Anda di halaman 1dari 7

TELAAH KASUS

PULPEKTOMI NON VITAL PADA GIGI 75 DENGAN DIAGNOSA


NEKROSIS PULPA

OLEH :

Novia Tri Hasanah


1210342020

DOSEN PEMBIMBING :

drg. Aria Fransiska, MDSc

DEPARTEMEN PEDODONSIA
RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PENDIDIKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
TELAAH KASUS
Pulpektomi Non Vital pada Gigi 75 dengan Diagnosa Nekrosis Pulpa

A. Data Pasien
Nama Pasien : Zahwa Rafilah Rahman
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 5 tahun
No. RM : 014644
Alamat : Jati Rumah Gadang
Elemen Gigi : 75

B. Pemeriksaan Subjektif
1. Chief Complain
Pasien datang dengan keluhan sakit pada gigi geraham bawah kiri saat mengunyah
makanan keras seperti kacang atau kerupuk, sakit dirasakan terakhir kali ± 1 bulan
yang lalu.

2. Present Illness
Gigi tersebut awalnya berlubang kecil lama kelamaan membesar dan pernah sakit
berdenyut tibat-tiba yang sering terjadi pada malam hari. Disadari terdapat
benjolan di gusi pada gigi tersebut yang diduga sariawan oleh orang tua pasien.
Pasien sering minta dicongkelkan jika makanan masuk pada lubang gigi tersebut.
Belum pernah diobati terkait keluhannya.

3. Past Dental History


Sikat gigi 1x sehari (saat mandi), tidak pernah menggunakan obat kumur dan
benang gigi. Tidak memiliki riwayat sariawan berulang. Belum pernah ke dokter
gigi sebelumnya.

4. Past Medical History


Tidak pernah dirawat di rumah sakit, tidak pernah mengonsumsi obat jangka
panjang dan berkala. Sekarang tidak sedang mengonsumsi obat. Tidak memiliki
riwayat alergi obat dan makanan.
5. Family History
Ayah : Tidak ada riwayat penyakit sistemik
Ibu : Tidak ada riwayat penyakit sistemik
Nenek dari Ibu : Hipertensi

6. Social History
Pasien berusia lima tahun dan belum sekolah, tinggal bersama orang tua. Makan
teratur, rutin mengonsumsi buah dan sayur. Sering mengonsumsi makanan manis
seperti permen dan coklat.

C. Pemeriksaan Objektif (Gigi 75)

Gambar 1. Foto Klinis Gigi 75


Karies profunda di oklusal (site 1 size 4)
Perkusi : (-)
Palpasi : (-)
Termal : (+)
Mobility : (-)
Tes Tekan : (-)

D. Pemeriksaan Radiografis (Rontgen Periapikal)

Gambar 2. Foto Radiografis Gigi 75


Terdapat gambaran saluran akar yang lurus pada mesial dan distal. Terdapat
gambaran radiolusen pada periapikal akar mesial dan distal.

E. Diagnosa
Nekrosis pulpa

F. Rencana Perawatan :
1. Pulpektomi non vital
2. Restorasi pasca endodonti (Stainless Steel Crown)

G. Prognosis
Baik, masih banyak struktur jaringan gigi tersisa, tidak terdapat fraktur horizontal
maupun vertikal pada akar gigi. Pasien kooperatif untuk datang berulang dan oral
hygiene pasien sedang.

H. Alat dan Bahan


Alat Bahan

Diagnostic set Paper point

Bur set Cotton roll

Endometer Cotton pellet

Jarum miller Chorhexidine gluconate 2%

Jarum ekstirpasi Fletcher dan eugenol

File Caviton

Plastis instrument ChKm

Spuit irigasi GIC lining

Semen spatel GIC restoratif

Glass lab

Lentulo
I. Tahap Pekerjaan
a. Kunjungan I
 Informed consent
 Rongent foto
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑔𝑖𝑔𝑖 𝑑𝑖 𝑟𝑜 𝑓𝑜𝑡𝑜 𝑋 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎ℎ𝑘𝑜𝑡𝑎 𝑘𝑙𝑖𝑛𝑖𝑠
Panjang gigi sebenarnya = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎ℎ𝑘𝑜𝑡𝑎 𝑑𝑖 𝑟𝑜 𝑓𝑜𝑡𝑜

