Anda di halaman 1dari 113

DISKUSI

BRIDGE
Pembimbing:
An-Nissa Kusuma Dewi, drg., Sp.Pros.
ANGGOTA KELOMPOK
Meizi Asrina M. 160112210102
Salsabila Farah N. 160112210088
Lini Meriani 160112210507
Alifia Nurul 160112210509
Rania Putri Alwani 160112210084
Ellania Ramadhani 160112190076
01
INDIKASI
KONTRAINDIKASI
Indikasi
1. Kehilangan satu atau dua gigi dalam satu ruang edentulous
2. Gigi penyangga vital atau telah dirawat endodontik, tidak ada kelainan
periapikal
3. Gigi penyangga tidak boleh goyang, sejajar dengan gigi lainnya, dan kemiringan
tidak lebih dari 20°
4. Gigi penyangga tebal dan akar kuat sehingga menjadi retensi yang baik
5. Usia 20-55 tahun
6. Kebersihan mulut baik
7. Ruang interoklusal (dari dataran oklusal ke linggir) dan interproksimal
(kecembungan kontak proksimal) cukup
Kontraindikasi
1. Gigitan crossbite dan malposisi
2. Gusi tidak sehat, peradangan jaringan periodontal, tulang alveolar atrofi
3. OH buruk
4. Indeks karies tinggi
5. Gigi antagonis yang sudah hilang
6. Usia < 17 tahun (ruang pulpa besar), > 55 tahun
02
STATUS
Keluhan Utama
1. Kenyamanan → terlihat dari adanya nyeri sensitivitas dan pembengkakan →
ditanyakan lokasi, frekuensi, onset, visual, faktor yang terlibat
2. Fungsi → terlihat dari adanya kesulitan mastikasi atau berbicara → dilihat
apakah ada gigi yang fraktur atau hilang
3. Sosial → terlihat dari adanya pengecapan dan bau mulut
4. Penampilan → terlihat dari adanya gigi atau restorasi patah, tidak estetik, dan
diskolorasi
Data Pasien
1. Nama → saat pasien dipanggil namanya, mereka akan lebih percaya kepada
dokter gigi, secara psikologis juga akan merasa lebih aman
2. Alamat → untuk meninjau keadaan sosioekonomi pasien
3. Nomor telepon → untuk menghubungi pasien
4. Jenis kelamin → hormonal pasien yang berpengaruh pada rencana perawatan
5. Pekerjaan dan jadwal kerja → untuk mengetahui status sosioekonomi pasien
dan menentukan rencana perawatan
Riwayat Dental
1. Periodontal → memeriksa oral hygiene pasien yang berpengaruh pada
kesehatan jaringan periodontal
2. Restorative → tumpatan yang diterima pasien dapat menentukan prognosis
dan kemungkinan waktu ketahanan dari gigi tiruan cekat
3. Endodontic → penemuan gigi yang telah dirawat endodontik harus diperiksa
secara berkala agar kesehatan jar periapikal dapat termonitor secara baik
4. Orthodontic → occlusal adjustment
Riwayat Medis
1. Diabetes → resorpsi tulang berlebih, maka relining sering diperlukan
2. Osteoarthritis → pembukaan mulut terbatas dan menyakitkan, maka perlu
menggunakan sendok cetak khusus. Perubahan sendi, maka perlu perbaikan
hubungan rahang dan penyesuaian oklusi post insersi
3. Penyakit kardiovaskular → janji temu yang lebih singkat
4. Pemfigus → manifestasi oral dari ulser hingga bulla, maka penggunaan
prostesis secara konstan harus dikurangi
5. Bell's palsy dan Parkinson → mempengaruhi retensi gigi tiruan dan relasi
rahang
6. Oral malignancies → jaringan yang berwarna perunggu dan kehilangan
tonisitas (radionekrosis) tidak cocok untuk dukungan gigi tiruan
Riwayat Medis
7. Menopause → perubahan kelenjar, osteoporosis, dan perubahan psikiatri,
mempengaruhi perencanaan dan efisiensi gigi tiruan
8. Riwayat pemakaian gigi tiruan → evaluasi pengalaman pasien menggunakan
gigi tiruan untuk kenyamanan selanjutnya
9. Riwayat pembedahan pada area mulut → informasi tentang kehilangan gigi,
dan komplikasi yang mungkin terjadi ketika pencabutan gigi
10. Riwayat radiografi → menentukan penyakit dental
11. Gangguan TMJ dan nyeri orofasial → nyeri miofasial, clicking TMJ ataupun
gangguan neuromuskular lainnya harus dirawat sebelum perawatan
prostodontik
Pemeriksaan Umum
Menilai penampilan umum pasien seperti tinggi badan dan berat badan. Warna
kulit dicatat serta dilakukan penilaian terhadap tanda vital meliputi respirasi, nadi,
suhu, dan tekanan darah. Pasien usia pertengahan atau yang lebih tua memiliki risiko
penyakit kardiovaskular lebih tinggi dibandingkan pasien usia muda.
Pemeriksaan Ekstraoral
1. Bentuk wajah → kotak, mengerucut, kotak mengerucut, dan ovoid
(membantu pemilihan bentuk gigi)
2. Profil wajah → mengetahui relasi rahang dan oklusi untuk mendapatkan nilai
estetik dalam pembuatan gigi tiruan
3. Bibir → Melihat kesimetrisan bibir (panjang, sedang, pendek)
4. Tonus bibir → mengetahui apakah bibir hipertonus/hipotonus (mempengaruhi
kestabilan gigi tiruan) → amati dan palpasi bibir pasien saat oklusi sentrik dan
rileks
5. Bukaan mulut → mengetahui keterbatasan membuka mulut, ada tidaknya
kelainan TMJ, dan membantu pemilihan sendok cetak (normal 25-35 mm)
Pemeriksaan Ekstraoral
6. Kelenjar → mengetahui adanya pembesaran teraba maupun sakit dengan
palpasi.
7. TMJ →
● Inspeksi → melihat ada tidaknya pembengkakan di daerah sendi maupun
asimetri pada wajah.
● Palpasi → letakan kedua jari telunjuk pada kondilus kanan dan kiri, instruksikan
pasien membuka mulut secara perlahan, rasakan ada tidaknya kliking atau
krepitasi.
● Auskultasi → dengarkan langsung dengan stetoskop
8. Pola bukaan mulut → mengetahui adanya deviasi maupun defleksi.
Pemeriksaan Intraoral
1. Bentuk lengkung → persegi, lancip, dan lonjong
2. Ukuran lengkung → Ukuran sendok cetak. Besar: sendok cetak no. 1; sedang:
sendok cetak no. 2; kecil: sendok cetak no. 3
3. Bentuk linggir →
● Persegi: puncak linggir sejajar bidang horizontal
● Lonjong: puncak linggir membulat
● Datar: puncak linggir sudah resorpsi hebat
● Lancip: linggir sempit/ tajam seperti pisau
● Bulbous: puncak linggir melebar seperti jamur dengan leher menyempit
Pemeriksaan Intraoral
4. Kesejajaran linggir →
● Kelas I: Linggir maksila dan mandibula berjarak sama di anterior dan posterior
(sejajar oklusal plane).
● Kelas II: Linggir mandibula menjauhi oklusal plane di anterior.
● Kelas III: Linggir maksila dan mandibula keduanya menjauhi oklusal plane di
anterior.
Pemeriksaan Intraoral
5. Jarak antar lengkung rahang → ruang antar alveolar adalah jarak antara
linggir rahang atas dan linggir rahang bawah (normal 10-15 mm), untuk
menentukan panjang gigi buatan dan pemilihan jenis gigi buatan.
Pemeriksaan Intraoral
6. Hubungan horizontal RA-RB →
● Kelas I : Puncak linggir RA tepat berada diatas puncak linggir RB (Normal)
● Kelas II: Puncak linggir rahang atas berada depan rahang bawah (Retrognatik
mandibula)
● Kelas III: Puncak lingir rahang atas berada di belakang rahang bawah (Prognatik
mandibula)
Pemeriksaan Intraoral
7. Torus →
● Torus palatina : Tonjolan tulang pada garis tengah palatum
● Torus Mandibula: Tonjolan tulang pada dasar mulut (regio P1 dan P2 RB)
8. Tuberositas → Gunakan kaca mulut no. 3
● Besar: Seluruh kaca mulut terbenam
● Sedang: ½ kaca mulut terbenam
● Kecil: < dari ½ kaca mulut terbenam
Pemeriksaan Intraoral
9. Frenulum → Retraksi bibir sehingga perlekatan frenulum terlihat jelas
● Tipe I: Insersio frenulum dekat mucogingival junction.
● Tipe II: Insersio frenulum berada di tengah attached gingiva.
● Tipe III: Insersio frenulum berada di inferior margin linggir alveolar bisa berlanjut ke
posterior.

