Anda di halaman 1dari 7

STUDI KASUS

Perawatan saluran akar satu kunjungan gigi molar kedua kiri mandibula nekrosis pulpa dan
lesi periapikal

Laurensia Santoso* dan Yulita Kristanti**

*Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,
Indonesia
**Departemen Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
*Jl Denta No 1, Sekip Utara, Yogyakarta, Indonesia; e-mail: c.laurensia.s@gmail.com

ABSTRAK
Nekrosis pulpa dapat menyebabkan iskemia infark sebagian atau total pada pulpa dan menyebabkan respon pulpa terhadap
inflamasi rendah. Hal ini memungkinkan bakteri untuk penetrasi sampai pembuluh darah kecil pada apeks. Invasi bakteri tidak
berhenti pada ruang pulpa, namun toksin bakteri menyebar menuju ke jaringan periapikal melalui foramen apikal dan foramen
aksesoris, lalu menimbulkan inflamasi pada area tersebut. Tujuan penulisan ini adalah untuk melaporkan keberhasilan
perawatan saluran akar (PSA) satu kali kunjungan pada gigi molar kedua kiri mandibula dengan restorasi mahkota penuh
porselen fusi metal dan tappered self threading dowel untuk penanganan kasus nekrosis pulpa disertai dengan lesi periapikal.
Pasien seorang laki – laki berusia 67 tahun datang ke RSGM Prof Soedomo dengan keluhan ingin menambalkan gigi belakang
kiri bawah yang tambalannya lepas. Pasien tidak merasa sakit pada gigi tersebut, tetapi tidak nyaman saat digunakan untuk
mengunyah. Perawatan saluran akar satu kunjungan disertai dengan restorasi mahkota penuh porselen fusi metal dan
tappered self threading dowel merupakan pilihan perawatan yang tepat untuk merestorasi gigi dengan nekrosis pulpa yang
disertai lesi periapikal.

Kata kunci: lesi periapikal, nekrosis, perawatan saluran akar satu kali kunjungan

ABSTRACT: One Visit Root Canal Treatment on Mandibulary Left Second Molar with Pulp Necrose and Periapical
Lesion. Pulp necrosis may cause ischemia infarction in the pulp and cause a lower inflammatory response to the pulp. This
allows bacteria to penetrate through small blood vessels at the apex. Bacterial invasion does not stop at the pulp chamber, but
the toxin the bacteria spread toward periapical tissues through the foramen apical and foramen accessories, then cause
inflammation in the area. The purpose of this paper is to report the successfull on the one visit root canal treatment on the
mandibulary left second molar with pulp necrose and periapical lesion with the restoration of full porcelain fused to metal crown
and tappered self threading dowel. A 67-years-old man patient came to the RSGM Prof. Soedomo with a complaint want to
filling his mandibulary left second molar. The patients do not feel pain in the tooth, but not comfortable when used for chewing.
One visit root canal treatment with a full crown restoration porselain fusion of metal and self-threading dowel tappered is an
appropriate treatment option for restoring teeth with pulp necrosis accompanied periapical lesions.

Keywords: one visit root canal treatment, necrosis, periapical lesion

PENDAHULUAN seperti ini, perawatan saluran akar satu kali


Perawatan saluran akar (PSA) merupakan kunjungan menjadi sebuah kebutuhan.
salah satu bagian dari perawatan konservasi Perawatan saluran akar satu kali kunjungan
gigi yang bertujuan untuk mempertahankan didefinisikan sebagai perawatan konservatif
vitalitas pulpa, merawat gigi yang mengalami non bedah yang melibatkan gigi mencakup
kerusakan dan nekrosis pulpa, serta merawat tahap cleaning, shaping, dan obturasi saluran
gigi yang mengalami kegagalan perawatan akar dalam satu kali kunjungan.2
sebelumnya agar gigi tersebut tetap dapat Keuntungan dari perawatan saluran
berfungsi. Oleh karena itu, tujuan utama dari akar satu kali kunjungan meliputi pasien
perawatan saluran akar adalah untuk merasa lebih nyaman, tidak ada rasa sakit
menciptakan lingkungan dalam sistem saluran atau keluhan antar kunjungan, menghemat
akar yang memungkinkan penyembuhan dan waktu, meminimalisir terjadinya perawatan
pemeliharaan dari jaringan periradikuler.1 yang tidak sempurna karena tidak selesainya
Seiring dengan meningkatnya perawatan, panjang kerja yang tidak
kesadaran dan keinginan orang untuk mengalami perubahan, estetik (untuk fraktur
memelihara gigi geligi, maka terjadi perubahan gigi anterior, restorasi estetik dapat segera
dalam prosedur perawatan saluran akar dalam ditempatkan segera setelah perawatan
beberapa waktu terakhir. Pola hidup saluran akar satu kali kunjungan),
masyarakat sekarang mengarah pada memperkecil resiko terjadinya kontaminasi
perawatan yang hemat waktu. Dalam keadaan mikroorganisme dalam saluran akar.3,4