Panjang gigi ro mesial = 12 mm


Panjang gigi ro distal = 10 mm
Panjang mahkota klinis mesial = 5 mm
Panjang mahkota klinis distal = 4 mm
Panjang mahkota ro mesial = 6 mm
Panjang mahkota ro distal = 5 mm
Panjang gigi sebenarnya =
Mesial : 10 mm
Distal : 8 mm
Panjang kerja : panjang gigi sebenarnya untuk mencegah perforasi apical dan
tidak mengganggu tumbuhnya benih gigi permanen dikurangi
1-2 mm
Mesial : 9 mm
Distal : 7 mm

b. Kunjungan II
1. Isolasi daerah kerja.
2. Buang semua jaringan karies menggunakan ekskavator.
3. Lakukan rewalling pada dinding lingual dan mesial gigi menggunakan GIC
restoratif, aplikasikan coccoa butter untuk mencegah water in/water out.
4. Preparasi kamar pulpa
a. Buang atap kamar pulpa dengan bur diamendo.
b. Buang isi kamar pulpa dengan ekskavator.
c. Cari orifis dengan jarum miller.
d. Irigasi sesering mungkin dengan Chlorhexidine gluconate (CHX) 2%.
e. Preparasi kamar pulpa selesai.
c. Kunjungan III
1. Preparasi saluran akar
a. Pasang stoper sesuai panjang kerja.
b. Pakai alat yang terkecil terlebih dahulu (jarum miller) untuk mengetahui arah
dan keadaan saluran akar.
c. Gunakan jarum ekstirpasi untuk mengeluarkan isi pulpa dari kamar pulpa dan
saluran akar dengan diputar 360˚ kemudian ditarik keluar.
d. Irigasi sesering mungkin setiap pergantian alat dengan CHX (jangan
menyemprotkan udara ke dalam kavitas karena akan mendorong debris ke
arah apeks).
e. Preparasi saluran akar dengan file, dimulai dari file terbesar yang dapat
masuk dan sesuai dengan panjang kerja, diakhiri dengan 1 atau 2 nomor
diatasnya (maksimal ukuran file #30). Pada gigi sulung, preparasi dilakukan
hanya untuk mengangkat jaringan pulpa dan menghaluskan dinding saluran
akar, bukan memperluas saluran akar.
f. Irigasi dengan CHX, keringkan dengan cotton pellet dan paper point.
2. Sterilisasi saluran akar
a. Keringkan saluran akar dengan paper point.
b. Aplikasikan Ca(OH)2 pada saluran akar dan tutup dengan kapas kering.
c. Tutup dengan tambalan sementara.
d. Cek oklusi.

d. Kunjungan IV
1. Bongkar tambalan sementara.
2. Keluarkan kapas kering dan irigasi Ca(OH)2 di dalam saluran akar
menggunakan CHX 2%.
3. Periksa apakah tercium bau obat dari kapas. Jika sudah tercium bau obat, maka
saluran akar sudah steril dan dapat dilakukan obturasi. Jika belum, periksa
kembali saluran akar dan lakukan sterilisasi dengan Ca(OH)2 kembali.
4. Lakukan obturasi dengan flecther euogenol (1:1) yang langsung dimasukan
kedalam saluran akar dengan menggunakan lentulo, lakukan obturasi hingga
orifis.
5. Tutup dengan GIC lining dan tambalan sementara.
6. Cek oklusi dengan articulating paper.
7. Lakukan foto rontgen untuk melihat hasil obturasi.

e. Kunjungan IV
1. Cek hasil obturasi untuk mengetahui hermetis melalui rontgen foto.
2. Tanyakan apakah ada keluhan dari pasien, lakukan tes perkusi, tekan, dan
palpasi.
3. Jika tidak ada keluhan, bongkar tambalan sementara.
4. Lakukan core build up dengan GIC restoratif.
5. Cek oklusi dengan articulating paper.

f. Kunjungan V
1. Kontrol 1 minggu setelah dilakukan obturasi.
2. Cek kembali perkusi, tekan, dan palpasi.
3. Restorasi indirect (SSC).

Anda mungkin juga menyukai