Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENYAKIT PARU OBSTRUKSTIF KRONIS (PPOK)

Pokok Bahasan : PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik)

Sasaran : Pasien Ny.N beserta pasien yang ada di ruang Rosella kamar C

Hari / tanggal : Kamis, 18 November 2021

Waktu : Puku 08.00 Wib (30 menit)

Tempat : Ruang Rosella kamar C

A. Latar Belakang
Latar belakang dilakukan penyuluhan ini ialah untuk memberikan informasi kepada
pasien dan keluarga pasien mengenai Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK),
terutama Ny.N yang sedang mengalami penyakit tersebut dan dalam masa pengobatan
oleh karena itu pasien dan keluarga memerlukan informasi mengenai nutrisi untuk
penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK).

B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan lansia
dapat memahami tentang penyakit Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK).

b. Tujuan Khusus
1. Pasien dapat menjelaskan pengertian Penyakit Paru Obstruktif Kronis
(PPOK)
2. Pasien dapat menjelaskan penyebab Penyakit Paru Obstruktif Kronis
(PPOK)
3. Pasien dapat menjelaskan tanda dan gejala Penyakit Paru Obstruktif
Kronis (PPOK)
4. Pasien dan keluarga mengetahui cara perawatan Penyakit Paru Obstruktif
Kronis (PPOK) dirumah

1
C. Metode Pelaksanaan
Penyuluhan ini menggunakan metode :
1. Ceramah
2. Tanya jawab

D. Sasaran dan Target


1. Sasaran penyuluhan, pasien yang sedang mengalami Penyakit Paru Obstruktif
Kronis (PPOK) dan keluarga pasien di ruang Rosella kamar C.
2. Target penyuluhan yaitu, keluarga dan pasien dapat mengetahui tentang Penyakit
Paru Obstruktif Kronis (PPOK).

E. Media
Leaflet

F. Setting Tempat

Keterangan :
: Penyuluh

: Keluarga Pasien

: Pasien

2
G. Proses Kegiatan

No Waktu Kegiatan Pendidikan Kesehatan Respon Sasaran


.
1. 5 menit Pembukaan : 1. Menjawab salam
1. Mengucapkan salam 2. Mendengarkan dan
2. Memperkenalkan diri memperhatikan
3. Menjelaskan maksud dan tujuan
4.  Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan disampaikan.
2. 15 menit Pelaksanaan : Memperhatikan penjelasan
1. Menjelaskan materi penyuluhan materi yang diberikan.
secara teratur dan berurutan.
2. Pasien dapat menjelaskan pengertian
Penyakit Paru Obstruktif Kronis
(PPOK)
3. Pasien dapat menjelaskan penyebab
Penyakit Paru Obstruktif Kronis
(PPOK)
4. Pasien dapat menjelaskan tanda dan
gejala Penyakit Paru Obstruktif
Kronis (PPOK)
5. Pasien dan keluarga mengerti
perawatan Penyakit Paru Obstruktif
Kronis (PPOK) dirumah
3. 5 menit Evaluasi : 1. Merespon dan menjawab
1. Memberikan pertanyaan berkaitan pertanyaan yang
dengan materi yang sudah dijelaskan. diberikan
2. Memberikan kesempatan kepada 2. Pasien bertanya tentang
pasien dan keluarga untuk bertanya. materi yang sudah
dijelaskan.
4. 5 menit Penutup : 1. Mendengarkan dan
1. Menyimpulkan hasil penyuluhan memperhatikan
2. Mengakhiri dengan salam 2. Menjawab salam

3
H. Evaluasi
a. Struktur
a) Kesepakatan dengan pasien (waktu dan tempat)
b) Kesiapan materi penyaji
b. Proses
a) Lansia bersedia diruangan sesuai dengan kontrak waktu yang
ditentukan
b) Lansia antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahuinya
c) Lansia menjawab semua pertanyaan yang telah diberikanmahasiswa
d) Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan
e) Dapat menjalankan perananya sesuai dengan tugas
c. Hasil
a) Pasien dapat menjelaskan kembali pengertian Penyakit Paru Obstruktif
Kronis (PPOK)
b) Pasien dapat menjelaskan kembali penyebab Penyakit Paru Obstruktif
Kronis (PPOK)
c) Pasien dapat menjelaskan kembali tanda dan gejala Penyakit Paru
Obstruktif Kronis (PPOK)
d) Pasien dan keluarga dapat menjelaskan kembali cara perawatan
Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) dirumah

4
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian

PPOK adalah penyakit paru obstruktif kronik dengan karakteristik adanya hambatan
aliran udara di saluran napas yang bersifat progresif nonreversibel atau reversibel parsial,
serta adanya respons inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang berbahaya (Gold,
2009).