10. Kompresibilitas jaringan → Normal: 2 mm diperiksa dengan alat tumpul seperti


burnisher. Perbedaan tahanan jaringan akan menyebabkan ketidakstabilan gigi tiruan
Pemeriksaan Intraoral
11. Bentuk palatum →
● Lonjong: Lengkung palatum membulat di kedua sisinya
● Lancip: Dasar palatum meruncing dan menonjol ke bagian dalam arah vertikal
dan membesar ke bagian bawah
● Persegi : Bentuk lengkung/dinding palatum sejajar kedua sisinya
12. Kedalaman palatum → kaca mulut no. 3
● Dalam: Seluruh kaca mulut terbenam
● Sedang: Apabila ½ kaca mulut terbenam
● Rendah: < ½ kaca mulut terbenam
Pemeriksaan Intraoral
13. Konsistensi saliva → Usapkan kaca mulut di bagian lidah, dasar mulut, dan bukal
● Kental
● Sedang: apabila terdapat buih-buih gelembung pada ludah
● Encer: Konsistensi ludah cair
14. Jumlah saliva → membiarkan saliva di dalam mulut (sublingual) selama 30 detik dan
diukur dengan kaca mulut no. 3 (Normal: ½ kaca mulut terendam saliva)
15. Refleks muntah → penempatan kaca mulut di posterior palatum keras (trigger
area). Pasien dengan refleks tinggi akan langsung bereaksi. Refleks muntah tinggi
dapat mengganggu pencetakan.
03
PROSEDUR
Pencetakan
Model
Studi
Alat dan Bahan

Hidrokoloid Irreversibel Gips Stone Tipe IV atau


V

Sendok Cetak Rubber Bowl Spatula


Prosedur
1. Bersihkan dan bilas gigi dan mulut secara menyeluruh lalu keringkan.
2. Campurkan alginat dan air hingga konsistensinya homogen.
3. Masukkan bahan cetak ke dalam sendok cetak, kemudian permukaannya
dihaluskan dengan jari yang mengenakan sarung tangan yang dibasahi.
4. Secara bersamaan, masukkan sejumlah kecil bahan cetak ke dalam celah
permukaan oklusal sebelum memasukkan sendok cetak.
5. Masukkan sendok cetak ke dalam mulut pasien dalam keadaan duduk, pasien
diingatkan untuk mengendurkan otot pipi.
Prosedur
6. Sendok cetak harus dikeluarkan dengan cepat setelah set
7. Setelah dikeluarkan, cetakan harus dibilas dan didesinfeksi, kemudian
dikeringkan sedikit dengan aliran udara, dan segera dicor.
8. Cor cetakan dengan gips stone tipe IV atau V dalam waktu 15 menit setelah
cetakan dikeluarkan dari mulut agar lebih akurat.
9. Tutup cetakan yang dicor dengan kertas basah dan disimpan dalam humidor
selama 1 jam. Hal ini dapat meminimalkan distorsi hidrokoloid ireversibel
sehingga mendapatkan permukaan yang detail.
10. Pisahkan model dari impression.
Model
Diagnostik
Meskipun prosedurnya tampak sederhana, pembuatan model diagnostik
sering kali salah penanganan. Ketidakakuratan kecil dapat menyebabkan
kesalahan diagnostik yang serius. Kesan dan cetakan yang meragukan
harus dibuang dan prosesnya diulangi. Kekosongan pada cetakan
menimbulkan nodul pada cetakan yang dituangkan. Hal ini dapat
menghalangi artikulasi yang tepat dan secara efektif membuat analisis
oklusal berikutnya atau prosedur diagnostik lainnya tidak berguna.
Preparasi
Gigi
Sandaran
Preparasi Gigi Sandaran
Preparasi gigi sandaran untuk PFM berdasarkan balanced preparation.

1. Ruangan antara dinding mesial - distal preparasi dengan gigi sebelahnya sama
lebar.
2. Panjang servikoinsisal minimal ⅔ panjang servikoinsisal mahkota restorasi.
3. Margin insisal preparasi sejajar dengan margin incisal mahkota jaket dengan
kemiringan 45º ke palatal.
4. Permukaan margin insisal tegak lurus daya gigit gigi lawan.
5. Bentuk cingulum dipertahankan.
6. Semua line angle dibulatkan.

Pengurangan Insisal dan Oklusal

Insisal Oklusal
● 1,5 mm: kedalaman groove. ● Membuat kedalaman groove
● Bur diamond flat ended tapered/silinder. 0,8-1,2 mm
● Mengurangi permukaan incisal kedalaman ● 2 mm: cusp fungsional
groove. ● 1,5 mm: cusp non fungsional
● Preparasi sejajar dengan mahkota jaket ● Preparasi mengikuti bentuk oklusal
yang akan dibuat dan tegak lurus dengan bentuk lebih landai (tidak boleh
arah gigit gigi lawan dan uniform. curam), uniform dan pengurangan
● Bidang insisal miring ke palatal. bonjol lebih banyak.
Pengurangan Bukal
● Tandai kedalaman groove 1,2-1,5 mm
dengan pensil pada setengah ● 0,3-0,5 mm coping
bagian incisal atau oklusal, ● 0,8-1 mm porcelain
membuat kedalaman groove
kurangi hingga tanda hilang.
● Pengurangan pada bagian
setengah servikal dan
membentuk akhiran shoulder
dengan lebar 1 mm.
Pengurangan Proksimal
1-1,5 mm ● Bentuk preparasi tapered ke
oklusal atau konvergen dari
Bur diamond fissure servikal ke insisal/oklusal
long needle tapered, dengan sudut 5-7o
kekasaran coarse ● Menghilangkan kecembungan
(band hijau) dan titik kontak, preparasi
hingga akhiran yang ditentukan
Matriks: Untuk (ekuigingiva)
melindungi gigi ● Pengurangan mesial distal,
sebelah bukal palatal sama
Pengurangan Lingual/Palatal

● 1 mm, dengan bur diamond football shaped


dengan akhiran shoulder, dan pada cingulum
atas dengan bur diamond torpedo tapered.
● 0,5 mm, dengan bur diamond torpedo fissured
dengan akhiran chamfer.
● Tidak boleh membuat cekungan ke arah insisal
(undercut).
Finishing

● Pengecekan kembali
akhiran yang telah
terbentuk pada seluruh sisi
dan semua line angles
harus smooth, continuous
satin finish dan free from
diamond scratch mark.
Pencetakan
Model
Kerja
Cetakan Model Kerja
Pencetakan model kerja menggunakan bahan cetak putty dan light body
One Step Technique:

1. Ambil base dan katalis putty dengan ratio 1:1


2. Campurkan adonan dengan tangan sampai homogen
3. Tempatkan dan ratakan pada sendok cetak
4. Aplikasikan light body di atas permukaan putty dan di bagian gigi yang dipreparasi
5. Tempatkan sendok cetak dengan benar dan tunggu cetakan mengeras
6. Keluarkan dari mulut pasien
7. Isi hasil cetakan dengan stone gips untuk mendapatkan model kerja

https://www.youtube.com/watch?v=derdtZOrqTQ
Two Step Technique:
Pencetakan model kerja menggunakan bahan cetak putty dan light body (manual mix) dan
spacer

● Pilih sendok cetak sesuai bentuk dan ukuran lengkung pasien. Kemudian dilapisi secara
merata dengan tray adhesive.
● Ambil base dan katalis putty dengan rasio 1:1, campur adonan sampai homogen,
gulung menjadi silinder memanjang. Kemudian tempatkan pada sendok cetak
● Sheet of polyethylene (spacer) digunakan untuk menutupi putty.
→ Menyediakan ruang untuk bahan cetak akhir
→ Memungkinkan sendok cetak diposisikan ulang untuk kedua kalinya dengan mudah
dengan memblokir undercut

