Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERILAKU BULLYING DI SMPN 1

CIREUNGHAS KABUPATEN SUKABUMI


A. Pendahuluan

Sekolah sudah melaksanakan berbagai program yang berkaitan dengan Bullying


diantaranya adalah ………… meskipun program sudah dilaksanakan tetapi masih ada siswa yang
berperilaku menyimpang yaitu bullying.

Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan melalui wawancara/observasi pada


tanggal 16 November 2021 kepada 10 siswa Smpn 1 Cireunghas, diperoleh 7 orang mengaku
pernah melakukan bullying dan 3 orang korban bullying. 7 orang yang pernah melakukan
bullying hampir seluruhnya mengatakan orangtua memberikan kebebasan untuk melakukan
sesuatu yang diinginkan, sedangkan dari 3 orang yang menjadi korban bullying mengatakan
diberikan kebebasan tetapi harus sesuai dengan aturan yang berlaku.

Berdasarkan uraian tersebut / yang telah dikemukakan maka penulis tertarik melakukan
penelitian dengan judul Hubungan Pola Asuh Orangtua Dengan Perilaku Bullying Di Smpn 1
Cireunghas Kabupaten Sukabumi.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah / apakah terdapat / apakah ada Hubungan
Pola Asuh Orangtua Dengan Perilaku Bullying Di Smpn 1 Cireunghas Kabupaten Sukabumi.
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengetahui Hubungan Pola Asuh Orangtua Dengan Perilaku Bullying Di Smpn 1
Cireunghas Kabupaten Sukabumi.
b. Tujuan Khusus
i. Mengetahui gambaran pola asuh orangtua di SMPN 1 Cireungahas Kabupaten
Sukabumi.
ii. Mengetahui gambaran perilaku bullying di SMPN 1 Cireungahas Kabupaten
Sukabumi.
iii. Mengetahui Hubungan Pola Asuh Orangtua Dengan Perilaku Bullying Di Smpn
1 Cireunghas Kabupaten Sukabumi.
D. Manfaat
a. Bagi Peneliti
Aplikasi teori selama perkuliahan / implementasi ilmu yang diperoleh selama perkuliahan
---- terutama yang berkaitan dengan keperawatan anak khususnya bullying.
b. Bagi STIKes Sukabumi
Bahan referensi bagi mahasiswa terutama yang berkaitan dengan keperawatan anak
khususnya perilaku bullying.
c. Bagi Puskesmas Sukabumi
Sebagai bahan informasi  membuat program, membuat kebijakan yang terkait dengan
penanganan Perilaku Bullying

BAB II
Bagan kerangka pemikiran

Orang Tua
Remaja
1. Pola asuh orang Lingkungan
tua Usia
Jenis kelamin Iklim sekolah
2. Psikososial Temperamen Teman sebaya
3. Keseharan fisik Budaya
Tipe kepribadian
dan mental Media social
Psikologis
4. Kemampuan
Penampilan fisik
adaptasi
5. Status ekonomi Perilaku Bullying
keluarga
6. Pendidikan

Interaksi

: diteliti

: tidak diteliti
BAB III

E. Metode Pengumpulan Data


Metode atau teknik pengumpulan data merupakan suatu proses pendekatan kepada subjek
dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian agar
dapat memperkuat hasil penelitian (Nursalam, 2016). Pengumpulan data dalam penelitian
ini adalah menggunakan instrument kuesioner dan observasi. Kuesioner dan observasi
adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
responden tentang hal-hal yang ia ketahui (Sugiyono, 2018).Jenis dan sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini yakni Data Primer dan Data Sekunder. Menurut
Sugiyono (2017) yang dimaksud data primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Sedangkan data sekunder adalah sumber yang
tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.
Sugiyono ,2016 juga menjelaskan tentang macam-macam teknik pengumpulan data, yakni ada 3
(tiga) yang dapat dijelaskan, diantaranya ialah:
A. Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/kecil. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur (peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh)
maupun tidak terstruktur (bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara
yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya), dan dapat
dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon.
B. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti
variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu,
kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah
yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka,
dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet.
C. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri-ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara
dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada
orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain. Teknik pengumpulan data dengan observasi
digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala
alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar
F. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kuesioner yaitu peneliti mengumpulkan data secara formal

kepada subyek penelitian untuk menjawab pertanyaan terstruktur secara

tertulis (Nursalam, 2015). Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Instrumen pola asuh orang tua dengan menggunakan kuesioner

The Parenting Style and Dimension Questionnaire (PSDQ) yang

dibuat oleh Robinson et al. (2001) dengan mengadaptasi dari

Parenting Practice Questionnaire (PPQ). Alat ukur ini disusun

berdasarkan teori parenting style dari Baumrind yang bertujuan

untuk melihat intensitas munculnya perilaku tertentu dari orang tua

terhadap anaknya. PSDQ diisi oleh remaja yang menjadi responden,

dimana kuesioner ini terdiri dari 32 item pernyataan yang tidak

mempunyai item favorable dan unfavorable. Kuesioner ini rerdapat

3 subskala yang masing-masing mengukur pola asuh orang tua

authoritative (15 item), authoritarian (12 item) dan permissive (5

item). 15 item dalam authoritative terdiri dari tiga subskala yaitu:


connection, regulation, dan autonomy granting. 12 item dalam

authoritarian dikelompokkan menjadi tiga subskala yaitu: physical

coercion, verbal hostility, dan non-reasoning/punitive. 5 item dalam

permissive meliputi subskala indulgent dimension. Skala kuesioner

ini menggunakan skala likert. Setiap item memiliki pilihan jawaban

dengan skor 1 sampai 5. Skor 1 untuk jawaban responden yang

memilih tidak pernah, skor 2 untuk pilihan jawaban sesekali, skor 3

untuk kadang- kadang, skor 4 untuk sangat sering, dan skor 5 untuk

selalu. Skala pola asuh authoritative terdapat pada pernyataan

nomor 1, 3, 5, 7, 9, 11, 12, 14, 18, 21, 22, 25, 27, 29, 31. Skala pola

asuh authoritarian terdapat pada pernyataan nomor 2, 4, 6, 10, 13, 16,

19, 23, 26, 28, 30, 32. Skala pola asuh permissive terdapat pada

pernyataan nomor 8, 15, 17, 20, 24. Pada masing-masing item pernyataan

pola asuh orang tua dilakukan skoring dengan cara menghitung rata-rata

pada setiap jenis pola asuh orang tua. Selanjutnya dicari nilai rerata

tertinggi dari ketiga jenis pola asuh untuk menentukan pola asuh yang

diterapkan oleh orang tua. Apabila didapatkan dua pola asuh yang

memiliki nilai tertinggi yang sama maka dikategorikan sebagai gabungan

antara dua pola asuh tertinggi tersebut (Robinson, C. C., Mandleco, B.,

Olsen, S. F., & Hart, C. H., 2001).

2. Instrumen perilaku bullying dengan menggunakan Adolescent

Peer Relations Instrumen (APRI) yang dikembangkan oleh Parada

(2000). Instrumen ini menjadi skala yang reliabel dan valid untuk

pengukuran pada remaja. Kuesioner ini terdiri dari 36 item dengan 2


bagian dan 6 skala, dimana kuesioner ini tidak mempunyai item

favorable dan unfavorable. 3 skala untuk mengukur bullying (fisik,

verbal, dan sosial) dan 3 skala untuk mengukur target bullying

(fisik, verbal, dan sosial). Setiap skala terdiri dari 6 item. Semua

item diukur menggunakan skala likert. Setiap item memiliki pilihan

jawaban dengan skor 1 sampai 6. Skor 1 = tidak pernah, skor 2 =

kadang-kadang, skor 3 = sekali atau dua kali tiap bulan, skor 4 =

sekali per mingu, skor 5 = beberapa kali tiap minggu, dan skor 6 =

setiap hari. Pernyataan dalam kuesioner ini dibagi menjadi dua

bagian yaitu sebagai pelaku dan korban. Bagian A pernyataan

tentang pelaku bullying dan bagian B tentang korban bullying.

Bagian A item yang menggambarkan perilaku verbal bullying

adalah nomor 1, 3, 5, 7, 10, 14. Item yang menggambarkan perilaku

physical bullying adalah nomor 2, 6, 9, 12, 15, 16. Item yang

menggambarkan perilaku social bullying adalah nomor 4, 8, 11,

13, 17, 18. Bagian B item yang menggambarkan korban verbal

bullying adalah nomor 1,4,7,11,13, 8. Item yang menggambarkan

korban social bullying yaitu nomor 3, 6, 9, 12, 14, 17. Item yang

menggambarkan korban physical bullying adalah nomor 2, 5, 8, 10,

15, 15 (Merle E. Hamburger, Basile and Vivolo, 2011). Skor subyek

diperoleh dari penjumlahan skor pada setiap item. Semakin tinggi

total skor yang diperoleh maka semakin tinggi frekuensi perilaku

bullying yang dilakukan. Apabila skor pada setiap bagian kurang


dari sama dengan 18 maka dinyatakan tidak pernah menjadi pelaku

atau korban bullying, sedangkan bila skor yang diperoleh setiap

bagian lebih dari 18 maka dinyatakan pernah melakukan bullying

atau menjadi korban bullying.

G. Teknik Pengolahan Data


a. Editing

Editing adalah memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh

atau dikumpulkan dari responden kemudian dianalisis apakah ada

kesalahan dalam pengisian dan kelengkapan data (Notoatmodjo,

2012). Pada tahap ini dilakukan:

1) Pengecekan kelengkapan identitas responden untuk menghindari

kesalahan dan kekurangan data

2) Pengecekan kelengkapan data dengan isi instrument

2. Coding

Coding adalah pemberian kode tertentu untuk setiap data.

Peneliti memberikan kode pada tiap kategori pertanyaan untuk

setiap kuesioner sesuai dengan urutan nomor responden yang

berguna untuk memudahkan peneliti dalam pengolahan data

(Notoatmodjo, 2012). Coding dilakukan pada data demografi, pola

asuh orang tua dan perilaku bullying.

1) Kuesioner pola asuh orang tua: pernyataan nomor 1 sampai 15

berisi tentang pola asuh authoritative, nomor 16 sampai 27

tentang pola asuh authoritarian, dan nomor 28 sampai 32

tentang pola asuh permissive. Responden yang menjawab tidak


pernah diberi skor“1”, sesekali diberi skor “2”, kadang-kadang

diberi skor “3”, sangat sering diberi skor “4”, dan selalu diberi

skor “5”. Jumlah rerata dari pola asuh pola asuh permissive

diberi kode “1”, authoritative diberi kode “2”, dan pola asuh

authoritarian diberi kode “3”.

2) Kuesioner bullying: bagian A tentang pelaku bullying,

pernyataan nomor 1 sampai 6 menyatakan bullying verbal, 7

sampai 12 bullying fisik, dan 13 sampai 18 bullying sosial.

Bagian B tentang korban bullying, pernyataan nomor 1 sampai 6

bullying verbal, 7 sampai 12 bullying fisik, dan 13 sampai 18

bullying sosial. Responden yang memilih jawaban tidak pernah

diberi skor “1”, kadang-kadang diberi skor “2”, sekali atau dua

kali tiap bulan diberi skor “3”, sekali tiap minggu diberi skor

“4”, beberapa kali tiap minggu diberi skor “5”, dan setiap hari

diberi skor ”6”. Hasil penghitungan yang menyatakan bukan

pelaku bullying diberi kode “1”, pelaku bullying diberi kode “2”,

bukan korban bullying diberi kode “3”, korban bullying diberi

kode “4”.

b. Skoring
Memberikan skor jawaban responden terhadap kuesioner yang diberikan
(Notoadmodjo, 2012).
c. Entry
Entry adalah memasukkan data hasil penelitian ke dalam tabel distribusi
frekuensi (Notoadmodjo, 2012). Penelitian ini menggunakan program pengolah
data pada computer yaitu SPSS for Windows
d. Cleaning data
Cleaning data adalah pengecekan kembali data yang telah dimasukkan ke
dalam komputer untuk mengetahui adanya kesalahan yaitu dengan cara
mengetahui data yang hilang (Notoadmodjo, 2012).

Anda mungkin juga menyukai