Anda di halaman 1dari 12

RONDE KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TB PARU


DI RUANG RR BED 4 BEDAH RSUD SOLOK
SUMATERA BARAT

Topik : Perawatan pasien dengan Tb Paru


Sasaran : Pasien Ny. E
Waktu : 60 Menit (Pukul 10.00 11.00 wib)
Hari/tanggal :

1. Tujuan Ronde Keperawatan

a. Tujuan Umum :

Menyelesaikan masalah-masalah klien yang belum teratasi.

b. Tujuan Khusus :

1) Menjustifikasi masalah yang belum teratasi.

2) Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat primer lain.

2. Sasaran

Pasien Ny. E 48 tahun yang dirawat diruang RR bed 4 RSUD Solok,

Sumatera Barat.

3. Materi

a. Teori Perawatan Tb Paru

b. Masalah-masalah Keperawatan yang muncul pada klien dengan Tb Paru.

4. Metode

Diskusi + Bed side teaching

5. Media
a. Sarana Diskusi : Buku, Pulpen

b. Status / Dokumentasi Keperawatan Klien

c. Materi yang disampaikan secara lisan.

6. Proses Ronde

PENANGGUNG
NO TAHAP WAKTU
JAWAB
1 Pra Ronde:

Menentukan kasus & topik 05 September 2016 Kepala Ruangan

Menentukan Tim ronde (12.00 13.00 wib) Kepala Ruangan

06 September 2016 PP
Informed Consent
( 12.00 13.30 wib) PP
Membuat Pra planning
PP
Diskusi
PP & Konselor
Mencari Sumber Literatur
2 Ronde :

Penyampaian Masalah 07 September 2016 Kelompok 1

Diskusi (10.00 11.00 wib)


3 Post Ronde :

Evaluasi Pelaksanaan Ronde 07 September 2016 PP & Konselor

Revisi & Perbaikan 11.00 11.45 wib

7. Kriteria Evaluasi

Bagaimana Koordinasi persiapan dan pelaksanaan Ronde


Bagaimana peran PP saat Ronde

Bagaimana PA berperan dalam pelaksanaan ronde keperawatan.

8. Pengorganisasian

Kepala Ruangan : Ns. Indra Yeni, S.Kep

Perawat Primer :

Perawat Associated :

9. Kepustakaan
Gillies (1989). Managemen Keperawatan suatu pendekatan Sistem. EGC.

Jakarta

PPNI Propinsi Jawa Timur (2000). Materi Pelatihan Kepemimpinan dan

Managemen Keperawatan. PPNI. Surabaya

Sobiston (1994). Buku Ajar Bedah.Buku 2. EGC.Jakarta

Zulkifli Amin, Asril Bahar, 2006. Tuberkulosis Paru, Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam, Jakarta: UI

Solok, September 2016

Kepala Ruangan Perawat Primer

Ns. Indra Yeni, S.Kep


PRAKTEK KEPERWATAN DASAR PROFESI
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
STIKES FORT DE KOCK
2016/2017

SURAT PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

No.KTP/SIM/lainnya :

Alamat :

Untuk : O Diri sendiri O Isteri O Suami

O Anak O Orang Tua O Lainnya

Nama Klien :

Umur :

Jenis Kelamin :

Alamat :

Ruangan :

Rekam Medis No. :


Dengan ini menyatakan sesungguhnya telah :

Memberikan Persetujuan dan telah mendapatkan penjelasan yang

sejelasnya tentang maksud dilakukan Ronde keperawatan dan tidak akan

melakukan tuntutan/ gugatan dikemudian hari atas tindakan tersebut.

Demikianlah persetujuan ini diberikan agar dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Solok, September 2016

Perawat Yang Menerangkan

Nama Perawat Nama Jelas

Saksi-saksi : Tanda Tangan

1. .. 1.

2. .. 2..
KONSEP DASAR TEORI KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN TB PARU

A. Pengertian

Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan

olehMycobacterium tubeculosis.

B. Etiologi

Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh basil

mikrobakterium tuberkulosis tipe humanus, sejenis kuman yang berbentuk

batang dengan ukuran panjang 1-4/mm dan tebal 0,3-0,6/mm. Sebagian besar

kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid inilah yang membuat kuman

lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik.

C. Gambaran Klinik

1. Gejala respiratorik, meliputi:

a. Batuk,

Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling

sering dikeluhkan. Mula-mula bersifat non produktif kemudian

berdahak bahkan bercampur darah bila sudah ada kerusakan jaringan.

b. Batuk darah,

Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak

berupa garis atau bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah

segar dalam jumlah sangat banyak. Batuk darak terjadi karena

pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya batuk darah tergantung

dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah.

c. Sesak napas,
Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau

karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax,

anemia dan lain-lain.

d. Nyeri dada,

Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala

ini timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena.