● Tempatkan sendok cetak ke dalam mulut pasien dengan tetap di tempatnya selama
kurang lebih 2 menit kemudian dilepas
Campur sesuai dengan instruksi pabrik.
● Spacer kemudian dikupas dan kelebihan bahan ● Menggunakan gerakan melingkar untuk
cetak dihilangkan dengan pisau tajam memadukan dan meratakan campuran
untuk mengurangi jumlah rongga dalam
● Panjang pasta yang sama besar antara pasta adonan
base dan katalis bahan cetak light body di ● Setengah dari bahan dimasukkan ke dalam
letakkan pada mixing pad atau glass lab syringe light body

Bahan yang tersisa dimuat ke sendok cetak di atas putty


● Light body ditempatkan ke abutment dan area
sekitarnya

● Tempatkan sendok cetak yang sudah berisi light


body ke dalam mulut pasien.

● Sendok cetak dilepas setelah material setting


Pencetakan
Gigi
Lawan
Cetakan Gigi Lawan

Pencetakan gigi lawan

Alginate
Model Kerja/
Pemasangan
pada
Okludator
Model Kerja / Okludator
● Letakkan model yang sudah terfiksasi pada lengan bawah okludator, ditopang
dengan plastisin.
● Pastikan permukaan bidang oklusal sejajar bidang horizontal.
● Garis proyeksi median model RA disejajarkan dengan garis median okludator.
● Lengan atas okludator harus tetap sejajar lantai.
● Setelah posisi model RB benar, buat adonan gips plaster kemudian cor model
RA ke lengan atas okludator.
● Adonan gips plaster menutupi pinggiran basis model RA dan menutupi lengan
atas okludator. Setelah gips mengeras, balikkan okludator, lepas plastisin
penopang.
● Kemudian cor model RB, tunggu sampai mengeras dan rapikan
https://www.youtube.com/watch?v=b_OSy_oLqZE&t=2s
Mahkota
Sementara
Mahkota Sementara
Mahkota sementara adalah gigi tiruan sementara yang digunakan untuk memenuhi
estetis, menjaga stabilitas oklusal, dan/atau fungsi mastikasi dalam interval waktu
tertentu. Jenis mahkota ini dipasangkan sebelum mahkota definitif selesai dibuat.

Fungsi dari mahkota sementara:


1. Melindungi gigi (pulpa) terhadap rangsang mekanis suhu.
2. Mencegah terjadinya migrasi, ekstrusi.
3. Melindungi gusi daerah servikal terhadap iritasi.
4. Mempertahankan kontak oklusal/Occlusal function, dapat gigit dan mengunyah.
5. Easy of cleansing → mudah dibersihkan pada daerah akhiran, titik kontak, dan
pontic.
6. Memelihara estetika.
7. Mahkota sementara harus memenuhi syarat-syarat biologis, mekanis, dan estetis.
Syarat Mahkota Sementara
A. Syarat Biologis
● Proteksi pulpa
● Menjaga kesehatan periodontal
● Kompatibilitas oklusal dan posisi gigi
● Mencegah fraktur enamel
B. Syarat Mekanis
● Fungsi mastikasi
● Displacement → mencegah perpindahan mahkota sementara
● Removal for reuse → mahkota sementara yang akan digunakan kembali harus dilepas dengan
hati-hati untuk menghindari kerusakan dan memudahkan saat penempatan kembali
C. Syarat Estetis
● Mahkota sementara harus dibuat semirip mungkin dengan gigi asli sebelum dipreparasi, baik
kontur gigi, warna, translusensi, dan teksturnya.
Syarat Bahan Mahkota Sementara
1. Waktu kerja memadai, penanganan nyaman, kemampuan cetak mudah, dan waktu pengaturan
cepat.
2. Biokompabilitas baik.
3. Stabil secara dimensi selama pengerasan.
4. Mudah dikontur dan dipoles.
5. Kuat dan tahan abrasi.
6. Estetika yang baik.
7. Tidak mengiritasi jaringan mulut.
8. Mudah diperbaiki atau ditambahkan bahan.
Prosedur
External Surface Form (ESF)
ESF merupakan bagian yang membentuk kontur terluar
mahkota.

1. Custom ESF
Custom ESF berupa cetakan negatif dari gigi pasien yang belum
dipreparasi atau model diagnostik yang telah dimodifikasi.
Dapat dibuat dengan bahan cetak seperti alginat dan silikon,
putty, dan lilin baseplate.

2. Preformed ESF
Preformed ESF tersedia dalam bentuk mahkota satuan (single
restoration) dengan berbagai ukuran. Terbuat dari bahan
polikarbonat, cellulose acetate, aluminum, timah-perak, atau
nikel-kromium.
Prosedur
Tissue Surface Form (TSF)

TSF merupakan bagian yang membentuk permukaan gigi yang telah dipreparasi dan area kontak
dengan linggir edentulous. Dibedakan menjadi:

1. Indirect (mahkota sementara dibuat di luar mulut)


2. Direct (mahkota sementara dibuat di dalam mulut)
3. Indirect-direct (mahkota sementara dibuat di luar mulut, kemudian di bagian dalam mahkota
ditambahkan kembali bahan resin sambil diadaptasikan pada gigi yang telah dipreparasi di
dalam mulut pasien)
Teknik Direct
Prosedur

