Sp.Orto Maret 2016 1.Sistem Imunitas Oral ● Rongga mulut merupakan pintu masuk utama organisme, sehingga banyak faktor yg terlibat dlm organisasi pertahanan kuman patogen. ● Penurunan faktor – faktor ini akan menimbulkan masalah karena bakteri oportunis akan menjadi patogen sehingga timbul kelainan ● Faktor-faktor pertahanan oral tsb adl: ◦barier anatomi & fisiologi : epitel, aliran saliva, anatomi gigi ◦Pertahanan seluler : fagositosis lekosit & makrofag. ◦Imunitas humoral : antibodi pd saliva dan GCF ● Faktor-faktor pertahanan oral berhubungan dg fungsi oral spt : ◦Membran mukosa ◦Jaringan limfoid rongga mulut ◦Kelenjar saliva ◦Celah gingiva Sistem Imunitas Oral: a.Komponen Jaringan: ◦Membran mukosa ◦Saliva ◦Celah gingiva - GCF (gingival crevicular fluid) b.Komponen Seluler & Humoral ◦Mekanisme proteksi : ⚫ Tergantung pd deskuamasi yg konstan sehingga bakteri sulit melekat pd sel-sel epitel. ⚫ Derajat keratinisasi sehingga mukosa mulut sangat efisien sbg barier. ◦Komponen jaringan lunak oral → mukosa yg tdd atas skuamosa sbg barier mekanik thd infeksi. ● Saliva ◦Berperan membersihkan rongga mulut dari mikroorganisme ◦Saliva bertindak sbg pelumas aksi otot- otot lidah, bibir dan pipi. ◦Saliva membilas permukaan mukosa mulut, sedangkan sirkulasi darah subepitel bertindak sbg suplemen pd batas jar lunak dan keras melalui cairan celah gusi. ◦Aliran saliva ⚫ Saliva tetap mengalir walaupun tanpa dirangsang rata-rata 19mL per/jam atau 500mL/hari ⚫ Rata-rata sekresi saliva meningkat saat makan dan menurun saat tidur. ⚫ Jika jumlah aliran saliva (-) → karies >>, periodontitis dan iritasi mukosa oral ⚫ pH saliva rendah → mikroorganisme patogen berkembang ◦Berbagai senyawa yg berperan pd mekanisme pertahanan saliva : ⚫ Lizosim atau muramidase → bakterisidal yg memecah ikatan N-asetil glukosamin & asam N-asetil muramat pd komponen mukopeptida dinding sel. ⚫ Peroksidase air liur membunuh lactobacillus acidophilus jika bereaksi dg ion tiosianat dan H2O2 dg cara menghambat pemakaian lisin. ◦Peroksidase juga menginaktivasi streptokoki dg cara menghambat kerja enzim-enzim glikolitik. ◦Saliva dpt menyebabkan aglutinasi bakteri karena adanya ikatan antara glikoprotein saliva dan adesin bakteri. ◦Laktoferin pada saliva mempunyai efek bakteriostatik yg luas. ⚫ Efek ini karena terjadi penurunan kadar besi yg berguna utk pertumbuhan bakteri dilingkungannya ◦Komponen komplemen pd saliva adl C3 yg sebagian besar dari GCF ◦Komponen seluler yg banyak ditemukan pd saliva adl leukosit. ⚫ 99-98% berupa PMN neutrofil, sisanya limfosit, monosit & eosinofil ⚫ Berasal dari GCF ⚫ Migrasi leukosit pd saliva sekitar 1juta/menit ◦Antibodi yg pd salliva ⚫ Imunoglobulin A sekretori (sIgA) → terpenting ⚫ IgG dan IgM dalam jumlah kecil ⚫ Sumber : kelenjar saliva mayor, kelenjar saliva minor dan GCF ● Celah gingiva ◦Mekanisme imun oral pd celah gingiva dipengaruhi oleh hubungan biologik antara komponen vaskular dan struktur periodontal ◦Epitel pd daerah ini memiliki 2 lamina basalis : ⚫ Satu melekat pd jaringan penyambung dan satu lagi mennghadap permukaan gigi. ◦Polipeptida keratin pd epitel jungsional berbeda dg keratin pd epitel sulkular, Asal & arah aliran GCF. Cairan mengalir dari kapiler menuju jar subepitel lanjut ke epitel jungsional. Cairan disekresikan dlm bentuk GCF kemudian bersatu dg saliva di rongga mulut. ◦Komponen seluler dan humoral dari darah dpt melalui epitel jungsional dlm bentuk cairan celah gingiva (GCF). ◦GCF mengandung leukosit, komponen komplemen, seluler dan humoral yg terlibat dlm respon imun. ◦Pada keadaan normal, GCF mengandung leukosit yg akan melewati epitel jungsional menuju ke permukaan gigi. ◦Aliran cairan ini akan meningkat bila terjadi gingivitis atau periodontitis. b. Komponen seluler & humoral ◦ Respon imun oral thd patogenesis pd rongga mulut melalui 3 kompartemen cairan yg saling berhubungan yaitu ⚫ Saliva ⚫ GCF ⚫ Darah ◦ Ketiga kompartemen saling