PPOK/COPD (CRONIC OBSTRUCTION PULMONARY DISEASE) merupakan istilah


yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru yang berlangsung lama dan
ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi
utamanya (Price, Sylvia Anderson : 2005)

PPOK  merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru-
paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran
udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya. Ketiga penyakit yang membentuk satu
kesatuan yang dikenal dengan COPDadalah : Bronchitis kronis, emfisema paru-paru dan
asma bronchiale (S Meltzer, 2001)

PPOK  merupakan kondisi ireversibel yang berkaitan dengan dispnea saat aktivitas dan
penurunan aliran masuk dan keluar udara paru-paru (Bruner & Suddarth, 2002).

PPOK  merupakan obstruksi saluran pernafasan yang progresif dan ireversibel, terjadi


bersamaan bronkitis kronik, emfisema atau kedua-duanya (Snider, 2003).
B. Klasifikasi
Penyakit yang termasuk dalam kelompok penyakit paru obstruksi kronik adalah sebagai
berikut:
1)  Bronchitis Kronis
a.   Definisi
Bronchitis Kronis merupakan gangguan klinis yang ditandai dengan
pembentukan mucus yang berlebihan dalam bronkus dan termanifestasikan
dalam bentuk batuk kronis dan pembentuk sputum selama 3 bulan dalam
setahun, paling sedikit 2 tahun berturut – turut (Bruner & Suddarth, 2002).

5
b.   Etiologi
Terdapat 3 jenis penyebab bronchitis yaitu:
1)      Infeksi : stafilokokus, sterptokokus, pneumokokus, haemophilus influenzae.
2)      Alergi
3)      Rangsang : missal asap pabrik, asap mobil, asap rokok dll
c.    Manifestasi klinis
1) Peningkatan ukuran dan jumlah kelenjar mukus pada bronchi besar, yang
mana akan meningkatkan produksi mukus.
2) Mukus lebih kental
3) Kerusakan fungsi cilliary sehingga menurunkan mekanisme pembersihan
mukus. Oleh karena itu, "mucocilliary defence" dari paru mengalami
kerusakan dan meningkatkan kecenderungan untuk terserang infeksi. Ketika
infeksi timbul, kelenjar mukus akan menjadi hipertropi dan hiperplasia
sehingga produksi mukus akan meningkat.
4) Dinding bronchial meradang dan menebal (seringkali sampai dua kali
ketebalan normal) dan mengganggu aliran udara. Mukus kental ini bersama-
sama dengan produksi mukus yang banyakakan menghambat beberapa aliran
udara kecil dan mempersempit saluran udara besar. Bronchitis kronis mula-
mula mempengaruhi hanya pada bronchus besar, tetapi biasanya seluruh
saluran nafas akan terkena.
5) Mukus yang kental dan pembesaran bronchus akan mengobstruksi jalan
nafas, terutama selama ekspirasi. Jalan nafas mengalami kollaps, dan udara
terperangkap pada bagian distal dari paru-paru. Obstruksi ini menyebabkan
penurunan ventilasi alveolar, hypoxia dan asidosis.
6) Klien mengalami kekurangan oksigen jaringan ; ratio ventilasi perfusi
abnormal timbul, dimana terjadi penurunan PaO2. Kerusakan ventilasi dapat
juga meningkatkan nilai PaCO2.
7) Klien terlihat cyanosis. Sebagai kompensasi dari hipoxemia, maka terjadi
polisitemia (overproduksi eritrosit). Pada saat penyakit memberat, diproduksi
sejumlah sputum yang hitam, biasanya karena infeksi pulmonary.
8) Selama infeksi klien mengalami reduksi pada FEV dengan peningkatan pada
RV dan FRC. Jika masalah tersebut tidak ditanggulangi,