1. Cetak gigi pasien dengan menggunakan alginate


2. Pembuatan model studi dan diagnostic wax up
3. Preparasi gigi asli
4. Cetak model studi pada regio yang dilakukan
perawatan menggunakan alginat atau putty
5. Kemudian try in pada mulut pasien hingga pada
posisi yang tepat
6. Permukaan gigi pasien diberi vaseline
7. Cetakan alginat diisi akrilik lalu diaplikasikan ke gigi pasien dengan tekanan cukup
8. Setelah mengeras, cetakan dibuka, mahkota sementara diambil dan dipoles, lalu disesuaikan
dengan oklusi gigi pasien
9. Jika sudah lakukan sementasai mahkota sementara
Teknik Indirect
Prosedur

1. Cetak gigi pasien menggunakan alginat


2. Pembuatan model studi dan diagnostic wax up
3. Cetak model studi menggunakan putty atau alginat
4. Preparasi gigi penyangga pada pasien
5. Cetak kuadran gigi yang dipreparasi dan di cor untuk
mendapat model gigi yang sudah di preparasi
6. Oleskan vaselin pada cetakkan model
7. Hasil cetakkan diisi dengan akrilik
Teknik Indirect
Prosedur

8. Masukkan cetakan yang berisi self curing acrylic ke dalam model gigi yang sudah di preparasi
9. Tunggu hingga mengeras
10. Keluarkan mahkota sementara yang sudah jadi
11. Mahkota dapat di trim dengan amplas dan bagian oklusal nya disesuaikan dengan oklusi pasien
12. Lakukan sementasi mahkota sementara
Teknik Direct-Indirect
Prosedur
6. Oleskan vaselin pada cetakan model
1. Cetak rahang pasien pada 7. Hasil cetakan diisi dengan self-curing acrylic,
kunjungan pertama cetakkan kembali ke daerah preparasi untuk
mendapat jembatan sementara.
2. Pembuatan model kerja dan
8. Tunggu hingga mengeras
diagnostic wax up 9. Mahkota sementara dirapikan dan dipoles
3. Cetak model kerja 10. Pada kunjungan selanjutnya, preparasi gigi
menggunakan putty atau alginat penyangga pada pasien
4. Wax up dilepas dari model 11. Uji coba mahkota sementara dan sesuaikan dengan
5. Preparasi gigi penyangga pada preparasi pada pasien secara langsung
model sesuai dengan teori 12. Lakukan sementasi mahkota sementara
Sementasi Sementara
Semen Fletcher (ZnO)

A. ZnOE

● Eugenol dapat mencegah polimerisasi bahan resin → tidak digunakan untuk sementasi tetap
mahkota dengan bahan resin.
● Residual eugenol dapat mengganggu polymerisasi composite yang resin based → beberapa
karboksilat acid digunakan untuk menggantikan eugenol dan menghasilkan bahan seperti
ZOE (Produknya disebut non ZnOE = free eugenol)
● Kelebihan bahan eugenol:
1. Sementasi sementara
2. Sementasi jangka panjang pada protesa tetap
3. Tambalan sementara
4. Antimikroba
5. Analgesik dan sedatif
6. Dimensi stabil → shrinkage minimal
Sementasi Sementara
Semen Fletcher (ZnO)

B. Zinc Oxide Freegenol

Zinc Oxide Freegenol → compatible dengan akrilik material dan kompatibel dengan struktur gigi
→ tidak deteriorate atau compromise kualitas dari mahkota sementara.

Kelebihan Free-eugenol :

1. Compressive strengthnya rendah → mudah dilepas saat jembatanya ditarik keluar


2. Tidak ada efek negatif pada polimerisasi resin based
3. Untuk semen sementara
4. Adjustable consistency dan setting time
5. Mudah dibersihkan dari mahkota dan inti
6. Special cleaner included
Pola Lilin
&
Uji Coba Pola Lilin
Pola Lilin Jembatan
Pola lilin atau wax-pattern adalah suatu model dari retainer atau restorasi yang dibuat dari lilin yang
kemudian diproses menjadi logam, porselen, atau akrilik.

Tujuan pembuatan pola lilin:

1. Mendapatkan retainer atau restorasi yang tepat, pas, dan mempunyai adaptasi yang
sempurna dengan preparasi.
2. Memperoleh bentuk anatomi yang sesuai.
3. Menghasilkan suatu coran yang tepat (bentuk dan ukuran) dari pola lilin tersebut.
4. Mencapai hubungan yang tepat dengan gigi antagonis dan sebelahnya.
Uji Coba Coping
● Pada internal surface, periksa apakah ada bagian yang hilang atau tidak, kemudian ada
atau tidak permukaan yang tidak rata.
● Periksa kontak proksimal.
○ Cara periksa menggunakan marking tape/ articulating spray/paper pada daerah
proksimal.
○ Jika terdapat teraan, maka perlu dikurangi.
● Adaptasi dan retensi → Jika tidak adaptasi, periksa menggunakan pressure indicating
paste.
○ Adaptasi yang dicek: Diantara margin preparasi dan akhiran restorasi.
○ Ada 3 kemungkinan saat cek adaptasi :

