BRIDGE
Pembimbing:
An-Nissa Kusuma Dewi, drg., Sp.Pros.
ANGGOTA KELOMPOK
Meizi Asrina M. 160112210102
Salsabila Farah N. 160112210088
Lini Meriani 160112210507
Alifia Nurul 160112210509
Rania Putri Alwani 160112210084
Ellania Ramadhani 160112190076
01
INDIKASI
KONTRAINDIKASI
Indikasi
1. Kehilangan satu atau dua gigi dalam satu ruang edentulous
2. Gigi penyangga vital atau telah dirawat endodontik, tidak ada kelainan
periapikal
3. Gigi penyangga tidak boleh goyang, sejajar dengan gigi lainnya, dan kemiringan
tidak lebih dari 20°
4. Gigi penyangga tebal dan akar kuat sehingga menjadi retensi yang baik
5. Usia 20-55 tahun
6. Kebersihan mulut baik
7. Ruang interoklusal (dari dataran oklusal ke linggir) dan interproksimal
(kecembungan kontak proksimal) cukup
Kontraindikasi
1. Gigitan crossbite dan malposisi
2. Gusi tidak sehat, peradangan jaringan periodontal, tulang alveolar atrofi
3. OH buruk
4. Indeks karies tinggi
5. Gigi antagonis yang sudah hilang
6. Usia < 17 tahun (ruang pulpa besar), > 55 tahun
02
STATUS
Keluhan Utama
1. Kenyamanan → terlihat dari adanya nyeri sensitivitas dan pembengkakan →
ditanyakan lokasi, frekuensi, onset, visual, faktor yang terlibat
2. Fungsi → terlihat dari adanya kesulitan mastikasi atau berbicara → dilihat
apakah ada gigi yang fraktur atau hilang
3. Sosial → terlihat dari adanya pengecapan dan bau mulut
4. Penampilan → terlihat dari adanya gigi atau restorasi patah, tidak estetik, dan
diskolorasi
Data Pasien
1. Nama → saat pasien dipanggil namanya, mereka akan lebih percaya kepada
dokter gigi, secara psikologis juga akan merasa lebih aman
2. Alamat → untuk meninjau keadaan sosioekonomi pasien
3. Nomor telepon → untuk menghubungi pasien
4. Jenis kelamin → hormonal pasien yang berpengaruh pada rencana perawatan
5. Pekerjaan dan jadwal kerja → untuk mengetahui status sosioekonomi pasien
dan menentukan rencana perawatan
Riwayat Dental
1. Periodontal → memeriksa oral hygiene pasien yang berpengaruh pada
kesehatan jaringan periodontal
2. Restorative → tumpatan yang diterima pasien dapat menentukan prognosis
dan kemungkinan waktu ketahanan dari gigi tiruan cekat
3. Endodontic → penemuan gigi yang telah dirawat endodontik harus diperiksa
secara berkala agar kesehatan jar periapikal dapat termonitor secara baik
4. Orthodontic → occlusal adjustment
Riwayat Medis
1. Diabetes → resorpsi tulang berlebih, maka relining sering diperlukan
2. Osteoarthritis → pembukaan mulut terbatas dan menyakitkan, maka perlu
menggunakan sendok cetak khusus. Perubahan sendi, maka perlu perbaikan
hubungan rahang dan penyesuaian oklusi post insersi
3. Penyakit kardiovaskular → janji temu yang lebih singkat
4. Pemfigus → manifestasi oral dari ulser hingga bulla, maka penggunaan
prostesis secara konstan harus dikurangi
5. Bell's palsy dan Parkinson → mempengaruhi retensi gigi tiruan dan relasi
rahang
6. Oral malignancies → jaringan yang berwarna perunggu dan kehilangan
tonisitas (radionekrosis) tidak cocok untuk dukungan gigi tiruan
Riwayat Medis
7. Menopause → perubahan kelenjar, osteoporosis, dan perubahan psikiatri,
mempengaruhi perencanaan dan efisiensi gigi tiruan
8. Riwayat pemakaian gigi tiruan → evaluasi pengalaman pasien menggunakan
gigi tiruan untuk kenyamanan selanjutnya
9. Riwayat pembedahan pada area mulut → informasi tentang kehilangan gigi,
dan komplikasi yang mungkin terjadi ketika pencabutan gigi
10. Riwayat radiografi → menentukan penyakit dental
11. Gangguan TMJ dan nyeri orofasial → nyeri miofasial, clicking TMJ ataupun
gangguan neuromuskular lainnya harus dirawat sebelum perawatan
prostodontik
Pemeriksaan Umum
Menilai penampilan umum pasien seperti tinggi badan dan berat badan. Warna
kulit dicatat serta dilakukan penilaian terhadap tanda vital meliputi respirasi, nadi,
suhu, dan tekanan darah. Pasien usia pertengahan atau yang lebih tua memiliki risiko
penyakit kardiovaskular lebih tinggi dibandingkan pasien usia muda.