2. Gejala sistemik, meliputi:

a. Demam

Merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan

malam hari mirip demam influenza, hilang timbul dan makin lama

makin panjang serangannya sedang masa bebas serangan makin

pendek.

b. Gejala sistemik lain

Gejala sistemik lain ialah keringat malam, anoreksia, penurunan berat

badan serta malaise.

Timbulnya gejala biasanya gradual dalam beberapa minggu-bulan, akan

tetapi penampilan akut dengan batuk, panas, sesak napas walaupun

jarang dapat juga timbul menyerupai gejala pneumonia.

Gejala klinis Haemoptoe:


Kita harus memastikan bahwa perdarahan dari nasofaring dengan

cara membedakan ciri-ciri sebagai berikut :

1. Batuk darah

a. Darah dibatukkan dengan rasa panas di tenggorokan

b. Darah berbuih bercampur udara

c. Darah segar berwarna merah muda

d. Darah bersifat alkalis

e. Anemia kadang-kadang terjadi

f. Benzidin test negative

2. Muntah darah

a. Darah dimuntahkan dengan rasa mual

b. Darah bercampur sisa makanan

c. Darah berwarna hitam karena bercampur asam lambung

d. Darah bersifat asam

e. Anemia seriang terjadi

f. Benzidin test positif

3. Epistaksis

a. Darah menetes dari hidung

b. Batuk pelan kadang keluar

c. Darah berwarna merah segar

D. Penatalaksanaan

Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3

bulan) dan fase lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari

obat utama dan obat tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai
dengan rekomendasi WHO adalah Rifampisin, INH, Pirasinamid,

Streptomisin dan Etambutol. Sedang jenis obat tambahan adalah Kanamisin,

Kuinolon, Makrolide dan Amoksisilin + Asam Klavulanat, derivat

Rifampisin/INH.

Untuk keperluan pengobatan perlu dibuat batasan kasus terlebih dahulu

berdasarkan lokasi tuberkulosa, berat ringannya penyakit, hasil pemeriksaan

bakteriologik, hapusan dahak dan riwayat pengobatan sebelumnya. Di

samping itu perlu pemahaman tentang strategi penanggulangan TB yang

dikenal sebagai Directly Observed Treatment Short Course (DOTS) yang

direkomendasikan oleh WHO yang terdiri dari lima komponen yaitu:

Adanya komitmen politis berupa dukungan pengambil keputusan dalam

penanggulangan TB. Diagnosis TB melalui pemeriksaan dahak secara

mikroskopik langsung sedang pemeriksaan penunjang lainnya seperti

pemeriksaan radiologis dan kultur dapat dilaksanakan di unit pelayanan yang

memiliki sarana tersebut. Pengobatan TB dengan paduan OAT jangka pendek

dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO)

khususnya dalam 2 bulan pertama dimana penderita harus minum obat setiap

hari. Kesinambungan ketersediaan paduan OAT jangka pendek yang cukup.

Pencatatan dan pelaporan yang baku.

E. Masalah Keperawatan yang muncul pada Klien dengan TB Paru :

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif

2. Gangguan pertukaran gas

3. Gangguan rasa nyaman (Nyeri)

4. Hipertermi
5. Perubahan kebutuhan Nutrisi

6. Kurang pengetahuan

F. Prosedur tindakan keperawatan yang dilakukan

1. Bersihan jalan Nafas

Kaji fungsi pernapasan, ajarkan batuk efektif, berikan posisi semifowler,

obs. ttv, kolaborasi pemberian obat agen mukolitik, broncodilator

2. Gangguan pertukaran gas

Kaji dyspnea, bunyi pernapasan, ajarkan teknik nafas dalam, berikan

oksigen sesuai indikasi.

3. Nyeri

Kaji tentang konsep nyeri & penanganannya, istirahat, metode distraksi

selama nyeri, relaksasi, stimulasi kutan, Kolaborasi pemberian analgesik

4. Hipertermi

Kaji perkembangan suhu , beri kompres hangat, kolaborasi pemberian

antipiretik

5. Nutrisi

Menentukan kebutuhan kalori, protein dan vitamin, menimbang BB,

pantau pemeriksaan laboratorium. Kaji kemampuan klien untuk memenuhi

kebutuhan nutrisinya

6. Kurang pengetahuan

Memberikan informasi yang dapat dipahami dengan menggunakan bahasa

yang mudah dimengerti oleh klien dan keluarga klien, hindari pengertian

yang salah

G. Kepustakaan
Carpenito.Lynda Juall (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Ed.8.EGC.

Jakarta

Doenges.Marilynn. E (2000).Rencana asuhan Keperawatan Pedoman Untuk

Perencanaan dan PendokumentasianPasien.Ed 3. EGC.Jakarta

Rothrock.Jane C (2000).Perencanaan Asuhan Keperawatan Perioperatif.

EGC. Jakarta.

Sobiston (1994). Buku Ajar Bedah.Buku 2. EGC.Jakarta

Zulkifli Amin, Asril Bahar, 2006. Tuberkulosis Paru, Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam, Jakarta: UI

Anda mungkin juga menyukai