Anda di halaman 1dari 26

Makalah Problem Based Learning

“Sesak Nafas Dan Batuk Berlendir”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah problem based learning


Dosen pengampu : Lilik Sriwiyati. Ns., M.Kep

Disusun oleh Tingkat 2A :

1. Eni Tri Wahyuni (2019.021)


2. Steffani Ennos (2019.041)
3. Kama Jaya (2019.030)
4. Iin Serli Dewi. A (2019.027)
5. Selvy Aryani (2019.080)
6. Novia Messy I.S (2019.065)
7. Sekar Putri Dwi. A (2019.037)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI KOSALA


2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa, atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga penyusunan
makalah problem based learning yang berjudul “Sesak Nafas Dan Batuk
Berlendir” ini dapat terselesaiakan.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada Ibu Lilik Sriwiyanti. Ns.,
M.Kep yang telah membimbing dan membantu dalam proses
penyelesaian tugas ini. Penyusun juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini sehingga dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun
harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat
untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi
kita semua.

Sukoharjo, Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................ ii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asma bronkial termasuk penyakit asma yang paling umum
terjadi. Penyakit ini dapat menyebabkan jalan nafas paru
membengkak (edema) dan menyempit, sehingga jalur udara yang
masuk menghasilkan lendir yang berlebihan. Kondisi ini membuat
penderitanya sulit bernafas, yang seringkali juga diikuti batuk, nafas
pendek, dan nafas berbunyi (mengi). Pemicu asma bronkial berbeda
bagi setiap orang. Terdapat penderita yang dapat mengalami
gejalanya saat sedang kelelahan atau terserang flu. Walau demikian
mengenali gejala dan tanda-tanda asma bronkial sejak dini lebih baik
agar seseorng bisa dengan cepat dan tepat menanganinya. Pada
umumnya, gejala awal asma bronkial dia atas tidak cukup parah
sehingga dapat menghentikan ktivitas keseharian penderitanya.
Namun, dalam beberapa kasus gejala tersebut cukup mengganggu.
Oleh karena itu, penderita asma bronkial diimbau untuk segera
berkonsultasi dengan dokter saat mengalami tanda dan gejala
ttersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa penyebab dan tanda gejala dari asma bronkial?
2. Bagaimana patofisiologi asma bronkial?
3. Bagaimana anamnesa pada pasien asma bronkial?
4. Bagaimana pemeriksaan fisik pada pasien asma bronkial?
5. Bagaimana masalah keperawatan pada pasien asma bronkial?
6. Bgaimana rencana keperawatan pada pasien dengan asma
bronkial?
7. Bagaimana tindakan keperawatan pada pasien dengan asma
bronkial?
8. Bagaimana tindakan kolaboratif pada pasien asma bronkial?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Umum
a. Mahasiswa dapat mengidentifikasi konsep dasar keperawatan
anak.
b. Mahasiswa dapat menguraikan konsep asma bronkial.
c. Mahasiswa dapat menguraikan tentang konsep asuhan
keperawatan pada anak dengan asma bronkial
2. Khusus
a. Mahasiswa dapat mengidentifikasi:
1) Penyakit alergi pada anak.
2) Gangguan saluran pernafasan akibat alergi.
3) Asma bronkial.
4) Macam-macam asma.
b. Mahasiswa dapat mengurikan tentang pengkajian sampai
dengan tindakan keperawatan pada pasien dengan asma.

D. Manfaat Penulisan
Mahasiswa paham mengenai apa itu asma bronkial, bagaimana
terapi obat yang dijalankan, menghindari sesuatu pemicu asma
bronkial terjadi dan mampu membuat asuhan keperawatan pada
pasien dengan gangguan Sesak Nafas Dan Batuk Berlendir.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Learning Outcomes (LO)


Umum
Setelah menyelesaikan mata ajar ini peserta didik diharapkan mampu:
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi konsep dasar keperawatan
anak.
2. Mahasiswa dapat menguraikan konsep asma bronkial.
3. Mahasiswa dapat menguraikan tentang konsep asuhan
keperawatan pada anak dengan asma bronkial
Khusus
1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang penyebab dan tanda
gejala asma bronkial.
2. Mahasiswa dapat menguraikan patofisiologi penyakit asma
bronkial.
3. Mahasiswa dapat menerapkan anamnesa pada pasien gangguan
asma bronkial.
4. Melakukan pemeriksaan fisik pada pasien dengan gangguan
asma bronkial.
5. Menjelaskan tentang masalah keperawatan pada pasien dengan
gangguan asma bronkial.
6. Membuat rencana keperawatan pada pasien dengan gangguan
asma bronkial.
7. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan asma
bronkial.
8. Melakukan tindakan kolaboratif pada pasien dengan gangguan
asma bronkial.

B. Latar Belakang Masalah

“SESAK NAFAS DAN BATUK BERLENDIR”

An. B (6 Thn) dirawat dengan diagnosa medis: Asma bronkhial.


