasien, mengecek ulang identitas pasien, nama, alamat
dan menanyakan ulang puasa makan dan minum, dan alergi makanan atau obat
riwayat penyakit sebelumnya serta berat badan saat ini.
Memeriksa kelancaran infus dan alat kesehatan yang terpasang pada pasien.
Menanyakan keluhan pasien saat di ruang penerimaan IBS, dari pasien mengatakan
nyeri pada bahu kanan
Melakukan pemeriksaan hemodinamik serta kelancaran airway pasien
4. Penatalaksanaan Anestesi
Pasien masuk ruang operasi pada pukul 13.10 WIB, dan dilakukan pemantauan
TTV dengan TD: 119/75 mmHg, N: 87x/menit, RR : 19x/menit, SpO2 98%.
Pada pukul 15.20 pasien dilakukan diinduksi dengan Fentanyl 100 mcg dan
propofol 100 mg dan pada jam 15.25 kemudian dilakukan insersi LMA ukuran 3.
pada pukul 15.30 pasien dilakukan insisi dengan TD: 128/72 mmHg, N: 88 x/mnt,
RR: 18 x/mnt, SpO2 99%
Sign out pada jam 14.00 pasien selesai operasi dan dipindahkan ke RR dengan
pemantauan TTV TD:123/76 mmHg N:76x/menit SpO2 99%
C. Maintanance
Maintanance menggunakan:
- Balance cairan:
= 1.120 cc
Jam II : M + ¼ PP + SO
= 910 cc
Jam III : M + ¼ PP + SO
= 910 cc
Jam IV : M + SO
= 140 + 560
= 700 cc
D. Monitoring Selama Operasi (monitoring setiap 5 menit)
TD N2O+O2 Sevo
JAM N SpO2 (mmHg RR Tindakan
)
13.10 87 98 119/735 - - 18
mmHg
E. Pengakhiran Anestesi
Operasi selesai pada pukul 14.00, pasien dibawa ke ruang RR untuk dilakukan pemantauan
tanda-tanda vital dan airway.
DO :
- Pasien tampak meringis
kesakitan
- Kesadaran composmentis
- TD 135/88
Nadi 110 x/ menit
RR : 18x/menit
SpO2 : 99 %
P: ketika ditekan
Q: Nyeri terasa seperti senat senut
R: Dibahu bagian kanan
S: 6
T: terus menerus
Intra Anestesi
1 DS: - Ketidak efektifan Berhubungan dengan
pola nafas perubahan pola nafas,
kondisi ketika individu
DO: kehilangan atau
berpotensi kehilangan
- Pasien terdengar mengorok ventilasi yang adekuat
- Sura nafas pasienn snowring
- Pasien terpasang LMA no 3
- Pasien terpasang Mayo no 3
Td: 120/85 mmHg
N: 80x/menit
SpO2: 98%
Pasca Anestesi
1 DS: Nyeri Akut Berhubungan dengan
- Pasien mengatakan nyeri pada adanya trauma jaringan,
bagian bahu kanan luka bekas respons fisiologi setelah
operasi dengan skala nyeri 7. dilakukam prosedur
terasa nyeri
DO :
- Pasien tampak meringis kesakitan
- TD : 134/84 mmHg
- N : 78x/menit
- RR :20x/menit
- SpO2: 99%
P: Nyeri terasa saat tersentuh
Q: Nyeri terasa seperti tertusuk –
tusuk
R: Nyeri terasa pada luka operasi
S: 7
T: Terus – menerus
H. MASALAH KEPENATAAN ANESTESI
A. Preanestesi
1. Nyeri Akut
B. Intraanestesi
1. Ketidak Efektifan pola nafas
C. Pascaanestesi
1. Nyeri akut
I. RENCANA INTERVENSI KEPENATAAN ANESTESI
RENCANA INTERVENSI
NO DIAGNOSA TUJUAN RASIONAL
KEPENATAAN
Pre Anestesi
1 Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan O = Observasi /kaji tingkat nyeri Pengkajian nyeri dilakukan
kepenataan anestesi selama 1 x 15 pasien agar dapat menilai rasa
menit masalah nyeri akut nyeri pasien
berkurang/hilang dengan kriteria T = Berikan terapi non Farmakologi Teknik tarik nafas dan
hasil : berupa pengalihan dengan doa dan pengalihan dengan doa dan
1. Pasien melaporkan nyeri dzikir serta tarik napas dalam. dzikir dapat dilakukan agar
berkurang atau hilang pasien dapat menontrol
2. Frekuensi dan durasi nyeri E = edukasi terkait penyebab nyeri rasa nyeri
berkurang yang dialami pasien Pemebrian obat analgetik
3. Skala nyeri berkurang dari 5 ke dilakukan untuk
3a C = Kolaborasi dengan dokter untuk meredekan nyeri secara
pemberian obat pereda nyeri berupa farmakologis
keterolac atau ketesse apabila
diperlukan
Intra Anestesi
1 Ketidak efektifan Setelah dilakukan tindakan O = observasi / mengkaji observasi dilakukan agar
pola nafas kepenataan anestesi selama 1 x 10 pernafasan pasein dan saturasi mngetahui tindakan apa
menit dapat mengurangi pasien yang akan diberikan
kemungkinan ketidak efektifan
©Prodi Keperawatan Anestesiologi Program Sarjana Terapan FIKes UNISA Yogyakarta
pola nafas pada pasien dengan kepada pasien
kriteria hasil: T = siapkan mayo untuk melakukan Untuk membantu
Tidak ada tanda-tanda penuruan ekstubasi dan lakukan jaw thrus saat mengembalikan darah
saturasi pasien lma sudah dilepaskan akibat perdarahan lanjutan
Frekuensi pernafasan pasein C = Kolaborasi dengan penata yang mungkin terjadi
dalam batas mormal untuk tindakan selanjutnya dengan
tetap memantau ttv pasien dan Tindakan head tilt chin
mengobservasii pernafasan pasien. lift / jaw trush dan
mengganjal bahu pasien
dan pemasangan Mayo
untuk membuka jalan
nafas pasien.
