Anda di halaman 1dari 19

pengkaji

TATI JULIAH
Latar Belakang

Tinjauan Kasus

Pembahasan

Kesimpulan
Latar BElakang
Menurut data World Health Organization (WHO), Angka Kematian Ibu di dunia pada tahun
2017 adalah 295 per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu di sebabkan karena
komplikasi saat kehamilan dan persalinan. Robekan jalan lahir merupakan Perdarahan Pasca
Persalinan (PPP) yang merupakan komplikasi terbanyak pada saat persalinan yang
menyebabkan Angka Kematian Ibu (Rukiyah,. et al. 2014). Robekan jalan lahir atau laserasi
jalan lahir merupakan luka yang terjadi saat bayi lahir baik secara spontan maupun dengan
menggunakan alat-alat tindakan, luka ini umumnya terjadi pada garis tengah dan bisa menjadi
luas apabila kepala janin terlalu cepat keluar (Pangasutri, 2011). Biasanya perdarahan
bersumber dari berbagai organ diantaranya vagina, perineum, portio, serviks dan uterus.
Objektif Materi
Riwayat Analisis kedua

Tinjauan Penatala
Biodata kasus ksanaan
Data objektif
No. CM : 01348934
Tempat : Ruang VK – RSUD Dr. Slamet Garut
Tanggal : 20 Februari 2023
Pengkaji : Tati Juliah
Biodata
Istri Suami
Nama : Ny. D Tn. A
Usia : 22 th 28 th
Agama : Islam Islam
Penidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Pedagang
Alamat : Sangkali, Kec. Bagongbong, Garut
Riwayat
Ibu mengatakan telah melahirkan anak ke 2 nya cukup bulan pada jam 09.00
WIB ditolong oleh bidan secara normal dalam letak sungsang, jenis kelamin
laki-laki, berat badan bayi 2900 gram. Plasenta lahir jam 09.03 WIB. Setelah
bayi & plasenta lahir ibu mengalami perdarahan. Ibu merasa cemas dengan
keadaannya sekarang. HPHT 14-05-2022. TP 21-02-2023. Menarche pada usia
12 tahun, lama menstruasi 7 hari dengan banyaknya darah 2-3x ganti
pembalut. Siklus menstruasi 28 hari. Tidak mempunyai kelainan. Ibu tidak
sedang dan pernah menderita penyakit berat, menular dan ataupun penyakit
keturunan. Ibu menikah pada usia 18 tahun dan ini merupakan pernikahannya
yang pertama, lamanya kurang lebih 4 tahun. Ibu terakhir makan pada jam
07.00 dan sering minum. Baik BAK maupun BAB terakhir pada saat persalinan
DATA OBJEKTIF
No. Pemeriksaan Hasil
1. Keadaan Umum Baik

2. Kesadaran Composmentis

3. Emosi Tidak stabil

4. Tanda-Tanda Vital TD : 100/70 mmHg - R : 20x/menit


N : 84x/menit - S : 36.50C
5. Kepala Rambu bersih, tidak ada benjolan

6. Mata Konjungtiva merah muda, sklera putih

7. Payudara Bentuk simetris, colostrum ada, retraksi dan dumpling tidak ada.

8. Dada Nafas normal, tidak ada bunyi ronchi maupun wheezing


Lanjutan…
No. Pemeriksaan Hasil
9. Abdominal Tidak ada bekas luka operasi, TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik

10. Genetalia V/V tampak keluar darah banyak dan mengalir terus  telah dilakukan
eksplorasi atas indikasi, pengeluaran darah secara terus menerus dan,
didapatkan hasil terdapat luka episiotomy Cord II. Terdapat luka/rupture di
jam 2 dan jam 7. Jam 2 ± 4 cm dan mengarah ke dalam dan pada jam 7 ± 3
cm, cavum uteri bersih dan tidak ada rupture.

11. Data Penunjang Hb 10gr/dL


analisa
Ny. D 22 tahun P2A0 postpartum maturus
dengan letak sungsang dan robekan portio dan
luka episiotomy Cord II
PENATALAKSANA
1. ANibu dan keluarga, ibu dan
Menjelaskan hasil pemeriksaan pada
keluarga sudah mengetahui hasilnya
2. Kolaborasi dengan dr. Sp.OG untuk tindakan penjahitan portio
• Pasang infuse RL
• Pasang O2
• Inspekulo dengan speculum sam
• Informed consent
3. Melakukan informed consent kepada ibu dan keluarga untuk
dilakukannya tindakan, ibu dan keluarga menyetujui.
4. Infuse RL telah terpasang
LANJUTAN…
5. Memasang O2 5 liter
6. Memasang inspekulo dengan speculum sam atas, bawah, kanan, kiri
7. Melakukan penjahitan portio dengan bantuan alat piner elam atas,
bawah, kanan, kiri dengan teknik jelujur dan saru-saru
8. Menjahit luka episiotomy Cord II.
9. Memberikan sugesti yang positif dan support mental pada ibu.
10. Mengajari ibu dan membantu ibu untuk relaksasi agar lebih tenang
11. Memberikan ibu teh hangat
12. Pendokumentasian
OBSERVASI
  Waktu TD N R S TFU Kontraksi Kandung Perdarahan
Uterus Kemih