Pasien datang dengan keluhan sesak napas yang dialami sejak
kurang lebih 2 hari SMRS, sesak dirasakan terus-menerus, menetap,
dan tidak mengalami perbaikan dengan perubahan posisi dan

3
istirahat. Sesak tidak memberat di malam hari. Aktivitas berat sebelum
timbulnya sesak disangkal. Demam (+) sejak 2 hari yang lalu. Batuk
berlendir(+) timbul bersamaan dengan demam, lendir warna putih,
darah(-), nyeri menelan (+), nyeri perut (-), mual (-), muntah (-), BAK
normal, BAB biasa. Riwayat keluhan yang sama dirasakan 3 bulan
yang lalu. Riwayat asma pada keluarga (+) yaitu saudara ayah pasien.
Riwayat alergi terhadap bulu kucing (+). Hasil pemeriksaan TTV: TD:
100/70 mmHg, N : 118 x/menit, RR : 38 x/menit, S : 39,6o C.
Pemeriksaan fisik: BB: 19 kg, TB: 121 cm, faring dan tonsil
hiperemesis, auskultasi thorak: wheezing (+/+). Hasil Lab: Hb : 11,6 gr
% Leukosit: 13.400/mm3 Trombosit : 171.000/mm3 Hematokrit: 32,7
gr %. Terapi: O2 3 L/menit, Nebulizer ventolin 1 flash, IVFD D5 drip
aminofilin 1 ampul 16 tpm, injeksi Dexametason 2x1 ampul,
Salbutamol 3x1 ampul, OBH sirup 3x 1 cth.

C. Proses Diskusi
1. Tuliskan kata-kata sulut/Key word
a. Asma bronkial
b. Tonsil hiperemis
2. Tuliskan pokok permasalahan
a. Pokok permasalahan 1
An. B (6 Thn) dirawat dengan diagnosa medis: Asma
bronkhial.
b. Pokok permasalahan 2
Pasien datang dengan keluhan sesak napas yang dialami
sejak kurang lebih 2 hari SMRS, sesak dirasakan terus-
menerus, menetap, dan tidak mengalami perbaikan dengan
perubahan posisi dan istirahat. Sesak tidak memberat di
malam hari. Aktivitas berat sebelum timbulnya sesak
disangkal. Demam (+) sejak 2 hari yang lalu. Batuk
berlendir(+) timbul bersamaan dengan demam, lendir warna
putih, darah(-), nyeri menelan (+), nyeri perut (-), mual (-),
muntah (-), BAK normal, BAB biasa. Riwayat keluhan yang
sama dirasakan 3 bulan yang lalu. Riwayat asma pada
keluarga (+) yaitu saudara ayah pasien. Riwayat alergi
terhadap bulu kucing (+).

4
c. Pokok permasalahan 3
Hasil pemeriksaan TTV: TD: 100/70 mmHg, N : 118 x/menit,
RR : 38 x/menit, S : 39,6o C. Pemeriksaan fisik: BB: 19 kg,
TB: 121 cm, faring dan tonsil hiperemesis, auskultasi thorak:
wheezing (+/+). Hasil Lab: Hb : 11,6 gr % Leukosit:
13.400/mm3 Trombosit : 171.000/mm3 Hematokrit: 32,7 gr %.
d. Pokok permasalahan 4
Terapi: O2 3 L/menit, Nebulizer ventolin 1 flash, IVFD D5 drip
aminofilin 1 ampul 16 tpm, injeksi Dexametason 2x1 ampul,
Salbutamol 3x1 ampul, OBH sirup 3x 1 cth.
3. Tuliskan pertanyaan berkaitan dengan masalah yang belum
anda ketahui. Gunakan prinsip 5W 1H
a. Pokok permasalahan 1
1) Apa etiologi asma bronkial ?
2) Apa saja faktor resiko dari asma bronkial?
3) Apa patofisiologi dan pathway dari asma bronkial ?
4) Sebutkan klasifikasi asma bronkial !
5) Apa komplikasi asma bronkial?
6) Bagaimana manifestasi klinis asma bronkial?
7) Bagaimana penatalaksnaan asma bronkial?
b. Pokok permasalahan 2
1) Kenapa pasien asma bronkial mengalami demam?
2) Mengapa pasien asma mengalami batuk berlendir?
3) Bagaimana anamnesa pasien asma bronkial?
4) Apakah penyakit asma merupakan penyakit keturunan?
5) Sebutkan macam-macam gangguan saluran pernapasan
akibat alergi !
6) Sebutkan macam-macam penyakit alergi pada anak?
c. Pokok permasalahan 3
1) Mengapa pasien asma bronkial respirasinya tinggi?
2) Mengapa pasien asma bronkial nadinya tinggi?
3) Bagaimana pemeriksaan fisik pasien asma?
4) Bagaimana pemeriksaan penunjang pasien asma
bronkial?