65
MKGK. Agustus 2016; 2(2): 65-71
ISSN: 2460-0059 (online)

Kerugian dari perawatan saluran akar satu kali Pasca perawatan saluran akar, gigi
kunjungan antara lain pasien mengalami memerlukan perawatan yang berbeda
kelelahan, dan tidak semua kasus dapat dibanding gigi vital, karena berkurangnya
dirawat3. kelembaban pada gigi tersebut serta
Nekrosis pulpa yaitu kematian pulpa terjadinya pengurangan dentin selama proses
yang disebabkan iskemik jaringan pulpa dan preparasi saluran akar sehingga berpengaruh
disertai dengan infeksi yang disebabkan oleh terhadap struktur jaringan keras gigi yang
mikroorganisme yang bersifat saprofit maupun masih tersisa.6 Restorasi pada gigi yang telah
patogen. Sebagian besar nekrosis pulpa dilakukan perawatan saluran akar memerlukan
terjadi karena komplikasi dari pulpitis akut dan bangunan pasak yang dimasukkan ke dalam
kronik yang tidak mendapat perawatan yang saluran akar dan menyatu dengan inti.9
baik dan adekuat.5 Jaringan pulpa tertutup
oleh email dan dentin yang kaku sehingga METODE
tidak memiliki sirkulasi darah kolateral. Bila Pasien seorang laki–laki berusia 67 tahun
terjadi peningkatan jaringan dalam ruang datang ke RSGM Prof. Soedomo FKG UGM
pulpa menyebabkan pembuluh darah kolaps bagian klinik spesiali konservasi gigi untuk
sehingga terjadi nekrosis likuefaksi.6 memeriksakan gigi belakang kiri bawah yang
Gigi yang mengalami nekrosis perlu tambalannya lepas. Sebelumnya gigi tersebut
perawatan saluran akar untuk membersihkan pernah ditambal kurang lebih 2 tahun yang
ruang pulpa dari jaringan pulpa yang lalu. Pada saat dilakukan pemeriksaan, gigi
terinfeksi, serta membentuk saluran akar agar tersebut tidak terasa sakit tetapi pasien
dapat diperoleh apical seal yang baik dan merasa tidak nyaman saat gigi tersebut
pengisian yang hermetis. Perawatan saluran digunakan untuk mengunyah makanan.
akar ini dilakukan dengan tujuan untuk Pada pemeriksaan objektif gigi 36
menghilangkan penyakit pulpa, penyakit (Gambar 1A) terlihat kavitas kelas 2 di bagian
periapikal, mempercepat penyembuhan, dan mesiooklusal. Kebersihan mulut pasien baik.
memperbaiki jaringan yang sakit tersebut.7 Tes perkusi menunjukkan hasil negatif (tidak
Perawatan saluran akar dibagi menjadi 3 terdapat rasa sakit ketika diketuk dalam arah
tahap, yaitu tahap preparasi biomekanis vertikal dan horizontal), sedangkan tes palpasi
saluran akar yang merupakan suatu tahap menunjukkan hasil negatif (tidak ada rasa
pembersihan serta pembentukan saluranakar sakit ketika dipalpasi dengan jari). Tes termal
dengan cara membuka jalan masuk menuju dengan menggunakan chlorethyl menunjukkan
kamar pulpa dari arah koronal, tahap sterilisasi hasil yang negatif (berarti gigi tersebut sudah
dengan cara irigasi dan desinfeksi saluran tidak vital), sedangkan mobilitas normal. Pada
akar, serta tahap pengisian saluran akar. pemeriksaan radiografis (Gambar 1B), terlihat
Keberhasilan pengisian saluran akar adanya kavitas di bagian mesial dengan
tergantung pada keadaan asepsis, kedalaman pulpa disertai pelebaran ligament
pembersihan jaringan pulpa secara periodontal pada ujung akar mesiobukal.
menyeluruh, preparasi biomekanis, serta
pengisian saluran akar yang hermetic.8