■ Pas

■ Underextended / open → tambahkan resin pattern/ inlay (wax pattern) lalu


kirim kembali ke lab
■ Over extended → bisa dikurangin pake bur batu atau karbid menggunakan
lowspeed
● Stabilitas dari gigi yang dipreparasi. Giginya tidak boleh bergerak
atau rotasi ketika diberikan gaya.
● Cek pontik sesuai dengan mock up atau tidak, kurangi menggunakan
carbide atau batu highspeed untuk menyesuaikan bentuk pontik.
● Pemeriksaan oklusal dengan articulating paper.
● Embrasure → bagian bawah titik kontak, dibuka seluas mungkin
pada gigi posterior, untuk gigi anterior, embrasure dibuka seluas
mungkin pada bagian lingual atau palatal.
● Daerah pontik yang menghadap ke gusi/mukosa → tidak boleh
menekan
● Lebar pontik dikurangi 20-30% pada cusp lingual
Uji Coba
Sebelum Glazing
1. Kontak Proksimal
A. Dental floss
- Dapat melewati daerah proksimal
gigi dengan mudah → Kontak baik
- Tidak dapat melewati kontak →
Kontak berlebih
- Melewati kontak dengan terlalu
mudah → adanya jarak yang berlebih.
B. Kertas Mylar
- Jika terdapat sedikit resistensi maka
kontak dianggap sudah baik,
- Kertas mylar terobek,
mengindikasikan bahwa pada daerah
tersebut terdapat kontak berlebih.
C. Articulating paper/spray

Penyesuaian pada permukaan yang belum dipoles


dapat dilakukan dengan menggunakan fine atau
superfine menggunakan air + porselain kit polishing.
2. Pemeriksaan Akhiran

Pemeriksaan akhiran untuk melihat apakah


terdapat overextension atau under-extension,

Menggunakan explorer dari arah apikal ke


oklusal untuk mengecek overhang

Explorer dari arah oklusal ke apikal pada


margin untuk melihat adanya ledge

Jika terdapat tahanan pada kedua arah → open


margin
3. Stabilitas
- Restorasi pada gigi harus stabil, tidak berputar dan tidak bergoncang.
- Ketidakstabilan dapat menyebabkan kegagalan saat berfungsi.
- Ketidakstabilan dapat diperbaiki jika disebabkan karena adanya nodule kecil pada restorasi.

4. Oklusi

Pemeriksaan dilakukan untuk mendeteksi adanya kontak yang mengganggu secara sentrik dan
essentrik. Dengan articulating paper.

- Pada oklusi centric bentuk teraan dot/titik mengindikasikan adanya kontak berlebih dan bisa
kurangi dengan bur merah bundar)
- Pada oklusi eccentric bentuk teraan garis megindikasikan adanya kontak berlebih dan dapat
dikurangi dengan bur merah tappered (fissure, flame, football shaped).
- Pengurangan pada fixed hanya pada titik kerja
- Restorasi yang tidak dapat oklusi perlu dilakukan remaking (jika berbahan metal) atau
menambahkan porcelain dan melakukan re-firing (jika PFM)
5. Adaptasi pada gusi

6. Pemeriksaan warna
- Pemeriksaan menggunakan air dengan melihat daerah insisal,
body, servikal

7. Pemeriksaan bentuk, ukuran dan inklinasi, rotasi


Uji Coba
Setelah Glazing
● Cek Kontak Proksimal bisa menggunakan
articulating paper/spray.
● Cek akhiran ada overextension atau
under-extension.
● Adaptasi marginal, retensi, dan stabilitasi
(rotasi atau tidak) pada gusi
● Pemeriksaan estetika: bentuk, ukuran,
warna dan inklinasi, rotasi
● Cek oklusi pasien menggunakan
articulating paper, oklusi sentrik &
eksentrik. Cek teraan pada gigi lawan.
Sementasi :
Pemasangan
Sementara
Sementasi Sementara

● Untuk penilaian dan evaluasi terhadap pemakaian bridge dalam rentang waktu tertentu
(biasanya 1 minggu)
● Mempermudah pelepasan/pembongkaran apabila terdapat masalah pasca
pemasangan atau untuk digantikan dengan semen tetap
● Material yang digunakan memiliki sifat fisik yang rendah agar mudah dibongkar dan
kemudian disementasi tetap
Sementasi Sementara
Eugenol (ZnOE)
Indikasi: eugenol memiliki sifat antimikroba yang baik dan mengurangi
sensitivitas pasca-preparasi.
→ Berfungsi untuk analgesik, antiseptik, antiinflamasi, antiseptik
→ Semen zinc oxide dengan eugenol digunakan apabila mengambil banyak
struktur gigi dan pada pasien dengan toleransi nyeri berlebihan.
Kapan ZnOE digunakan?
- Pasien dengan toleransi nyeri berlebih
- Preparasi dekat dengan kamar pulpa
Sementasi Sementara
Freegenol
Indikasi:
freegenol mengganggu/interference dengan setting dari resin akrilik dan ikatan
komposit ke gigi jika sementasi tetap menggunakan semen resin
→ (Jika menggunakan resin jangan menggunakan eugenol, gunakan freegenol) →
eugenol mengurangi retensi resin, warna gigi berubah, mempengaruhi polimerisasi
resin akrilik
→ Preparasi gigi yang tidak menyebabkan iritasi
Penggunaan ZnPO4, zinc polycarboxylate dan GIC tidak direkomendasi untuk
sementasi sementara karena kekuatan/ strength yang relatif yang tinggi membuat
sulit untuk dilepas
Sementasi :
Pemasangan
Tetap
Cara Manipulasi GI Luting Cement
● Perbandingan bubuk-cairan sesuai anjuran pabrik (1:2)
● Ambil bubuk semen GI sebanyak 1 sendok rata, kemudian dibagi 2
sama banyak
● Botol cairan dituangkan dalam arah horizontal lalu diputar arah
vertikal dan cairan dibiarkan menetes tanpa ditekan sebanyak 1
tetes pada paper pad kemudian disebarkan dengan spatula gerakan
melingkar
● ½ bubuk mulai diaduk dengan cairan sampai semua partikel bubuk
terbasahi, kemudian ditambahkan ½ bagian yang tersisa,
● Pengadukan dilakukan dengan cara melipat, harus diselesaikan
dalam waktu 20-30 detik
● Hasil akhir adukan terlihat glossy dengan konsistensi seperti
permen karet
Penempatan Semen