5
5) Mengapa pada pasien asma bronkial leukositnya tinggi?
dan berapa nilai normal leukosit?
6) Kenapa pasien asma mengalami pernafasan wheezing ?

d. Pokok permasalahan 4
1) Sebutkan manfaat, indikasi dan alasan diberikan nya
obat :
a) Terapi O² 3L/menit
b) Nebulizer vantolin/flash
c) IVFD D5 drip aminofilin
d) Injeksi dexametason
e) Salbutamol
f) OBH sirup
4. Tuliskan Jawaban Sementara Penyebab Masalah Muncul
a. Kata sulit/Key word
1) Asma bronkial (Eni)
Jawab: sesak nafas
2) Tonsil hiperemis (sekar)
Jawab : -
b. Pokok permasalahan 1
1) Apa etiologi asma bronkial ? (eni)
Jawab: sesak nafas
2) Apa saja faktor resiko dari asma bronkial? (sekar)
Jawab: -
3) Apa patofisiologi dan pathway dari asma bronkial ? (kama)
Jawab: -
4) Sebutkan klasifikasi asma bronkial ! (iin)
Jawab: akut dan kronis
5) Apa komplikasi asma bronkial? (iin)
Jawab: kematian
6) Bagaimana manifestasi klinis asma bronkial? (iin)
Jawab: -
7) Bagaimana penatalaksnaan asma bronkial?(iin)
Jawab: diberi obat
c. Pokok permasalahan 2
1) Kenapa pasien asma bronkial mengalami demam? (iin)
Jawab: karena mengalami sesak nafas

6
2) Mengapa pasien asma mengalami batuk berlendir? (iin)
Jawab: karena terjadi sumbatan
3) Bagaimana anamnesa pasien asma bronkial? (iin)
Jawab: -
4) Apakah penyakit asma merupakan penyakit keturunan?
(selvi)
Jawab: iya
5) Sebutkan macam-macam gangguan saluran pernapasan
akibat alergi !(selvi)
Jawab: sesak nafas
6) Sebutkan macam-macam penyakit alergi pada anak?
(selvi)
Jawab: -
d. Pokok permasalahan 3
1) Mengapa pasien asma bronkial respirasinya tinggi? (selvi)
Jawab: karena mengalami penyumbatan dijalan nafas
2) Mengapa pasien asma bronkial nadinya tinggi? (selvi)
Jawab: karena mengalami penyumbatan dijalan nafas
3) Bagaimana pemeriksaan fisik pasien asma? (selvi)
Jawab: -
4) Bagaimana pemeriksaan penunjang pasien asma
bronkial? (selvi)
Jawab: rontgent
5) Mengapa pada pasien asma bronkial leukositnya tinggi?
dan berapa nilai normal leukosit? (messy)
Jawab: -
6) Kenapa pasien asma mengalami pernafasan wheezing ?
(messy)
Jawab: karena sesak nafas
e. Pokok permasalahan 4
1) Sebutkan manfaat, indikasi dan alasan diberikan nya
obat :
a) Terapi O² 3L/menit (messy)
Jawab: untuk mengurangi sesak nafas
b) Nebulizer vantolin/flash (messy)
Jawab: untuk melancarkan pernafasan
c) IVFD D5 drip aminofilin (messy)

7
Jawab: -
d) Injeksi dexametason (messy)
Jawab: untuk anti inflamasi

e) Salbutamol (ennos)
Jawab: bronkodilator
f) OBH sirup (ennos)
Jawab: obat batuk
5. Tuliskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh
kelompok (kognitif dan psikomotor)
a. Kognitif
1) Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui hal-hal
yang berkaitan dengan asma bronkial.
2) Mahasiswa mampu memahami mengenai farmakologi dan
upaya pengobatan untuk penyakit asma bronkial.
b. Psikomotor
Mahasiswa mampu mengambil tindakan yang sesuai pada
pasien asma bronkial.
6. Tuliskan jawaban anda sesuai dengan hasil penelususan
pustaka/Bertanya ke pakar
a. Kata sulit/Key word
1) Asma bronkial (Eni)
Jawab : asma bronkial adalah penyakit jalan nafas
obstruktif yang inttermiten, reversible dimana
trakeobronkial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli
tertentu (Huriah, 2018).
2) Tonsil hiperemis (sekar)
Jawab :
Tonsil adalah sebuah organ berukuran kecil yang terletak
di belakang tenggorokan dan merupakan bagian dari
sistem limfatik (kelenjar getah bening). Sesak disangkal.
Hiperemis merupakan bentuk perubahan vaskular yang
merupakan salah satu komponen utama pada respon
inflamasi akut.
b. Pokok permasalahan 1
1) Apa etiologi asma bronkial ? (eni)

