Anda di halaman 1dari 8

RESUME KASUS

BIDANG ILMU BEDAH MULUT MAKSILOFASIAL


REQUIREMENT: EKSTRAKSI RADIX 14

Nama DPJP:
drg. Agus Surachman, Sp. BM

Disusun Oleh:
Husni Rama Wijayanti
G4B022015

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER GIGI
PURWOKERTO
2023
Resume Singkat Bedah Mulut

A. Persiapan:
1. Persiapan operator: mencuci tangan 6 tahap sesuai dengan ketentuan WHO dan
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) level 3 seperti baju klinik, headcap, masker N95,
double handscoon, gown, face shield, googles, dan sepatu boot.
2. Dokter gigi melakukan perkenalan diri, identifikasi identitas dan keluhan umum pasien
3. Pemeriksaan subjektif, objektif dan jika perlu penunjang
4. Pasien diinstruksikan duduk di dental unit dan pasien dapat berkumur dengan larutan
povidone iodine terlebih dahulu
B. Anamnesa:
Anamnesa dilakukan dengan menanyakan beberapa pertanyaan pada pasien terkait
kondisinya. Berdasarkan kasus di atas, dapat ditanyakan beberapa hal seperti:

1. Identitas Pasien
Nama : Ny. S

Jenis kelamin : Perempuan

Usia : 43 Tahun

2. Anamnesis
a. CC : Pasien ingin mencabut sisa akar yang ada di bagian belakang rahang atas
kanan sebelum pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan
b. PI : Pasien tidak merasakan sakit pada gigi tersebut
c. PDH : Pasien terakhir datang ke dokter gigi seminggu yang lalu untuk dilakukan
penambalan pada gigi belakang kiri atas
d. PMH : Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik
e. FH : Keluarga pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik
f. SH : Pasien tidak memiliki kebiasaan buruk
C. Pemeriksaan Objektif
1. Vital sign
a. Tekanan darah : mmHg
b. Suhu : 36oC
c. Nadi : 80/menit
d. Respirasi : 20/menit
2. Ekstraoral
Wajah simetris, tidak ada pembengkakkan
3. Intraoral
a. Inspeksi : Terdapat sisa akar pada gigi 14, 15,16,
b. Palpasi :
c. Mobilitas :
d. Vitalitas :
e. Perkusi :