berinteraksi melalui sekresi lokal dan sistemik antibodi, serum dan imunitas seluler baik lokal maupun sistemik. Interface antara respon imun sistemik & sekretori lokal yg berasal dari domain kelenjar saliva & gingiva. GALT : gut associated lymphoid tissue. ◦Respon imun pd domain saliva lebih banyak dipengaruhi oleh fungsi sIgA. ◦Pd domain gingiva, sebagian besar respon imun dikontrol oleh komponen respon imun yg ditemukan dalam darah. ◦Pd saliva, sIgA disertai sedikit IgG & IgM yg berasal dari GCF. ◦Adanya komponen sekresi yg terikat pd molekul sIgA membuat antibodi ini tahan thd enzim proteolitik yg ada pd saliva. Hubungan komponen humoral & elemen seluler didalam darah, GCF dan saliva. ◦sIgA ini berfungsi sbg pelindung mekanisme trapping & mencegah transfer antigen melewati permukaan mukosa. ◦sIgA juga mampu mencegah perlekatan S. Sanguis pd sel epitel. ◦Pd mekanisme yg sama, sIgA berperan mencegah pembentukan plak gigi karena menghambat pembentukan glukan ikatan α (1→3) dari sukrosa oleh S. mutans ● GCF merupakan cairan yg keluar dari kapiler gingiva kemudian melalui epitel krevikuler menuju celah gingiva. ● Keluarnya cairan ini diinduksi oleh plak bakterial yg terdapat disekitar tepi gingiva. ● GCF mengandung IgG, IgA dan IgM; komponen komplemen dan beberapa enzim, ● Komponen komplemen yg terdeteksi pd GCF yaitu C3, C4, C5 & proaktifaktor C3. ● Elemen seluler yg paling banyak ditemukan a.l : PMN & neutrofil sekitar 92%. ● Pd keadaan normal, makrofag, sel T & sel B juga ditemukan dlm jumlah kecil. ● Komposisi komponen imun cairan celah gingiva mengandung banyak kompenen seluler & humoral yg ditemukan juga pd darah. ● Pd keadaan gingivitis & kelainan periodontal, level IgG, IgA, IgM, C3 & PMN neutrofil akan meningkat Perbedaan sistem imun pd saliva & gusi ● Sistem Imunologi Mukosa Mulut ● Membran mukosa : ◦Barier protektif pd lapisan-lapisannya ⚫ Saliva pd lapisan permukaan atas ⚫ Lapisan keratin ⚫ Lapisan granular ⚫ Membran basal ⚫ Komponen seluler dan humoral pd pembuluh darah ◦Mekanisme proteksi : ⚫ Tergantung pd deskuamasi yg konstan sehingga bakteri sulit melekat pd sel-sel epitel. ⚫ Derajat keratinisasi sehingga mukosa mulut sangat efisien sbg barier. ◦Komponen jaringan lunak oral → mukosa yg tdd atas skuamosa sbg barier mekanik thd infeksi. ● Pada lapisan granular, membran yg dilapisi granula dikeluarkan ke dalam ruang antar sel & merupakan barier pergerakan substansi spt mikroorganisme atau antigen melewati epitel.
● Membran basal epitel juga sbg barier utk
menahan penetrasi mikrobial& bahan- bahan lain.
● Pd lamina propia yg dekat dg membran
basal ditemukan sel limfoid & juga antibodi yg merupakan pertahanan berikutnya apabila mikroorganisme atau antigen dpt melewati membran basal epitel ◦Jaringan lunak rongga mulut berhubungan dg nodus limfatik ekstraoral & agregasi limfoid intraoral.
◦ Jaringan halus kapiler limfatik yg terdapat pd
permukaan mukosa lidah, dasar mulut, palatum, pipi & bibir bersatu membentuk pembuluh darah limfatik yg berasal dari bag dalam otot lidah & struktur lainnya.
◦ Antigen mikrobial yg dpt menembus epitel
masuk ke lamina propia akan difagositosis oleh sel-sel Langerhans yg banyak ditemukan pd mukosa mulut. ● Agregasi limfoid intraoral yg terorganisasi dg baik, masing-masing melakukan fungsi pengawasan respon imun pd jaringan tubuh.
● Tonsil palatal, lingual & faringeal merupakan
massa limfoid dg struktur folikel limfoid klasik yg banyak mengandung sel B & sel T
● Tonsil tdk mempunyai kelenjar limfatik
aferen, sehingga antigen hanya dpt menembus melalui epitel di permukaannya. ● Kelenjar saliva yg mengandung plasma & limfosit tersebar dibawah mukosa mulut.
● Kelenjar saliva ini akan memproduksi IgA
yg akan disekresikan kedalam rongga mulut dlm bentuk sIgA ● Pd jaringan gingiva ditemukan berbagai komponen seluler & humoral spt PMN neutrofil, makrofag, limfosit & sel plasma yg berperan penting pd plak bakterial.