8
Jawab : etiologinya dibedakan menjadi dua yaitu
predisposisi dan pretisipasi :
a) Predisposisi, genetik dimana yang diturunkan adalah
bakat alerginya. Meskipun belum diketahui
penurunannya bagaimana secara jelas. Kalau
menderita penyakit alergi biasanya keluarga dekatnya
juga mempunyai riwayat alergi.
b) Presipitasi, alergen dibagi menjadi 3 yaitu:
(1) inhalan yaitu yang masuk melalui saluran
pernafasan. Contohnya: debu
(2) ingestan yaitu yang masuk melalui mulut.
Contohnya: makanan dan obat. ( Huriah, 2018)
2) Apa saja faktor resiko dari asma bronkial? (sekar)
Jawab: faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian
asma bronkial anak adalah :
a) jenis kelamin
b) kepemilikan binatang piaraan
c) perubahan cuaca
d) riwayat penyakit keluarga
e) asap rokok.
3) Apa patofisiologi dan pathway dari asma bronkial ? (kama)
Jawab: Asma merupakan suatu proses inflamasi yang
disebabkan oleh berbagai jenis sel dan mediator,
spektrum perubahan karena inflamasi mencakup inflamasi
submukosa dengan limfosit dan eosinofil aktif, aktivasi sel-
sel induk, perubahan epitel dan penebalan membran
dasar. Perubahan-perubahan ini terjadi mulai dari asma
ringan hingga asma berat pada asma fatal, temuan lain
berupa pengisian mukosa di jalan napas, hiperplasia sel
goblet dan hipertrofi/hiperplasia otot halus biasanya juga
terjadi dan menunjukkan terjadinya perluasan rangkaian
kesatuan inflamasi.
Peran alergi dan sensitisasi atopik berkaitan dengan igE
spesifik pada sel-sel induk yang ada di jalan udara, basofil
dan aktivasinya yang menyebabkan pelepasan sejumlah
mediator inflamasi dan bronkospasme. Aktivasi sel induk
akan melepaskan histamin dan leukotrien yang

9
bertanggung jawab terhadap terjadinya respon
bronkospastik terhadap paparan alergen. Sitokin dan
kemokin proinflamasi yang dilepaskan pada saat yang
sama akan menstimulasi kemotaksis, eosinofil, neutrofil
dan limfosit aktif; ketiganya menimbulkan inflamasi yang
berkelanjutan dan mediatornya dapat memicu
perlambatan respon bronkospastik 4-12 jam Setelah
paparan awal terhadap antigen.
Produksi lendir di jalan nafas pusat berada di bawah
kendali kolinergik dan memainkan peran penting pada
penyakit asma (Syamsudin dan Keban, 2013).
Pathway :

10
4) Sebutkan klasifikasi asma bronkial ! (iin)
Jawab: Menurut Yuliati dan Djajalaksana (2013:17-20),
yaitu :
a) Asma alergik / ekstrinsik
Merupakan suatu jenis asma yang disebabkan oleh
allergen ( misalnya bulu binatang, debu, ketombe,
tepung sari, makanan, dan lain-lain). Alergen yang

11
paling umum adalah alergen yang
perantaraanpenyebarannya melalui udara (air borne)
dan alergen yang muncul secara musiman (seasonal).
Pasien dengan asma alergik biasanya mempunyai
riwayat penyakit alergi pada keluarga dan riwayat
pengobatan eczema ataurhinitis alergik. Paparan
terhadap alergi akan mencetuskan serangan asma.
Gejala asma pada umumnya dimulai pada saat kanak-
kanak.
b) Idiopatic atau nonallergic asthma / intrinsic
Merupakan jenis asma yang tidak berhubungan
secara langsung dengan alergen spesifik. Faktor-
faktor seperti common cold, infeksi saluran nafas atas,
aktivitas, emosi dan polusi lingkungan dapat
menimbulkan serangan asma. Beberapa agen
farmakologi, antagonis betaadrenergik, dan agen
sulfite (penyedap makanan) juga dapat berperan
sebagai faktor pencetus. Serangan asma idiopatik
atau nonalergik dapat menjadi lebih berat dan sering
kali dengan berjalannya waktu dapat
berkembang menjadi bronkhitis dan emfisema. Pada
beberapa pasien, asma jenis ini dapat berkembang
menjadi asma campuran. Bentuk asma ini dimulai
pada saat dewasa (> 35 tahun).
c) Asma Campuran (mixed asthma)
Merupakan bentuk asma yang paling sering
ditemukan. Dikarakteristikkan dengan bentuk kedua
jenis asma alergi dan idiopatik atau nonalergik.

5) Apa komplikasi asma bronkial? (iin)


Jawab : Menurut Yuliati dan Djajalaksana (2013:17-20),
yaitu :
a) Pneumothorak
Kondisi ketika udara terkumpul di rongga pleura, yaitu
ruang di antara paru-paru dan dinding dada. Udara
tersebut dapat masuk akibat adanya cedera di dinding