Pemeriksaan Ekstraoral
1. Bentuk wajah → kotak, mengerucut, kotak mengerucut, dan ovoid
(membantu pemilihan bentuk gigi)
2. Profil wajah → mengetahui relasi rahang dan oklusi untuk mendapatkan nilai
estetik dalam pembuatan gigi tiruan
3. Bibir → Melihat kesimetrisan bibir (panjang, sedang, pendek)
4. Tonus bibir → mengetahui apakah bibir hipertonus/hipotonus (mempengaruhi
kestabilan gigi tiruan) → amati dan palpasi bibir pasien saat oklusi sentrik dan
rileks
5. Bukaan mulut → mengetahui keterbatasan membuka mulut, ada tidaknya
kelainan TMJ, dan membantu pemilihan sendok cetak (normal 25-35 mm)
Pemeriksaan Ekstraoral
6. Kelenjar → mengetahui adanya pembesaran teraba maupun sakit dengan
palpasi.
7. TMJ →
● Inspeksi → melihat ada tidaknya pembengkakan di daerah sendi maupun
asimetri pada wajah.
● Palpasi → letakan kedua jari telunjuk pada kondilus kanan dan kiri, instruksikan
pasien membuka mulut secara perlahan, rasakan ada tidaknya kliking atau
krepitasi.
● Auskultasi → dengarkan langsung dengan stetoskop
8. Pola bukaan mulut → mengetahui adanya deviasi maupun defleksi.
Pemeriksaan Intraoral
1. Bentuk lengkung → persegi, lancip, dan lonjong
2. Ukuran lengkung → Ukuran sendok cetak. Besar: sendok cetak no. 1; sedang:
sendok cetak no. 2; kecil: sendok cetak no. 3
3. Bentuk linggir →
● Persegi: puncak linggir sejajar bidang horizontal
● Lonjong: puncak linggir membulat
● Datar: puncak linggir sudah resorpsi hebat
● Lancip: linggir sempit/ tajam seperti pisau
● Bulbous: puncak linggir melebar seperti jamur dengan leher menyempit
Pemeriksaan Intraoral
4. Kesejajaran linggir →
● Kelas I: Linggir maksila dan mandibula berjarak sama di anterior dan posterior
(sejajar oklusal plane).
● Kelas II: Linggir mandibula menjauhi oklusal plane di anterior.
● Kelas III: Linggir maksila dan mandibula keduanya menjauhi oklusal plane di
anterior.
Pemeriksaan Intraoral
5. Jarak antar lengkung rahang → ruang antar alveolar adalah jarak antara
linggir rahang atas dan linggir rahang bawah (normal 10-15 mm), untuk
menentukan panjang gigi buatan dan pemilihan jenis gigi buatan.