(A) (B)
Gambar 1. Foto awal gigi 36. (A) Terlihat terdapat kavitas kelas 2 di bagian mesio oklusal gigi 36 (B) Foto rontgen awal, terlihat
adanya kavitas di bagian mesial dengan kedalaman pulpa disertai pelebaran ligament periodontal pada ujung akar mesiobukal.

66
Santoso dan Kristanti:
Perawatan saluran akar …………

Diagnosis gigi 36 adalah karies (Gambar 2). Panjang kerja saluran akar
profunda disertai nekrosis pulpa dan lesi mesiobukal diperoleh 20 mm, distobukal 22
periapikal. Rencana perawatan yaitu mm, mesiolingual 20 mm, distolingual 22 mm.
perawatan saluran akar satu kunjungan,
restorasi mahkota jaket porselen fusi metal
dengan tappered self threading dowel.
Prognosis baik karena tidak ada mobilitas gigi,
sisa jaringan keras gigi masih cukup untuk
dilakukan restorasi, kebersihan mulut baik,
dan pasien kooperatif.
Pada kunjungan pertama tanggal 19
Maret 2015, dilakukan anamnesis, diagnosis,
kemudian menjelaskan rencana perawatan Gambar 2. Radiograf pengukuran panjang kerja

yang akan dilakukan kepada pasien. Setelah


menandatangani informed consent dilakukan Setelah mendapatkan panjang kerja
pemasangan isolasi karet, pembukaan akses yang sebenarnya, dilanjutkan dengan
dengan bur Endoaccess (Dentsply) pada preparasi saluran akar mesiobukal,
permukaan oklusal gigi sampai mencapai mesiolingual, distobukal, dan distolingual
kamar pulpa. Pembukaan atap kamar pulpa dengan menggunakan file S1 – F2 sesuai
dilanjutkan dengan menggunakan bur dengan panjang kerja masing – masing
Diamendo (Dentsply) sampai didapatkan saluran akar. Selama preparasi digunakan
akses yang lurus ke orifis. Setelah orifis agen kelasi EDTA (Glyde, Dentsply) dan
terbuka, dilakukan irigasi dengan setiap pergantian alat, saluran akar diirigasi
menggunakan NaOCl 2,5%, dan dilakukan dengan NaOCl 2,5%, kemudian dikeringkan
pembuatan dinding buatan di bagian mesial dengan paper point steril.
gigi dengan menggunakan semen ionomer Setelah selesai preparasi saluran
kaca (Fuji II LC, GC). Pengukuran panjang akar, dilanjutkan dengan pengepasan guta
kerja dilakukan dengan cara pengukuran perca (Protaper, Dentsply) dengan ukuran F2
panjang kerja estimasi dari foto radiografi untuk masing – masing saluran akar. Teknik
(Gambar 2A), yaitu panjang saluran akar pada pengisian saluran dilakukan dengan
radiograf dikurangi 1 mm. Didapatkan panjang menggunakan teknik single cone. Setelah itu
kerja estimasi saluran akar mesiobukal 20 dilakukan pengambilan foto radiograf (Gambar
mm, distobukal 22 mm, mesiolingual 20 mm, 3A). sebelum dilakukan pengisian, saluran
distolingual 22 mm. dilakukan eksplorasi dan akar diirigasi menggunakan larutan NaOCl
negosiasi saluran akar dengan menggunakan 2,5% sebanyak 5 mL, dan EDTA 17% (Smear
K-File #6 sepanjang 2/3 panjang kerja Clear, Kerr Dental) digenangkan selama 1
estimasi. Preparasi saluran akar dengan menit, kemudian diakhiri dengan Chlorheksidin
menggunakan teknik crown down dan diglukonat 2% (Cavity cleanser, Bisco)
mengunakan Protaper Hand Use (Dentsply), sebanyak 5 mL, digenangkan selama 30 detik.
diawali dengan preparasi di bagian koronal Saluran akar kemudian dikeringkan dengan
menggunakan file ProTaper S1 dan S2 paper point steril, dan dilanjutkan dengan
sepanjang 2/3 panjang kerja estimasi. Setiap pengisian saluran akar dengan sealer
pergantian alat, saluran akar diirigasi dengan berbahan dasar epoxy resin (Top Seal,
menggunakan NaOCl 2,5%. Perhitungan Dentsply). Setelah selesai dilakukan pengisian
panjang kerja yang sebenarnya dilakukan saluran akar, gutta perca dipotong sebatas
dengan memasukkan K-File #15 pada saluran orifis kemudian dasar kavitas ditutup dengan
akar kemudian dikonfirmasi dengan menggunakan semen ionomer kaca (Fuji I,
menggunakan apex locator (Apex ID, Sybron GC) dan ditumpat sementara. Pemeriksaan
Endo) dan diperiksa ulang dengan observasi hasil pengisian saluran akar dilakukan dengan
langsung dengan pengambilan foto rontgen foto radiograf (Gambar 3B)

67
MKGK. Agustus 2016; 2(2): 65-71
ISSN: 2460-0059 (online)

(A) (B)
Gambar 3. (A) Foto radiograf pengepasan gutta perca F2 (B) Foto radiograf setelah dilakukan obturasi

Kontrol perawatan saluran akar sudah dipreparasi kemudian diperiksa dengan


dilakukan 1 minggu kemudian. Oleh karena foto radiograf (Gambar 4). Setelah itu,
pasien tidak ada keluhan, maka perawatan dilakukan sementasi pasak menggunakan
dilanjutkan dengan membuat restorasi semen ionomer kaca (Fuji I, GC). Setelah
mahkota jaket fusi metal dengan tapered self- saluran pasak dan pasak diolesi semen
threading dowel (Unimetric, Dentsply). ionomer kaca, pasak didorong secara
Tumpatan sementara dibuka, dilanjutkan perlahan–lahan masuk ke dalam saluran
dengan preparasi inti, kemudian dilakukan pasak dengan kunci yang tersedia pada stater
pemasangan isolasi karet. Pengepasan kit, bila sudah mendapatkan resistensi pasak
tapered self-threading dowel (Unimetric, diputar 1 putaran dengan hati–hati kemudian
Dentsply) yang cocok dilakukan untuk saluran diputar berlawanan arah sebanyak ½ putaran.
akar distobukal dan mesiolingual dengan cara
mengepaskan X-Ray Chart pada pasak
unimetric dengan foto radiograf pengisian
saluran akar. Saluran akar distobukal
didapatkan menggunakan pasak ukuran no. 2
dan untuk saluran akar mesiolingual
menggunakan ukuran no. 1.
Pengukuran panjang saluran pasak
dilakukan berdasarkan panjang kerja saluran Gambar 4. Radiograf pengepasan pasak
akar distobukal (22 mm) dan mesiolingual (20
mm) dikurangi panjang guta perca di apikal Perawatan dilanjutkan dengan
yang harus ditinggalkan agar kerapatan pembuatan inti. Pertama–tama dilakukan
obturasi terjamin (minimal 4 mm), sehingga pemasangan matrix greater curve, kemudian
didapat panjang pasak saluran akar seluruh kavits dietsa menggunakan etsa gel
distobukal 18 mm dan panjang pasak saluran (DenFill Etchant-37) selama 15
akar mesiolingual 16 mm. Preparasi saluran detik,kemudian dicuci dan dikeringkan. Kepala
pasak dilakukan dengan mengambil guta pasak diolesi dengan silane (Rely-x ceramic
perca sesuai panjang saluran pasak primer, 3M ESPE) dibiarkan selama 10 detik,
menggunakan plugger yang dipanaskan dan dikeringkan dengan hembusan udara,
dimasukkan kedalam saluran pasak, dilanjutkan aplikasi bahan bonding (Stae refill,
kemudian dilanjutkan preparasi menggunakan SDI) menggunakan microbrush selama 20
Peeso reamer. Untuk saluran akar distobukal detik, angin-anginkan dengan hembusan
diawali dengan Peeso reamer, kemudian udara secara tidak langsung, dan disinar
dilanjutkan dengan menggunakan precision selama 10 detik. Resin komposit single shade
drill pita kuning (Unimetric, Dentsply). Saluran A3 (P60) diaplikasikan selapis demi selapis
akar mesiolingual preparasi saluran pasak dan untuk setiap aplikasi diakhiri penyinaran
menggunakan Peeso reamer dilanjutkan selama 20 detik (Gambar 5A), dilanjutkan
precision drill pita ungu (Unimetric, Dentsply). dengan preparasi tonggak (Gambar 5B). Garis
Dilakukan pengepasan pasak tapered self- akhir preparasi terletak di daerah subgingiva.
threading dowel (Unimetric, Dentsply) pada Bagian yang tajam, runcing, tidak rata dan
saluran akar distobukal dan mesiolingual yang undercut dihilangkan untuk memperoleh hasil

68
Santoso dan Kristanti:
Perawatan saluran akar …………

preparasi yang cukup halus. Setelah selesai mahkota penuh PFM selama 10 detik
preparasi tonggak, dilanjutkan dengan kemudian dikeringkan dengan hembusan
pencetakan menggunakan teknik double udara. Daerah disekitar inti dikeringkan,
impression, yaitu dengan hydrophilic kemudian diisolasi menggunakan cotton roll.
polysiloxane impression mateial, type 3 light Etsa gel (DenFil Etchant-37, Vericon Dental
body (Exaflex, GC) dan vynil polysiloxane Material) diaplikasikan pada seluruh inti
impression material (Putty, GC) untuk rahang selama 15 detik, dibilas dengan
bawah dan pencetakan dengan irreversible menyemprotkan air lalu dikeringkan. Bahan
hydrocolloid (Alginat, GC) untuk rahang atas. bonding (Stae refill, SDI) diaplikasikan
Sebelum dipasang mahkota sementara, menggunakan microbrush, dibiarkan selama
dilakukan pemilihan warna untuk restorasi 20 detik kemudian dihembus dengan udara
mahkota penuh poselen fusi metal (Gambar secara tidak langsung dan disinar dengan light
5C) menggunakan Vita Lumin shade guide curing unit selama 20 detik. Semen resin
(VITA zahnfabrik)–A3,5 kemudian dikirim ke (Rely-x ARC, 3M ESPE) diaduk dan
laboratorium teknik gigi untuk dibuatkan diaplikasikan di permukaan dalam mahkota
restorasi mahkota penuh poselen fusi metal penuh PFM, kemudian mahkota dipasang.
dengan instruksi warna A3,5. Kelebihan semen dibersihkan, dan disinar
Kunjungan berikutnya, pemeriksaan selama 20 detik. Selanjutnya dilakukan
subyektif tidak ada keluhan dari pasien. pemeriksaan oklusi dengan menggunakan
Pemeriksaan obyektif perkusi baik vertikal articulating paper. Satu minggu kemudian
maupun horizontal negatif, palpasi negatif. pasien didatangkan lagi untuk kontrol. Hasil
Pengambilan mahkota sementara dilakukan pemeriksaan subyektif gigi tersebut
menggunakan crown remover, pengepasan menunjukkan tidak ada keluhan dan gigi
mahkota penuh porselen fusi metal (PFM) lalu sudah nyaman digunakan untuk makan.
dilakukan pemeriksaan warna, kontur, Pemeriksaan obyektif tidak ada traumatik
embrasure, kerapatan tepi oklusi, dan kontak oklusi, perkusi dan palpasi negatif (tidak ada
proksimal. Setelah semua sesuai, dilakukan rasa sakit). Pemeriksaan radiograf (Gambar
pemasangan mahkota penuh (Gambar 6A). 6B) terlihat pengisian saluran akar hermetis,
Pertama– tama diaplikasikan silan (Rely-x pasak terinsersi dengan baik, pelebaran
ceramic primer, 3M ESPE) di bagian dalam ligamen periodontal sudah tidak tampak.

(A) (B) (C)


Gambar 5. (A) Pembuatan inti (B) Pembuatan tonggak (C) Pemilihan warna

(A) (B)
Gambar 6. (A) Pemasangan mahkota penuh porselen fusi metal (B) Foto radiograf kontrol

69
MKGK. Agustus 2016; 2(2): 65-71
ISSN: 2460-0059 (online)

PEMBAHASAN disertai lesi periapikal. Pasien adalah seorang


Pada kasus ini, nekrosis pulpa karena pasien pengusaha yang memiliki kesibukan cukup
kurang bersih dalam menyikat gigi serta lokasi tinggi sehingga hanya memiliki sedikit waktu
gigi 36 yang terletak di bagian posterior untuk dilakukan perawatan saluran akar.
sehingga menyebabkan terjadi akumulasi plak Perawatan saluran akar satu kunjungan ini
dan sisa makanan merupakan lingkungan menguntungkan dokter gigi dan pasien karena
yang nyaman bagi tempat tinggal bakteri. dapat mempersingkat waktu kunjungan, serta
Nekrosis pulpa diawali iritasi mikroba pada tidak membutuhkan penggantian medikasi
jaringan pulpa. Hal ini dapat terjadi karena intrakanal dan tumpatan sementara sehingga
adanya kontak antara jaringan pulpa dengan memperkecil timbulnya kontaminasi bakteri
lingkungan rongga mulut, yaitu terbukanya pada saluran akar.5,7
tubulus dentin dan pulpa sehingga Gigi yang telah dilakukan perawatan
memudahkan infeksi bakteri ke jaringan pulpa saluran akar memiliki struktur yang rapuh
dan menyebabkan radang pada jaringan karena kelembabannya berkurang. Oleh
pulpa. Apabila tidak dilakukan perawatan, karena itu, diperlukan pasak dengan ukuran
maka inflamasi pada pulpa akan bertambah yang tepat masuk ke dalam saluran akar untuk
parah dan dapat terjadi perubahan sirkulasi mendukung restorasi. Berdasarkan hal
darah di dalam pulpa yang akhirnya tersebut, maka pasak yang bersifat pasif lebih
menyebabkan nekrosis pulpa. Tubulus dentin dipilih untuk mencegah terjadinya penekanan
dapat terbuka karena prosedur operatif atau dalam saluran akar sehingga mengurangi
prosedur restoratif yang kurang baik, adanya resiko terjadinya fraktur.12 Pasak yang
material yang bersifat iritatif, fraktur pada digunakan dalam kasus ini adalah pasak
enamel, fraktur dentin, proses erosi, atrisi dan prefabrikasi, yaitu tapered self threading
abrasi. Dari tubulus dentin inilah infeksi bakteri karena pasak ini memiliki beberapa
dapat mencapai jaringan pulpa dan keuntungan, yaitu lebih efektif dan efisien
menyebabkan peradangan. Terbukanya pulpa karena dapat hanya diselesaikan dalam satu
disebabkan proses trauma, prosedur operatif kunjungan, lebih banyak variasi, kuat karena
dan yang paling umum adalah karena adanya terbuat dari logam. Pasak tapered self
karies. Hal ini mengakibatkan mikroba atau threading digolongkan sebagai pasak pasif.
bakteri mengiritasi jaringan pulpa dan terjadi Bentuk kekerucutan pasak hampir menyerupai
peradangan pada jaringan pulpa.10 bentuk alami dari saluran akar. Setelah proses
Nekrosis pulpa yang disebabkan iritasi sementasi pasak ini di dalam saluran akar,
mekanis pada gigi dapat terjadi dalam waktu diikuti pembentukan inti menggunakan resin
yang singkat yaitu beberapa minggu. Pada komposit karena memiliki kelebihan dalam hal
dasarnya prosesnya sama yaitu terjadi estetika, kekuatan tekan, dan pengerasan
perubahan sirkulasi darah di dalam pulpa. cepat, mudah manipulasinya, serta memiliki
Iritasi mekanis atau trauma pada gigi dapat dimensi yang stabil dengan kebocoran tepi
menyebabkan obstruksi pembuluh darah minimal.13
utama pada apeks dan mengakibatkan dilatasi Untuk mengembalikan fungsi dari gigi
pembuluh darah kapiler pada pulpa yang 36 pasca PSA, maka dipilih perawatan dengan
diikuti degenerasi kapiler edema pulpa. menggunakan mahkota jaket. Mahkota jaket
Kekurangan sirkulasi kolateral pada pulpa yang dipilih untuk restorasi gigi 47 adalah
menyebabkan terjadi iskemia infark sebagian mahkota jaket porselen fusi metal karena
atau total pada pulpa dan menyebabkan bahan backing yang terbuat dari logam dapat
respon pulpa terhadap inflamasi rendah. Hal menahan beban pengunyahan yang diterima
ini memungkinkan bakteri untuk penetrasi sedangkan coping dari porselen diperlukan
sampai ke pembuluh darah kecil pada apeks. untuk faktor estetis.14
Semua proses tersebut dapat mengakibatkan
terjadinya nekrosis pulpa.11 KESIMPULAN
Pemilihan perawatan saluran akar Gigi molar kedua kiri mandibula nekrosis pulpa
satu kunjungan pada gigi 47 karena sesuai dengan lesi periapikal dapat disembuhkan
dengan indikasinya yaitu nekrosis pulpa dengan perawatan saluran akar satu

70
Santoso dan Kristanti:
Perawatan saluran akar ………

kunjungan. Perawatan saluran akar satu 7. Harty FJ. Endodonti Klinis (terj.) ed 3rd.
kunjungan dapat berhasil dengan baik bila Jakarta: Hipokrates; 1993. 137 – 38.
didukung oleh kemampuan, indikasi, dan 8. Ingle JL, Bakland LK. Endodontics 5th ed.,
diagnosis kasus yang tepat. BC Decker Inc. London: Hamilton; 2002.
205 – 20.
DAFTAR PUSTAKA 9. Shilingbury HT, Kessler JC. Restoration
1. Garg N, Garg A. Text book of of the endodontically treated tooth.
endodontics 2nd ed. Jaypee Brothers Quintessence Publishing Co. Chicago;
Medical Publishers. New Delhi, India; 1982. 13 – 40.
2010. 1. 10. Soames JV, Southam JC. Oral pathology
2. Nandakishore KJ, Shija AS, 3th ed. Oxford University Press, United
Vinaychandra R. Single visit endodontics: States; 1998. 53-9.
a review. Journal of Health Science and 11. Shafer WG, Hine MK, Levy BM. A
Research. 2011; 2(1): 1 – 6. textbook of oral pathology 2nd ed. W.B.
3. Jacob S. Single visit endodontics. Saunders., Philadelphia; 1963. 378 – 86.
Famdent Practical Dentistry Handbook. 12. Pitt Ford TR. Restorasi gigi (terj). Jakarta:
2006; 6(4): 1 – 6. Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1993.
4. Eccles JD, Green RM. Konservasi gigi 13. Arianti N, Untara TE. Perawatan saluran
(terj) 2nd ed. Jakarta: Penerbit Universitas; akar molar mandibula teknik crown down
1994. 145 – 50. disertai mahkota porcelain fusi metal
5. Walton RE, Torabinejad M. Prinsip dan pasak tappered serrated. Majalah Ilmiah
praktik ilmu endodonsia (terj). Jakarta: Kedokteran Gigi. 2007; 14(1): 29–34.
EGC; 2008. 14. Rosenstiel SF, Land MF, Fujimoto J. J
6. Grossman LI, Oliet S, Del Rio CE. Ilmu contemporary fixed prosthodontics 3rd ed.
Endodontik dalam Praktek ed 11 (terj). Missouri: Mosby, Elsevier, St Louis.
Jakarta: EGC; 1995.

71

Anda mungkin juga menyukai