12
dada atau robekan di jaringan paru-paru. Dampaknya,
paru-paru jadi mengempis (kolaps) dan tidak bisa
mengembang.
b) Pneumomediastim dan emfisema sub kutis
Dapat terjadi akibat rupturnya alveoli sentral sehingga
udara akan bergerak ke jaringan intersisial dan
melanjutan ke mediastinum dan kulit melalui
percabangan bronkus. Robeknya alveoli dapat juga
menyebabkan terjadinya emboli udara apabila udara
sampai masuk ke pembuluh darah.
c) Atelektasis
d) Penyakit paru-paru di mana alveolus tidak terisi oleh
udara. Atelektasis merupakan salah satu penyebab
paru-paru kolaps atau kempis dan tidak bisa
mengembang.
e) Kegagalan jantung atau gangguan irama jantung.
f) Sumbatan saluran nafas yang meluas atau gagal
nafas asidosis
6) Bagaimana manifestasi klinis asma bronkial? (iin)
Jawab : Menurut Yuliati dan Djajalaksana (2013:17-20),
yaitu :
Adapun manifestasi klinis yang ditimbulkan antara lain :
mengi / wheezing, sesak nafas, dada terasa tertekan atau
sesak, batuk produktif, pilek, nyeri dada, takikardi, retraksi
otot dada, nafas cuping hidung, takipnea, kelelahan,
lemah, anoreksia, sianosis, berkeringat, ekspirasi
memanjang dan gelisah.
7) Bagaimana penatalaksnaan asma bronkial?(iin)
Jawab : Menurut Yuliati dan Djajalaksana (2013:21-26),
yaitu :
Tujuan utama dari penatalaksanaan asma adalah
dapat mengontrol manifestasi klinis dari penyakit untuk
waktu yang lama, meningkatkan dan mempertahankan
kualitas hidup agar penderita asma dapat hidup normal
tanpa hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-
hari. Untuk mencapai dan mempertahankan keadaan
asma yang terkontrol.

13
Penanganan medis :
a) Agonis beta : untuk mendilatasi otot-otot polos
bronkial dan meningkatkan gerakan sililaris. Contoh
obat : epineftrin, albutenol, meta profenid, iso
proterenoliisoetharine, dan terbutalin. Obat-obat ini
biasa digunakan secara parenteral dan inhalasi.
b) Bronkodilator, merilekskan otot-otot polos, dan
meningkatkan gerakan mukus dalam jalan nafas.
Contoh obat : aminophyllin, teophyllin, diberikan
secara IV dan oral.
c) Antikolinergik, contoh obat : atropin, efeknya :
bronkodilator, diberikan secara inhalasi.
d) Kortikosteroid, untuk mengurangi inflamasi dan
bronkokonstriktor. Contoh obat : hidrokortison,
dexamethason, prednison, dapat diberikan secara IV
dan oral.
e) Inhibitor sel mast, contoh obat : natrium kromalin ,
diberikan melalui inhalasi untuk bronkodilator dan
mengurangi inflamasi jalan nafas.
f) Oksigen, terapi diberikan untuk mempertahankan PO2
pada tingkat 55 mmHg.
Penanganan non medis :
a) Jangan panik dan tenangkan diri anda dan penderita
diri asma tersebut sampai benar-benar rileks.
b) Bawa penderita ke tempat yang nyaman dengan
udara yang bersih serta sirkulasinya baik. Hindari
penderita dari allergen yang mungkin memicu asma.
c) Atur posisi duduk yang nyaman pada pasien.
d) Bantulah penderita untuk menghirup inhaler-nya.
e) Sarankan penderita untuk bernafas dalam dan
perlahan.
f) Jika serangan asma berhenti dalam 5-10 menit,
sarankan agar penderita untuk menghirup kembali 1
dosis inhaler.
g) Hubungi dokter jika serangan asma tersebut adalah
serangan yang pertama kali dialami.

14
h) Jika inhaler tidak berfungsi dan serangan asma tidak
berhenti dalam 5-10 menit, segera bawa penderita ke
rumah sakit terdekat secepatnya.
i) Jika penderita berhenti bernafas atau kehilangan
kesadaran, periksa pernafasan serta peredaran
darahnya. Lalu lakukan resusitasi pada penderita.
c. Pokok permasalahan 2
1) Kenapa pasien asma bronkial mengalami demam? (iin)
Jawab : Menurut Patrick (2013:45), yaitu : Karena pada
pasien asma bronkhial terjadi masalah pada hipotalamus
sehingga terjadi demam. Karena terjadinya demam itu
dikendalikan oleh hipotalamus, yaitu suatu bagian otak
yang berfungsi mengatur regulasi suhu atau temperatur
tubuh. Ketika hipotalamus menaikan suhu tubuh dari suhu
biasanya, maka terjadilah demam. Suhu tubuh normal
sendiri rata-rata berada pada angka 36.1-37.2°C.
2) Mengapa pasien asma mengalami batuk berlendir? (iin)
Jawab : Menurut Almazini (2016:56), yaitu : Gejala lain
yang juga khas dari penyakit asma bronkhial adalah batuk
berlendir yang terus-menerus. Batuk asma dapat berupa
batuk kering maupun berlendi.
Batuk yang jadi ciri-ciri penyakit asma muncul karena
saluran udara (bronkus) membengkak dan menyempit
sehingga paru-paru tidak mendapat cukup oksigen dan
adanya komplikasi yang dikarenakan adanya asma.
Umumnya, batuk karena asma cenderung semakin parah
setelah beraktivitas. Gejala penyakit asma ini bisa juga
kumat pada malam hari sehingga membuat penderitanya
sulit tidur nyenyak dan sering terbangun sepanjang
malam. Kondisi ini membuat penderita asma
membutuhkan lebih banyak obat untuk meredakannya.
3) Bagaimana anamnesa pasien asma bronkial? (iin)
Jawab : Menurut Yuliati dan Djajalaksana (2013:78),
yaitu :
Dalam anamnesa ini yang perlu diperhatikan yaitu :
a) Umur