Gambaran intraoral radix 14 pasien

D. Pemeriksaan Klinis-Penunjang
Pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan ekstraoral dengan memeriksa wajah, TMJ,
limfanodi, bibir, dan kondisi lainnya, serta pemeriksaan intraoral. Pemeriksaan intraoral meliputi
pemeriksaan visual, sondasi, palpasi, perkusi, dan pengecekan vitalitas menggunakan CE, jarum
miller ataupun pulp tester. Pemeriksaan radiografipun dapat dilakukan
E. Diagnosis
Dx/ Retained Dental Root (K08.3)
F. Rencana Perawatan
1. KIE dan informed consent
2. Ekstraksi radix gigi, diawali anastesi infiltrasi dengan pehacaine 2%
3. Medikasi analgesik dan antibiotik
G. Prosedur Tindakan
1. Persiapan alat terdiri dari: Diagnostik set (Pinset, kaca mulut, eskavator, sonde), elevator
bein, tang ekstraksi radiks posterior RA, bone file, kuret, spuit irigasi, spuit anastesi 3 cc,
suction, dan gelas kumur
2. Persiapan bahan terdiri dari: povidone iodine 10%, saline steril, pehacain 2%, tampon,
kapas, cotton pellet, cotton roll, slabber.
3. Memposisikan dental chair untuk ekstraksi gigi maksila: Posisikan pasien semisupine pada
dental chair. Posisikan mulut pasien sejajar dengan bahu dokter gigi dengan sudut antara
kursi gigi dan bidang horizontal (lantai) sekitar 120. Permukaan oklusal gigi rahang atas
pada sudut 45 sebanding dengan horizontal (lantai) ketika mulut terbuka, posisi operator
pada arah jam 7-8.
4. Dokter gigi memberitahu kembali bahwa dia akan melakukan pencabutan pada gigi 14
pasien dan meminta persetujuan tindakan (informed consent) kepada pasien.
5. Dokter gigi melakukan anestesi infiltrasi pada nervus alveolaris superior media dan nervus
palatinus mayus. Prosedur diawali dengan menginstruksikan pasien untuk berkumur terlebih
dahulu, dokter gigi menyiapkan anastesi.
a. Membuka syringe dari pembungkus kemudian kencangkan needle dan rapatkan plugger.
b. Mengambil ampul cairan anestesi, pastikan cairan berada dibawah leher ampul, jika
masih ada cairan yang tertinggal di leher ampul, lakukan gerakan sentrigufe agar cairan
turun, patahkan leher ampul dan buang ke tempat khusus.
c. Mengambil syringe dan membuka tutup syringe, aspirasi cairan anestesi yang berada di
dalam ampul pastikan tidak ada gelembung pada tabung syringe, jika ada ketuk-ketuklah
dengan telunjuk dan ibu jari, kemudian tutup kembali syringe.
d. Keringkan jaringan mukosa dengan kapas steril, lakukan tindakan asepsis pada jaringan
lunak pasien dengan povidone iodine 10% dengan gerakan memutar dari dalam keluar
tanpa pengulangan.
e. Insersikan jarum di batas mukosa bergerak dan cekat (mukobukofold) pada area apeks
akar gigi 14 dengan sudut 45 hingga sekitar apeks akar untuk menginfiltrasi nervus
superior media dan bevel menghadap tulang. Aspirasi spuit apabila negatif (tidak ada
darah) deponirkan 0,5 cc lalu tarik jarum perlahan dan pijat daerah yang dilakukan
anestesi
f. Insersikan jarum pada palatal dengan sudut 45 hingga sekitar apeks gigi 14 atau bagian
yang sangat lunak untuk menginfiltrasi nervus palatinus mayor dan bevel menghadap
tulang. Aspirasi spuit apabila negatif (tidak ada darah) deponirkan 0,5 cc lalu tarik jarum
perlahan dan pijat daerah yang dilakukan anestesi.
g. Tunggu hingga obat anastesi bekerja selama 3-5 menit. Periksa apakah bahan sudah
bekerja dengan menanyakan kepada pasien apakah pasien sudah merasakan kebas atau
kesemutan, periksa warna gingiva apakah sudah berwarna pucat, cek anastesi
menggunakan eskavator dan pinset.
6. Prosedur ekstraksi regio 1 dilakukan dengan posisi operator berada pada jam 7-8. Ekstraksi
dilakukan menggunakan tang ekstraksi radiks posterior RA.
a. Lakukan tindakan asepsis pada area kerja.
b. Posisikan tangan bebas dengan menggunakan teknik posisi pinch grap.
c. Melakukan separasi ligamen periodontal menggunakan eskavator. Separasi dilakukan
dengan satu gerakan berkelanjutan, mulai dari permukaan distal gigi menuju mesial,
dimulai dari bukal kemudian palatal.
d. Luksasi menggunakan straight elevator dengan metode paralel hingga gigi luksasi.
e. Insersikan elevator diposisikan paralel dengan sumbu gigi. Titik fulcrum pada
interproksimal alveolar, lalu diberi tekanan ke arah apikal melalui periodontal ligament
space. Kemudian elevator dirotasi secara perlahan dan berulang.
f. Adaptasikan tang radix posterior rahang atas dengan benar seapikal mungkin. Lakukan
luksasi kearah bukal dan lingual untuk memperluas soket. Gerakan tang dengan
perlahan dan tenaga terkontrol. Radix diekstraksi ke arah bukal. Lakukan palpasi soket
untuk melihat adanya tulang yang tajam, lakukan penghalusan menggunakan bone file
jika terdapat tulang yang tajam. Lakukan kuretase menggunakan kuret untuk
menghilangkan jaringan granulasi.
g. Irigasi soket dengan saline
h. Soket gigi dikompresi dengan dua jari dari arah bukal-lingual untuk mengembalikan
bentuk konfigurasi awal.
i. Kontrol perdarahan dengan tampon yang diberi povidone iodine selama 30 menit-60
menit.
7. Petugas memberikan instruksi kepada pasien:
a. Menggigit tampon 30 menit – 60 menit
b. Tidak boleh kumur-kumur
c. Tidak boleh makan selama 2 jam paska ekstraksi
d. Tidak boleh makan, minum yang panas-panas selama darah belum berhenti
e. Tidak boleh merokok bagi pasien yang merokok
f. Minum obat segera setelah sampai di rumah
g. Bila terjadi komplikasi segera kontrol
8. Petugas mempersilahkan pasien untuk turun dari dental unit setelah pasien jelas menerima
instruksi
9. Petugas memberikan resep obat antibiotik bila diperlukan dan antinyeri kepada pasien untuk
diambil di ruang pengambilan obat
H. Tindakan Post-Op
Setelah ekstraksi gigi, dokter gigi melakukan KIE pada pasien yang terdiri atas:
1. Pasien diinstruksikan cara meminum obat yang telah diresepkan.
2. Instruksikan pasien untuk menggigit tampon, ditempatkan di atas bagian bukal soket pasca
ekstraksi gigi.
3. Instruksikan pasien tidak makan makanan yang panas dan pedas setelah ekstraksi
4. Tidak melakukan olahraga berat selama 12-24 jam pertama setelah ekstraksi
5. Hindari meludah terlalu kencang dan menghisap area paska ekstraksi
6. Diet makanan lunak untuk menghindari adanya komplikasi pasca pencabutan.
7. Instruksikan pasien untuk tidak merokok apabila pasien memiliki kebiasaan merokok.
8. Instruksikan pasien untuk menjaga oral hygiene dengan melakukan kumur menggunakan
larutan antiseptic.
9. Apabila terdapat keluhan berlanjut segera komunikasikan dengan dokter
10. Melakukan kontrol paska esktraksi apabila diinstruksikan oleh dokter
I. Penanganan Komplikasi Jika Ada
Penanganan komplikasi seperti perdarahan dilakukan dengan menggigit tampon atau kasa
steril, penggunaan agen hemostatik dan pemberian medikasi mempercepat pembekuan darah.
Komplikasi lain seperti timbul pembengkakan, trismus, atau dry socket, dapat mengunjungi
dokter gigi untuk melakukan perawatan lebih lanjut.
J. Medikasi

K. KIE
K: Komunikasikan pada pasien bahwa pasien telah dilakukan pencabutan sisa akar gigi rahang
bawah kanan dan akan merasakan nyeri pada area pencabutan.
I: Informasikan pada pasien bahwa pasien harus mengonsumsi obat antibiotik sampai habis dan
mengonsumsi obat analgesik apabila terasa sakit
E: Edukasikan pada pasien untuk tidak melakukan kumur-kumur terlalu kencang, tidak minum
menggunakan sedotan, tidak boleh makan dan minum yang panas-panas selama darah belum
berhenti, tidak memainkan soket bekas pencabutan.
DAFTAR PUSTAKA

Fragiskos, F.D., 2007, Oral Surgery. Verlag Berlin Heidelberg: Springer.


Hupp, J., Ellis, E., Tucker, M. 2019. Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery. Philadelphia:
Elsevier.
Pedersen, G.W. 2012. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut (Oral Surgery). Buku Kedokteran EGC:
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai