Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. BAHASAN

Topik : Bronkopneumnonia (BP)


Sub Topik : 1. Pengertian Bronkopneumnonia (BP
: 2. Penyebab Bronkopneumnonia (BP)
: 3. Macam-Macam Penyakit Dan Gejala
Bronkopneumnonia (BP)
: 4. Pencegahan
: 5. Penyakit Bronkopneumnonia (BP)
: 6. Komplikasi
: 7. Pertolongan Pertama
Hari/Tanggal : Rabu, 23 November 2022
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang Cumi
Sasaran : Keluarga Pasien
Penyuluh : Kelompok 4C

B. Tujuan

1. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapakan peserta
memahami tentang cara penanganan bronkopneumonia.

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan peserta dapat:

a. Menyebutkan pengertian bronkopneumonia dengan bahasa


sendiri.
b. Menyebutkan faktor-faktor pemicu terjadinya
bronkopneumonia.
c. Menyebutkan tanda dan gejala terjadinya bronkopneumonia.
d. Menjelaskan cara penanganan dan pencegahan
bronkopneumonia
A. MATERI : (Terlampir)
1. Pengertian Bronkopneumonia
2. Penyebab Bronkopneumonia
3. Macam-Macam Penyakit Dan Gejala Bronkopneumonia
4. Pencegahan Penyakit Bronkopneumonia
5. Komplikasi
6. Pertolongan Pertama

B. METODE dan MEDIA


1. Metode :
a. Ceramah
b. Tanya jawab
2. Media :
Lembar Balik
C. TABEL KEGIATAN :
Tahap Kegiatan
Waktu
Kegiatan Penyuluh Sasaran
5 Menit Pendahuluan 1. Membuka acara 1. Menjawab salam
dengan
mengucapkan salam
kepada sasaran 2. Memperhatikan
2. Memperkenalkan 3. Mendengarkan
diri penyuluh
3. Menyampaikan menyampaikan
maksud dan tujuan maksud dan
tujuan
4. Kontrak waktu 4. Menyetujui
untuk kesepakatan kesepakatan
pelaksanaan Penkes waktu
dengan sasaran pelaksanaan
Penkes
1. Mengkaji sejauh 1. Menyampaikan
mana pengetahuan pengetahuannya
keluarga pasien tentang materi
tentang topik yang penyuluhan
akan dibahas 2. Mendengarkan
2. Menyampaikan penyuluh
materi tentang topik menyampaikan
20
Kegiatan Inti yang akan dibahas materi
Menit
3. Memberikan
kesempatan kepada 3. Menanyakan hal -
sasaran untuk hal yang tidak
bertanya mengenai dimengerti dari
hal - hal yang materi
belum dimengerti. penyuluhan

10 Evaluasi dan 1. Mengkaji ulang 1. Menjawab


Menit Penutup kemampuan pertanyaan yang
keluarga tentang diajukan
materi yang telah penyuluh
dibahas
2. Menyimpulkan 2. Mendengarkan
materi penyuluhan penyampaian
yang telah kesimpulan
disampaikan kepada
sasaran
3. Menutup acara 3. Mendengarkan
dengan penyuluh
mengucapkan salam menutup acara
serta terimakasih dan menjawab
kepada sasaran atas salam
partisipasinya
dalam penyuluhan

D. EVALUASI :
1. Prosedur : Post Test
2. Bentuk Test : Tanya jawab secara lisan
3. Butir pertanyaan :
a. Sebutkan pengertian Bronkopneumonia ?
b. Apa saja yang dapat menyebabkan bronkopneumonia ?
c. Apa Saja Pencegahan Bronkopneumonia ?
d. Bagaimana penanganan . terapi pada Bronkopneumonia ?
MATERI PENYULUHAN

I. Pengertian
Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang
mempunyai pola penyebaran bercak, teratur dalam satu atau lebih area
terlokalisasi di dalam bronchi dan meluas ke parenkim paru yang
berdekatan di sekitarnya (Smeltzer & Suzanne C,2002:57).
Bronkopneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan oleh
bermacam-macam etiologi jamur dan seperti bakteri, virus, dan benda
asing( Ngastiyah,2005).
Bronkopneumonia adalah bronkolius terminal yang tersumbat
oleh eksudat, kemudian menjadi bagian yang terkonsolidasi atau
membentuk gabungan di dekat lobules, disebut juga pneumonia lobaris
(Whaley &Wong,2000).
Bronkopneumonia berasal dari kata bronchus dan pneumonia
berarti peradangan pada jaringan paru-paru dan juga cabang tenggorokan
(broncus). (Arief Mansjoer).
Bronkopneumonia adalah salah satu peradangan paru yang terjadi
pada jaringan paru atau alveoli yang biasanya didahului oleh infeksi
traktus respiratus bagian atas selama beberapa hari. Yang dapat
disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur
dan benda asing lainnya.