I 09.30 100/70 84 20 36,7 2 jr pst Baik Kosong Sedikit


  09.45 100/70 84 20 36,7 2 jr pst Baik Kosong Sedikit
  10.00 110/80 80 20 36,7 2 jr pst Baik Kosong Sedikit
  10.15 110/80 80 20 36,5 2 jr pst Baik Kosong Sedikit
II 10.45 110/80 80 20 36,5 2 jr pst Baik Kosong Sedikit
  11.15 110/80 80 20 36,5 2 jr pst Baik Kosong Sedikit
pEMBAHASAN
Dalam studi kasus ini penulis akan membahas tentang asuhan kebidanan kegawatdaruratan
persalinan pada Ny. D usia 22 tahun P2A0 39-40 minggu partus maturus dengan dengan letak
sungsang dan robekan portio dan luka episiotomy Cord II. Dilaksanakan pada tanggal 20 Februari
2023, di VK RSUD dr. Slamet Garut. Pada dasarnya pelaksanaan asuhan kebidanan
kegawatdaruratan maternal pada Ny. D di lapangan hampir sama dengan teori yang diperoleh,
mulai dari pengkajian sampai dengan pelaksanaan asuhan kebidanan yaitu pemeriksaan lengkap
head to toe
Lanjutan…
Ibu melahirkan anak ke 2 nya cukup bulan dengan HPHT: 14-05-2022. TP: 21-02-2023. Melihat dari
rumus Naegele Rule didapatkan bahwa cara menghitung hari perkiraan lahir (HPL). Apabila HPHT
lebih dari pertengahan maret (Dari tanggal 25 dan selebihnya) dan bulan seterusnya sampai akhir
Desember menggunakan rumus = +7 -3 -1. Jadi taksiran Ny. D yaitu 21-02-2022. Melalui taksiran
persalinan ini kita juga dapat memperkirakan usia kehamilan dengan mengurangi tanggal kunjungan
dengan HPHT, setelah dilakukan perhitungan ditemukan bahwa usia kehamilan ibu adalah 39-40
minggu (Khairoh, Rosyariah dan Ummah, 2019).

Dari hasil pengkajian data objektif didapatkan bahwa pasien mengalami perdarahan hebat setelah
bayi dan plasenta lahir selebihnya untuk data objektif masih dalam keadaan batas normal. Ketika
dilakukan eksplorasi ditemukan bahwa terdapat pengeluaran darah yang mengalir terus menerus
dari vulva dan adanya rupture di jam 2 dan jam 7. Hal tersebut di duga adanya robekan jalan lahir
pada bagian serviks (rupture serviks). Menurut Fatimah & Lestari, P (2019), Robekan jalan lahir
adalah robekan yang terjadi ketika bayi lahir, baik secara spontan maupun dengan alat atau tindakan,
sering terjadi pada garis tengah namun dapat meluas jika kepala janin lahir terlalu cepat.
Lanjutan…
Robekan serviks (rupture portio) paling sering terjadi pada jam 3 dan
9. bibir depan dan bibir belakang servik dijepit dengan klem fenster 
kemudian serviks ditarik sedidikit untuk menentukan letak robekan
dan ujung robekan. Selanjutnya robekan dijahit dengan catgut kromik
dimulai dari ujung untuk menghentikan perdarahan (Winkjosastro,
2008 dalam Fatimah & Lestari, P., 2019: 153).
Lanjutan…
Pada penatalaksanaan didapatkan advice dari dr. Sp.OG yaitu berupa pemasangan infus RL,
pemasangan O2, melakukan inspekulo dengan speculum sam dan penjahitan portio juga
memberikan dukungan secara emosional. Hal ini telah sesuai dengan teori yang di
kemukakan oleh Maryuni (2016) bahwa penatalaksanaan asuhan kebidanan pada kasus
robekan serviks (rupture portio) yaitu dengan melakukan perbaikan kesadaran agar pasien
tetap stabil yaitu dengan dipasangkannya infuse RL dan melakukan tindakan penjahitan
pada daerah yang terjadinya robekan (serviks) dengan teknik jelujur menggunakan benang
catgut kromik atau poliglokolik 0 yang dimulai pada apeks (tepi atas robekan) yang
seringkali menjadi sumber pendarahan. Jika sudah selesai penjahitan maka observasi
perdarahan dan sembari memberikan dukungan emosional kepada ibu agar ibu dapat rileks
dan nyaman.
kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam makalah berjudul Asuhan
Kebidanan Kegawatdaruratan Persalinan pada Ny.D 22 tahun P2A0
Partus Maturus dengan Robekan Jalan Lahir (Rupture Serviks) di
RSUD Dr. Slamet Kabupaten Garut Tahun 2023, di peroleh kesimpulan
bahwa ; Asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada Ny. D 22 tahun
partus dengan rupture serviks di ruang VK RSUD Dr. Slamet Garut
sudah sesuai standar, dimulai dari anamnesa, pengukuran tanda-tanda
vital, antropometri, pemeriksaan head to toe.

Anda mungkin juga menyukai