15
Asma bronkial dapat menyerang segala usia, tetapi
lebih sering dijumpai pada usia dini. Separuh kasus
timbul sebelum usia 10 tahun dan sepertiga kasus
lainnya terjadi sebelum usia 40 tahun.
b) Jenis kelamin
laki-laki dan perempuan di usia dini sebesar 2:1 yang
kemudian sama pada usia 30 tahun.
c) Tempat tinggal dan jenis pekerjaan
lingkungan kerja diperkirakan merupakan faktor
pencetus yang menyumbang 2-15% klien dengan
asma bronkial. Kondisi rumah, pajanan alergen,
hewan di dalam rumah, pajanan asap rokok
tembakau, kelembapan dan pemanasan.
d) Keluhan utama
Keluhan utama yang biasa timbul pada pasien yang
mengalami asma bronkial adalah batuk, peningkatan
sputum, dispnea (bisa berhari-hari atau berbulan-
bulan), hemoptisis, wheezing, stridor, dan nyeri dada.
e) Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit sekarang yang biasa timbul pada
pasien asma bronkial adalah pasien mengalami
sesak nafas, batuk berdahak, biasanya pasien
sudah lama menderita penyakit asma, dalam
keluargaada yang menderita penyakit asma.
f) Riwayat penyakit dahulu
Perawat menanyakan tentang riwayat penyakit
pernafasan pasien. Secara umum perawat perlu
menanyakan mengenai hal-hal berikut ini, Riwayat
merokok, merokok merupakan penyebab utama
Kanker paru-paru, emfisema, dan bronkhitis kronis.
Semua keadaan itu sangat jarang menimpa non
perokok. Pengobatan saat ini, alergi dan tempat
tinggal.
Anamnesis harus mencakup hal-hal :
(1) Usia mulainya merokok secara rutin
(2) Rata-rata jumlah rokok yang dihisap per-hari
(3) Usia menghentikan kebiasaan merokok

16
g) Riwayat penyakit keluarga
Klien dengan asma bronkial sering kali ditemukan di
dapatkan adanya riwayat penyakit keturunan, tetapi
pada beberapa klien lainnya tidak ditemukan adanya
penyakit yang sama pada anggota keluarganya.
4) Apakah penyakit asma merupakan penyakit keturunan?
(selvi)
Jawab : Iya. Penyakit asma ini dapat disebabkan oleh dua
faktor, yakni lingkungan dan genetik. Karena asma
berdasar pada suatu proses alergi, orang tua yang
mengidap asma dapat menurunkan gen alergi kepada
anaknya. Tidak harus dalam bentuk asma bisa pula dalam
bentuk sering bersin di pagi hari, alergi dingin, sering
gatal-gatal dan macam-macam alergi lainnya. Asma
cenderung muncul dalam keluarga yang memiliki riwayat
lama dengan penyakit ini (Iwan dan Alam, 2010 : 23).
5) Sebutkan macam-macam gangguan saluran pernapasan
akibat alergi !(selvi)
Jawab :
a) Flu (influenza), disebabkan oleh virus dan mudah
sekali menular. Penularan bisa melalui kontak
langsung ke cairan atau melalui cairan yang keluar
dari penderita saat batuk atau bersin.
b) Rhinitis alergi, adalah peradangan yang terjadi pada
rongga hidung akibat reaksi alergi.
c) Faringitis, disebabkan oleh virus namun juga dapat
disebabkan oleh bakteri. Beberapa kasus faringitis
disebabkan oleh alergi atau iritasi pada tenggorokan.
d) Asma, penyakit sesak nafas akibat alergi atau saluran
pernapasan mengalami penyumbatan.
e) Difteri, yaitu penyumbatan lendir baik pada rongga
faring maupun laring yang disebabkan oleh kuman.
f) Pneumonia, yaitu penyakit infeksi yang disebabkan
oleh virus atau bakteri. Biasanya disebut dengan
radang paru-paru (Muttaqin, 2012 : 35)
6) Sebutkan macam-macam penyakit alergi pada anak?
(selvi)

