Anda di halaman 1dari 12

RESUME 1

Pembelajaran Anak Berkesulitan Belajar


“Konsep asesmen anak berkesulitan belajar”

DOSEN PENGAMPU :
Dra. Zulmiyetri, MPd
Gaby Arnez, M.Pd.

DISUSUN OLEH :
Arsil Yovi 21003185

PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
A. PENGERTIAN ASESMEN PERKEMBANGAN
1. Pengertian Asesmen
Terdapat berbagai macam pengertian asesmen menurut para ahli. Antara lain:
a. Menurut Wallace & Longlin 1979
Suatu proses sistematis dengan menggunakan instrumen yang sesuai untuk mengetahui
perilaku belajar, penempatan, dan pembelajaran.
b. Menurut Rosenberg 1982 Suatu proses pengumpulan informasi yang akan digunakan
untukmembuat pertimbangan dan keputusan yg berkaitan dengan anak.
c. Menurut Robert M. Smith 2002 Suatu penilaian yang komprehensif dan melibatkan
anggota terdekat untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan anak, yg mana hasil
keputusannya dapat digunakan untuk menentukan layanan pendidikan yang
dibutuhkan anak sebagai dasar untuk Menyusun suatu rancangan pembelajaran.
d. Menurut James A Me. Lounghlin & Rena B Lewis 1986

Proses sistematis dlm mengumpulkan data seorang anak yg berfungsi utk melihat
kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk
menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut. guru
akan dapat menyusun program pembelajaran yang bersifat realistis sesuai dengan
kenyataan obyektif.

Asesmen merupakan proses memeperoleh informasi yang relevan untuk membantu anak
dalam keputusan pendidikannya.istilah asesmen banyak digunakan dalam berbagai bidang,
khususnya dalam bidang Pendidikan asesmen diartikan sebagai suatu proses pengumpulan
informasi. Beberapa Batasan tersebut menyatakan bahwa asesmen merupakan :

1. Komponen penting dalam proses Pendidikan

2. Proses pengumpulan berbagai informasi menyeluruh tentang anak

3. Pekerjaan yang dilakukan secara sistematis, praktis, dan efisien

4. Digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk membuat keputusan Pendidikan yang


berkaitan dengan anak (penempatan dan layanan Pendidikan pembelajaran)

Asesmen perkembangan adalah suatu proses yang dilakukan untuk menganalisis


data yang terkait dengan perkembangan suatu aspek pada anak. Asesmen perkembangan
merupakan proses pengumpulan data/informasi secara sistematis terhadap aspek-aspek
perkembangan anak yang sangat berpengaruh terhadap prestasi akademik. Asesmen ini juga
mencakup seluruh aspek perkembangan peserta didik baik aspek sikap, ilmu pengetahuan,
maupun keterampila. Asesmen perkembangan ini juga merupakan suatu cara untuk
mengetahui kondisi perkembangan peserta didik berkebutuhan khusus yang terkait dengan
kemampuan intelektual, emosi, perilaku, komunikasi Jadi dapat disimpulkan bahwa
asesmen adalah proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan tentang peserta didik baik yang
menyangkut dengan kurikulu, pembelajaran, maupun kebijakan yang berlaku disekolah.

1. Tujuan Asesmen
a. Menurut Robb, Bernardoni, dan Johnson(1972) dlm Robert M. Smith, tujuan asesmen
antara lain:

a) Untuk menyaring dan mengidentifikasi anak

b) Untuk membuat keputusan tentang penempatkan anak

c) Untuk merancang individualisasi pendidikan

d) Untuk memonitor kemajuan anak secara individu

e) Untuk mengevaluasi keefektifan program

b. Menurut Sunardi & Sunaryo (2006) secara umum asesmen dikatakan:


a. Memperoleh data yang relevan, objektif, akurat, dan komprehensif tentang kondisi anak saat
ini
b. Mengetahui profil anak secara utuh, terutama permasalahan dan hambatan belajar yang
dihadapi, potensi yang dimiliki, kebutuhan-kebutuhan khususnya, serta daya dukung
lingkungan yang dibutuhkan anak
c. Menentukan layanan yang dibutuhkan dim rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan
khususnyadan memonitor kemajuannya. Untuk memperoleh informasi tentang anak, maka
perlu diadakan kegiatan yang nantinya digunakan untuk menentukan klasifikasi kebutuhan
pembelajaran yang sesuai dengan kondisi anak tersebut.

3. Teknik-Teknik Asesmen
a. Ruang Lingkup Asesmen
Mencakup informasi yang berkaitan dengan fungsi aspek perkembangan motorik,
kognitif, bahasa dan komunikasi, sosio emosional, perilaku adaptif serta daya dukung
lingkungan yg diperlukan dlm rangka pemenuhan kebutuhan anak melalui IEP
(Individualized Educational Program)
b. Langkah-langkah Dalam Menerapkan Asesmen
sebelum memulai menerapkan Langkah-langkah dalam mengasesmen anak
terlebih dahulu kita melihat data tentak anak/siswa. Data minimal yg diperlukan:

1. Identitas anak
2. Karakteristik kemampuan dan ketidak mampuan (fisik, motorik, kognitif, Bahasa dan
komunikasi, sosio emosional, dan perilaku adaptif)

3. Riwayat perkembangan, riwayat kesehatan, riwayat Pendidikan


4. Perilaku khas anak
5. Pola hubungan anak dengan lingkungan
6. Kebutuhan anak dan layanan yg diperlukan

Untuk mengembangkan instrumen asesmen, ada beberapa strategi yang dapat dipilih.
Prosedur dan strategi tersebut dikenal dengan istilah teknik pengukuran formal dan informal.
Teknik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Adalah strategi pengukuran yang menggunakan pengamatan secara langsung terhadap


perilaku peserta didik, seperti kebiasaan belajar. keterampilan akdemik dan sosial, maupun
keterampilan menolong sendiri.

2. Analisis Sampel Kerja


Merupakan jenis pengukuran informal dengn menggunakan sampel hasil pekerjaan siswa,
misalnya tes, karya seni, respon lisan, hasil kerja. Ada beberapa tipe analisis sampel kerja antara
lain:

a. Analisis kesalahan dari suatu pekerjaan atau tugas.


b. Analisis respon, baik respon yang salah maupun yang benar.
3. Analisis Tugas

Analisis tugas lebih banyak digunakan untuk pengukuran maupun perencanaan dalam
proses pembelajaran. Analisis tugas merupakan proses pemisahan, pengurutan, penguraian semua
komponen penting dari sebuah tugas.

4. Inventori Informal
Biasanya digunakan untuk melihat hasil prestasi siswa di bidang akademis. Tapi selain itu
juga dapat digunakan untuk mengukur aspek-aspek non akademis,seperti kebiasaan, perilaku
sosial. Infentori formal memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang sifatnya lebih umum.
Contohnya, sejauh mana keampuan belajar siswa? Dari pertanyaan ini dijabarkan ke dalam
beberapa bagian yang dapat diuji, seperti pengenalan kata atau pemahaman bacaan.

5. Daftar cek/ Check List


Biasanya dignakan untuk meneliti suatu daftar sifat dengan cepat, Misalnya perilaku di
dalam kelas atau patokan-patokan perkembangan. cek juga dapat dugunakan untuk mengetahui
apa yang sudah dicapai di masa lalu, kinerja siswa diluar sekolah, kurikulum yang sudah dicapai.

6. Skala Penilaian / Rating Scale


Digunakan untuk informasi dan penilaian, bukan laporan perilakunyang dapat diamati.

Misal sikap terhadap suatu objek, persepsi anak mengenai pengasuhan anak, konsep diri anak.

7. Wawancara dan Kuesioner


Kuesioner biasanya bersifat tertulis, sedangkan wawancara dilakukan secara lisan.
Wawancara dan kuesioner digunakan untuk menghimpun informasi, seperti pengalaman masa
kecil, kebiasaan anak dirumah, dsb.

4. Bentuk-bentuk Asesmen
1. Asesmen kinerja (Performance assessment)
2. Observasi dan pertanyaan (Observation and Question), Presentasi dan Diskusi
(Presentation and Discussion).

3. Proyek/ Pameran (Project/ Exhibition)

4. Eksperimen demonstrasi (Experiment/ demonstrationBercerita (Story or text reteling)


5. Evaluasi diri oleh siswa (Self assessment)
6. Portofolio dan jurnal.

B. FORMAT ASESMEN ANAK BERKESULITAN BELAJAR


1. Identitas Anak
Nama:
Usia:
Jenis kelamin:
Kelas:
Sekolah:
Alamat:

2. Informasi dari Orangtua


Riwayat perkembangan anak:
Kondisi kesehatan anak:
Lingkungan keluarga:
Dukungan keluarga dalam pendidikan anak:

3. Observasi di Kelas
Keterlibatan anak dalam pembelajaran:
Interaksi anak dengan teman sebaya:
Kemampuan mengikuti instruksi:
Perilaku anak di kelas:

Wawancara dengan OrangtuaKemampuan belajar anak Perilaku anak di rumah:


Masalah yang dihadapi anak:

4. Analisis Tugas
Kesulitan yang dialami anak:
Kemampuan anak:
Kebutuhan belajar anak
C. ISTILAH KESULITAN BELAJAR
1. Brain injured
2. Minimal brain dysfunctional
3. Learning disabilities
4. Specific learning disabilities
5. Learning difficulties
6. Learning dysfunction
7. Dull
8. Learning problems
9. Brain damage
10. At risk
11. learning differences.
12. Slow learner
13. Under achiever

D. PENGERTIAN KESULITAN BELAJAR


Anak berkesulitan belajar (children with learning disabilities) merupakan salah satu ienis
anak berkebutuhan khusus yang memerlukan Iayanan pendidikan dan pembelajararan khusus
agar mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal (Hallahan & Kauffrnan, 2003).
Learning disability secar spesifik merujuk pada adanya kesenjangan nyata antar
kemampuan yang dimiliki dengan prestasi yang dicapai. Gangguan ini dimanifestasikan dalam
bentuk:
• Memiliki kesulitan mengenal dan memahami bacaan sehingga dibutuhkan
waktu ekstra untuk menguasai materi bacaan
• Sulit mengorganisasi bacaan sehingga sering terjadi salah eja, penambahan
atau pengurangan atau kata
• Sulit mengelola informasi auditori.

Istilah learning disabilities (kesulitan belajar) lebih banyak digunakan dalam dunia pendidikan
karena lebih mengarah kepada kesulitan yang dihadapi siswa. Wong (2004) menegaskan
konsep kesulitan belajar meliputi gangguan belajar dan kognisi yang terwujud pada gangguan
akademik dan hasil belajar.

Ada beberapa defenisi yang terkait dengan kesulitan belajar antara lain:

a. Kerusakan pada otak


b. Kecerdasan normal bahkan diatas rata-rata
c. Ketimpangan potensi dengan prestasi yang di tampilkan
d. Penyimpangan dalam perkembangan otak
e. Memiliki masalah dibidang akademik

E. PENYEBAB KESULITAN BELAJAR


Menurut westwood (2004) menyatakan faktor penyebab kesulitan belaiar akibat dari beberapa
pengaruh berikut:
1. Pengajaran yang tidak sesuai
2. Kurikulum yang tidak relevan
3. Lingkungan kelas yang kurang kondusif
4. Kondisi sosial ekonomi yang kurang menguntungkan
5. Hubungan yang kurang harmonis antara guru dan anak
6. Kurangnya kehadiran anak di sekolah
7. Masalah Kesehatan
8. Proses belajar yang menggunakan bahasa kedua
9. Kurang percaya diri
10. Masalah emosional dan Perilaku
11. Kecerdasan di bawah rata-rata
12. Gangguan sensoris; dan
13. Kesulitan memproses infomasi spesifik

Penyebab kesulitan belajar lainnya :


a. Abnormalitas sistem saraf pusat
Abnormalitas pada belahan otak, ada anomali Pada sel_sel saraf di otak yang
mengakibatkan gangguan Bahasa.
b. Kerusakan sistem saaaf pusat
Prenatal: penggunaan minum-minuman keras saat hamil, merokok, kecanduan
alkohol, dan sebagainya.
Perinatal : prematur, anoksia, komplikasi selama kehamilan, luka saat lahir,dan
sebagainya.
Postnatal : luka otak, demam yang sangat tinggi, radang selaput otak (meninSitis),
encepholitis, trauma atau benturan di kepala, dan sebagainya.
c. Genetik
kesulitan membaca berkaitan dengan faktor genetik. Kondisi tersebut disebabkan
oleh abnormalitas kromosom, seperti sindrom Klinefelter,sindrom Turner, atau
sindrom sinar X sehinSSa menyebabkan kesulitan belajar.
d. Lingkungan
Lingkungan yang kurang bersih dan mengandung racun, seperti merkuri, limbah
Pabrik.
e. Abnormalitas biokimia
Adanya ketidak seimbangan dalam transmter saraf (neurotrdnsmitlers) sepeni dap
amine,serotonin, dan acetylcholine

F. JENIS KESULITAN BELAJAR


a. Jenis dan karakteristik kesulitan belajar perkembangan
1. Gangguan perkembangan motorik (gerak)
Gangguan pada kemampuan melakukan gerak. Bentuk-bentuk gangguan
perkembangan motorik meliputi:
- Motorik kasar (gerakan melimpah, gerakan canggung)
- Motorik halus (gerakan jari jemari)
- Penghayatan tubuh
- Pemahaman keruangan
- Interalisasi (arah)