1. Tempatkan separating di antara gigi sebelahnya dengan


matriks/separating tape
2. Lapisi bagian permukaan dalam mahkota dengan semen
cukup banyak dan segera pasang pada gigi, gunakan
tekanan secukupnya
3. Pasien bisa diminta untuk menggigit cotton roll untuk
memastikan mahkota fit dengan baik, hingga semen
mengeras
4. Hilangkan kelebihan semen
KIE/OHI untuk Pasien Bridge
● Gunakan floss untuk membersihkan daerah mahkota yang
menghadap jaringan dengan gerakan slicing
● Sebaiknya hindari makanan yang keras di gigit di bagian mahkota
● Awalnya mungkin terasa tidak nyaman
● Alat bantu tambahan : floss, interdental brush, obat kumur
Penyesuaian
Kontrol
• Cek Fungsi dan kenyamanan → Ada keluhan atau tidak?
• Cek Jaringan sekitar → Lihat di sulcus gingiva apakah ada sisa semen atau
tidak
• Kontrol plak dilakukan dengan baik
• Cek oklusi → ada teraan berlebih cek gigi antagonisnya
• Cleansing : tidak ada retensi makanan
• Retensi
• Stabil dan estetika mencukupi
05
GIGI PENYANGGA
RESTORASI EKSTRAKORONAL
Syarat Gigi Penyangga
- Sehat, x ada tanda patologis baik pada gigi vital atau non vital (tidak ada rekurensi
lesi pada apikal)
- x goyang
- Kedudukan hampir sejajar dengan gigi lain (inklinasi tidak >25°)
- Akar panjang, x bengkok, x konus
- Mahkota tebal, besar, utuh, x karies
- Rasio ideal panjang mahkota dan akar gigi yang akan dijadikan penyangga adalah 2:3,
minimal 1:1
- Memenuhi Hukum Ante “luas permukaan selaput periodontal dari gigi penyangga
hendaknya sama atau lebih besar dari luas permukaan selaput periodontal gigi yang
akan diganti”
Periodontal Ligament Area
Periodontal Ligament Area
Crown-Root Ratio
Restorasi Ekstrakoronal
All-Metal PFM All-Porcelain

Indikasi - Kerusakan luas - Gigi yang butuh estetik - Gigi yang butuh estetik tinggi (gigi
pada permukaan dan butuh kekuatan anterior)
gigi restorasi - Ukuran gigi normal atau lebih dari
- Gigi yang tidak - Ukuran gigi normal normal
butuh estetik (gigi atau lebih dari normal - Gigi dengan karies proksimal dan/atau
molar) - Kerusakan luas yang fasial yang tidak dapat direstorasi efektif
- Gigi dengan beban tidak dapat dilakukan dengan komposit
kunyah besar restorasi konservatif - Tepi insisal relatif utuh
- Sebagai retainer - Sebagai retainer GTJ / - Distribusi tekanan kunyah seimbang
GTJ/ penjangkaran penjangkaran GTSL - Gigi yang telah dirawat PSA
GTSL - Gigi yang telah dirawat
- Gigi yang telah PSA
dirawat PSA

Kontra - Gigi yang butuh - Kamar pulpa besar - Indeks karies tinggi
estetik - Indeks karies tinggi - x cukup dukungan struktur mahkota gigi
Indikasi - Gigi yang tidak - Ukuran gigi kurang dari - Gigi yang tipis dan gigi pendek
menanggung beban normal - Distribusi tekanan kunyah x seimbang
kunyah besar - Bruxism
06
BIOMEKANIKA
Distribusi Tekanan
Tekanan Mekanis Reaksi Biologis
Mekanis

● Berasal dari arah ● Apabila gigi dicabut ● Reaksi biologis


oklusal (secara dan diganti GTJ → permukaan jaringan
vertikal/horizontal) tekanan oklusal yang terhadap penyebaran
● Tekanan oklusal : saat diterima gigi = jumlah tekanan mekanis gigi
gigi berartikulasi → tekanan yang diterima diikat ke tulang
aktivitas otot, tipe GT alveolar oleh ligamen
makanan, & luas ● Tekanan yang diterima periodontal
permukaan oklusal gigi gigi pendukung : ● Ligamen periodontal :
● Semakin besar luas tekanan normal + - Penghantar tekanan
permukaan oklusal gigi sebagian dari tekanan oklusal ke tulang
→ semakin besar yang diterima pontik alveolar
tekanan oklusal - Shock absorption
● Tekanan mekanis →
pertimbangan desain
pontik
● Bending → panjang unit jembatan & jarak okluso-gingiva pontik
● Longer span → less rigid → more bending
07
JENIS-JENIS
BRIDGE
Rigid Fixed Bridge
- Semua komponen GTJ digabungkan secara rigid
- Memiliki 2 atau lebih gigi penyangga
- Kekuatan dan stabilitas yang sangat baik juga
mendistribusikan tekanan pada restorasi yang lebih merata
dan memberikan efek splinting yang baik
- Diindikasikan untuk span pendek atau untuk splinting pada
gigi goyang dengan kondisi periodontal yang kurang baik