Post Anestesi
1 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan O = Observasi /kaji tingkat nyeri Pengkajian nyeri
kepenataan anestesi selama 1 x 30 pasien dilakukan agar dapat
menit masalah nyeri akut menilai rasa nyeri
berkurang/hilang dengan kriteria T = Berikan terapi non Farmakologi pasien
hasil : berupa pengalihan dengan doa dan Teknik tarik nafas dan
1. Pasien melaporkan nyeri dzikir serta tarik napas dalam. pengalihan dengan doa
berkurang atau hilang dan dzikir dapat
2. Frekuensi dan durasi nyeri E = edukasi terkait penyebab nyeri dilakukan agar pasien
berkurang yang dialami pasien dapat menontrol rasa
4. Skala nyeri berkurang dari 7 ke nyeri
©Prodi Keperawatan Anestesiologi Program Sarjana Terapan FIKes UNISA Yogyakarta
5 C = Kolaborasi dengan dokter untuk Pemebrian obat
pemberian obat pereda nyeri berupa analgetik dilakukan
keterolac atau ketesse apabila untuk meredekan nyeri
diperlukan secara farmakologis
TANGGAL
DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
WAKTU
Pre Anestesi
4 Appril 2023 Nyeri Akut Mengobservasi /kaji tingkat nyeri 13.10
Pukul 13.05 WIB S:
pasien dengan PQRST. Pasien mengatakan bahu sebelah kanan masih terasa
nyeri dan sakit, akan tetapi terasa sudah mulai
berkurang dari yang sebelumnya.
Mengajarkan terapi non Farmakologi
berupa pengalihan dengan doa dan O:
- pasien tampak memahami pemberi informasi
dzikir serta tarik napas dalam.
ketika diberikan edukasi tentang penyebab nyeri
- Pasien terlihat melakukan tarik nafas dalam
– Pasien terlihat beristighfar ketika rasa nyeri
Mengedukasi pasien terkait penyebab
muncul
nyeri yang dialami pasien - Pasien terlihat masih meringis menahan rasa sakit
- TD: 130/82 mmHg, N: 80x/mnt, SpO2: 98%
P: Nyeri terasa saat ditekan
Q: Nyeri terasa seperti senat senut
R: di bahu sebelah kanan
S: skala nyeri dari 5 ke 4
T: terus menerus
Intra Anestesi
4 April 20223 Ketidak Efektifan pola nafas mngobservasi / mengkaji pernafasan 13.55
Pukul 13.50 WIB S:-
pasein dan saturasi pasien
O:
menyiapkan mayo untuk melakukan - - pasein terpasang LMA
ekstubasi dan lakukan jaw thrus saat - -pasien belum sadarkaan diri
- Ekstubasi dilakukan lma dilepaskan dan
lma sudah dilepaskan dan akan kemudian mayao no 2 terpasang
dilakukan ekstubasi sadar - Pasein terdengar mengorok
- Suara nafas pasien snowring
- Kemudian dilakukan jaw thrus
Berkolaborasi dengan penata
- Pasien sudah tidak mengoronk lagi
untuk tindakan selanjutnya dengan - Pasien mengalami batuk,dan Mayo dilepaskan
tetap memantau ttv pasien dan - Pasien sadar tetapi belum sadar betul
mengobservasii pernafasan pasien. - Pasien dipindahkan ke RR
- TD: 114/75 mmHg, N: 76 x/mnt, RR: 16 x/mnt,
SpO2: 100%.
dzikir serta tarik napas dalam. - Pasien tampak masih meringis kesakitan akibat
nyeri
Mengedukasi pasien terkait penyebab - Pasien tampak melakukan napas dalam ketika