Pemeriksaan Intraoral
6. Hubungan horizontal RA-RB →
● Kelas I : Puncak linggir RA tepat berada diatas puncak linggir RB (Normal)
● Kelas II: Puncak linggir rahang atas berada depan rahang bawah (Retrognatik
mandibula)
● Kelas III: Puncak lingir rahang atas berada di belakang rahang bawah (Prognatik
mandibula)
Pemeriksaan Intraoral
7. Torus →
● Torus palatina : Tonjolan tulang pada garis tengah palatum
● Torus Mandibula: Tonjolan tulang pada dasar mulut (regio P1 dan P2 RB)
8. Tuberositas → Gunakan kaca mulut no. 3
● Besar: Seluruh kaca mulut terbenam
● Sedang: ½ kaca mulut terbenam
● Kecil: < dari ½ kaca mulut terbenam
Pemeriksaan Intraoral
9. Frenulum → Retraksi bibir sehingga perlekatan frenulum terlihat jelas
● Tipe I: Insersio frenulum dekat mucogingival junction.
● Tipe II: Insersio frenulum berada di tengah attached gingiva.
● Tipe III: Insersio frenulum berada di inferior margin linggir alveolar bisa berlanjut ke
posterior.
1. Ruangan antara dinding mesial - distal preparasi dengan gigi sebelahnya sama
lebar.
2. Panjang servikoinsisal minimal ⅔ panjang servikoinsisal mahkota restorasi.
3. Margin insisal preparasi sejajar dengan margin incisal mahkota jaket dengan
kemiringan 45º ke palatal.
4. Permukaan margin insisal tegak lurus daya gigit gigi lawan.
5. Bentuk cingulum dipertahankan.
6. Semua line angle dibulatkan.
●
Pengurangan Insisal dan Oklusal
Insisal Oklusal
● 1,5 mm: kedalaman groove. ● Membuat kedalaman groove
● Bur diamond flat ended tapered/silinder. 0,8-1,2 mm
● Mengurangi permukaan incisal kedalaman ● 2 mm: cusp fungsional
groove. ● 1,5 mm: cusp non fungsional
● Preparasi sejajar dengan mahkota jaket ● Preparasi mengikuti bentuk oklusal
yang akan dibuat dan tegak lurus dengan bentuk lebih landai (tidak boleh
arah gigit gigi lawan dan uniform. curam), uniform dan pengurangan
● Bidang insisal miring ke palatal. bonjol lebih banyak.
Pengurangan Bukal
● Tandai kedalaman groove 1,2-1,5 mm
dengan pensil pada setengah ● 0,3-0,5 mm coping
bagian incisal atau oklusal, ● 0,8-1 mm porcelain
membuat kedalaman groove
kurangi hingga tanda hilang.
● Pengurangan pada bagian
setengah servikal dan
membentuk akhiran shoulder
dengan lebar 1 mm.
Pengurangan Proksimal
1-1,5 mm ● Bentuk preparasi tapered ke
oklusal atau konvergen dari
Bur diamond fissure servikal ke insisal/oklusal
long needle tapered, dengan sudut 5-7o
kekasaran coarse ● Menghilangkan kecembungan
(band hijau) dan titik kontak, preparasi
hingga akhiran yang ditentukan
Matriks: Untuk (ekuigingiva)
melindungi gigi ● Pengurangan mesial distal,
sebelah bukal palatal sama
Pengurangan Lingual/Palatal
● Pengecekan kembali
akhiran yang telah
terbentuk pada seluruh sisi
dan semua line angles
harus smooth, continuous
satin finish dan free from
diamond scratch mark.
Pencetakan
Model
Kerja
Cetakan Model Kerja
Pencetakan model kerja menggunakan bahan cetak putty dan light body
One Step Technique:
https://www.youtube.com/watch?v=derdtZOrqTQ
Two Step Technique:
Pencetakan model kerja menggunakan bahan cetak putty dan light body (manual mix) dan
spacer
● Pilih sendok cetak sesuai bentuk dan ukuran lengkung pasien. Kemudian dilapisi secara
merata dengan tray adhesive.
● Ambil base dan katalis putty dengan rasio 1:1, campur adonan sampai homogen,
gulung menjadi silinder memanjang. Kemudian tempatkan pada sendok cetak
● Sheet of polyethylene (spacer) digunakan untuk menutupi putty.
→ Menyediakan ruang untuk bahan cetak akhir
→ Memungkinkan sendok cetak diposisikan ulang untuk kedua kalinya dengan mudah
dengan memblokir undercut
● Tempatkan sendok cetak ke dalam mulut pasien dengan tetap di tempatnya selama
kurang lebih 2 menit kemudian dilepas
Campur sesuai dengan instruksi pabrik.
● Spacer kemudian dikupas dan kelebihan bahan ● Menggunakan gerakan melingkar untuk
cetak dihilangkan dengan pisau tajam memadukan dan meratakan campuran
untuk mengurangi jumlah rongga dalam
● Panjang pasta yang sama besar antara pasta adonan
base dan katalis bahan cetak light body di ● Setengah dari bahan dimasukkan ke dalam
letakkan pada mixing pad atau glass lab syringe light body
Alginate
Model Kerja/
Pemasangan
pada
Okludator
Model Kerja / Okludator
● Letakkan model yang sudah terfiksasi pada lengan bawah okludator, ditopang
dengan plastisin.
● Pastikan permukaan bidang oklusal sejajar bidang horizontal.
● Garis proyeksi median model RA disejajarkan dengan garis median okludator.
● Lengan atas okludator harus tetap sejajar lantai.
● Setelah posisi model RB benar, buat adonan gips plaster kemudian cor model
RA ke lengan atas okludator.
● Adonan gips plaster menutupi pinggiran basis model RA dan menutupi lengan
atas okludator. Setelah gips mengeras, balikkan okludator, lepas plastisin
penopang.
● Kemudian cor model RB, tunggu sampai mengeras dan rapikan
https://www.youtube.com/watch?v=b_OSy_oLqZE&t=2s
Mahkota
Sementara
Mahkota Sementara
Mahkota sementara adalah gigi tiruan sementara yang digunakan untuk memenuhi
estetis, menjaga stabilitas oklusal, dan/atau fungsi mastikasi dalam interval waktu
tertentu. Jenis mahkota ini dipasangkan sebelum mahkota definitif selesai dibuat.
1. Custom ESF
Custom ESF berupa cetakan negatif dari gigi pasien yang belum
dipreparasi atau model diagnostik yang telah dimodifikasi.
Dapat dibuat dengan bahan cetak seperti alginat dan silikon,
putty, dan lilin baseplate.
2. Preformed ESF
Preformed ESF tersedia dalam bentuk mahkota satuan (single
restoration) dengan berbagai ukuran. Terbuat dari bahan
polikarbonat, cellulose acetate, aluminum, timah-perak, atau
nikel-kromium.
Prosedur
Tissue Surface Form (TSF)
TSF merupakan bagian yang membentuk permukaan gigi yang telah dipreparasi dan area kontak
dengan linggir edentulous. Dibedakan menjadi:
8. Masukkan cetakan yang berisi self curing acrylic ke dalam model gigi yang sudah di preparasi
9. Tunggu hingga mengeras
10. Keluarkan mahkota sementara yang sudah jadi
11. Mahkota dapat di trim dengan amplas dan bagian oklusal nya disesuaikan dengan oklusi pasien
12. Lakukan sementasi mahkota sementara
Teknik Direct-Indirect
Prosedur
6. Oleskan vaselin pada cetakan model
1. Cetak rahang pasien pada 7. Hasil cetakan diisi dengan self-curing acrylic,
kunjungan pertama cetakkan kembali ke daerah preparasi untuk
mendapat jembatan sementara.
2. Pembuatan model kerja dan
8. Tunggu hingga mengeras
diagnostic wax up 9. Mahkota sementara dirapikan dan dipoles
3. Cetak model kerja 10. Pada kunjungan selanjutnya, preparasi gigi
menggunakan putty atau alginat penyangga pada pasien
4. Wax up dilepas dari model 11. Uji coba mahkota sementara dan sesuaikan dengan
5. Preparasi gigi penyangga pada preparasi pada pasien secara langsung
model sesuai dengan teori 12. Lakukan sementasi mahkota sementara
Sementasi Sementara
Semen Fletcher (ZnO)
A. ZnOE
● Eugenol dapat mencegah polimerisasi bahan resin → tidak digunakan untuk sementasi tetap
mahkota dengan bahan resin.
● Residual eugenol dapat mengganggu polymerisasi composite yang resin based → beberapa
karboksilat acid digunakan untuk menggantikan eugenol dan menghasilkan bahan seperti
ZOE (Produknya disebut non ZnOE = free eugenol)
● Kelebihan bahan eugenol:
1. Sementasi sementara
2. Sementasi jangka panjang pada protesa tetap
3. Tambalan sementara
4. Antimikroba
5. Analgesik dan sedatif
6. Dimensi stabil → shrinkage minimal
Sementasi Sementara
Semen Fletcher (ZnO)
Zinc Oxide Freegenol → compatible dengan akrilik material dan kompatibel dengan struktur gigi
→ tidak deteriorate atau compromise kualitas dari mahkota sementara.
Kelebihan Free-eugenol :
1. Mendapatkan retainer atau restorasi yang tepat, pas, dan mempunyai adaptasi yang
sempurna dengan preparasi.
2. Memperoleh bentuk anatomi yang sesuai.
3. Menghasilkan suatu coran yang tepat (bentuk dan ukuran) dari pola lilin tersebut.
4. Mencapai hubungan yang tepat dengan gigi antagonis dan sebelahnya.
Uji Coba Coping
● Pada internal surface, periksa apakah ada bagian yang hilang atau tidak, kemudian ada
atau tidak permukaan yang tidak rata.
● Periksa kontak proksimal.
○ Cara periksa menggunakan marking tape/ articulating spray/paper pada daerah
proksimal.
○ Jika terdapat teraan, maka perlu dikurangi.
● Adaptasi dan retensi → Jika tidak adaptasi, periksa menggunakan pressure indicating
paste.
○ Adaptasi yang dicek: Diantara margin preparasi dan akhiran restorasi.
○ Ada 3 kemungkinan saat cek adaptasi :
■ Pas
4. Oklusi
Pemeriksaan dilakukan untuk mendeteksi adanya kontak yang mengganggu secara sentrik dan
essentrik. Dengan articulating paper.
- Pada oklusi centric bentuk teraan dot/titik mengindikasikan adanya kontak berlebih dan bisa
kurangi dengan bur merah bundar)
- Pada oklusi eccentric bentuk teraan garis megindikasikan adanya kontak berlebih dan dapat
dikurangi dengan bur merah tappered (fissure, flame, football shaped).
- Pengurangan pada fixed hanya pada titik kerja
- Restorasi yang tidak dapat oklusi perlu dilakukan remaking (jika berbahan metal) atau
menambahkan porcelain dan melakukan re-firing (jika PFM)
5. Adaptasi pada gusi
6. Pemeriksaan warna
- Pemeriksaan menggunakan air dengan melihat daerah insisal,
body, servikal
● Untuk penilaian dan evaluasi terhadap pemakaian bridge dalam rentang waktu tertentu
(biasanya 1 minggu)
● Mempermudah pelepasan/pembongkaran apabila terdapat masalah pasca
pemasangan atau untuk digantikan dengan semen tetap
● Material yang digunakan memiliki sifat fisik yang rendah agar mudah dibongkar dan
kemudian disementasi tetap
Sementasi Sementara
Eugenol (ZnOE)
Indikasi: eugenol memiliki sifat antimikroba yang baik dan mengurangi
sensitivitas pasca-preparasi.
→ Berfungsi untuk analgesik, antiseptik, antiinflamasi, antiseptik
→ Semen zinc oxide dengan eugenol digunakan apabila mengambil banyak
struktur gigi dan pada pasien dengan toleransi nyeri berlebihan.
Kapan ZnOE digunakan?