Semirigid Fixed Bridge


- GT yang memiliki 1 atau lebih konektor non rigid
- Diindikasikan pada span panjang dan jika terdapat
pier/intermediate abutment pada penggantian beberapa gigi
yang hilang
Cantilever Bridge
- GTJ yang sangat konservatif → salah satu sisinya bersifat sebagai
titik kontak. Dukungan dapat diperoleh dari satu atau lebih gigi
penyangga pada satu sisi yang sama
- GTJ ini diindikasikan untuk penggantian satu gigi hilang dan
tidak diindikasikan untuk daerah dengan beban oklusal yang
besar dan pada penggantian gigi dengan gigi non vital sebagai
terminal abutment

Spring Fixed Bridge


- Protesa tissue-borne → menggunakan dukungan gigi dan jaringan
dimana pontik didukung dengan konektor panjang yang
menghubungkannya dengan abutment
- Konektor berupa loop atau bar yang menghubungkan retainer dan
pontik di permukaan palatal.
- Diindikasikan pada penggantian kehilangan gigi dengan kondisi
diastema dan tetap mempertahankan diastema tersebut, dan pada
kasus dimana gigi penyangga tidak berada di sebelah ruang
edentulous
Compound Bridge
- Gabungan dua atau lebih tipe GTJ. Diindikasikan pada
penggantian gigi hilang yang membutuhkan gabungan beberapa
tipe GTJ

Spring Fixed Bridge


- Disebut juga sebagai Rochette Bridge atau Maryland Bridge
adalah GTJ yang diindikasikan pada pasien dengan kehilangan
1 gigi, namun gigi penyangga masih dalam kondisi baik,
tanpa adanya kerusakan
- Restorasi ini tidak diindikasikan pada kasus dimana relasi
rahang atas dan rahang bawahnya deep bite dan tidak ada
tempat untuk ikatan enamel
08
KOMPONEN
ABUTMENT
Gigi asli yang digunakan sebagai tempat
diletakkannya gigi tiruan jembatan

Mahkota gigi Panjangnya normal

penyangga yang baik Ketebalan dentin


cukup
PONTIC
Gigi buatan pengganti dari
gigi-gigi yang hilang

mengembalikan fungsi
kunyah dan bicara
Fungsi
mempertahankan hubungan
antara gigi sehingga
mencegah migrasi/ekstrusi
RETAINER
Restorasi yang menghubungkan jembatan
dengan penyangga
Allan dan Dapat dibuat dari porselen-logam yang

Foreman mengikat jaringan gigi bersama-sama

ekstrakoronal Mahkota Penuh


Martanto
Mahkota Sebagian

Allan dan Memerlukan preparasi yang sebagian


Jenis-jenis
Foreman besar ada didalam dentin

intrakoronal
Inlay
Martanto

Dowel Crown
RETAINER EKSTRAKORONAL
Mahkota Penuh Mahkota Sebagian

● Restorasi yang menutupi seluruh ● Preparasi memerlukan


permukaan mahkota klinis dari pembuangan jaringan gigi yang
suatu gigi lebih sedikit
● Restorasi yang berdiri sendiri ● Gigi yang mempunyai 4
(single unit restoration) atau permukaan → hanya 3
sebagai retainer dari jembatan. permukaan yang ditutup oleh
● Mahkota penuh dari logam → mahkota.
retainer pada gigi-gigi posterior ● Gigi yang mempunyai 5
● Mahkota penuh dari logam yang permukaan → hanya sebagian
dilapisi porselen atau akrilik → dari permukaan gigi yang tertutup
pada gigi-gigi anterior oleh mahkota
RETAINER INTRAKORONAL

INLAY

Retainer untuk gigi tiruan


jembatan yang pendek,
menggantikan tidak lebih dari satu
gigi pada mulut yang karies indeks
nya rendah

DOWEL CROWN

Retainer yang retensinya berupa


pasak pada saluran akar yang telah
dirawat dengan sempurna
CONNECTOR
● Alat yang menghubungkan pontik ke
retainer
● Berupa sambungan yang disolder, struktur
cor, dovetail atau stress-breaker, retainer
presisi, atau lengan spring yang panjang
09
JENIS-JENIS
PONTIK
SADDLE

● Paling mirip dengan gigi asli, menggantikan seluruh bagian gigi yang hilang.
● Membentuk kontak cekung yang besar dengan daerah ridge, menutupi bagian
facial, lingual dan proksimal.
● Disebut juga dengan ridge lap
● Tidak direkomendasikan
MODIFIED RIDGE LAP

● Memberikan gambaran gigi asli.


● Bagian lingual dibuat kontur sedikit membelok untuk mencegah impaksi makanan
dan meminimalkan akumulasi plak
● Gigi anterior, premolar, dan beberapa gigi molar RA
HYGIENE

● Pontic tidak berkontak dengan edentulous ridge.


● Ketebalan oklusal gingival tidak boleh kurang dari 3mm, dan harus ada ruang kosong
dibawahnya untuk memfasilitasi pembersihan.
● Mandibula posterior
CONICAL

● Bentuk bulat dan dapat dibersihkan, tapi pada bagian ujung lebih kecil dari pada
ukuran keseluruhan pontic.
● Cocok digunakan untuk ridge mandibular yang tipis
● Gigi molar tanpa perlu estetik
OVATE

● Dipertimbangkan sebagai pengganti pontik tipe saddle untuk mendapatkan estetika


yang baik dan kemudahan untuk dibersihkan
● Insisif, canin, premolar rahang atas
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai