Anda di halaman 1dari 22

MOBILISASI POSTPARTUM NORMAL

DAN SC DI RUANG NIFAS PAUS ATAS


Kelompok :

1. 1. Arga Data Muhamad

2. Dede Mukti

3. Lucy Azzahra Afrilia

4. Rina Meilani

5. Novia Girlvera Mukti


Pengertian Mobilisasi
Mobilisasi dini merupakan suatu kebijakan membimbing
ibu untuk secepat mungkin keluar dari tempat tidur
kemudia membimbingnya selekas mungkin berjalan.
Pada persalinan normal mobilisasi yang baik dilakukan
pada saat 2 jam setelah postpartum dan ibu di
perbolehkan itu miring kanan dan miring kiri untuk
mencegah terjadinya trombosit
Tujuan Mobilisasi Dini

Menurunkan kejadian komplikasi thrombosis vena, emboli


paru, pneumonia dan retensi urin serta meningkatkan
kepuasan pasien dan mengurangi long of stay (LOS) lama
hari rawat pasien (Samuel, 2011) ◦ Serta manfaatnya yang
cukup banyak seperti mencegah infeksi puerperium,
melancarkan pengeluaran lochea, mempercepat involusi
alat kandungan, melancarkan fungsi gastrointestinal,
melancarkan fungsi perkemihan, meningkatkan kelancaran
peredaran darah sehingga mempercepat pengeluaran asi
Rentang Gerak Dalam Mobilisasi
 Rentang Gerak Aktif
Rentang Gerak Pasif
Rentang Gerak Fungsional.
Manfaat Mobilisasi Dini
1) Ibu merasa lebih kuat dan Kembali sehat
2) Dapat mengembalikan fungsi usus, sirkulasi, paru-
paru dan perkemihan dengan baik
3) Dapat memungkinkan tenaga medis atau tenaga
kesehatan atau kebidanan untuk membimbing serta
mengajarkan ibu untuk merawat bayinya a
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Mobilisasi Dini

1. Faktor fisiologis
2. Faktor Emosional
3. Faktor Umur dan Paritas
4. Faktor Psikososial
Tahapan Mobilisasi SC
1) 6 jam pertama ibu post sc istirahat tirah. Mobilisasi dini yang
dilakukan adalah menggerakan tangan, lengan, menggerakan
ujung jari kaki, mengangkat tumit, menegangkan otot betis
serta menekuk dan menggeser kaki.
2) 6-10 jam ibu dianjurkan untuk dapat mirng kanan dan miring
kekiri.
3) setelah 24 jam ibu dianjurkan untuk dapat belajar duduk.
4) setelah ibu dapat duduk . Ibu dianjurkan untuk berjalan.
Kontraindikasi Mobilisasi
Menurut Zanni dan Needham (2010)
A. Tekanan darah tinggi pasien dengan tekanan darah systole > 200
MmHg dan Diastol >100 MmHg . Peningkatan tekanan darah yang
mendadak pada orang yang sebelumnya memiliki tekanan darah
normal bisa menyebabkan pembuluh darah di otak mengalami
penciutan mendadak.
B. Pasien dengan trauma tidak stabil pasien dengan fraktur tidak stabil
pasien dengan fraktur atau patah tulang yang tidak stabil karena
pasien fraktur membutuhkan imobilisasi untuk mempertahankan
posisi dan kesejajaran yang benar sampai masa penyatuan.
C. Penyakit Sistemik atau demam . Mobilisasi dilakukan dengan bertahap
sesuai dengan pulihnya keadaan atau kekuatan pasien. Pengobatan yang
mendukung pada sistemik atau demam meliputi istirahat yang cukup, guna
untuk mencegah komplikasi dan mempercepat proses penyembuhan. Pasien
harus tirah baring sampai demam pasien menurun.
D. Trombus emboli pada pembuluh darah. Pembentukan thrombus dimulai
dengan melekatnya trombosit- trombosit pada pemeriksaan endotel
pmbuluh darah jantung. Darah yang mengalir menyebabkan semakin
banyak trombosit tertimbun pada daerah tersebut. Pada saat mobilisasi,
peningkatan aliran darah yang cepat masa yang terbentuk dari trombosit
akan terlepas dari dinding pembuluh tetapi kemudian diganti oleh trombosit
lain
Beberapa Hal Yang Bisa Terjadi Apabila
Tidak Melakukan Mobilisasi Dini
A. Dapat terjadi peningkatan suhu tubuh yang disebabkan oleh involusi uterus
yang tidak baik, sehingga darah-darah yang tersisa tidak dapat dikeluarkan dan
menyebabkan infeksi. Peningkatan suhu tubuh adalah salah satu tanda ada
infeksi
B. Dapat menyebabkan perdarahan yang abnormal. Dengan melakukan
mobilisasi dini maka kontraksi uterus akan baik, sehingga fundus uteri akan
keras dan resiko perdarahan abnormal dapat dihindari ◦ C. Dapat menyebabkan
involusi uteri yang tidak baik. Jika mobilisasi dini tidak dilakukan maka dapat
menghambat pengeluaran darah yang tersisa setelah pengeluaran plasenta
sehingga dapat menyebabkan kontraksi uterus.
Mobilisasi Dini Pada Ibu Postpartum
Normal
Setelah 2 jam post partum ibu sudah diberikan untuk turun dari
tempat tidur dan melakukan aktifitas seperti biasa . Mobilisasi
dini dilakukan sesuai dengan rentang gerak dan tahap-
tahapannya. Mulai dari Gerakan miring kanan dan miring kiri,
kemudian menggerakan kaki. Lalu mencoba untuk duduk di tepi
tempat tidur, kemudian bisa turun dari tempat tidur, kemudian
bisa turun dari tempat tidur serta beridir dan bisa pergi ke kamar
mandi . Dengan demikian maka sirkulasi dalam tubuh dapat
berjalan dengan baik (Hidayah, 2009)
Mobilisasi Dini Ibu Post SC
Pengertian :
Suatu penggerakan, posisi atau adanya kegiatan yang
dilakukan ibu setelah beberapa jam melahirkan dengan
persalinan caesare. Untuk mencegah komplikasi Post SC
Ibu harus segera dilakukan mobilisasi sesuai tahapannya .
Pada pasien Post SC ini 6 jam pertama dianjurkan untuk
segera menggerakan anggota tubuhnya
Mobilisasi post SC
Mobilisasi post SC adalah suatu pergerakan, posisi atau
adanya kegiatan yang dilakukan ibu Setelah beberapa
jam melahirkan dengan persalinan caesarea. Untuk
mencegah komplikasi post SC ibu harus segera dilakukan
mobilisasi sesuai dengan tahapannya. Oleh karena
setelah mengalami sectio caesarea, seorang ibu
disarankan tidak males untuk bergerak pasca operasi
seksio caesarea, ibu harus mobilisasi cepat. Semakin
cepat bergerak itu semakin baik, namun mobilisasi harus
tetap dilakukan secara hati – hati.
Manfaat Mobilisasi Bagi Ibu Post SC
1) Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early
ambulation
2) Mobilisasi dini memungkinkan kita mengajarkan
segera untuk ibu merawat anaknya.
3) Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli
Pelaksanaan mobilisasi dini
Hari ke 1 : Hari ke 2 :
a. Ibu dapat duduk 5 menit dan minta untuk bernafas dalam –
a. Berbaring miring ke dalam lalu menghembuskannya disertai batuk – batuk kecil yang
kanan dan ke kiri guanya untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus
yang dapat dimulai menumbuhkan kepercayaan pada diri ibu / penderita bahwa ia
sejak 6 – 10 jam mulai pulih.
setelah penderita / b. Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah
ibu sadar. duduk.
b. Latihan pernafasan c. Selanjutnya secara berturut – turut, hari demi hari penderita / ibu
dapat dilakukan ibu yang sudah melahirkan dianjuran duduk selama sehari.
sambil tidur Hari ke 3 :
terlentang sedini a. Belajar berjalan kemudian berjalan sendiri pada hari setelah
mungkin setelah operasi.
sadar. b. Mobilisasi secara teratur dan bertahap serta diikuti dengan
istirahat dapat membantu penyembuhan ibu
RELAKSASI NAFAS DALAM
UNTUK MENGURANGI NYERI
Kelompok :

1. 1. Arga Data Muhamad

2. Dede Mukti

3. Lucy Azzahra Afrilia

4. Rina Meilani

5. Novia Girlvera Mukti


TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM

Suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini


perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara
melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan
inspirasi secara maksimal) dan bagaimana
menghembuskan nafas secara perlahan.
Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik
relaksasi nafas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi
paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer and
Bare, 2010).
TUJUAN

Meningkatkan Ventilasi Alveoli


Memelihara Pertukaran Gas
Mencegah Atelektasi Paru
Meningkatkan Efisiensi Batuk
Mengurangi Stress Baik Stress Fisik Maupun Emosional
Menurunkan Intensitas Nyeri
Menurunkan Kecemasan
MANFAAT

Menghilangkan Nyeri
Ketenteraman Hati
Berkurangnya Rasa Cemas
PROSEDUR TEKNIK RELAKSASI NAFAS
DALAM
Usahakan rileks dan tenang.
Menarik nafas yang dalam melalui hidung dengan hitungan 1,2,3,
kemudian tahan sekitar 5-10 detik.
Hembuskan nafas melalui mulut secara perlahan-lahan.
Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskannya lagi
melalui mulut secara perlahan-lahan.
Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.
MEKANISME RELAKSASI NAFAS
DALAM TERHADAP NYERI
Dengan merelaksasikan otot-otot skelet yang
mengalami spasme yang disebabkan oleh peningkatan
prostaglandin sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh
darah dan akan meningkatkan aliran darah ke daerah
yang mengalami spasme dan iskemik.
Merangsang tubuh untuk melepaskan opioid endogen
yaitu endorphin dan enkefalin.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai