Anda di halaman 1dari 11

TELAAH KASUS

RESTORASI ONLAY RESIN KOMPOSIT PADA GIGI 46 PASCA


PERAWATAN SALURAN AKAR

Oleh :
Qorrie Furqan Al Annuri
No. BP : 1210341007

Pembimbing :
drg. Deli Mona, Sp.KG

PROGRAM PROFESI DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019

1
RESTORASI ONLAY RESIN KOMPOSIT PADA GIGI 46 PASCA
PERAWATAN SALURAN AKAR

A. Data Perorangan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 16 Tahun
Alamat : Raden Saleh, Padang, Sumatera Barat
No. Rekam Medis : 014959
Elemen Gigi : 46

B. Pemeriksaan Subjektif
 Chief Complain
Pasien datang dengan keluhan ingin dibuatkan tambalan permanen pada
gigi belakang kanan bawah yang telah dilakukan perawatan.
 Present Illness
Gigi geraham kanan bawah pasien telah selesai dilakukan perawatan
saluran akar sekitar beberapa bulan yang lalu. Tidak ada keluhan sakit
dan tidak ada pembengkakan pada gusi disekitar gigi yang dilakukan
perawatan tersebut.
 Past Dental History
Pasien pernah ke dokter gigi 2 bulan yang lalu dengan niat untuk
mencabut gigi tetapi dokter gigi hanya memberikan obat untuk
mengurangi rasa nyeri. Pasien menyikat gigi 2x sehari, pagi saat mandi
pagi dan malam dengan bulu sikat hard dengan teknik vertikal dan
horizontal.
 Past Medical History
Pasien tidak pernah dirawat di Rumah Sakit karena kecelakaan atau
penyakit tertentu serta tidak dicurigai memiliki penyakit sistemik. Secara
klinis pasien terlihat sehat.
 Family History

2
Ayah pasien tidak dicurigai memiliki penyakit sistemik.Ibu pasien
dicurigai memiliki penyakit hipertensi. Saudara sedarah tidak dicurigai
memiliki penyakit sistemik
 Sosial History
Pasien adalah seorang pelajar SMA di Kota Padang. Pasien sekarang
tinggal di mesjid karena bertugas menjadi imam dan mengurus mesjid.
Karena bulan Ramadhan pasien sering tidur larut akhir-akhir ini karena
tadarus. Pasien suka minum es dan manis dan jarang makan sayur serta
buah.

C. Pemeriksaan Objektif
Odontogram

1. Terdapat kavitas disto oklusal profunda pada gigi 46, selanjutnya dilakukan
pemeriksaan terhadap gigi 46, berupa tes :
Tes Perkusi : (-)
Tes Palpasi : (-)
Tes Termal : (-)
Mobility : (-)
Tes tekan : (-)

3
2. Foto Klinis

Gambar 1. Gigi 46 pasca perawatan endodontik

D. Pemeriksaan Penunjang
Foto Rontgen Periapikal Gigi 46

Gambar 2. Sebelum perawatan Gambar 3. Trial dengan gutta percha

Gambar 4. Obturasi dengan gutta percha Gambar 5. Kontrol 1 minggu pasca obturasi

Interpretasi Foto Rontgen Periapikal Gigi 46


1. Pada gambar 2 terlihat bahwa terdapat gambaran radiolousen mecapai kamar
pulpa gigi 46. Tidak ada lesi periapikal pada daerah apikal gigi 46.
2. Pada gambar 3 terlihat bahwa trial bagian mesial dan distal mencapai panjang
kerja dan dapat dilakukan obturasi.
3. Pada gambar 4 dan 5 terlihat bahwa obturasi pada saluran akar bagian mesial
dan distal mencapai panjang kerja, hermetis, dan tidak ada lesi periapikal
pada daerah apical gigi 46.

4
E. Diagnosis
Pulpa non vital pasca perawatan endodontik

F. Rencana Perawatan
Restorasi Onlay Resin Komposit pada gigi 46 pasca perawatan endodontik

G. Prognosis
Dari pemeriksaan subjektif, objektif dan penunjang yang telah dilakukan,
disimpulkan bahwa prognosis cukup baik, karena:
1. Pasien kooperatif
2. Tidak ada kelainan pada jaringan periodontal
3. Usia masih muda
4. Kavitas melibatkan daerah disto oklusal dan ketebalan jaringan gigi yang
tersisa cukup untuk mendukung restorasi indirect onlay resin komposit

H. Alat dan Bahan


Alat Bahan
Diagnostic Set Cotton roll
Handpiece High Speed Cotton pellet
Handpiece Low Speed Alkohol
Diamond Bur Adhesive resin cement
 Bur Fissure Caviton
 Bur Fssure tappered round end bur Green Kerr Compound
 Bur Inverted Alginate
Bur Finishing Gips Stone Type IV
Sendok Cetak/Stock Tray Putty
Rubber Bowl + Spatulla Elastomer
Articulating Paper Base plate wax
Shade guide Dental floss
Lightcure Clhorhexidine 2%
Spatula Aquadest

I. Prosedur Kerja
a. Preparasi Gigi 46 dengan preparasi onlay DO (disto-oklusal).

5
1. Keringkan dan lakukan pengukuran tinggi/jarak antara dasar kamar pulpa
dengan cusp yang tersisa ( 4 mm), ketebalan dinding mesiobukal (1 mm),
distobukal (1,5 mm), distal ridge ( 2 mm), distolingual (1,5 mm),
mesiolingual ( 1 mm), dan mesial ridge ( 1 mm).
2. Tumpat semua dinding dengan resin composite packable P 200 3M untuk
mencapai ketebalan 2 mm.
3. Preparasi kavitas oklusal
Preparasi oklusal menggunakan bur Fissure untuk menghasilkan bentuk
dinding kavitas fasial-lingual divergen dari penampakan oklusal. Besar
sudut divergenitas untuk setiap dinding kavitas sebesar 3-5 derajat.
Gunakan bur diamond inverted untuk merataan dasar kavitas.

Gambar 5. Posisi bur saat preparasi daerah oklusal

4. Pengurangan nonfunctional dan functional cusp


Lanjutan preparasi cusp menggunakan bur Fissure. Kedalaman
pengurangan cusp sebanyak 1,5-2 mm untuk functional cusps dan 1-1,5
mm untuk nonfunctional cusps. Pembuatan kontrabevel pada inklikasi
permukaan luar dari functional cusp dengan bur Fissure.

6
Gambar 6. Posisi bur saat pengurangan cusps

5. Preparasi shoulder
Lakukan preparasi shoulder pada permukaan facial cups functional. Bur
digerakkan secara paralel dengan permukaan facial cusp functional.
Kedalaman shoulder adalah 1 mm. Finish line harus diperluas sedikitnya
1 mm melewati titik kontak pada bagian proksimal. Akhiran chamfer dapat
dibuat untuk permukaan cusps nonfunctional dengan menempatkan posisi
bur 45˚ dari permukaan luar cusp. Dalam kasus ini chamfer digunakan
pada permukaan cusps nonfunctional (lingual cusp).

Gambar 7. Posisi bur saat pembuatan akhiran shoulder dan chamfer.

7
6. Pembuatan retention form.
Retention form dapat ditingkatkan dengan penempatan grooves, locks,
coves, atau slots. Seluruh retention form tersebut harus ditempatkan di
dentin, dengan demikian tidak akan merusak dan melemahkan enamel
yang berdekatan. Lakukan pembuatan groove di oklusal untuk
meningkatkan retention form.

Gambar 8. Pembuatan retention form

Hasil preparasi yang diharapakan


 Terbentuknya dinding kavitas yang divergen sekitar ± 3-5 derajat dari
arah oklusal.
 Setiap sisi/dinding dan ujung/sudut yang terbentuk harus dibuat
membulat untuk mencegah daerah yang tajam yang memberikan tekanan
internal pada preparasi. Ini dilakukan untuk mencegah potensi fraktur.
 Permukaan preparasi harus halus dengan sudut membulat tanpa bevel
marginal, pastikan margin gingiva terletak pada enamel.

8
Gambar 9. Hasil akhir preparasi

b. Proofing
a. Apabila preparasi telah baik, lakukan proofing menggunakan green kerr
yang telah dipanaskan di atas lampu spiritus sehingga lunak.
b. Tekankan green kerr ke dalam kavitas untuk melihat hasil preparasi yang
sudah baik.
c. Hasil preparasi dikatakan baik jika pada hasil proofing tidak ada undercut
dan sudut-sudutnya terlihat jelas.

c. Pembuatan catatan interoklusal pada rahang atas dan bawah pasien


d. Pencetakkan model kerja untuk rahang atas pasien dengan alginate dan
pencetakan double impression dengan putty dan light-body material untuk
rahang bawah pasien. Hasil cetakkan diisi dengan gips stone type IV.
e. Cetakan dikirim ke Laboratorium
f. Proses Laboratorium
g. Try-in onlay. Cek kerapatan tepi restorasi dengan sonde dan titik kontak
dengan dental floss.

9
h. Insersi/pemasangan onlay pada pasien
1. Cek traumatik oklusi dengan articulating paper
2. Penyemenan onlay
- Kavitas dicuci dan keringkan. Siapkan semen GIC luting.
- Semen dioleskan ke permukaan intaglio onlay dan dinding kavitas,
masukkan onlay dan tekan.
- Letakkan gulungan kapas di permukaan oklusal onlay dan
oklusikan dengan antagonisnya sampai semen mengeras.
- Kelebihan semen dibersihkan dengan ekskavator

i. Lakukan kontrol 1 minggu setelah pemasangan onlay.


Cek adaptasi, kerapatan tepi restorasi onlay dengan sonde dan titik kontak
dengan dental floss.

10
KEPUSTAKAAN

1. Soares R, Fernandes M. Fibre reinforcement in a structurally compromised


endodontically treated molar : a case report. 2016;7658:143–7.

2. Eliyas S, Jalili J, Martin N. Restoration of the root canal treated tooth. Nat Publ Gr
[Internet]. 2015;218(2):53–62. Available from:
http://dx.doi.org/10.1038/sj.bdj.2015.27

3. Garlapati R, Venigalla BS, Kamishetty S, Thumu J. Case Report Ceramic onlay for
endodontically treated mandibular molar. 2014;6(1):69–72.

4. Polesel A. ScienceDirect Restoration of the endodontically treated posterior tooth.


G Ital Endod [Internet]. 2014;28(1):2–16. Available from:
http://dx.doi.org/10.1016/j.gien.2014.05.007

5. Sharma A, Rahul GR, Poduval ST, Shetty K, Gupta B. Short clinical crowns ( SCC ) –
treatment considerations and techniques. 2012;4(4):230–6.

6. Carlos M, Dias R, Martins JNR. Prognosis of Indirect Composite Resin Cuspal


Coverage on Endodontically Treated Premolars and Molars : An In Vivo Prospective
Study. 2016;1–7.

7. Roberson T, Heymann HO, Swift Jr EJ. Sturdevant's art and science of operative
dentistry. Elsevier Health Sciences; 2012.
8. Robbins JW, Hilton TJ, Schwartz RS, Dos Santos Jr J. Fundamentals of operative
dentistry: a contemporary approach. Summitt JB, editor. Quintessence Pub.; 2006
Nov.
9. Rosenstiel SF, Land MF, Junhei F. Contemporary Fixed Prosthodontics Rosenstiel.
10. Shillingburg HT, Sather DA, Wilson EL, Cain JR, Mitchell DL, Blanco LJ, Kessler JC.
Fundamentals of fixed prosthodontics. Quintessence Publishing Company; 2012.

11

Anda mungkin juga menyukai