● Pd sub-mukosa tersebar sel limfoid yg
akan berproliferasi bila barier pertahanan pd permukaan mukosa dpt ditembus antigen ● Gambar inflamasi Infeksi : ◦Cedera pada jaringan (mukosa) yg mengenai pembuluh darah. ◦Bakteri mengeluarkan toksin sehingga PMN, monosit & makrofag melepaskan enzim lisosomal yg memicu sekresi PG (prostaglandin) & LT (leukotrien) ⚫ Enzim lisosomal : enzim pembunuh bakteri (bakterisidal) yg mampu Infeksi : ◦Bakteri mengeluarkan toksin → PG (prostaglandin) & LT (leukotrien) ⚫ PG & LT merupakan asam lemak tak jenuh yg berasal dari metabolisme asam arakidonat (salah satu komponen dari sebagian besar membran sel). ⚫ PG & LT memiliki efek yg berbeda, tetapi bersama – sama berperan mencetuskan nyeri, demem, permeabilitas vaskular & kemotaksis PMN. ⚫ Aspirin, parasetamol & obat anti-inflamasi steroid bekerja utk menghambat sekresi PG Infeksi : Kerusakan jaringan akan memicu sel Mast mengeluarkan vasoamin sehingga terjadi peningkatan permeabilitas kapiler. ◦Sel Mast merupakan sel jaringan dg granul basofil yg mengandung amin vasoaktif & heparin. Granul sel ini akan hilang saat berespon terhadap cedera seperti trauma, panas, sinar uv dan pd beberapa kondisi alergi. ◦Vasoamin spt histamin dihasilkan oleh sel Mast, basofil & trombosit yg menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler. Infeksi : ● Peningkatan permeabilitas vaskular menyebabkan terpicunya kinin, komplemen, CRP, antibodi, trombosit & beberapa sel pembuluh darah untuk bermigrasi ke jaringan. ◦Sistem kinin : serangkaian peptida serum yg diaktivasi berurutan utk menyebabkan vasodilatasi & peningkatan permeabilitas. Infeksi : ● Peningkatan permeabilitas vaskular menyebabkan terpicunya kinin, komplemen, CRP, antibodi, trombosit & beberapa sel pembuluh darah untuk bermigrasi ke jaringan. ◦CRP atau protein reaktif C, muncul pada serum beberapa jam setelah kerusakan atau infeksi jaringan. Protein ini mengatur komplemen, berikatan dg fosforikolin pd permukaan bakteri memicu fagositosis. ◦CRP “protein fase akut” meningkat selama inflamasi Infeksi : Adhesi & lalu lintas sel : perubahan ekspresi molekul permukaan emdotel diinduksi terutama oleh sitokin menyebabkan perlambatan PMN, monosit & limfosit yg akhirnya melekat pd pembuluh darah. Perubahan ini disertai pelepasan kemokin yg selektif mengatur perubahan lalu lintas sel yg berperan selama proses inflamasi. Infeksi : ◦Pembuluh darah → jaringan : Permeabilitas endotelvaskular memungkinkan sel darah & komponen serum masuk ke jaringan. ⚫ Kemotaksis C5a, C3a, LT & kemokin menstimulasi PMN & monosit utk masuk ke jaringan ⚫ Gerakan menuju lokasi inflamasi disebut kemotaksis. Infeksi : gejala utama ⚫ Timbul inflamasi : kemerahan, rasa panas, bengkak dan nyeri. ⚫ Inflamasi akut ⚫ Mekanisme natural Pada jaringan : ◦C3a & C5a yg menstimulasi sel mast mengeluarkan amin vasoaktif disebut anafilatoksin ◦Sitokin pro inflamasi : respon inflamasi diatur oleh beberapa sitokin yg dihasilkan oleh beberapa jenis sel. Sitokin yg penting IL-1, IL-6, TNF-α ◦Fungsi sitokin : memicu perubahan endotel vaskular, pencetus respon fase akut & proses Pada jaringan : ◦PMN sebagai sel fagosit utama (fagositosis), pada jaringan berperan penting dlm membuang bakteri penyerang. ◦Makrofag pd jaringan bertugas membuang jaringan yg rusak & mikroorganisme. Sumber sitokin pro inflamasi. ◦Opsonisasi : perlekatan C3b dg suatu partikel memacu perlekatan sel fagosit karena adanya reseptor C3. Jika ada, antibodi meningkatkan proses tersebut melalui pengikatan terhadap faktor Fc. ● Jika dlm beberapa hari inflamasi tdk mereda → inflamasi kronis ● Inflamasi kronis : makrofag & sel T berperan dominan. ◦Limfosit T mengalami proliferasi & aktivasi saat distimulasi antigen dg melepaskan sitokin spt IFN-γ shg sel T dpt meningkatkan aktivitas makrofag Penyembuhan ● Sistem pembekuan : dg rapat terikat oleh komplemen & kinin karena persamaan beberapa tahap aktivasi. Pembekuan darah merupakan bagian vital pd proses penyembuhan. ● Fibrin : produk akhir pembekuan darah dalam jaringan yg merupakan matriks tempat migrasi fibroblas utk memulai penyembuhan. ● Fibroblas : mensekresi kolagenshg luka sembuh dg kuat & elastis sehingga struktur jaringan kembali normal.