6
hypoxemia akan timbul yang akhirnya menuju penyakit cor pulmonal dan
CHF
2)  Emfisema
a.   Definisi
Perubahan anatomis parenkim paru yang ditandai pelebaran dinding alveolus,
duktus alveolaris dan destruksi dinding alveolar (Bruner & Suddarth, 2002).
b.   Etiologi
1)      Faktor tidak diketahui
2)      Predisposisi genetic
3)      Merokok
4)      Polusi udara
c.    Manifestasi klinis
1)      Dispnea
2)      Takipnea
3)      Inspeksi : barrel chest, penggunaan otot bantu pernapasan
4)      Perkusi : hiperresonan, penurunan fremitus pada seluruh bidang paru
5)      Auskultasi bunyi napas : krekles, ronchi, perpanjangan ekspirasi
6)      Hipoksemia
7)      Hiperkapnia
8)      Anoreksia
9)      Penurunan BB
10)  Kelemahan
3)  Asthma Bronchiale
a.   Definisi
Suatu penyakit yang ditandai dengan tanggap reaksi yang meningkat dari
trachea dan bronkus terhadap berbagai macam rangsangan dengan
manifestasi berupa kesukaran bernafas yang disebabkan oleh peyempitan
yang menyeluruh dari saluran nafas (Bruner & Suddarth, 2002).
b.   Etiologi
1)      Alergen (debu, bulu binatang, kulit, dll)
2)      Infeksi saluran  nafas
3)      Stress
4)      Olahraga (kegiatan jasmani berat)
5)      Obat-obatan

7
6)      Polusi udara
7)      Lingkungan kerja
8)      Lain-lain (iklim, bahan pengawet)
c.    Manifestasi Klinis
1)      Dispnea
2)      Permulaan serangan terdapat sensasi kontriksi dada (dada terasa
berat),
3)      wheezing,
4)      batuk non produktif
5)      takikardi
6)      takipnea
C. Tanda dan Gejala PPOK
Menurut Mansjoer (2008:480) tanda dan gejala pada penderita PPOK adalah:
a. Batuk.
b. Sputum putih atau mukoid, jika ada infeksi menjadi purulent atau mukopurulen.
c. Sesak, sampai menggunakan otot-otot pernapasan tambahan untuk bernapas.
d. Dada terasa berat
e. Pernafasan lambat
f. Nadi cepat
D. Cara Penanganan PPOK
a. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan
b. Obat-obatan
c. Terapi Oksigen
d. Pemasangan alat bantu napas
e. Nutrisi (Diit TKTP)
f.Perawatan di Rumah Sakit
E. Cara Pencegahan kekambuhan dan pencegahan terjadinya PPOK
a. Hindari merokok
b. Hindari konsumsi alkohol
c. Menghindari lingkungan yang polusi
d. Gunakan penutup hidung (masker) saat bekerja ditempat berpolusi / tercemar
e. Minum obat secara teratur
f. Pola hidup bersih dan sehat
F. Cara Perawatan

8
a. Minum yang cukup supaya tidak terjadi dehidrasi dan secret (dahak) encer
b. Mengurangi sekresi lendir
Minum yang cukup supaya tidak terjadi dehidrasi dan sekret encer
c. Pengeluaran sekresi bronkial dengan cara: postural drainage, clapping, vibrasi dan
latihan batuk efektif.
d. Postural drainage
Pengeluaran sekret dengan prinsip gravitasi bumi
Caranya:
Posisikan klien sesuai bagian paru yang mengandung banyak sekret (untuk
membersihkan paru kanan maka klien miring kiri dan begitu jg sebaliknya),
lanjutkan dengan prosedur clapping dan vibrasi, lakukan 10-15 menit.
e. Clapping dan vibrasi
Caranya:
Atur posisi klien, duduk atau miring. Menepuk punggung dengan kedua tangan
masing-masing sisi 30 kali tepukan, sampai ada rangsangan batuk. Vibrasi dilakukan
dengan cara melakukan getaran-getaran lembut disamping depan cekungan iga saat
klien menarik napas dalam.
f. Batuk Efektif
Batuk efektif merupakan latihan batuk yang mengeluarkan sekret (Kusyati,
2006:263).
Caranya:
Anjurkan klien menarik napas dalam, tahan selama 3 detik dan batukkan. Sekret
ditampung dalam sputum pot
Postural drainase, clapping, vibrasi dan batuk efektif dilakukan secara berurutan
sebagai suatu paket manajemen pengeluaran sekret.
G. Komplikasi PPOK
1) Korpulmonale
2) Pneumotoraks spontan sekunder
3) Infeksi paru
4) Gagal napas.

9
DAFTAR PUSTAKA

Gangguan Sistem Pernafasan. Jakarta: Salemba Medika.

Kusyati, Eni. 2006. Keterampilan dan Prosedur Laboratorium Dasar. Jakarta: EGC

Mansjoer, Arif. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius

Somantri, Irman. 2008. Keperawatan Medikal Bedah : Asuhan Keperawatan pada

Pasien dengan

Smeltzer & Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner Suddarth.

Volume 2 Ed 8. Jakarta EGC

10

Anda mungkin juga menyukai