17
Jawab :
a) Eksim (dermatitis atopik), beberapa faktor yang
biasanya memicu munculnya dermatitis atopik pada
anak yaitu debu, bulu binatang, dan beberapa produk
kebersihan.
b) Biduran, alergi kulit yang berbentuk seperti bentol
bewarna kemerahan. Biasanya disebabkan oleh
paparan alergen.
c) Dermatitis kontak, alergi kulit pada anak yang
biasanya disebabkan oleh pemakaian kosmetik
(misalnya sabun, minyak telon, atau lotion bayi).
d) Asma bronkial, dapat terjadi karena kelelahan akibat
menjalani latihan fisik yang berat atau terlalu banyak
tertawa. Asma bronkial biasanya dipicu adanya
kepekaan saluran napas terhadap suhu udara, debu,
serbuk bunga, atau makanan. Alergi ini menyebabkan
penyempitan saluran napas dan biasanya alergi ini
berkurang bahkan sembuh begitu seseorang
menginjak dewasa.
e) Rhinitis alergika, terjadi pada daerah hidung. Biasanya
penyakit ini disebabkan karna perubahan cuaca
(Hidayat, 2010 : 93).
d. Pokok permasalahan 3
1) Mengapa pasien asma bronkial respirasinya tinggi? (selvi)
Jawab : Disebabkan karena pasien mengalami sesak
napas, ditunjukkan dengan hasil pemeriksaan RR
38X/menit. Selain itu pada pemeriksaan ditemukan batuk
berlendir dicurigai terdapat sumbatan pada jalan napas
pasien yang menunjang RR pasien tinggi. Dan pada
pemeriksaan auskultasi juga terdapat wheezing atau bunyi
napas mengi (Iwan dan Alam, 2010 : 40).
2) Mengapa pasien asma bronkial nadinya tinggi? (selvi)
Jawab : Pada kasus asma bronkial permasalah yang
timbul yaitu obstruksi jalan napas difus reversibel.
Obstruksi disebabkan oleh satu atau lebih dari konstraksi
otot-otot yang mengelilingi bronkhi, yang menyempitkan
jalan napas atau pembengkakan membran yang melapisi

18
bronkhi. Dengan frekuensi napas meningkat maka diikuti
dengan kerja jantung yang semakin cepat dalam hal ini
otot dalam jantung berkontraksi menyebabkan
peningkatan nadi pada hasil pemeriksaan (Djojodibroto,
2010 : 105).
3) Bagaimana pemeriksaan fisik pasien asma? (selvi)
Jawab : Pemeriksaan fisik pada pasien asma akan
ditemukan beberapa hal yaitu perubahan bentuk anatomi
dada, ditemukan perubahan kecepatan dan cara
bernapas. Inspeksi, penggunaan otot napas tambahan di
cuping hidung, leher, perut, dan dada. Napas cepat
hingga terlihat sianosis dan juga kesulitan bernapas.
Auskultasi, ekspirasi memanjang dan wheezing (Udin,
2019 : 20-21).
4) Bagaimana pemeriksaan penunjang pasien asma
bronkial? (selvi)
Jawab :
a) Pemeriksaan spirometry,digunakan untuk mengukur
faal paru menilai beratnya obstruksi dan efek
pengobatan. Merupakan metode diagnosis penunjang
asma yang sederhana. Selain tes spirometri biasa
khusus asma dilakukan tes spirometri setelah
pemberian bronkodilator.
b) Pemeriksaan sputum. Sputum eosinofil sangat
dominan pada asma.
c) Pemeriksaan eosinofil total. Pada pasien asma jumlah
eosinofil total dalam darah sering meningkat.
Pemeriksaan eosinofil total juga dapat digunakan
sebagai dasar untuk menentukan dosis kortikosteroid
yang dibutuhkan pasien asma.
d) X-ray toraks, dilakukan guna menyingkirkan diagnosis
lain yang menyebabkan gejala obstruksi. Diantara
penyakit diagnosis banding lain di paru seperti
atelektasis, pneumomediastinum, dan lain-lain (Udin,
2019 : 21).
5) Mengapa pada pasien asma bronkial leukositnya tinggi?
dan berapa nilai normal leukosit? (messy)

19
Jawab : Menurut Novieastri, Enie et al, (2020), Leukosit
atau sel darah putih merupakan bagian dari sistem
kekebalan tubuh yang berfungsi untuk melindungi diri dari
infeksi atau penyakit. Sel darah putih diproduksi dari sel
punca hematopoietik pada sumsum tulang. Jika tubuh
mengalami infeksi, sel darah putih akan meningkat
sebagai respon untuk melindungi tubuh terhadap bakteri,
virus, ataupun alergen. Jumlah sel darah putih normal
berdasarkan usia yaitu :
Bayi baru lahir : 9.000–38.000
Bayi umur <2 minggu : 5.000–20.000
Bayi 1 bulan–2 tahun : 6.000–17.000
Anak (2–5 tahun) : 5.500–15.500
Anak >5 tahun : 5.000–13.000
Dewasa (diatas 15 tahun) : 3.500–10.500
6) Kenapa pasien asma mengalami pernafasan wheezing ?
(messy)
Jawab : Menurut Novieastri, Enie et al, (2020), wheezing
adalah suara khas yang dihasilkan ketika udara mengalir
melalui saluran napas yang menyempit. Suara wheezing,
terdengar seperti siulan yang sangat lirih, akan jadi
semakin keras pada saat mengembuskan atau menghirup
napas. Suara wheezing terjadi ketika ada penyumbatan
atau penyempitan pada saluran pernapasan.
e. Pokok permasalahan 4
1) Sebutkan manfaat, indikasi dan alasan diberikan nya
obat :
a) Terapi O² 3L/menit (messy)
Jawab : Terapi oksigen digunakan untuk
mengembalikan kadar normal oksigen di dalam tubuh
orang yang mengalami kesulitan bernapas atau
memiliki kadar oksigen yang rendah dalam darahnya.
Indikasi diberikan terapi oksigen meliputi :
(1) Hipoksemia
(2) Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
(3) Asma
(4) Pneumonia