2. Gangguan perkembangan sensorik (penginderaan)


Gangguan pada kemampuan menangkap rangsang dari luar melalui alat-alat indera.
Gangguan tersebut mencangkup:
- Proses penglihatan
- Pendengaran
- Perabaan
- Penciuman
- Pengecap

3. Gangguan perkembangan perceptual (pemahaman)


Gangguan pada kemampuan mengolah dan memahami rangsang dari proses
pengeinderaan sehingga menjadi informasi yang bermakna. Bentuk-bentuk gangguan
tersebut meliputi:
- Gangguan dalam presepsi auditiris (kesulitan memahami objek yang
didengarkan)
- Gangguan dalam presepsi visual (kesulitan memahami objek yang dilihat)
- Gangguan dalam presepsi visual motorik (kesulitan memahami objek yang
bergerak atau digerakkan)
- Gangguan memori (ingatan jangka panjang dan pendek)
- Gangguan dalam pemahaman konsep
- Gangguan special (pemahaman konsep ruang)

4. Gangguan perkembangan prilaku


Gangguan pada kemampuan menata dan mengendalikan diri yang bersifat internal
dari dalam diri yang bersifat internal dari dalam diri anak. Gangguan tersebut melipiti:
- ADD (attention deficit disorder) atau gangguan perhatian
- ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) atau gangguan perhatian yang
disertai hiperaktif

5. Gangguan perkembangan bahasa


Gangguan pada pengolahan bahasa dalam berbicara contohnya seperti:
- Gangguan artikulasi
- Gangguan suara
- Gangguan kefasihan berbicara

b. Jenis dan karekteristik kesulitan belajar akademik


1. Disleksia atau kesulitan membaca
Kesulitan untuk memaknai symbol, huruf dan angka melalui presepsi visual dan
auditoris. Hal ini akan berdampak pada kemampuan membaca pemahaman.
Karateristik:
- Bingung dengan kata-kata dasar saat membaca
- perkembangan kemampuan membaca yang terlambat
- kemampuan memahami isi bacaan rendah
- kalau membaca sering banyak kesalahan

2. Disgrafia atau kesulitan menulis


Kesulitan yang melibatkan proses menggambar symbol-simbol bunyi menjadi symbol
huruf atau angka. Kesulitan menulis tersebut terjadi pada beberapa tahap aktivitas
menulis yaitu:
- Mengeja
- Menulis permulaan
Kesulitan yang kerap muncul dalam proses menulis permulaan antara lain:
1) Ketidakkonsistenan bentuk/ ukuran/proporsi huruf
2) Ketiadaan jarak tulisan antar-kata
3) Ketidakjelasan bentuk huruf
4) Ketidakkonsistenan posisi huruf pada garis
Dalam disgrafia terdapat bentuk-bentuk kesulitan yang juga terjadi pada
kesulitan membaca, seperti:
a. penambahan huruf/suku kata
b. penghilangan huruf/suku kata
c. pembalikan huruf ke kanan-kiri
d. pembalikan huruf ke atas-bawah
e. penggantian huruf/suku kata
3. Diskalkulia atau Kesulitan Berhitung
Kesulitan berhitung adalah kesulitan dalam menggunakan bahasa symbol untuk
berpikir, mencatat, dan mengkomunikasikan ide-ide yang berkaitan dengan
kuantitas atau jumlah. Kemampuan berhitung sendiri terdiri dari kemmpuan
bertingkat dasar sampai kemampuan dasar sampai kemampuan lajut. Oleh karena
itu, kesulitan berhitung dapat dikelompokkan menurut tungkatan yaitu:
- Kemampuan dasar berhitung dalam menentukan nilai tempat
- Melakukam operasi penjumlahan dengan atau tanpa teknik menyimpan dan
pengurangan dengan atau tanpa teknik meminjam kemampuan memahami
konsep perkalian dan pembagian.

DAFTAR PUSTAKA
Wardani, dkk. 2020. Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Banten:
Universita Terbuka

https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/45073734/96-169-1-SM_learning_disabilities-
with-cover-page-

Dr. Marlina, 5. M. (2019, MARET 1). Retrieved from


file:///C:/Users/ACER/Downloads/2019%20Buku%20Asesmen%20Kesulitan%20B
elajar_compressed%20ok%20(2).pdf

Anda mungkin juga menyukai