- Pasien dengan toleransi nyeri berlebih
- Preparasi dekat dengan kamar pulpa
Sementasi Sementara
Freegenol
Indikasi:
freegenol mengganggu/interference dengan setting dari resin akrilik dan ikatan
komposit ke gigi jika sementasi tetap menggunakan semen resin
→ (Jika menggunakan resin jangan menggunakan eugenol, gunakan freegenol) →
eugenol mengurangi retensi resin, warna gigi berubah, mempengaruhi polimerisasi
resin akrilik
→ Preparasi gigi yang tidak menyebabkan iritasi
Penggunaan ZnPO4, zinc polycarboxylate dan GIC tidak direkomendasi untuk
sementasi sementara karena kekuatan/ strength yang relatif yang tinggi membuat
sulit untuk dilepas
Sementasi :
Pemasangan
Tetap
Cara Manipulasi GI Luting Cement
● Perbandingan bubuk-cairan sesuai anjuran pabrik (1:2)
● Ambil bubuk semen GI sebanyak 1 sendok rata, kemudian dibagi 2
sama banyak
● Botol cairan dituangkan dalam arah horizontal lalu diputar arah
vertikal dan cairan dibiarkan menetes tanpa ditekan sebanyak 1
tetes pada paper pad kemudian disebarkan dengan spatula gerakan
melingkar
● ½ bubuk mulai diaduk dengan cairan sampai semua partikel bubuk
terbasahi, kemudian ditambahkan ½ bagian yang tersisa,
● Pengadukan dilakukan dengan cara melipat, harus diselesaikan
dalam waktu 20-30 detik
● Hasil akhir adukan terlihat glossy dengan konsistensi seperti
permen karet
Penempatan Semen
Indikasi - Kerusakan luas - Gigi yang butuh estetik - Gigi yang butuh estetik tinggi (gigi
pada permukaan dan butuh kekuatan anterior)
gigi restorasi - Ukuran gigi normal atau lebih dari
- Gigi yang tidak - Ukuran gigi normal normal
butuh estetik (gigi atau lebih dari normal - Gigi dengan karies proksimal dan/atau
molar) - Kerusakan luas yang fasial yang tidak dapat direstorasi efektif
- Gigi dengan beban tidak dapat dilakukan dengan komposit
kunyah besar restorasi konservatif - Tepi insisal relatif utuh
- Sebagai retainer - Sebagai retainer GTJ / - Distribusi tekanan kunyah seimbang
GTJ/ penjangkaran penjangkaran GTSL - Gigi yang telah dirawat PSA
GTSL - Gigi yang telah dirawat
- Gigi yang telah PSA
dirawat PSA
Kontra - Gigi yang butuh - Kamar pulpa besar - Indeks karies tinggi
estetik - Indeks karies tinggi - x cukup dukungan struktur mahkota gigi
Indikasi - Gigi yang tidak - Ukuran gigi kurang dari - Gigi yang tipis dan gigi pendek
menanggung beban normal - Distribusi tekanan kunyah x seimbang
kunyah besar - Bruxism
06
BIOMEKANIKA
Distribusi Tekanan
Tekanan Mekanis Reaksi Biologis
Mekanis
mengembalikan fungsi
kunyah dan bicara
Fungsi
mempertahankan hubungan
antara gigi sehingga
mencegah migrasi/ekstrusi
RETAINER
Restorasi yang menghubungkan jembatan
dengan penyangga
Allan dan Dapat dibuat dari porselen-logam yang
intrakoronal
Inlay
Martanto
Dowel Crown
RETAINER EKSTRAKORONAL
Mahkota Penuh Mahkota Sebagian
INLAY
DOWEL CROWN
● Paling mirip dengan gigi asli, menggantikan seluruh bagian gigi yang hilang.
● Membentuk kontak cekung yang besar dengan daerah ridge, menutupi bagian
facial, lingual dan proksimal.
● Disebut juga dengan ridge lap
● Tidak direkomendasikan
MODIFIED RIDGE LAP
● Bentuk bulat dan dapat dibersihkan, tapi pada bagian ujung lebih kecil dari pada
ukuran keseluruhan pontic.
● Cocok digunakan untuk ridge mandibular yang tipis
● Gigi molar tanpa perlu estetik
OVATE