20
(5) Bayi premature
(6) Gagal jantung stadium akhir (Kurniati, et al, 2018).
b) Nebulizer vantolin/flash (messy)
Jawab : larutan inhalan yang berfungsi untuk
mengobati dan mencegah penyempitan otot-otot yang
melapisi bronkus di paru-paru (bronkospasme) pada
penderita asma dan penyakit paru-paru. Indikasi obat
ini adalah bronkospasme pada asma bronkial,
bronkitis kronis & emfisema (Kurniati, et al, 2018).
c) IVFD D5 drip aminofilin (messy)
Jawab : IVFD atau Intravenous Fluid Drip. Aminofilin
adalah obat yang digunakan untuk meredakan
beberapa keluhan, seperti sesak napas, mengi, atau
sulit bernapas, yang disebabkan oleh asma, penyakit
paru obstruktif kronis (PPOK), bronkitis, atau
emfisema (Wei, et al., 2019).
d) Injeksi dexametason (messy)
Jawab : Dexamethasone digunakan untuk mengobati
radang sendi, gangguan darah dan hormon, reaksi
alergi, penyakit kulit, masalah mata dan pernapasan,
gangguan usus. Dexamethasone adalah obat
kortikosteroid yang mampu mencegah pelepasan zat
penyebab peradangan di dalam tubuh. Indikasi
dexamethasone adalah sebagai antiinflamasi atau
imunosupresan, seperti pada penyakit sendi
inflamatori, meningitis bakterial, ataupun eksaserbasi
akut multiple sklerosis (Kurniati, et al, 2018).
e) Salbutamol (ennos)
Jawab :
f) OBH sirup (ennos)
Jawab: obat batuk
7. Asuhan Keperawatan

21
BAB III
KESIMPULAN

Asma bronkial adalah suatu penyakit gangguan jalan nafas obstruktif


intermiten yang bersifat reversibel, ditandai dengan adanya periode
bronkospasme, peningkatan respon trakea dan bronkus terhadap
berbagai rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan nafas.
Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi
3 tipe, yaitu : Ekstrinsik (alergik), Intrinsik (non alergik) ,Asma gabungan.
Dan ada beberapa hal yang merupakan faktor penyebab timbulnya
serangan asma bronkhial yaitu : faktor predisposisi(genetic), faktor
presipitasi(alergen, perubahan cuaca, stress, lingkungan kerja, olahraga/
aktifitas jasmani yang berat.

22
DAFTAR PUSTAKA

Almazini, P. 2016. Bronchial Thermoplasty pilihan terapi Baru untuk asma


Berat. Vol. 39 : 63-64. FK Universitas Indonesia, Jakarta.
Djojodibroto, D. 2010. Respirologi. EGC, Jakarta.
Hidayat, Aziz Alimul. 2010. Pengantar Ilmu Kebidanan Anak untuk
Pendidikan Kebidanan. Salemba Medika, Yogyakarta.
Iwan, Hadibroto dan Syamsir Alam. 2010. Asma : Informasi Lengkap
untuk Penderita dan Keluarganya. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Kurniati, A. et al. 2018. Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana
Sheehy. Elsavier. Singapura.
Muttaqin, A. 2012. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Salemba Medika, Yogyakarta.
Novieastri, Enie at al. 2020. Dasar-Dasar Keperawatan. Volume 1 Edisi 9.
Elsavier. Singapura.
Patrick, D. 2013. At A Glance Medicine . Erlangga, Jakarta.
Syamsudin dan Keban, S. A. 2013. Buku Ajar Farmakoterapi Gangguan
Saluran Pernapasan. Salemba Medika, Jakarta.
Tirta Huriah. (2018). Metode Student Center: pendidikan keperawatan.
Kencana, Semarang.
Udin, Muchammad Fahrul. 2019. Penyakit Respirasi pada Anak. UB
Press, Jakarta.
Wardani, Siti Pramita. 2019. Inti Sari Dasar. Diandra Kreatif, Yogyakarta.
Wei, G., et al. (2019). Aminophylline Promotes Mitochondrial Biogenesis
in Human Pulmonary Bronchial Epithelial Cells. Biochemical and
Biophysical Research Communications, 515 (1), pp. 31-36.
Yuliati, dan susanti. 2017. Penatalaksanaan Asma Bronkial. Salemba
Medika, Jakarta.
Yuliati, D. D., & Djajalaksana, S. 2013. Asma Bonkial. Erlangga, Jakarta.

23

Anda mungkin juga menyukai