II. Etiologi
Bronkopneumonia ini umumnya disebabkan oleh :

1. Bakteri : Diplococus Pneumonia, Pneumococcus, Stretococcus


Hemoliticus Aureus, Haemophilus Influenza, Basilus Friendlander
(Klebsial Pneumoni), Mycobacterium Tuberculosis.
2. Virus : Respiratory syntical virus, virus influenza, virus sitomegalik.
3. Jamur : Citoplasma Capsulatum, Criptococcus Nepromas,
Blastomices Dermatides, Cocedirides Immitis, Aspergillus Sp,
Candinda Albicans, Mycoplasma Pneumonia. Aspirasi benda asing.
4. Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya Bronchopnemonia adalah
daya tahan tubuh yang menurun misalnya akibat malnutrisi energi
protein (MEP), penyakit menahun, pengobatan antibiotik yang tidak
sempurna.

III. Klasifikasi
1. Community Acquired Pneunomia dimulai sebagai penyakit
pernafasan umum dan bisa berkembang menjadi pneumonia.
Pneumonia Streptococal merupakan organisme penyebab umum.
Tipe pneumonia ini biasanya menimpa kalangan anak-anak atau
kalangan orang tua
2. Hospital Acquired Pneumonia dikenal sebagai pneumonia
nosokomial. Organisme seperti ini aeruginisa pseudomonas.
Klibseilla atau aureus stapilococcus, merupakan bakteri umum
penyebab hospital acquired pneumonia.
3. Lobar dan Bronkopneumonia dikategorikan berdasarkan lokasi
anatomi infeksi. Sekarang ini pneumonia diklasifikasikan menurut
organisme, bukan hanya menurut lokasi anatominya saja.
4. Pneumonia viral, bakterial dan fungi dikategorikan berdasarkan pada
agen penyebabnya, kultur sensifitas dilakukan untuk
mengidentifikasikan organisme perusak. ( Reeves, 2001)

IV. Patofisiologi
Kuman penyebab bronchopneumonia masuk ke dalam jaringan
paru-paru melaui saluran pernafasan atas ke bronchiolus, kemudian
kuman masuk ke dalam alveolus ke alveolus lainnya melalui poros
kohn, sehingga terjadi peradangan pada dinding bronchus atau
bronchiolus dan alveolus sekitarnya.
Kemudian proses radang ini selalu dimulai pada hilus paru yang
menyebar secara progresif ke perifer sampai seluruh lobus. Dimana
proses peradangan ini dapat dibagi dalam empat tahap, antara lain :
1. Stadium Kongesti (4 – 12 jam)
Dimana lobus yang meradang tampak warna kemerahan,
membengkak, pada perabaan banyak mengandung cairan, pada
irisan keluar cairan kemerahan (eksudat masuk ke dalam alveoli
melalui pembuluh darah yang berdilatasi)
2. Stadium Hepatisasi (48 jam berikutnya)
Dimana lobus paru tampak lebih padat dan bergranuler
karena sel darah merah fibrinosa, lecocit polimorfomuklear mengisi
alveoli (pleura yang berdekatan mengandung eksudat fibrinosa
kekuningan).
3. Stadium Hepatisasi Kelabu (3 – 8 hari)
Dimana paru-paru menjadi kelabu karena lecocit dan
fibrinosa terjadi konsolidasi di dalam alveolus yang terserang dan
eksudat yang ada pada pleura masih ada bahkan dapat berubah
menjadi pus.
4. Stadium Resolusi (7 – 11 hari)
Dimana eksudat lisis dan reabsorbsi oleh makrofag sehingga
jaringan kembali pada struktur semua.

V. Tanda dan gejala bronkopneumonia


1. Sesak nafas.
2. Batuk.
3. Demam tinggi (39-40O C disertai menggigil).
4. Gelisah
5. Diare.
6. Kejang, sakit kepala, dan nyeri otot.
7. Kebiruan pada hidung dan mulut.
8. Anoreksia dan susah menelan
VI. Komplikasi
Komplikasi dari bronkopneumonia adalah :
1. Atelektasis adalah pengembangan paru yang tidak sempurna atau
kolaps paru yang merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau
refleks batuk hilang
2. Empiema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalm
rongga pleura yang terdapat disatu tempat atau seluruh rongga
pleura.
3. Abses paru adalah pengumpulan pus dala jaringan paru yang
meradang
4. Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial
5. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.

VII. Cara perawatan Bronkopneumonia.


1. Beri kompres jika anak demam.
2. Jika anak muntah dan diare berikan minum yang banyak.
3. Longgarkan pakaian jika anak sesak nafas.
4. Segera bawa ke unit pelayanan kesehatan

VIII. Pencegahan
Penyakit bronkopneumonia dapat dicegah dengan menghindari
kontak dengan penderita atau mengobati secara dini penyakit-penyakit
yang dapat menyebabkan terjadinya bronkopneumonia ini.
Selain itu hal-hal yang dapat dilakukan adalah dengan
meningkatkan daya tahan tubuh kita terhadap berbagai penyakit saluran
nafas seperti : cara hidup sehat, makan makanan bergizi dan
teratur ,menjaga kebersihan ,beristirahat yang cukup, rajin berolahraga,
dll.
Melakukan vaksinasi juga diharapkan dapat mengurangi
kemungkinan terinfeksi.

IX. Referensi
1. Departemen Kesehatan RI (1996). Pusat Penyuluhan Kesehatan
Masyarakat, Depkes ; Jakarta.
2. Guyton (1994). Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit : EGC
penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.
3. Price & Wilson. Patofisiologi Volume 2 Ed. 6 : EGC penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta
4. http://paru-paru.com/penyakit-pneumonia/
5. Hood Alsagaff, dkk (1995). Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru.
Airlangga Press Surabaya.
EVIDANCE BASE PRACTICE

N Judul Penulis Tahun Metode Hasil Kesimpulan

1. Efektifitas pemberian Apri nur 2014 Penelitian ini Penelitian Pemberian minuman jahe
yang telah dilakukan madu dapat menurunkan
minuman jahe madu ramadhani
megunkan jenis terdapat perbedaan keparahan batuk pada anak,
terhadap keparahan Riri novayelinda yang signifikan karena kandungan minyak atsiri
penlitian quasi antara tingkat dalam jahe yang merupakan zat
batuk pada anak Risma defi
keparahan batuk aktif yang dapat mengobati
dengan ispa woferst eksperiment denagan anak pada kelompok batuk (Nooryani, 2007),
eksperimen dan sedangkan zat antibiotik pada
rancangan penelitian kelompok kontrol madu yang dapat
sesudah diberikan menyembuhkan beberapa
non equivalent control minuman jahe madu penyakit infeksi seperti batuk
. anak pada ISPA (Aden, 2010).
group Hal ini sejalan Anak yang telah diberikan
dengan penelitian minuman jahe madu oleh
Rancangan ini yang dilakukan oleh peneliti gejala keparahan batuk
Yulfina (2011) seperti batuk berdahak, pilek,
bertujuan tentang efektifitas rewel, tidak nafsu makan dan
pemberian minuman gejala lainnya menjadi
membandungkan hasil jahe terhadap berkurang. Dengan demikian
penurunan pada penelitian ini dapat
yang didapt sebelum keparahan batuk disimpulkan bahwa pemberian
pada anak dengan minuman jahe madu dapat
dan sesudah di berikan ISPA di wilayah menurunkan tingkat keparahan
kerja Puskesmas batuk pada anak dengan ISPA.
terapi Lima Puluh
Pekanbaru dengan
hasil p value = 0,000
atau p < α (0,05)
maka Ho ditolak
artinya pemberian
minuman jahe
efektif untuk
menurunkan
keparahan batuk
pada anak dengan
ISPA.
Penelitian ini juga didukung

sebuah penelitian di

Amerika yang dilakukan

oleh Cohen, dkk pada tahun

2009. Anak-anak dengan

ISPA dan batuk malam hari


diberi 1 dari 3 produk madu,

plasebo pada pemberian 30

menit sebelum tidur dan

tanpa ada perawatan. Hasil

yang ditemukan madu

menghasilkan peningkatan

perbaikan yang terbesar.

Anda mungkin juga menyukai